Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MENGIMPLEMENTASIKAN
KEADILAN SOSIAL
MENGIMPLEMENTASIKAN
KEADILAN SOSIAL
INTRODUKSI
5.
mahasiswa dapat membandingkan
mahasiswa dapat mengimplementasikan
3.
berbagai kasus kehidupan yang
keadilan sosial dalam kehidupan sehari-hari
sesuai maupun yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai keadilan yang
tertuang dalan sila ke-5 Pancasila
104
Beberapa kasus perlakuan yang tidak adil, baik dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, kebudayaan, maupun kebutuhan spiritual dan rohani antar anak bangsa
yang diwartakan oleh media cetak maupun televisi memberikan bukti bahwa makna
nilai keadilan sosial yang tertuang dalam sila kelima Pancasila belum
terimplementasi keseluruhan disetiap diri anak bangsa Indonesia. Sila ke-5 Pancasila
memberikan penegasan makna akan adanya persamaan manusia di dalam
kehidupan bermasyarakat. Tidak ada perbedaan kedudukkan ataupun strata
STIMULAN
Pada bagian ini, berisi contoh kasus yang terjadi dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara di Indonesia. Mahasiswa diminta untuk memahami kasus yang
dipaparkan kemudian memberikan tanggapan. Salin itu, mahasiswa juga diminta
untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan dari kasus-kasus tersebut.
Kasus Pertama
Peristiwa kecelakaan tabrak-lari yang terjadi di Flyover Manahan Solo pada hari
senin (1/7/2019) sekitar pukul 02.30 WIB menjadi viral setelah video tabrak lari itu
tersebar di media sosial. Korban kecelakaan langsung dibawa ke rumah sakit untuk
secepatnya mendapatkan perawatan dan pertolongan. Namun nahas, korban tidak
dapat diselamatkan, pengendara sepeda motor tersebut meninggal dunia. Peritiwa
ini semakin runyam karena sampai saat ini pelaku penabrakan belum terkangkap
meski peristiwa tersebut terekam di CCTV jalan.
Kasus Kedua
Adigum “yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin” tampaknya masih
menjadi gambaran kondisi sosial di DKI Jakarta saat ini. Di satu sisi, Jakarta
menyuguhkan kemewahan bagi sebagian orang berduit. Disisi lainnya,
masyarakatnya masih hidup dalam kemiskinan. Musni Umar, Sosiolog sekaligus
rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, mengatakan bahwa ketidakadilan sosial
yang terjadi di Jakarta sudah berlangsung sangat lama. Oleh karenanya, masyarakat
Jakarta akhirnya mengganggap ketidakadilan sosial tersebut sebagai realitas sosial
yang tidak perlu dipersoalkan dan diributkan.
105
Pertanyaan untuk mahasiswa:
1. Bagaimana sikap Saudara sebagai mahasiswa dalam memandang
kasus tersebut?
2. Bagaimana upaya pemerintah untuk menegakkan keadilan bagi
masyarakat DKI Jakarta?
Kasus Ketiga
Seorang karuptor mendapat vonis hukum yang
dianggap tidak setimpal dengan perbuatannya yang
merugikan negara dengan proses persidangan yang
sangat lama. Pada kasus lain, seorang nenek mengambil
buah kakao yang terjatuh, dijatuhi hukuman yang
memberatkan sang nenek dalam proses persidangan
yang relatif cepat.
Pertanyaan untuk mahasiswa:
1. Bagaimana tanggapan Saudara sebagai mahasiswa
mengenai kasus korupsi, dan kasus pengambilan
2. buah kakao tersebut?
Bagaimana cara yang bijak dalam memandang dan
menyelesaikan kasus korupsi dan kasus
BAHASAN
Metode perkuliahan adalah bagian dari strategi pembelajaran yang berfungsi
sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi
latihan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu. Penyajian materi pada
bab ini berupa:
Alat, bahan
Metode pembelajaran Alokasi waktu dan sumber belajar
106
ASUPAN MATERI
Prinsip keadilan adalah inti dari moral ketuhanan, landasan pokok perikema-
nusiaan, simpul persatuan, matra kedaulatan rakyat. Di satu sisi, perwujudan
keadilan sosial itu harus mencerminkan imperatif etis keempat sila lainnya.
Notonagoro menyatakan, “Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia diliputi dan dijiwai oleh sila-sila Ketuhanan Yang Maha
Esa,kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.” Di
sisi lain, otentisitas pengamalan sila-sila Pancasila bisa ditakar dari perwujudan
keadilan sosial dalam perikehidupan kebangsaan. Kesungguhan negara dalam
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia berdasarkan
persatuan bisa dinilai dari usaha nyatanya dalam mewujudkan keadilan sosial
107
a. Mengembangkan perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotong royongan
Jiwa gotong royong dan semangat kekeluargaan adalah nilai potensial
yang ada di bumi Indonesia. Semangat kegotong-royongan ada karena
terdorong oleh panggilan dan kodrat manusia Indonesia karena balutan
pengalaman sejarah yang sama. Gotong royong merupakan keseimbangan
antara kebutuhan/kepentingan individu dalam hubungannya dengan
kebutuhan masyarakat yang terjadi secara timbal balik. Mengapa demikian?
Karena hidup manusiawi (terutama manusia Indonesia) mengalami
kepenuhannya dalam relasi dengan masyarakatnya. Hal demikian tercermin
secara mengagumkan lewat mekanisme musyawarah untuk mencapai
mufakat dalam mengatasi setiap masalah supaya tidak terjadi benturan
antarindividu (Dewantara, 2017: 20). Gotong royong yang “sehat” dan
didasari semangat solidaritas, saling percaya dan menghargai, bisa menjadi
wujudnya. Gotong royong berdasarkan prinsip solidaritas dan saling percaya
ini akan menjadi sehat jika ditempatkan dalam kerangka keadaban publik
yang lebih luas. Keadaban publik ini terjadi jika ada keseimbangan relasi
antar ketiga “poros” sosial, yaitu badan publik (negara), badan bisnis (pasar),
dan masyarakat warga. Gotong royong perlu dikedepankan sebagai unsur
keadaban publik (Dewantara, 2017: 61-62)
108
c. Mengormati hak orang lain dan suka memberikan pertolongan kepada
orang lain agar dapat berdiri sendiri
d. Sikap Suka bekerja keras, tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal
yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah
Pancasila yang berisi lima nilai dasar itu ditetapkan oleh bangsa Indonesia
sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia sejak tahun 1945 yaitu
ketika ditetapkan Pembukaan UUD NRI oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. Kedudukannya sebagai dasar negara dan ideologi nasional ini
dikuatkan kembali melalui Ketetapan MPR RI No. XVIII/ MPR/1998 yang
mencabut Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang P4 sekaligus secara
eksplisit menetapkan Pancasila sebagai dasar negara (Yudhoyono, 2006: xvi).
Pancasila sebagai dasar negara berkonotasi yuridis, sedang Pancasila
sebagai ideologi dikonotasikan sebagai program sosial politik. Pancasila
telah menjadi dasar filsafat negara baik secara yuridis dan politis (Kaelan,
2007: 12).
109
1)Manusia sadar akan kebutuhan
hidupnya yang harus dipenuhi, agar hiup
menjadi bahagia, baik di dunia maupun 2)Manusia dituntut untuk bersikap
di akhirat. kreatif dan rajin bekerja, sebab tanpa
bekerja seseorang tidak dapat
3)Manusia menyadari bahwa tidak ada memenuhi kebutuhan hidupnya.
rezeki dan kebahagiaan yang datangnya
dari langit, melainkan harus diraih
dengan kerja keras, banting tulang, dan 4)Manusia menyadari bahwa ada
peras keringat. kekuatan lain di luar kekuatan yang
dimilikinya, sehingga hasil dari kerja
kerasnya harus dipasrahkan sepenuhnya
kepada keagungan Allah SWT. Oleh
5)Manusia semakin kuat keimanannya,
karena itu, manusia wajib berdoa atas
karena disamping kerja kerasnya juga
semua kerja kerasnya.
kepasrahannya kepada kehendak terbaik
Allah SWT.
6)Manusia tidak memilih salah satunya,
bekerja atau berdoa, melainkan kedua-
duanya sangat penting dilakukan.
Bekerja keras terlebih dahulu, kemudian
110
e. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama
111
sosial itu dirumuskan sebagai “suatu” yang sifatnya konkrit, bukan hanya
abstrak-filosofis yang tidak sekedar dijadikan jargon politik tanpa makna.
Kedua, keadilan sosial itu bukan hanya sebagai subjek dasar negara yang
bersifat final dan statis, tetapi merupakan sesuatu yang harus diwujudkan
secara dinamis dalam suatu bentuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Kemajuan yang merata adalah kemajuan yang selaras serasi dan seimbang
antara hak dan kewajiban pemerataan dalam bidang pendidikan. Selanjutnya
bentuk-bentuk kegiatan kerja sama dalam kehidupan antara lain:
112
Kerja sama dengan negara lain
5. Politik luar negeri Indonesia telah nampak dalam berbagai wujud
hubungan internasional. Diantaranya adalah:
gantiii
113
Kesederhanaan Agus Salim
Agus Salim lahir dengan nama asli Musyudul Haq di Koto Gadang, Sumatera
Barat, 8 Oktober 1884. Ia menimba ilmu di sekolah khusus anak-anak Eropa,
Europeesche Lagere School (ELS). Kiprah Agus Salim dalam perjuangan
kemerdekaan dimulai bersama Serikat Islam (SI) pada 1915. Saat menjadi
anggota Volskraad periode 1921–1924, ia dikenal sebagai sosok yang bersuara
keras. Kiprahnya lantas berlanjut di Jong Islamieten Bond (JIB). Selain bergerak di
jalur politik, Agus Salim juga seorang jurnalis. Ia sempat berkiprah bersama
Harian Neratja, Hindia Baroe, dan mendirikan surat kabar Fadjar Asia.
114
SUMBER BACAAN
Dewantara, Agustinus W. 2017. Alangkah Hebatnya Negara Gotong
Royong” (Indonesia dalam Kacamata Soekarno). Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
KPK. 2015. Orange Juice For Integrity Belajar Integritas Kepada Tokoh
Bangsa. Jakarta: KPK.
Lickona, Thomas. 2012. Education for Character: How Our Schools Can
Teach Respect and Responsibility.
Tim Kerja Sosialisasi MPR. 2012. Empat Pilar Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara. Jakarta: Sekretariat Jenderal MPR RI.
116