Bab Ii Kajian Pustaka
Bab Ii Kajian Pustaka
KAJIAN PUSTAKA
permukaan tanah. Pembentukan air tanah mengikuti siklus peredaran air di bumi
yang disebut daur hidrologi, yaitu proses alamiah yang berlangsung pada air di
alam yang mengalami perpindahan tempat secara berurutan dan terus menerus
(Kodoatie, 2012).
(Danaryanto, dkk. 2005) Berdasarkan atas sikap batuan terhadap air, dikenal
adanya beberapa
bawah permukaan tanah yang dapat menyimpan dan meneruskan air dalam
b. Akuiklud (lapisan batuan kedap air) adalah suatu lapisan batuan jenuh
lulus air dan tidak mampu melepaskan air dalam arah mendatar, tetapi
mampu melepaskan air cukup berarti kea rah vertikal, misalnya lempung
pasiran.
d. Akuiflug (lapisan kedap air) adalah suatu lapisan batuan kedap air yang tidak
cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis,
dan pelepasan air tanah berlangsung. Kedudukan tentang tipe akuifer disajikan
(1) Akuifer bebas (unconfined aquifer), merupakan akuifer jenuh air dimana
lapisan pembatasnya hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas
dan lapisan bawah adalah formasi tidak tembus air, muka air akan muncul
diatas formasi tertekan bawah. Akuifer ini terisi penuh oleh air tanah
naiknya muka air tanah di dalam sumur bor yang melebihi kedudukan
semula.
(3) Akuifer semi tertekan (leaky aquifer), merupakan akuifer jenuh air yang
dibatasi oleh lapisan atas berupa akuitard dan lapisan bawahnya merupakan
jenuh yang sempurna, pada bagian atas dibatasi oleh lapisan semi-lulus air
dan bagian bawah merupakan lapisan lulus air ataupun semi-lulus air.
dalam lapisan tanah dapat menyebabkan gerakan air dalam tanah. Air
permukaan air tanah maka tenaga hisap potensial menjadi semakin kecil (Asdak,
2010). Hal ini berarti bahwa semakin besar tenaga hisap/ pemompaan, air
tanah menjadi semakin kering. Ketika permukaan air tanah menurun sebagai
akibat kegiatan pengambilan air tanah maka akan terbentuk cekungan permukaan
air tanah.
akan kelihatan melalui perubahan struktur fisik air tanah dalam bentuk
penurunan
permukaan air tanah atau penurunan tekanan air tanah secara terus menerus.
suatu limit tertentu maka fungsi pemompaan akan hilang sehingga sumber
lengkung penurunan muka air tanah (depression cone). Makin besar laju
pengambilan air tanah, makin curam lengkung permukaan air tanah yang
terjadi di sekitar sumur sampai tercapai keseimbangan baru jika terjadi pengisian
dari daerah resapan. Keseimbangan air tanah yang baru ini dapat terjadi hanya
jika laju pengambilan air tanah lebih kecil dari pengisian oleh air hujan
pada daerah resapan. Laju pengambilan air tanah dari sejumlah sumur apabila
air tanah antara sumur satu dengan lainnya akan menyebabkan terjadinya
penurunan muka air tanah secara permanen (Ashriyati, 2011). Pada daerah
pantai terjadinya penurunan air tanah dapat mengakibatkan terjadinya intrusi air
asin.
ketersediaan air tanah dapat berkelanjutan, upaya yang perlu dilakukan adalah
memanfaatkan dan melestarikan air permukaan dan air tanah secara terpadu.
Menurut Sujatmiko (2009), penggunaan air permukaan dan air tanah sebagai satu
maupun
ekonomis dengan mengacu pada prinsip pemanfaatan air permukaan dan air
tanah sebagai bagian tak terpisahkan dalam pengelolaan sumber daya air.
permukaan dan air tanah secara terpadu. Pemenuhan kebutuhan air untuk
berbagai keperluan diutamakan dari sumber air permukaan sedangkan air tanah
digunakan sebagai tambahan pasokan air serta prioritas peruntukan air tanah
dengan hal tersebut maka agar air dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan
dengan tingkat mutu yang diinginkan, salah satu langkah yang dilakukan adalah
dengan pemantauan dan intepretasi data kualitas air. Pemantauan kualitas air
mencakup kualitas fisika, kimia dan biologi. Kualitas air yaitu sifat air dan
kandungan mahluk hidup, zat, energi, atau komponen lain di dalam air.
yaitu suhu, kekeruhan, padatan terlarut, dan sebagainya, parameter kimia yaitu
pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam, dan sebagainya dan parameter biologi
seperti di atas maka air dapat dikatakan tercemar. Pencemaran air adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain
ke dalam air
oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu
Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar berupa gas, bahan
terlarut, maupun partikulat yang menyebabkan air menjadi tidak lagi sesuai
bisa masuk dengan berbagai cara antara lain melalui tanah, atmosfer, limbah
Pencemaran bisa terjadi pada air permukaan (surface water) dan air tanah
kualitas air untuk menentukan tercemar atau tidaknya bisa dilakukan dengan
atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat
sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi
air misalnya : nilai pH, keasaman dan alkalinitas, suhu, warna, bau dan rasa,
Baku mutu air adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat energi atau
komponen lain yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang
ditenggang adanya dalam air pada sumber air tertentu sesuai dengan
peruntukannya.
Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
yaitu : (1) Kelas I, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air
minum
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman dan
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
(4) Kelas IV, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
faktor yang mempengaruhi kualitas air tanah menjadi dua yaitu (1) faktor alami,
meliputi geologi, tanah, vegetasi, dan iklim dan (2) faktor buatan, meliputi
limbah domestik, pupuk, limbah pertanian, insektisida dan pestisida, dan limbah
untuk penyediaan air minum, irigasi, industri dan lain-lainnya. Kualitas air
dipakai suatu
kebutuhan, seperti air minum pada suatu saat kualitasnya tidak memenuhi syarat
(Hendrayana, 2002 ).
Hidup Hidup menyebutkan kualitas air Kelas I, yaitu air yang dapat digunakan
(1) Iklim yaitu meliputi curah hujan dan temperatur, hujan yang jatuh ke bumi
sudah melarutkan beberapa unsur kimia diantaranya O2. CO2, Cl, Nitrogen,
SO4 baik dalam bentuk larutan,gas maupun sebagai inti kondensasi pada
(2) Litologi, tanah dan batuan merupakan sumber mineral yang dilarutkan
oleh air saat melaluinya, sehingga kualitas air tanah disuatu tempat
dipengaruhi oleh tanah dan batuan misalnya di daerah kapur maka air
(4) Waktu, lamanya air tanah tinggal disuatu tempat akan mempengaruhi
kualitasnya. Semakin lama air itu tinggal disuatu tempat maka makin tinggi
sampah yang akan membuat air semakin tercemar. Aktifitas manusia yang
lain adalah
melakukan pengambilan air tanah secara berlebihan untuk keperluan
domestik, industri dan jasa lainnya menyebabkan penurunan muka air tanah
sehingga aliran air menjadi berbalik dari arah lautan ke daratan yang
a. Suhu
dari permukaan laut (altitude). Suhu memberi efek pada konsentrasi oksigen
terlarut dan berpengaruh pada aktifitas bakteri dan kimia toksik di dalam air
dalam penguraian bahan bahan organik, dimana semakin tinggi suhu maka
Zat padat terlarut adalah jumlah zat padat yang terlarut dalam air/
o
semua zat yang tertinggal setelah diuapkan pada suhu 103 – 105 C (Saeni,
1989). Padatan terlarut meliputi garam garam anorganik dan sejumlah kecil zat
organik serta gas. Berdasarkan kriteria baku mutu air kelas I, yaitu air yang dapat
digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah
Menurut Badan Geologi, Pusat Sumber Air Tanah dan Geologi Lingkungan
(2014), disebutkan batasan nilai TDS air tanah digolongkan seperti Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Klasifikasi Air Tanah Berdasarkan Total Disolve Solid /TDS.
Sumber: Badan Geologi, Pusat Sumber Air Tanah dan Geologi Lingkungan,
2014
c. Cl (Klorida)
garam ini paling banyak terdapat sebagai garam garam klorida yang dapat
salinitas. Batas maksimum ion khlorida yang dianjurkan 200 mg/l, sedangkan
kualitas air tanah dan juga menentukan system klasifikasi air tanah. Berdasarkan
tipe penentuan sistem klasifikasi kimia air tanah dibedakan menjadi enam divisi
Tabel 2.2
-
Pembagian Kualitas Air Tanah Berdasarkan Konsentrasi Cl
-
No Tipe Air Tanah Kode Banyaknya Cl
(mg/l)
merupakan faktor yang sangat penting dalam kualitas air. Oksigen terlarut dalam
air bersumber dari difusi oksigen atmosfir dan hasil foto sintesis tumbuhan
Menurut Saeni (1989), daya larut oksigen dalam air dipengaruhi suhu
perairan, ketinggian tempat dan tingkat turbulasi. Semakin tinggi suhu perairan
maka daya larut oksigen semakin rendah. Begitu juga semakin tinggi ketinggian
tempat maka daya larut oksigen juga semakin rendah. Perairan yang
turbulansinya tinggi akibat adanya arus angin dan gelombang maka daya larut
adalah ≥ 6
dioksida (CO2 ) yang larut dalam air dan menjadi asam karbonat H2CO3.
Untuk menyatakan keasaman dan kebasaan air yaitu dengan mengukur pH air.
dalam air dan merupakan pengukuran konsentasi ion hydrogen dalam larutan.
adanya asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman. pH air
dapat mempengaruhi jumlah dan susunan zat dalam lingkungan perairan dan
renik.
Mengingat nilai pH ditentukan oleh interaksi berbagai zat dalam air, termasuk
zat- zat yang secara kimia maupun biokimia tidak stabil, maka penentuan pH
harus seketika setelah contoh diambil dan tidak dapat diawetkan (Saeni, 1989)
suhu air dan zat padat terlarut. Oleh karena itu kenaikan padatan terlarut akan
mempengaruhi kenaikan DHL. Semakin tinggi temperatur dan ion klorida maka
nilai DHLnya juga semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah nilai DHL
maka suhu maupun ion klorida akan rendah pula. Manurut Saeni, 1989 batasan
Tabel 2.3
Klasifikasi Air Tanah Berdasarkan Daya Hantar Listrik.
(2002), dampak negatif dari pemanfaatan air tanah secara berlebihan adalah :
kerusakan dibedakan menjadi 4 (empat) tigkatan, yaitu : aman, rawan, kritis dan
rusak. Penurunan kedudukan muka air tanah dihitung dari kedudukan muka air
tanah pada saat kondisi awal sebagai titik refrensi, yaitu kondisi alamiah air
tanah sebelum ada pengambilan air tanah dalam jumlah yang besar.
sifat fisika, kandungan kimia serta kandungan bakteri air tanah. Kualitas air
tanah dinilai berdasarkan standar air bersih sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
tanah di daerah pantai karena berakibat langsung pada mutu air tanah. Air tanah
yang tadinya layak digunakan untuk air minum karena adanya intrusi air laut
air minum.
d. Amblesan tanah (land subsidence)
berlebihan dari lapisan akuifer yang tertekan. Menurt Santoso, dkk (2013), akibat
pengambilan yang berlebihan maka air tanah yang tersimpan dalam pori pori
dan dilihat secara morfologi berupa dataran pantai. Secara geologi, batuan
penyusun dataran umumnya berupa endapan alluvial yang terdiri dari lempung,
pasir dan krikil hasil dari pengangkutan dan erosi batuan di bagian hulu sungai.
Akifer di dataran pantai yang baik umumnya berupa akifer tertekan, tetapi akifer
bebas pun dapat menjadi sumber air tanah yang baik. Permasalahan pokok pada
penyusupan intrusi air laut baik secara alami maupun secara buatan yang
dan pariwisata. Sebab utama terjadinya intrusi air laut adalah akifer yang
berhubungan dengan air laut dan besarnya penurunan permukaan air tanah
air tanah yang memiliki resiko terintrusi air laut adalah air tanah bebas pantai
dan air tanah tertekan di pantai (Sosrodarsono dan Takeda 2003). Intrusi atau
proses masuknya air laut di bawah permukaan tanah melalui akuifer di daratan
pengambilan air tanah mengakibatkan terjadinya aliran balik air laut masuk ke
dalam sistem akuifer air tawar yang disebut intrusi air laut (Santoso
dkk,2013) Hal initerjadi karena mengecilnya landasan hidrolika air tanah atau
karena perubahan landasan hidrolika pada arah laut ke darat. Interface atau
batas air tawar dan air asin yang terjadi akibat perbedaan berat jenis dari kedua
air tersebut yakni melalui proses difusi. Bentuk dan pergerakan batas tersebut
diatur oleh keseimbangan hidrodinamika air tawar dan air asin (Ashriyati, 2011).
Jika terdapat keadaan dimana air asin telah berada di bawah akuifer maka
air asin akan segera menerobos ke dalam sumur. Demikian pula jika akuifer ini
tidak tebal, maka penerobosan air asin akan berlangsung perlahan- lahan melalui
dijumpai pada kedalaman 40 kali tinggi muka air tanah di atas muka air laut.
Fenomena ini disebabkan akibat perbedaan berat jenis antara air laut (1.025
3
g/cm
3
dan berat jenis air tawar (1.000 g/cm )
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.1)
Keterangan :
Z = kedalaman interface di bawah muka air laut (m)
hf = elevasi muka air tanah di atas muka air laut (m)
3
ps = berat jenis air laut (g/cm )
3
pf = berat jenis air tawar (g/cm )
Air laut memiliki berat jenis yang lebih besar dari air tawar, akibatnya air
laut akan mudah mendesak air tanah semakin masuk. Secara alamiah air laut
tidak dapat masuk jauh ke daratan sebab air tanah memiliki piezometric yang
menekan lebih kuat dari pada air laut, sehingga terbentuk interface sebagai batas
antara air tanah dengan air laut. Keadaan tersebut merupakan keadaan
keseimbangan hidrostatik antara air laut dan air tanah (Herlambang, A. 2005).
Hubungan antara air tanah tawar dengan air asin pada akuifer pantai dapat
Gambar 2.2. Kondisi interface yang alami (gambar kiri) dan sudah
mengalami intrusi (gambar kanan)
(Sumber : Lenntech.http:/lenntech.com/groundwater/seawater-intrusions)
Pada Gambar 2.2 di atas (kiri) dapat dijelaskan bahwa pada kondisi
interface yang alami, air tanah akan mengalir secara terus menerus ke laut.
Hal ini terjadi karena tekanan piezometric air tanah yang lebih tinggi dari pada
muka air laut sehingga desakan air laut dapat dinetralisir dan aliran air yang
terjadi adalah dari daratan ke lautan serta terjadi keseimbangan antara air laut
dan air tanah. Normalnya kedalaman interface dibawah muka air laut (z) adalah
40 kali elevasi muka air tanah di atas muka air laut (hf).
eksploitasi akuifer pantai/ pengambilan air tanah dalam jumlah yang cukup
besar
makin lama mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan aliran air tawar yang
masuk ke laut. Aliran air laut mendesak air tawar dan mendorong
interface menuju ke arah sumber eksploitasi air tanah membentuk kerucut dan
daerah pantai, membuat pengimbuhan air tanah buatan (artificial recharge) pada
akuifer pantai, memompa air laut yang terletak di akuifer pantai dan
sebuah sistem informasi khusus untuk mengelola data yang memiliki informasi
pengertian GIS adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras,
perangkat lunak, data geografis dan sumber daya manusia yang bekerja secara
menampilkan data dengan banyak cara seperti relationship, simbul simbul dan
menyelesaikan
permasalahan dengan mengacu pada data yang ada sehingga menjadi
perencanaan rute. Sistem Informasi Geografis terdiri dari lima komponen yang
lunak (software), data (data spasial, nonspasial), manusia dan metoda yng
digunakan tergantung pada aspek desain dan aspek realnya (Niswatul, dkk. 2013).
Informasi Geografis secara garis besar dibagi dalam 5 (lima) proses yaitu :
a. Input Data, digunakan untuk menginputkan data spasial dan non spasial. Data
b. Manipulasi data, type data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin
d. Query dan analisis, query merupakan proses analisis yang dilakukan secara
tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis yaitu
analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer sedang overlay
terkena dampak intrusi air laut dibedakan menjadi 3 yaitu zone tidak terpengaruh
intrusi air laut, zone terpengaruh intrusi air laut sedang dan zone
terpengaruh
intrusi air laut tinggi. Faktor yang mempengaruhi intrusi air laut
Kajian daerah terintrusi air laut di wilayah pesisisr Kecamatan Kuta Utara
wilayah yang kemungkinan terindikasi mengalami rawan intrusi air laut. Sistem
terhadap air tanah yang ada di wilayah tersebut. Kemampuan Sistem Informasi
Geografis bisa memetakan apa yang ada di luar maupun di dalam suatu area,
daerah berdasarkan data spasial yang tersedia. Secara sederhana manfaat Sistem
terintrusi dan prediksi luasan daerah yang mengalami intrusi air laut.