Anda di halaman 1dari 25

Dr. dr. SUPRIYANTORO, Sp.

P, MARS
KETUA UMUM IKKESINDO
(IKATAN KONSULTAN KESEHATAN INDONESIA)

Module 1: Basic Concepts ( 30-45 menit )_Ketua Ikkesindo /Team


• Definisi dan Pentingnya FS pada proyek sektor kesehatan
• Beda FS bidang lain dibandingkan kesehatan
• Mengapa FS menjadi penting bagi keputusan investasi.
• Data peluang pekerjaan yang membutuhkan FS
C.V. Singkat
• Dr.dr.Supriyantoro, SpP, MARS
• Pringsewu -lampung , 11 agustus 1954
• PENDIDIKAN :
FK-UGM (1979), Spesialis Paru- UI (1989), KARS-UI (1998) , Program S3 FK UGM (2014)

• RIWAYAT JABATAN : • JABATAN SAAT INI :

• - KOPASSUS ( 1980 – 1985 ) • - Dewan Penyantun PERSI


- Dep.Pulmonologi RSPAD-GS (1989 – 2000) - Ketua Umum IKKESINDO ( Ikatan Konsultan
- WaDir Pav.Kartika –RSPAD GS (1995) Kesehatan Indonesia ) : 2015 sd skr
- Direktur Pelaksana Pav Swasta RSPAD-GS - Ketua BPRS prop DKI Jakarta : 2016 sd skr
(pav.kartika & pav.Darmawan ) ( 1996 – - Ketua umum INDO HCF ( Indonesia HealthCare
2000 ) Forum ) : 2015 sd skr
- Kepala RS – M.Ridwan Meuraksa ( 2000 – - Ketua umum KREKI ( Komunitas Relawan
2002 ) Kesehatan Indonesia )- 2018 sd skr
- Kepala KESDAM JAYA ( 2002 – 2004 ) - Ketua SMART HEALTH SOCIETY - ISIA ( Ind
- KaSubDit YANKES - DITKESAD ( 2004 – Smart Initiative Association): 2016 sd skr
2006) - Dewas RSUP Dr. SARDJITO ; 2015 sd skr
- SEKRETARIS DITKESAD ( 2006 – 2007 ) - DEKOM di holding company salah satu group
- WADIR KESAD ( 2007 – juni 2008 ) RS Swasta
- Kepala RSPAD-GATOT SOEBROTO ( juni - Komisaris utama PT. INDO MEDIKA UTAMA
2008 – 2010) ( IMU )
- DIREKTUR KES TNI AD ( maret sd juni 2010) & TPH (TRIMITRA PRIMA HANDAL)
- DIRJEN BINA YANMED –DIRJEN BUK - PresKom PT.Zamasco Mitra Solusindo
KEMENKES RI ( JUNI 2010 sd 2012 ) - Dosen program S2 KARS - UI & KARS UEU &
- SESJEN KEMENKES RI ( 2012 SD 2014 ) URINDO
studi atau penelitian mengenai layak atau tidak layaknya
suatu proyek atau rencana bisnis untuk dijalankan dengan
mempertimbangkan resiko yang mungkin akan ditimbulkan
dan keuntungan yang akan didapatkan.
Investasi FS
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) studi kelayakan
bisnis memiliki lima tujuan , yaitu:

1. Menghindari resiko kerugian


2. Mempermudah perencanaan
3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
4. Memudahkan Pengawasan
5. Memudahkan Pengendalian
Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

1. Aspek hukum.
2. Aspek lingkungan.
3. Aspek pasar dan pemasaran.
4. Aspek teknis dan teknologi.
5. Aspek manajemen dan sumber daya
manusia.
6. Aspek keuangan.
Langkah-langkah Studi Kelayakan Bisnis

:
1. Penemuan ide bisnis.
2. Melakukan studi pendahuluan.
3. Membuat desain studi kelayakan: meliputi
penetuan aspek aspek yang akan diteliti,
responden, teknik pengumpulan data,
penyusunan kuesioner, alat analisis data,
penyusunan anggaran untuk studi kelayakan,
sampai dengan penentuan desain laporan
akhir.
4. Pengumpulan data.
5. Analisis dan interpretasi data.
6. kesimpulan dan rekomendasi.
7. Penyusunan laporan studi kelayakan bisnis.
Dalam Undang-Undang nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit pasal 7 ayat (1) menyebutkan:

Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan :


lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia,
kefarmasian, dan peralatan.

Rencana membangun atau mengembangkan suatu


Rumah Sakit akan dilakukan setelah mengetahui
Jenis layanan Kesehatan Rumah Sakit serta kapasitas
Tempat Tidur (TT) yang akan dilakukan dan
disediakan untuk masyarakat sesuai dengan Hasil
Kajian Studi Kelayakan (Feasibility Study).
Studi Kelayakan
Studi Kelayakan Rumah Sakit pada dasarnya adalah
suatu awal kegiatan perencanaan rumah sakit
secara fisik dan non fisik agar dapat berfungsi
secara optimal pada kurun waktu tertentu

Kajian Utama
Kajian terhadap kebutuhan akan layanan rumah sakit
Kajian terhadap kebutuhan sarana/fasilitas dan peralatan
medik/non medik, dana dan tenaga yang dibutuhkan untuk
layanan yang akan diberikan
Kajian terhadap kemampuan pembiayaan
Studi kelayakan yang baik tentunya harus berisi kajian yang sifatnya teknis dan
non teknis, untuk itu metodologi yang digunakan menjadi kekuatan terpenting
karena akan mempengaruhi cakupan dan kedalaman asumsi yang dipakai.

Umumnya, atas dasar penyederhanaan, pemilik bisnis RS dan Faskes dalam


membuat studi kelayakan melakukan kesalahan metodologis seperti:
1) hanya memberatkan pada aspek perhitungan keuangan saja sehingga tidak
cukup menggambarkan kondisi kesistemannya,
2) studi kelayakan tidak mencerminkan prediksi terhadap berbagai aspek secara
strategis sehingga daya cakupnya menjadi lemah dan tidak sensitive terhadap
berbagai aspek yang mempengaruhinya.

Kedua kondisi ini sebenarnya dapat didekati dengan menggabungkan 2


pendekatan yaitu pendekatan perencanaan strategis dan pendekatan demand
supply
PERBANDINGAN FAKTOR – FAKTOR YANG DIANLISIS DALAM LINGKUNGAN EKSTERNAL
MENURUT HILL & JONES, DUNCAN, SERTA PEARCE & ROBINSON

Hill & Jones Duncan Pearce & Robinson


( 1989 ) ( 1995 ) ( 1997 )
L
I
Lingkungan Jauh
N
Lingkungan Umum 1. Ekonomi
G Lingkunagn Makro : 2. Sosial
K Pelayanan Kesehatan :
U
1. Demografi 3. Politik
2. Global 1. Peraturan 4. Teknologi
N
2. Pemasok Utama 5. Ekologi
G 3. Teknologi
A 3. Pemasok kedua
N 4. Sosial Lingkungan Industri :
4. Wakil dari pemasok 1. Ancaman masuk
5. Ekonomi
E 5. Teknologi Pendatang baru
6. Politik / hukum 2. Pemasok yang kuat
K 6. Pelanggan / individu 3. Pembeli kuat
S
T 7. Sosial 4. Produk substitusi
Lingkunagn Mikro : 5. Persaingan sesama
E 8. Politik
R 1. Kompetitor industri
9. Ekonomi
N 2. Suppliers
A 10.Kompetitor Lingkungan industrial :
3. Produk Substitusi 1. Posisi bersaing
L
4. Pelanggan 2. Profil pelanggan
3. Penyandang dana
4. Pelanggan
2/12/16 5. Epidemiologi
19
PERBANDINGAN FAKTOR – FAKTOR YANG DIANLISIS DALAM LINGKUNGAN INTERNAL
MENURUT HILL & JONES, DUNCAN, SERTA PEARCE & ROBINSON

Hill & Jones Duncan Pearce & Robinson


( 1989 ) ( 1995 ) ( 1997 )

L
I 1. Marketing 1. Budaya organisasi
N 2. Manufakturing 2. Manajemen Umum : 1. Pemasaran
G
K 3. Manajemen a. Subsistem klinik 2. Keuangan
U
N
4. Sumber daya manusia b. Keuangan 3. Produksi operasi dan
G 5. Penelitian & pengem – c. Fasilitas fisik teknik
A
N bangan d. Pemasaran 4. SDM
6. Sistem informasi e. Penunjang admi – 5. Manajemen
I
N 7. Infrastruktur perusa – nistrasi 6. Sistem Informasi
T haan 7. Organisasi &
E
R 8. Sumber dana Manajemen Umum
N
A
L

2/12/16 20
Sumber : Hill & Jones ( 1989 ), Duncan ( 1995 ), Pearce & Robinson ( 1997 )
Menurut Husnan dan Muhamad (2000: 4) bahwa studi
kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat
tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek
investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

Sebelum melakukan keputusan untuk berinvestasi


maka terlebih dahulu melakukan suatu studi kelayakan.
Hal ini bertujuan untuk menghindari terlanjurnya
penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan
yang ternyata tidak menguntungkan.
Dalam menghitung biaya modal , Brigham dan Daves (2007: 400-
416) mengelompokkan menjadi 7 metoda utama yang sering
digunakan untuk mengurutkan dan memutuskan apakah proyek
tersebut diterima dan dilaksanakan:
1) Payback,
2) Discounted Payback,
3) Net Present Value (NPV),
4) Internal Rate Of Return (IRR),
5) Modified Internal Rate Of Return (MIRR),
6) Profitability Index (PI),
7) Accounting Rate Of Return (ARR).
KEBUTUHAN STUDI KELAYAKAN BAGI RS

. PEMILIHAN LOKASI PENDIRIAN RS

PROSES AWAL SEBELUM MENDIRIKAN RS

PENGEMBANGAN PRODUK LAYANAN / PENUNJANG RS

KERJA SAMA DENGAN PIHAK KE 3

SEBELUM MEMBUAT PROPOSAL PROYEK ( khususnya bagi KMK )

SEBELUM MELAKUKAN INVESTASI

HAL HAL LAIN YG TERKAIT DENGAN RESIKO BISNIS /USAHA / ORGANISASI


• Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai