Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KELOMPOK 9

PERENCANAAN KARANGAN
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Syihaabul Hudaa, M.Pd

Disusun Oleh

Irfan Meiditriawan ( 11180162000019 )

Yulis Suharti ( 11180162000002 )

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.

    Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
    
    Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
    
    Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
    
                                                                                     

Jakarta,  30 Oktober 2017


    
                                                                                             

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah ilmu yang mempelajari tata berbahasa secara lisan maupun tulisan. Dalam
hal lisan, contohnya kegiatan berbicara seperti Mc, presenter, pembawa acara, pembawa radio dan
sebagainya. Sedangkan dalam hal tulisan, contohnya penulisan ilmiah seperti pembuatan makalah,
karya tulis, proposal, skripsi, tesis, dan disertasi. Saat membuat penulisan ilmiah diperlukan
perencanaan karangan yang bertujuan mempersiapkan proses awal mengarang sampai dengan
penulisan akhir.

Perencanaan karangan merupakan tahap awal yang dilakukan oleh seorang pengarang untuk
mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan pembatasan masalah, mengamati
objek yang ditulis, dan menuangkan gagasannya dari awal penulisan hingga akhir penulisan.
Perencanaan karangan penting dibuat agar karangan dapat terstruksur dengan baik, menarik para
pembaca dan mudah dipahami. Jika perencanaan karangan tidak dibuat maka pengarang akan
mengalami kesulitan dalam penulisan, apalagi dalam penulisan karangan formal seperti makalah
penelitian, skripsi, tesis dan disertasi, atau karangan ilmiah lainnya menuntut beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi. Untuk memudahkan pembuatannya, maka diperlukan perencanaan karangan
yang terdiri atas beberapa tahapan penulisan.

Oleh karena itu, melihat pentingnya pembuatan perencanaan karangan sebelum membuat
karangan, maka tim penulis tertarik untuk membahas perencanaan karangan lebih lanjut dalam
makalah ini. Dengan memperhatikan cara pembuatan perencanaan karangan yang benar untuk
memudahkan saat pembuatan karangan.

B. Rumusan  Masalah

       Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan - permasalahan yang muncul adalah sebagai
berikut :

1.    Apa yang dimaksud dengan perencanaan karangan?

2.    Tahapan apa saja yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan karangan?

3.    Bagaimana cara membuat karangan yang baik dan benar?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, makalah ini dibuat bertujuan :
1.    Untuk mengetahui definisi dari perencanaan karangan beserta tahapannya.

2.    Agar dapat merencanakan pembuatan karangan dengan baik dan benar.

3.    Untuk memahami cara pembuatan karangan yang baik dan benar.

D. Manfaat

Manfaat dari penyusunan makalah ini:

1.    Pembaca dapat merencanakan pembuatan karangan dengan baik untuk memudahkan dalam
pembuatan karangan.

2.    Pembaca dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam membuat perencanaan karangan yang


terdiri atas tahap prapenulisan, tahap penulisan dan revisi atau penyuntingan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A.Definisi Perencanaan Karangan

Perencanaaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Dimana, kegiatan menulis bukanlah
suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah direncanakan. Dengan begitu, penulis
benar-benar siap mengungkapkan gagasannya melalui tulisan.

Perencanaan karangan ilmiah adalah proses awal mengarang sampai dengan penulisan akhir.
Perencanaan ini mencakup prapenulisan, pengorganisasian keseluruhan penulisan, penulisan,
penyuntingan, dan presentasi.[1]

B. Tahapan Pembuatan Perencanaan Karangan

 Tahapan-tahapan pembuatan perencanaaan karangan adalah sebagai berikut:

Tahapan penulisan:

1)        Prapenulisan:

Menurut Minto Rahayu dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi tahap prapenulisan
merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup beberapa langkah yaitu:

a.       menentukan topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,

b.      menyusun ragangan (garis besar isi dan menyempurnakannya menjadi kerangka karangan
lengkap setelah datanya lengkap),

c.       menetapkan landasan teoritis,

d.      menetapkan sumber data (primer, sekunder) dan cara mengumpulkannya,

e.       menetapkan metode pembahasan,

f.       menyusun daftar pustaka sementara, dan

g.      menjadwalkan pelaksanaaanya.

2)        Penulisan:

a.       Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan;

b.      Penulisan tersebut mencakup:


                                       i.     Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel.

                                     ii.     Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan


kesimpulan dan saran.

3)        Penyuntingan (Editing): penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan


bahasa. Dengan adanya tahap penyuntingan (revisi), semua kesalahan dan kekurangan itu dapat
diantisipasi. [2]

Dalam merencanakan sebuah karangan supaya menghasilkan suatu karangan yang baik dan
sistematis, terdapat langkah-langkahnya yakni menentukan:

1.      Topik Karangan

Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian, deskripsi,
penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh
karangan. Seluruh karangan harus mencerminkan topik tersebut.

Fungsi topik karangan:

a.       Mengikat keseluruhan isi;

b.      Memudahkan pengembangan ide bagi penulis;

c.       Memberikan daya tarik dan mudah dimengerti bagi pembaca;

Pemilihan topik untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

a.    Bermanfaat untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis;

b.    Menarik untuk ditulis dan dibaca;

c.    Dikuasai dengan baik;

d.   Bersifat terbatas dalam artian tidak terlalu luas;

e.    Didukung data yang relevan;

2.      Judul Karangan

Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan nama
yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik
minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan
permasalahan atau variabel yang akan dibahas. [3]

Syarat Judul yang Baik:

a.       Sesuai dengan topik;

b.      Sesuai dengan isi karangan;

c.       Berbentuk frasa bukan kalimat;

d.      Singkat;

e.       Jelas;

f.       Menarik minat pembaca;

3.      Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis
dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat
menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada dua cara menyatakan
tujuan penulisan, yaitu:

a.       Tesis

Tesis adalah rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada sebuah
tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab
itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat tesis, penulis dapat
menentukan bahan yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan
gagasan yang berupa tema seluruh tulisan.[4]

            Ciri-ciri tesis yang baik:

            (1). berisi gabungan rumusan topik;

            (2). penekanan topik sebagai suatu pengungkapan pikiran;

            (3). pembatasan dan ketetapan rumusan;

            (4). berupa kalimat lengkap terdapat subjek dan predikat (objek);

            (5). menggunakan kata khusus dan denotatif (lugas);

            (6). berupa pernyataan positif – bukan kalimat tanya, bukan kalimat seru,
                   dan bukan kalimat negatif;

            (7). dapat mengarahkan, mengembangkan, dan mengendalikan penulisan;

                   dan

            (8). dapat diukur dan dibuktikan kebenarannya;

Contoh dari perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan judul:

Tema   : Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri

Tujuan : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat

                          diupayakan agar lebih diminati oleh konsumen.

Tesis    : Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya

                          dengan menambah daya saing agar lebih diminati konsumen

Judul   : Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?

Contoh kalimat tesis lainnya:

Topik   : Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2003.

Tujuan : Membuktikan bahwa sepatu bata Indonesia diminati oleh

                          Konsumen di Asean 2003.

Tesis    : Pemasaran sepatu bata di Asean 2003 dapat ditingkatkan dengan

                          mempertinggi daya saing terhadap produk lain

b.      Pengungkapan maksud

Pengungkapan maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide sentral. Jika tulisan
tidak mengembangkan gagasan tema maka tulisan dalam bentuk pernyataan.[5]

4.      Bahan penulisan

Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai
tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan  teori, contoh-contoh,  rincian atau detail,
perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-
angka, kutipan, gagasan dan sebagainya.
a.       Bahan pustaka

Berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Ada du macam bahan
pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan-bahan sumber yang bersifat teori. Ini
biasanya digunakan untuk mencari definisi, pengertian, atau terminologi dan lain-lain dari bahan
penelitian. Yang kedua, bahan sumber asli yang berasal dari seorang tokoh. Ini biasanya digunakan
untuk studi tokoh atau pendapat seorang tokoh.

b.      Wawancara

Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan
kepada seorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang ditulis. Wawancara biasanya
digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang digunakan adalah alat perekam
semacam tape recorder dan kamera video. Alat tersebut digunakan untuk memudahkan penyalinan
kedalam bentuk tulis.

c.       Angket

Angket (quesioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat (opini) orang
tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau
menyilangnya. [6]

5.      Kerangka Karangan

Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita
menyusun karangan itu. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan akan bersifat konseptual,
menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target pembacanya.

Yang mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun kerangka
pada hakikatnya membagi topik ke dalam subtopik dan selanjutnya ke dalam sub-subtopik yang
lebih kecil.[7]

Fungsi Kerangka Karangan:

a.       Memperlihatkan pokok bahasan, sub-sub bahasan karangan, dan memberi kemungkinan


perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulisan menciptakan suasana kreatif sesuai
dengan variasi yang diinginkan;

b.      Mencegah pembahasaan keluar dari  sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik judul,
masalah, tujuan, dan kalimat tesis;

c.       Memudahkan penulis menyusun secara menyeluruh;

d.      Mencegah ketidaklengkapan bahasan;


1)        Tahapan Penyusunan Kerangka Karangan

a.       Tahapan pertama:  merumuskan topik yang jelas dan didasarkan pada suatu topik dan tujuan
yang ingin dicapai melalui topik tadi. Topik yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka
karangan hendaknya berbentuk pengungkapan maksud-tujuan atau tesis.

b.      Kedua ialah mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian jelas dari
tesis atau pengungkapan maksud tadi (hal ini sering disebut dengan istilah inventarisasi). Pada poin
ini penulis diperbolehkan untuk mencatat sebanyak-banyaknya tema-tema yang terlintas dalam
benaknya, dan tidak perlu langsung melakukan evaluasi pada tema-tema tadi.

c.       Ketiga ialah melakukan evaluasi pada semua topik bawahan yang sudah dia catat pada langkah
kedua tadi. Evaluasi itu bisa diadakan dalam beberapa tahap sebagai berikut:

1.   Apakah semua tema yang sudah dia catat memiliki pertalian (relevansi) langsung dengan tesis
atau pengungkapan maksud. Dan apabila sama sekali tidak mempunyai hubungan maka topik
tersebut dihapus dari daftar di atas.

2.   Semua tema yang masih tersisa kemudian dievaluasi lebih lanjut. Jika ada dua topik atau lebih
yang hampir sama, maka mesti dibuat perumusan baru yang mencakup semua tema tadi.

3.   Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik memiliki derajat yang
sama, atau ada tema yang sejatinya merupakan rincian dari topik lain atau turunan dari topik lain.
Jika ada masukkanlah topik turunan itu ke dalam topik yang dianggap lebih tinggi posisinya.

4.   Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang memiliki derajat yang sama, tapi lebih
rendah dari topik yang lain. Jika terjadi hal yang demikian, maka usahakanlah agar mencari satutopik
yang lebih tinggi lain yang akan membawahi topik-topik tadi.[8]

2)      Manfaat Kerangka Karangan

        Kerangka karangan adalah rencana kerja yang mengandung ketentuan- ketentuan tentang
pembagian dan penyusunan gagasan yang memuat garis-garis besar suatu karangan.

Adapun manfaat kerangka karangan adalah:

a.    Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis
dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.

b.    Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dan yang tidak penting.

c.    Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.

d.   Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan.[9]

3)        Bentuk Kerangka Karangan


Lazimnya kerangka kalimat berbentuk deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan setiap
topik, subtopik, atau sub-subtopik seperti dibawah ini.

I.          PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang: Isinya bahasan kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan
penalaran yang menimbulkan masalah.

B.       Perumusan Masalah: Isinya rumusan masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas dan
akhirnya akan dijawab dalam kesimpulan.

C.       Tujuan penulisan: isinya target yang ingin dicapai.

D.      Pembatasan Masalah: Isinya perincian ruang lingkup pembahasan, tempat penelitian, dan
waktunya.

E.       Metode Pembahasan: Isinya metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.

F.        Sistematika Penulisan: Isinya adalah urutan-urutan sistem pembahasan.

II.       LANDASAN TEORI: Rumusan teori yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas,
misalnya: pengertian, bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.

III.    HASIL PENELITIAN: Isinya adalah inti pembahasan. Biasanya merupakan aplikasi teori, hasil dari
seluruh penelitian.

IV.    PENUTUP: Berisi kesimpulan (jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.

V.       DAFTAR PUSTAKA: Berisi referensi tentang penulisan.[10]

Kerangka karangan yang terdiri dari angka romawi


Misalnya:

Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2004

I.          Penjualan yang Sedang Berlangsung

II.       Peningkatan Penjualan

III.    Prospek Penjualan 2004

Kerangka Karangan yang terdiri dari angka desimal

            Misalnya:

            Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2004

1.      Penjualan yang Sedang Berlangsung

1.1  Konsep Penjualan Tradisional

1.2  Kualitas Produk

1.3  Promosi

2.      Peningkatan Penjualan Periode 2004

2.2 Strategi Penjualan

2.3 Kualitas Produk Standar Internasional

2.3 Promosi Multimedia

            Kerangka karangan sistem lekuk dengan angka desimal

            Misalnya:

            Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan

1.      Pendahuluan

2.      Potensi Akademik Mahasiswa

2.1  Potensi Kecerdasan

2.2  Keahlian Bidang Studi

2.3  Tenaga Kerja Intelektual

3.      Paradigma Kewirausahaan
3.1  Potensi Kewirausahaan

3.2  Sumber Kreativitas Baru

3.3  Budaya Kewirausahaan

4.      Strategi Berwirausaha

4.1  Strategi Awal

4.1.1        Konsep

4.1.2        Modal

4.1.3        Produk

4.1.4        Pasar

4.2  Evaluasi Strategi Awal

4.3  Perencanaan dan Pengembangan Tahun Pertama

4.4  Evaluasi, Perencanaan, dan Pengembangan Tahun Kedua

5.      Kesimpulan

Kerangka karangan sistem lurus dengan angka romawi dan desimal

Misalnya:

BAB I                         PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

1.2  Masalah

1.3  Tujuan Penelitian

1.4  Pembatasan Masalah

1.5  Manfaat Penelitian

BAB II            KERANGKA TEORI

1.1   Deskripsi Teori

2.1.1 Deskripsi teoritik variabel pertama

2.1.2 Deskripsi teoritik variabel kedua


                                    1.2 Kerangka Berpikir

                                    1.3 Rumusan Hipotesis           

            BAB III          METODOLOGI PENELITIAN

1.1  Metode Penelitian

1.2  Populasi dan Sampel

1.3  Variabel

1.4  Instrumen

1.5  Prosedur Pengukuran

1.6   Teknik Analisis

BAB IV          HASIL PENELITIAN

1.1  Deskripsi Data

1.2  Pengujian Data

1.3  Hasil Pengujian

BAB V            KESIMPULAN DAN SARAN

                        5.1 Kesimpulan

5.2  Saran

6.      Penyuntingan (Revisi)

Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki
berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang direvisi dari karangan yang telah dibuat
meliputi:
a)    Penyuntingan Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan untuk dilakukan
penambahan ataupun penggantian data.

b)   Penyuntingan Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan penulis menemukan
ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama sehingga perlu dilakukan revisi.

c)    Penyuntingan Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan


ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi,
alinea dan kalimat. Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai
EYD.

Anda mungkin juga menyukai