Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
Tetapi, sebagaimana layaknya suatu mantra, para pengucap tidak dapat menerangkan
sebab akibat dari suatu kejadian, Mereka hanya mengetahui sebagian, yaitu bahwa
sesuatu yang invisible hand menyukai mantra yang mereka ucapkan. Pada kasus good
governance, para pengucap hanya mengetahui sedikit hal yaitu bahwa sesuatu yang
tidak terbuka dan tidak terkontrol akan mengundang penyalahgunaan, bahwa program
ekonomi tidak akan berhasil tanpa legitimasi, ketertiban sosial, dan efisiensi
institusional.
Satu faktor yang sering dilupakan adalah, bahwa kekuatan konsep ini justru
terletak pada keaktifan sektor negara, masyarakat dan pasar untuk berinteraksi.
Karena itu, good governance, sebagai suatu proyek sosial, harus melihat kondisi
sektor-sektor di luar negara.
Governance, yang diterjemahkan menjadi tata pemerintahan, adalah
penggunaan wewenang ekonomi, politik dan administrasi guna mengelola
urusan-urusan negara pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup seluruh
mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompok-kelompok
masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan hak hukum, memenuhi
kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka.
Definisi lain menyebutkan governance adalah mekanisme pengelolaan
sumber daya ekonomi dan sosial yang melibatkan pengaruh sector negara dan sector
non-pemerintah dalam suatu usaha kolektif. Definisi ini mengasumsikan banyak aktor
yang terlibat dimana tidak ada yang sangat dominan yang menentukan gerak aktor
lain. Pesan pertama dari terminologi governance membantah pemahaman formal
tentang bekerjanya institusi-institusi negara. Governance mengakui bahwa didalam
masyarakat terdapat banyak pusat pengambilan keputusan yang bekerja pada tingkat
yang berbeda.
Meskipun mengakui ada banyak aktor yang terlibat dalam proses sosial,
governance bukanlah sesuatu yang terjadi secara chaotic, random atau tidak terduga.
Ada aturan-aturan main yang diikuti oleh berbagai aktor yang berbeda. Salah satu
aturan main yang penting adalah adanya wewenang yang dijalankan oleh negara.
Tetapi harus diingat, dalam konsep governance, wewenang diasumsikan tidak
diterapkan secara sepihak, melainkan melalui semacam konsensus dari pelaku-pelaku
yang berbeda. Oleh sebab itu, karena melibatkan banyak pihak dan tidak bekerja
berdasarkan dominasi pemerintah, maka pelaku-pelaku diluar pemerintah harus
2
memiliki kompetensi untuk ikut membentuk, mengontrol, dan mematuhi wewenang
yang dibentuk secara kolektif.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa dalam konteks pembangunan, definisi
governance adalah “mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial untuk
tujuan pembangunan”, sehingga good governance, dengan demikian, “adalah
mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial yang substansial dan
penerapannya untuk menunjang pembangunan yang stabil dengan syarat utama
efisien) dan (relatif) merata.”
Menurut dokumen United Nations Development Program (UNDP), tata
pemerintahan adalah “penggunaan wewenang ekonomi politik dan administrasi guna
mengelola urusan-urusan negra pada semua tingkat. Tata pemerintahan mencakup
seluruh mekanisme, proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan
kelompok-kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka, menggunakan
hak hukum, memenuhi kewajiban dan menjembatani perbedaan-perbedaan diantara
mereka.
Jelas bahwa good governance adalah masalah perimbangan antara negara, pasar dan
masyarakat. Memang sampai saat ini, sejumlah karakteristik kebaikan dari suatu
governance lebih banyak berkaitan dengan kinerja pemerintah. Pemerintah
berkewajiban melakukan investasi untuk mempromosikan tujuan ekonomi jangka
panjang seperti pendidikan kesehatan dan infrastuktur. Tetapi untuk mengimbangi
negara, suatu masyarakat warga yang kompeten dibutuhkan melalui diterapkannya
sistem demokrasi, rule of law, hak asasi manusia, dan dihargainya pluralisme. Good
governance sangat terkait dengan dua hal yaitu (1) good governance tidak dapat
dibatasi hanya pada tujuan ekonomi ; n (2) tujuan ekonomi pun tidak dapat dicapai
tanpa prasyarat politik tertentu.
Good governance adalah tindakan atau tingkah laku yang didasarkan pada
nilai-nilai yang bersifat mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi masalah
publik untuk mewujudkan nilai-nilai itu dalam tindakan dan kehidupan keseharian.
Indikator pemerintahan yang baik adalah jika produktif dan memperlihatkan hasil
dengan indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat dalam aspek produktifitas
maupun dalam daya belinya, kesejahteraan spiritualitasnya terus meningkat dengan
indikator rasa aman, tenang dan bahagia serta sense of nationality yang baik.
3
B. Membangun Good Governance
Membangun good governance adalah mengubah cara kerja state, membuat
pemerintah accountable, dan membangun pelaku-pelaku di luar negara cakap untuk
ikut berperan membuat sistem baru yang bermanfaat secara umum. Dalam konteks
ini, tidak ada satu tujuan pembangunan yang dapat diwujudkan dengan baik hanya
dengan mengubah karakteristik dan cara kerja institusi negara dan pemerintah. Harus
kita ingat, untuk mengakomodasi keragaman, good governance juga harus
menjangkau berbagai tingkat wilayah politik. Karena itu, membangun good
governance adalah proyek sosial yang besar. Agar realistis, usaha tersebut harus
dilakukan secara bertahap. Untuk Indonesia, fleksibilitas dalam memahami konsep ini
diperlukan agar dapat menangani realitas yang ada.
4
1. Partisipasi (participation) adalah semua warga berhak terlibat dalam pengambilan
keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan yang sah untuk
mewakili kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun
berdasarkan kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat serta kapasitas
untuk berpartisipasi secara konstruktif.
3. Transparansi. Salah satu yang menjadi persoalan bangsa di akhir masa Orde Baru
adalah merebaknya kasus-kasus korupsi yang berkembang sejak awal masa rezim
kekuasaannya. Salah satu yang dapat menimbulkan dan memberi ruang gerak
kegiatan korupsi adalah manajemen pemerintahan yang tidak transparan.
Sehubungan dengan itu, maka aspek mekanisme pengelolaan negara yang harus
dilakukan secara transparan, setidaknya ada delapan aspek yaitu : (1) penetapan
posisi, jabatan atau kedudukan ; (2) kekayaan pejabat publik ; (3) pemberian
penghargaan ; (4) penetapan kebijakan yang terkait dengan pencerahan
kehidupan ; (5) kesehatan ; (6) moralitas para pejabat dan aparatur pelayanan
publik ; (7) keamanan dan ketertiban ; dan (8) kebijakan strategis untuk
pencerahan kehidupan masyarakat.
5
pemerintahan harus mampu menyusun perencanaan-perencanaan yang sesuai
dengan kebutuhan nyata dari masyarakat, secara rasional dan terukur.
D. Sistem Pemerintahan.
Istilah sistem pemerintahan berasal dari dua kata, yakni sistem dan
pemerintahan. Sistem dapat disebut sebagai susunan, tatanan, dan jaringan yang
mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian maupun hubungan fungsional
terhadap keseluruhan bagian yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja
dengan baik maka akan mempengaruhi keseluruh tatanan tersebut. Sedangkan
menurut Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, sistem adalah sekelompok
bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan sesuatu maksud. Sedangkan
pemerintahan berarti perbuatan memerintah yang dilakukan oleh badan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif di suatu negara dalam rangka mencapai tujuan
penyelenggaraan negara.
Adapun pengertian sistem pemerintahan adalah sistem yang terdiri dari
berbagai macam komponen di mana tiap-tiap komponen menjadi satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, menjadi satu tatanan yang utuh. Masing-masing komponen
menjalin kerja sama yang kuat, memiliki keterikatan satu sama lain yang pada
pokoknya mempunyai satu tujuan dan satu fungsi dari pemerintahan.
6
Menurut Moh. Mahfud MD, sistem pemerintahan negara adalah mekanisme
kerja dan koordinasi atau hubungan antara ketiga cabang kekuasaan yaitu legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sistem pemerintah
adalah hubungan dan susunan antar lembaga-lembaga negara yang saling terkait dan
berkesinambungan dalam satu kesatuan dalam rangka penyelenggaraan negara.
Sistem pemerintahan suatu negara pada umumnya akan memiliki satu sistem
dan tujuan pokok yang sudah pasti, yaitu menjaga kestabilan negara yang
bersangkutan. Sistem pemerintahan ini harus mempunyai suatu landasan yang kokoh,
tidak bisa digoyahkan oleh suatu apapun. Sistem pemerintahan dari suatu negara
harus dijauhkan dari sifat statis. Karena nantinya sistem pemerintahan yang statis ini
akan mengakibatkan kerugian tersendiri bagi pemerintahan tersebut, terlebih lagi jika
tidak hanya statis melainkan juga absolut. Nantinya akan ada protes dari masyarakat
karena pemerintahannya akan dianggap memberatkan kaum minoritas alias rakyat
kecil.
Poin penting sistem pemerintahan kestabilan masyarakat. Menjaga kestabilan
ini cakupannya luas sekali. Antara lain menjaga tingkah laku kaum minoritas dan
mayoritas, menjaga kekuatan politik, ekonomi, keamanan dan pertahanan. Kalau
sudah tercipta suatu kestabilan negara, maka pembangunan diharapkan bisa berjalan
dengan lancar. Pemerintahan di dalam suatu negara memiliki sistem yang
berbeda-beda. Sistem pemerintahan antara negara yang satu dengan negara yang
satunya lagi bisa jadi akan sama, bisa juga tidak. Semuanya tergantung dari
bagaimana situasi dan kondisi dari negara yang bersangkutan. Berikut di bawah ini
diuraikan mengenai macam-macam sistem pemerintahan yang ada di seluruh dunia :
7
memberhentikannya dengan cara memberikan statement “mosi tidak percaya”. Di
dalam sistem parlemen dimungkinkan ada perdana menteri dan presiden. Hanya saja
dalam sistem in, presiden hanya bertindak selaku kepala negara. Negara Jepang,
Malaysia, Belanda adalah negara-negara yang memegang sistem ini.
8
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga
menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi di mana seharusnya
masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.
Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan
itu secara menyeluruh. Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana
kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara
dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal
dari rakyatnya itu sendiri.
Sistem pemerintahan berbeda dengan bentuk pemerintahan, juga tidak sama
dengan bentuk negara. Bentuk pemerintahan ada dua, republik dan kerajaan.
Sedangkan bentuk negara ada tiga, yaitu kesatuan, federal, dan konfederasi. Meski
berbeda, sistem pemerintahan mempunyai korelasi kuat dengan bentuk pemerintahan.
Bentuk pemerintahan republik mempunyai sistem pemerintahan presidensial.
Sedangkan bentuk pemerintahan kerajaan, sistem pernerintahannya adalah monarki.
Korelasi yang serupa tidak terjadi pada sistem pemerintahan dengan bentuk negara.
9
2. Sistem Pemerintahan Indonesia (1949-1950).
Federasi adalah bentuk negaranya, republik adalah bentuk pemerintahannya, sistem
pemerintahannya adalah parlementer semu, konstitusinya UUD RIS.
10
perseorangan dengan syarat-syarat dukungan tertentu yang mewakili wilayah
administrasi tingkat 1 atau provinsi. Anggota DPR dan DPD merupakan anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). MPR merupakan lembaga tinggi negara yan
berwenang untuk mengubah dan menetapkan undang-undang dasar (UUD).
MPR adalah lembaga tinggi negara yang melantik presiden dan wakil
presiden. MPR juga dapat memberhentikan presiden dan atau wakil presiden dalam
jabatannnya menurut UUD. Bentuk pemerintahan Indonesia merupakan republik.
Bentuk pemerintahan tersebut merupakan pemerintahan yang mandat kekuasaannya
berasal dari rakyat, melalui mekanisme pemilu dan biasanya dipimpin oleh presiden.
Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial, yakni : Presiden sebagai kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dipilih langsung oleh rakyat lewat
proses pemilu bukan parlemen. Presiden mengangkat menteri dalam kabinet dalam
menjalankan tugas pemerintahannya. Presiden juga bisa memberhentikan menteri.
Para menteri bertanggung jawab kepada presiden.
Indonesia adalah negara berbentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi
daerah yang luas. Negara kesatuan adalah bentuk negara berdaulat yang
diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal. Negara kesatuan menempatkan
pemerintah pusat sebagai otoritas tertinggi sedangkan wilayah-wilayah administratif
di bawahnya hanya menjalankan kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk
didelegasikan. Wilayah administratif di dalam negara Indonesia saat ini terbagi
menjadi 34 provinsi. Setiap negara selain mempunyai bentuk negara dan bentuk
pemerintahan, juga mempunyai sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan
merupakan suatu sistem sebagai alat untuk mengatur jalannya pemerintahan sesuai
pada kondisi negara dengan tujuan menjaga kestabilan negara.
11