Anda di halaman 1dari 71

1 Panduan Praktikum Keperawatan

PERASAT KETRAMPILAN PEMERIKSAAN ANTENATAL

I. PEMERIKSAAN LEOPOLD

Pemeriksaan Leopold dilakukan pada kehamilan cukup bulan setelah


pembesaran uterus dapat untuk membedakan bagian-bagian janin melalui palpasi.
Pemeriksaan Leopold terdiri dari 4 macam manuver.

Manuver I
 Untuk menjawab pertanyaan : Apa yang ada di bagian fundus? Kepala atau
bokong?
 Temuan : Presentasi

Melakukan manuver I
 Menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan untuk
mempalpasi fundus uteri.
 Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras,
rata, bulat, mudah digerakkan, dan “ballotable”.
 Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah lembut,
tidak beraturan/ tidak rata, melingkar dan sulit digerakkan.

Posisi janin – hubungan antara panjang axis ibu dan panjang axis janin – dapat juga
ditentukan pada saat manuver I. Posisi ini biasanya longitudinal atau transversal,
tetapi mungkin juga oblique.

Manuver II
 Pertanyaan yang harus dijawab : Dimana letak punggung janin?
 Temuan : Posisi
Manuver ini untuk mengidentifikasi hubungan bagian tubuh janin ke depan,
belakang atau sisi pelvis ibu. Ada beberapa kemungkinan posisi janin.

Melakukan manuver II
 Menghadap ke kepala pasien. Letakkan kedua tangan pada kedua sisi abdomen.
Pertahankan uterus dengan tangan yang satu, dan palpasi sisi lain untuk
menentukan lokasi punggung janin.
 Bagian punggung akan teraba, jelas, rata, cembung, kaku/ tidak mudah
digerakkan.

STIKES Indramayu
2 Panduan Praktikum Keperawatan

 Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/ posisi tidak
jelas, dan menonjol dan mungkin dapat bergerak secara aktif atau pasif .

Manuver III
 Untuk menjawab pertanyaan: Bagian apa yang menjadi presentasi janin?
 Temuan : Bagian presentasi.
Manuver ini mengidentifikasi bagian janin yang paling tergantung – yaitu, bagian
yang terletak paling dekat dengan serviks. Bagian janin inilah yang pertama kontak
dengan jari pada saat pemeriksaan vagina, umumnya adalah kepala atau bokong.

Melakukan manuver III


 Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada kedua sisi abdomen pasien tepat
diatas simphisis dan minta pasien untuk menarik nafas dalam dan
menghembuskannya. Pada saat paisen menghembuskan nafas, tekan jari tangan
kebawah secara perlahan.
 Bagian kepala akan teraba keras, rata dan mudah digerakkan jika tidak terikat/
tertahan, sulit digerakkan jika terikat/ tertahan.
 Bagian bokong akan teraba lembut dan tidak rata.

Manuver IV
 Untuk menjawab: Dimana letak ujung kepala?
 Temuan: Ujung kepala
Manuver ini mengidentifikasi bagian terbesar dari ujung kepala janin yang
dipalpasi di bagian sisi atas pelvis. Apabila posisi kepala fleksi, ujung kepala
adalahbagian depan kepala. Apabila posisi kepala ekstensi, ujung kepala adalah
bagian oksiput.

Melakukan manuver IV
 Menghadap ke kaki pasien. Secara perlahan gerakan jari tangan ke sisi bawah
abdomen kearah pelvis hingga ujung jari salah satu tangan menyentuh tulang
terkahir. Ini adalah bagian ujung kepala.
 Jika bagian ujung terletak di bagian yang berlawanan dengan punggung, ini
adalah bagian pundak bayi, dan kepala pada posisi fleksi.
 Jika kepala pada posisi ekstensi, ujung kepla akan terletak pada bagian yang
sama dengan punggung dan bagian oksiput menjadi ujung kepala.

STIKES Indramayu
3 Panduan Praktikum Keperawatan

II. MENGUKUR TINGGI FUNDUS UTERI

Pengukuran tinggi fundus uteri diatas simphisis pubis digunakan sebagai


salah satu indikator untuk menentukan kemajuan janin. Pengukuran tinggi fundus
uteri juga dapat dijadikan perkiraan usia kehamilan. Tinggi fundus uteri yang
stabil/ tetap atau menurun merupakan indikasi adanya retardasi pertumbuhan janin,
sebaliknya tinggi fundus uteri yang meningkat secara berlebihan mengindikasikan
adanya jumlah janin lebih dari satu atau kemungkinan adanya hidramnion.
Pengukuran tinggi fundus uteri ini harus dilakukan dengan tehnik
pengukuran yang konsisten pada setiap kali pengukuran dan dengan menggunakan
alat yang sama. Alat ukur ini dapat berupa pita/ tali, atau dengan menggunakan
pelvimeter. Posisi yang dianjurkan pada saat melakukan pengukuran adalah klien
berbaring dengan kepala sedikit terangkat (menggunakan satu bantal) dan kaki
lurus. Alat ukur diletakkan dibagian tengah abdomen dan diukur mulai dari batas
atas simphisis pubis hingga batas atas fundus. Alat ukur tersebut diletakkan
mengikuti kurve vundus. Cara pengukuran lain yaitu dengan meletakkan alat ukur
dibagian tengah abdomen dan diukur mulai dari batas atas simphisis pubis sampai
batas atas fundus tanpa mengikuti kurve atas fundus.
Untuk mendapatkan ketepatan hasil pengukuran digunakan rumus
Mc. Donald’s. Pengukuran tinggi fundus uteri ini dilakukan pada usia kehamilan
memasuki trimester kedua atau ketiga.

Rumus Mc. Donald’s :


Usia kehamilan (hitungan bulan) = tinggi fundus uteri (cm) x 2/7
Usia kehamilan (hitungan minggu) = tinggi fundus uteri (cm) x 8/7

III. PENGHITUNGAN DENYUT JANTUNG JANIN

Pergerakan janin biasanya dirasakan oleh ibu di usia kehamilan 16 minggu


(multigravida) atau 20 minggu (primigravida). Denyut jantung janin dapat
terdengar melalui Doppler (12 minggu), fetoscope (18 – 20 minggu) atau
ultrasound stethoscope (awal trimester). Pemeriksaan USG kehamilan dapat lebih
tepat memperkirakan usia kehamilan dan digunakan apabila tanggal menstruasi
terakhir tidak dapat dipastikan atau jika ukuran uterus tidak sesuai dengan
kepastian tanggal menstruasi terakhir. Lokasi untuk mendengar denyut jantung

STIKES Indramayu
4 Panduan Praktikum Keperawatan

janin berada sekitar garis tengah fundus 2 – 3 cm diatas simphisis terus kearah
kuadran kiri bawah.

Manuver I Manuver II

Manuver III Manuver IV

STIKES Indramayu
5 Panduan Praktikum Keperawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KETRAMPILAN PERASAT PEMERIKSAAN LEOPOLD

Nama Mahasiswa : ………………………………


NIM : ..……………………………..

N ASPEK YANG DINILAI NILAI


O 1 2 3 4
A. PERSIAPAN ALAT
1. Catatan keperawatan
2. Alat tenun dan sebuah bantal
3. fetoscope / pinard’s stethoscope
4. Metelin
B. TAHAP PRE INTERAKSI
1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien
2. Siapkan alat-alat
3. Cuci tangan
C. TAHAP ORIENTASI
1. Berikan salam, panggil nama klien
2. Jelaskan prosedur dan tujua tindakan kepada klien/
keluarga
D. TAHAP KERJA
1. Berikan klien kesempatan bertanya sebelum kegiatan
dilakukan
2. Sebelum melakukan tindakan, anjurkan klien untuk Bak
terlebih dahulu
3. Pastikan privacy klien terjaga, kemudian anjurkan klien
untuk melepaskan pakaian luar dan dalam.
4. persilakan klien untuk berbaring di tempat tidur dengan
satu bantal dibagian kepala, kemudian tutupi bagian tubuh
klien yang tidak termasuk area yang akan diperiksa.
5. Lakukan manuver LEOPOLD I
 Posisikan pemeriksa menghadap ke kepala klien
 Letakkan kedua belah telapak tangan di bagian
fundus uteri klien
 Lakukan palpasi dengan menggunakan ujung jari
untuk menentukan apa yang ada dibagian fundus uteri
 Tentukan apa yang ada dibagian fundus uteri
6. Lakukan manuver LEOPOLD II
 Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien.
 Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua

STIKES Indramayu
6 Panduan Praktikum Keperawatan

sisi abdomen klien.


 Pertahankan letak uterus dengan menggunakan
tangan yang Satu.
 Gunakan tangan yang lain untuk melakukan
palpasi uterus disisi yang lain
 Tentukan dimana letak punggung janin
7. Lakukan manuver LEOPOLD III
 Posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
 Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada
kedua sisi abdomen klien tapat diatas simphisis
 Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam dan
menghembuskannya.
 Tekan jari tangan ke bawah secara erlahan dan
dalam disekitar bagian presentasi, pada saat klien
menghembuskan nafas
 Tentukan bagian apa yang menjadi presentasi
8. Lakukan manuver LEOPOLD IV
 Posisi pemeriksa menghadap ke kaki klien.
 Letakka kedua belah telapak tangan di kedua sisi
abdomen.
 Gerakan jari tangan secara perlahan ke sisi bawah
abdomen ke arah pelvis.
 Palpas bagian presentas
 Tentukan letak dan bagian presentasi tersebut.
9. Lakukan pengukuran tinggi fundus uteri :
 Letakkan ujung alat ukur (meteran) di
bagian atassimphisis pubis
 Ukur sepanjang garis tengah fundus
uteri hingga batas atas mengikuti kurve fundus (atau tanpa
mengikuti kurve fundus bagian atas)
 Tentukan tinggi fundus uteri
10. Hitung perkiraan usia kehamilan dengan menggunakan
rumus Mc Donald
 Usia kehamilan
(hitungan bulan) = TFU (cm) x 2/7
 Usia kehamilan
(hitungan minggu) = TFU (cm) x 8/7
11. Lakukan penghitungan denyut jantung janin :
 Ten
tukan lokasi untuk mendengarkan DJJ dengan memastikan
posisi punggung janin atau pada area garis tengah fundus

STIKES Indramayu
7 Panduan Praktikum Keperawatan

2-3 cm di atas simphisis pubis terus kearah kuadran bawah


kiri.
 Let
akkan fetoscope/ pinard’s stethoscope di area yang telah
ditentukan untuk mendengarkan DJJ.
 Hit
ung DJJ dan pastikan kesannya.
E. TAHAP TERMINASI
1. Evaluasi perasaan klien.
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Lakukan kontrak selanjutnya dan kembalikan peralatan
4. Cuci tangan
F. DOKUMENTASI
TOTAL NILAI

KETERANGAN :
1 = Tidak dilakukan sama sekali
2 = Dilakukan salah
3 = Dilakukan kurang tepat
4 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus = 75 %

Yogyakarta, …………………
Evaluator,

………………………………

STIKES Indramayu
8 Panduan Praktikum Keperawatan

PERASAT KETRAMPILAN PERAWATAN INTRA PARTUM

PERTOLONGAN PERSALINAN

Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya,


tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penulit yang membahayakan
ibu maupun janinnya sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan
pelayanan dengan fasilitas yang memadai. Persalinan pada manusia dibagi menjadi
empat tahap penting dan kemungkinan penyulit dapat terjadi pada setiap tahap
tersebut.

Tanda-tanda persalinan
Apabila ibu hamil mengalami tanda-tanda seperti dibawah ini, mengindikasikan
bahwa proses persalinan akan segera berlangsung. Ada dua macam tanda
persalinan : tanda persalinan asli (true labor) dan tanda persalinan palsu (false
labor). Berikut merupakan uraian dari kedua macam tanda persalinan tersebut.

Tanda-tanda persalinan asli (true labor):


Kontraksi:
 Terjadi secara teratur, makin lama makin kuat/ kencang, semakin lama, dan
dalam waktu yang semakin berdekatan.
 Intensitas konstraksi meningkat bila sambil berjalan.
 Dirasakan di punggung bagian bawah dan menyebar ke bagian bawah
abdomen.
Serviks:
 Memperlihatkan perubahan yang cepat (lunak, dilatasi yang ditandai dengan
adanya pendarahan).
 Perubahan ke posisi anterior, sulit ditentukan tanpa pemeriksaan vagina.
Janin:
 Bagian presentasi biasanya sudah berada di rongga pelvis (sering disebut
“Lightening/dropping”). Keadaan ini meningkatkan kemudahan bernafas, dan
pada saat yang bersamaan kandung kemih akan tertekan akibat dorongan bagian
presentasi janin ke arah rongga pelvis.
STIKES Indramayu
9 Panduan Praktikum Keperawatan

Tanda-tanda persalinan palsu (false labor):


Kontraksi:
 Terjadi secara tidak teratur atau teratur tetapi hanya sebentar.
 Kontraksi berhenti jika berjalan atau jika berubah posisi
 Dirasakan di daerah punggung atau abdomen diatas “navel”
Serviks:
 Mungkin lunak tetapi tidak ada dilatasi atau tanda-tanda adanya perdarahan.
 Seringkali dalam posisi posterior, tidak dapat dipastikan tanpa pemeriksaan
vagina.
Janin:
 Bagian presentasai biasanya belum masuk rongga pelvis.

Proses persalinan
Persalinan adalah proses bergeraknya janin, plasenta dan membran keluar
dari uterus dan melalui jalan lahir. Bagi wanita dan keluarga, proses melahirkan
merupakan saat yang menegangkan dan mencemaskan. Keperawatan intranatal ini
berfokus pada pemberian dukungan terhadap ibu dan keluarga selama proses
persalinan. Ada empat tahap proses persalinan yaitu: Tahap Pertama, dimulai
dengan adanya kontraksi uterus dan diakhiri dengan dilatasi serviks sempurna.
Tahap Kedua, adalah tahap melahirkan bayi. Tahap Ketiga dimulai sejak akhir dari
bayi dilahirkan hingga plasenta lahir. Tahap Keempat adalah tahap pemulihan
setelah plasenta lahir kemudian ibu mulai menjalin hubungan dengan bayinya.

Mekanisme Persalinan
Pada kondisi presentasi verteks (posisi normal) mekanisme persalinan terdiri dari
tujuh gerakan utama (the seven cardinal movement), yaitu:
1. Engagement : saat kepala janin masuk ke rongga pelvis
2. Descent : kemajuan bagian presentasi ke rongga pelvis. Hal ini tergantung
pada tiga hal yaitu: (1) tekanan cairan amnion, (2) tekanan langsung dari
kontraksi fundus pada janin, dan (3) kontraksi diafragma ibu dan otot abdomen
pada tahap kedua proses persalinan.
3. Fleksi : pada saat kepala janin turun dan mendapat tahanan dari serviks,
dinding pelvis, atau lantai pelvis, terjadilah fleksi secara normal dan dagu
semakin mendekat/ bersentuhan dengan dada janin.
4. Rotasi internal : dimulai di spina ischialis dan terjadi sempurna apabila
bagian presentasi mencapai rongga pelvis bagian bawah.

STIKES Indramayu
10 Panduan Praktikum Keperawatan

5. Ekstensi : saat kepala janin mencapai peritoneum, terdefleksi di anterior


peritoneum. Bagian occiput lewat dibawah simphisis pubis dulu, kemudian
kepala terekstensi: pertama occiput, kemudian wajah dan akhirnya dagu.
6. Restitusi dan rotasi eksternal : setelah melahirkan kepala, kemudian
dilakukan rotasi singkat untuk menyesuaikan dengan posisi janin yang masih
ada di dalam rongga pelvis. Rotasi eksternal terjadi pada saat bahu turun dan
dilakukan manuver yang sama seperti pada saat melahirkan kepla.
7. Ekspulsi : setelah bahu lahir, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang
pubis ibu, dan tubuh bayi dilahirkan dengan gerakan fleksi lateral searah
simphisis pubis. Bayi dilahirkan dengan sempurna. Ini adalah akhir dari poses
persalinan tahap kedua, dan catat waktu yang diperlukan untuk proses ini.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KETRAMPILAN PERASAT PEMERIKSAAN DALAM (THOUCHE)

Nama Mahasiswa : ………………………………


NIM : ..……………………………..

NOASPEK YANG DINILAINILAI1234A. PERSIPAN ALATCatatan keperawatanKom


kecilSarung tangan dan maskerKapas gulungukuran 4x6 minimal 6
buah.BengkokLarutan Bethadine 1 %B. TAHAP PRE INTERAKSIBaca catatan
keperawatanSiapkan alat-alatCuci tanganC.TAHAP ORIENTASIBerikan salam
Jelaskan prosedur dan tujuan tindakanD. TAHAP KERJABerikan kesempatan klien
bertanyaAnjurkan klien BAK dahuluPastikan privacy klien terjaga, kemudian anjurkan
klien membuka pakaian bagian bawah.Cuci tangan Alat didekatkan pada
pasienGunakan alat perlindungan diri: masker dan sarung tanganAtur posisi dorsal
recumbentPasang pengalasGanti sarung tangan dengan yang steril Lakukan vulva
higiene, buang kapas di bengkokanjurkan klien untuk melakukan relaksasi nafas dalam
saat prosedur.Genggam tangan kanan, masukkan jari tengah ke dalam vulva disusul
dengan jari telunjuk, ibu jari menekan daerah klitoris.Nilai hasil pemeriksaan anda. Bila
ingin mengetahui dilatasi servik, coba gambarkan dilatasi servik dengan jari anda di
tangan yang lain yang tidak dominan.Tarik tangan anda. Lepas sarung tangan, buang di
bengkok.E.TAHAP TERMINASI

STIKES Indramayu
11 Panduan Praktikum Keperawatan

Evaluasi perasaan klien

Simpulkan hasilnya

Lakukan kontrak selanjutnya

Bereskan alat-alat

Cuci tangan

F.
DOKUMENTASI

STIKES Indramayu
12 Panduan Praktikum Keperawatan

TOTAL NILAI

KETERANGAN :
= Tidak dilakukan sama sekali
= Dilakukan salah
= Dilakukan kurang tepat
4 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus = 75 %

Yogyakarta, …………………
Evaluator,

………………………………

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KETRAMPILAN PERASAT OBSERVASI HIS

Nama Mahasiswa : ………………………………


NIM : ..……………………………..

NO
ASPEK YANG DINILAI
NILAI

STIKES Indramayu
13 Panduan Praktikum Keperawatan

2
3
4

A.
PERSIAPAN ALAT

Jam yang ada detikannya

Buku catatan

Alat pelindung diri: sarung tangan

B.
TAHAP PRE INTERAKSI

Baca catatan keperawatan

STIKES Indramayu
14 Panduan Praktikum Keperawatan

Siapkan alat-alat

Cuci tangan

C.
TAHAP ORIENTASI

Berikan salam

Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan

D.
TAHAP KERJA

STIKES Indramayu
15 Panduan Praktikum Keperawatan

Berikan kesempatan klien bertanya

Siapkan lingkungan

Alat didekatkan pada klien

Pakai sarung tangan

Atur posisi supine, buka pakaian yag menutupi perut klien

Ambil jam

STIKES Indramayu
16 Panduan Praktikum Keperawatan

Letakkan satu telapak tangan pada fundus uteri, tangan yang lain memegang jam

Pantau munculnya his dalam 10 menit

E
TAHAP TERMINASI

Evaluasi perasaan klien

Simpulkan hasilnya

Lakukan kontrak selanjutnya

STIKES Indramayu
17 Panduan Praktikum Keperawatan

Bereskan alat-alat

Cuci tangan

F.
DOKUMENTASI

TOTAL NILAI

KETERANGAN :
= Tidak dilakukan sama sekali
= Dilakukan salah
= Dilakukan kurang tepat
4 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus = 75 %

Yogyakarta, …………………

STIKES Indramayu
18 Panduan Praktikum Keperawatan

Evaluator,

………………………………

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KETRAMPILAN PERASAT PERTOLONGAN PERSALINAN

Nama Mahasiswa : ………………………………


NIM : ..……………………………..

NO
ASPEK YANG DINILAI
NILAI

STIKES Indramayu
19 Panduan Praktikum Keperawatan

1
2
3
4

A.
PERSIAPAN ALAT

Catatan keperawatan dan medis

Set steril pertolongan persalinan:


½ Koker
Gunting episiotomi
Klem panjang 2
Gunting tali pusat
Cateter metal
Kasa steril
Kasa steril (10 lembar)
Tali pusat
Lidi kapas
Duk buntu steril 4
Bengkok

Set jahit luka:


Nal puder
Gunting benang

STIKES Indramayu
20 Panduan Praktikum Keperawatan

Pinset shirurgis
Jarum otot dan kulit
Benang catgut/ cromic/ silk
Kassa steil 5-10 lembar
Tampon vagina
bengkok

Kom untuk tempat plasenta

Baju khusus untuk perawata steril

Skort

Sarung tangan steril

Masker

STIKES Indramayu
21 Panduan Praktikum Keperawatan

Bethadin 10 %

Aqua

Tempat sampah infeksius

Tempat alat tenun infeksius

Meja instrumen

Suction pump atau penghisap lendir balon

STIKES Indramayu
22 Panduan Praktikum Keperawatan

Dua buah spuit disposible 2,5 ml

Oxytocin inj 1 amp

Ergometrin inj 1 amp

Bengkok

B.
TAHAP PRE INTERAKSI

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

STIKES Indramayu
23 Panduan Praktikum Keperawatan

Siapkan alat-alat dan privacy ruangan

Cuci tangan

C.
TAHAP ORIENTASI

Berikan salam, panggil klien dengan namanya

Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/ keluarga

D.
TAHAP KERJA

STIKES Indramayu
24 Panduan Praktikum Keperawatan

Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Lakukan lavement/ huknah, tunggu beberapa saat kemudian persilakan ibu untuk
melakukan BAB

Atur posisi yang nyaman bagi ibu

Siapkan alat dan bahan. Didekatkan pada klien

Pakai scort dan masker, cuci tangan secara steril.

Lakukan desinfeksi daerah vulva dengan bethadine1%.

STIKES Indramayu
25 Panduan Praktikum Keperawatan

Pecahkan selaput ketuban (jika selaput ketuban masih utuh) pada saat ada his.

Klien dipimpin mengejan saat ada his dan diberi dukungan semangat.

Kepala janin menonjol 5-6 cm di introitus vagina.

Tangan kiri menahan defleksi kepala janin,tangan kanan menahan perineum.

Setelah kepala bayi keluar, usap wajah bayi dengan kasa steril (bagian mulut dan hidung
bayi).

periksa adakah lilitan tali pusat di leher bayi. Jika ada lilitan segera kendorkan atau
dipotong.

STIKES Indramayu
26 Panduan Praktikum Keperawatan

Tunggu rotasi interna.

Kepala bayi di cekam dengan 2 tangan, ditarik ke bawah lalu ke atas untuk melahirkan
bahu.

Luruskan tangan di bawah badan bayi kearah perineum dan yang satu menahan pada bagian
atasnya, untuk menyangga saat melahirkan bokong dan kaki

Tali pusat di klem dengan 2 klem jarak 12 cm atau 2-3 cmdari pusat.

Tali pusat digunting, dan desinfeksi dengan bethadine 10%, lalu bayi diserahkan pada
asisten

Dilakukan kateterisasi dengan kateter logam.

STIKES Indramayu
27 Panduan Praktikum Keperawatan

Chek tanda pengeluaran plasenta.

Plasenta dilahirkan dengan memberikan tekanan menuju fundus uteri.

Setelah plasenta lahir, plasenta diputar searah dengan jarum jam

Dilakukan pengontrolan kondisi plasenta (cek keutuhan plasenta).

Cek perineum. Bila perineum rupture segera dijahit lalu didesinfeksi

Klien diberitahu bahwa persalinan telah selesai dan akan segera dimandikan.

STIKES Indramayu
28 Panduan Praktikum Keperawatan

D.
TAHAP TERMINASI

Evaluasi perasaan klien

Simpulkan hasil kegiatan

Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

Akhiri kegiatan

Cuci tangan

STIKES Indramayu
29 Panduan Praktikum Keperawatan

E.
DOKUMENTASI

Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan

HASIL AKHIR

NB:
Oxytosin injeksi diberikan segera setelah bayi lahir
Ergometrin injeksi diberikan setelah yakin kondisi plasenta utuh
Memandikan pasien dengan urutan : wajah, lengan, dada dan perut, tungkai,
punggung.
Umumnyapasien miapkan guritaatau korset.

KETERANGAN :
= Tidak dilakukan sama sekali
= Dilakukan salah
= Dilakukan kurang tepat
4 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus = 75 %

Yogyakarta, …………………
Evaluator,

STIKES Indramayu
30 Panduan Praktikum Keperawatan

………………………………

PERASAT KETRAMPILAN PERAWATAN POST PARTUM

PERAWATAN PAYUDARA

Perawatan payudara pada ibu post partum sanagat diperlukan untuk menjaga
kebersihan dan mempertahankan kelancaran aliran ASI. Pemakaian bra tidak boleh
terlalu ketat, karena dapat menekan payudara dan membuat tidak nyaman. Masase
payudara dianjurkan untuk dilakukan secara teratur, minimal 2 kali sehari. Bagi ibu
yang memiliki putting susu datar, dianjurkan untuk melakukan gerakan menarik
putting susu secara manual dan dilakukan rutin hingga putting susu menonjol.
Pembengkakan payudara dapat terjadi jika produksi ASI banyak, tetapi belum
dikonsumsi oleh bayi, atau akibat adanya sumbatan.
Lakukan perawatan payudara secara rutin untuk menghindari mastitis.
Selalui bersihkan payudara saat mandi. Apabila menggunakan sabun, pastikan
bahwa sabun telah dibilas bersih. Gunakan bra yang cukup menunjang dan tidak
terlalu ketat (lebih baik jika ukuran bra agak lebih besar).

TEHNIK MENYUSUI
Air susu ibu adalah pilihan terbaik untuk bayi. Menyusui memiliki beberapa
keuntungan: ASI sebagai sumber nutrien, AI mengandung zat imunologis,
dan dengan menyusui ada efek psikologis antara ibu dengan bayinya.
Worthington – Roberts, 1993 (cit. Bobak, 1995) menyebutkan beberapa
keuntungan menyusui:
ASI mengandung imunoglobulin sebgai mekanisme pertahanan terhadap
penyakit dan infeksi.
ASI mengindarkan bayi dari infeksi telinga dan ISPA
ASI menghindarkanbayi dari diare dan masalah pencernaan
ASI mengindarakan bayi dari penyakit Juvenile dan Diabetes Mellitus
ASI menghindarkan ibu dari penyakit sejenis limfoma
Jenis protein yang dikonsumsi bayi tidak menimbulkan alergi
Menyusui menghindarkan bayi dari pemberian makanan berlebihan
ASI menurunkan tingkat kejadian obesitas dan hipertensi
Tidak perlu membersihkan botol susu, dan menyiapkan formula
Menyusui memeprcepat pemulihan konsisi ibu ke keadaan seperti sebelum
hamil

STIKES Indramayu
31 Panduan Praktikum Keperawatan

Menyusui meningkatkan kontak ibu – bayi

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat menyusui bayi adalah sebagai
berikut:
Pada saat menyusui posisi yang dianjurkan adalah duduk bersandar dengan
kaki tidak menggantung
Posisi bayi dari kepala hingga badan bersentuhan dengan tubuh ibu sejajar
dengan payudara
Kontak mata antara ibu- anak
Topang payudara dengan satu tangan: ibu jari menekan bagian atas
payudara (datas areola), sedang jari lain berada dibagian bawah.
Masukkan seluruh bagian putting hingga areola ke dalam mulut bayi (diatas
lidah).
Menyusui dilakukan pada kedua payudara secara bergantian.
Sendawakan bayi setelah selesai menyusui, dengan meletakkan bayi posisi
pronasi dan menepuk-nepuk punggung bayi.

Pemberian ASI hendaknya setiap kali bayi membutuhkan. Apabila


refleks menghisap bayi belum timbul, ibu dapat mengeluarkan ASI-nya
dengan cara manual (tidak dianjurkan untuk dipompa) lalu ditampung dalam
gelas. Pemberian ASI sapat dilakukan dengan menggunakan sendok. Tidak
dianjurkan untuk memberikan susu dengan menggunakan botol susu, hal ini
untuk menghindari agar bayi tidak mengalami bingung putting. ASI yang
disimpan dalam gelas yang sisterilkan lebih dulu dan diletakkan pada suhu
ruangan dapat tahan selama 8 jam. Tetapi apabila siletakkan di lemari
pendingin dapat tahan hingga 24 jam.

PERAWATAN PERINEUM
Setelah proses persalinan , luka episiotomi seharusnya sembuh tanpa
terlalu menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu dan tidak perlu terjadi infeksi.
Apabila kenyamanan tidak terganggu seharusnya proses penyembuhan luka
episiotomi akan lebih cepat dan tidak akan terjadi infeksi apabila kebersihan pada

STIKES Indramayu
32 Panduan Praktikum Keperawatan

area tersebut terjamin. Area tersebut dapat dibersihkan dengan menggunakan air
sabun atau dengan kasa steril. Ini dapat dilakukan oleh klien secara mandiri atau
dengan bantuan perawat. Sebelum melakukan ini, anjurkan untuk cucui tangan
dengan air bersih dan sabun.bersihkan area perineum dengan perlahan dari arah
depan ke belakang, untuk menghindarkan tersebarnya bakteri dari anus ke vagina.
Setelah area tersebut dibersihkan. Dapat digunakan pembalut sebagai penampung
darah nifas. Sangat dianjurkan untuk mengganti pembalut seseting mungkin dan
tetap menjaga kebersihan area perineum.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KETRAMPILAN PERASAT PERAWATAN PAYUDARA

Nama Mahasiswa : ………………………………


NIM : ..……………………………..

NO
ASPEK YANG DINILAI
NILAI

1
2
3
4

A.
PERSIAPAN ALAT

Handuk besar 2 buah

STIKES Indramayu
33 Panduan Praktikum Keperawatan

Washlap 2 buah

Dua wadah untuk air hangat dan air dingin

Kasa/ kapas

Minyak kelapa/ baby oil

B.
TAHAP PRE INTERAKSI

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan alat-alat dan privacy ruangan

STIKES Indramayu
34 Panduan Praktikum Keperawatan

Cuci tangan

C.
TAHAP ORIENTASI

Beri salam, panggil klien dengan namanya

Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/ keluarga

D.
TAHAP KERJA

Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan

STIKES Indramayu
35 Panduan Praktikum Keperawatan

Ajurkan klien untuk duduk santai bersandar, dan kaki ditopang kursi kecil.

Anjurkan klien untuk membuka bra, dan letakkan handuk dibawah perut ibu.

Basahi kassa/ kapas dengan minyak kelapa, gunakan sebagai pembersih kotoran disekitar
areola dan putting susu

Tuangkan sedikit minyak kelapa di kedua belah telapak tangan klien

Lakukan gerakan melingkar dari dalam ke luar payudara dengan menggunakan telapak
tangan sebanyak 15 - 20 kali (sekitar 5-10 menit) untuk masing-masing payudara

STIKES Indramayu
36 Panduan Praktikum Keperawatan

Lakukan gerakan menekan payudara secara perlahan dengan menggunakan sisi dalam
telapak tangan dari atas menuju arah putting susu untuk masing-masing payudara

Pengetokan dengan buku-buku jari ke tangan kanan dengan cepat dan teratur.

Diteruskan dengan penyiraman:


Mula-mula di siram dengan air hangat, penyiraman dengan kain atau kom kecil dia tas
kom air hangat itu, jadi air dapat ditampung kembali.

Penyiraman dilakukan dengan cepat sampai ± 10 kali, kemudian dengan cepat diganti
dengan penyiraman air dingin ± 10 kali, dengan cepat disiram lagi dengan iar hangat, begitu
seterusnya bergantian hangat dan dingin dengan cepat, sampai air hangat turun suhunya.
Penyiraman terakhir adalah dengan air hangat.

keringkan payudara ibu dengan menggunakan handuk dan rapikan kembali pakaian ibu.

E.
TAHAP TERMINASI

STIKES Indramayu
37 Panduan Praktikum Keperawatan

Evaluasi perasaan klien

Simpulkan hasil kegiatan

Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

Akhiri kegiatan

Cuci tangan

F.
DOKUMENTASI

STIKES Indramayu
38 Panduan Praktikum Keperawatan

Catat hasil perawatan payudara di dalam catatan perawatan

TOTAL NILAI

KETERANGAN :
= Tidak dilakukan sama sekali
= Dilakukan salah
= Dilakukan kurang tepat
4 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus = 75 %

Indramayu, …………………
Evaluator,

……………………………

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STIKES Indramayu
39 Panduan Praktikum Keperawatan

KETRAMPILAN PERASAT MENSTIMULIR REFLEKS OKSITOSIN DENGAN


CARA MENGGOSOK PUNGGUNG KLIEN
PADA IBU MENYUSUI

Nama Mahasiswa : ………………………………


NIM : ..……………………………..

NO
ASPEK YANG DINILAI
NILAI

1
2
3
4

A.
PERSIAPAN ALAT

Minyak kelapa/ baby oil

Handuk

Tempat duduk untuk klien

STIKES Indramayu
40 Panduan Praktikum Keperawatan

B.
TAHAP PREINTERAKSI

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan alat-alat dan privacy ruangan

Cuci tangan

C.
TAHAP ORIENTASI

Beri salam, panggil klien dengan namanya

STIKES Indramayu
41 Panduan Praktikum Keperawatan

Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/ keluarga

D.
TAHAP KERJA

Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Ibu dipersilakan duduk bersandar ke depan, melipatkan lengan diatas meja di depannya dan
meletakkan kepalanyadi atas lengannya. Payudara tergantung lepas tanpa baju.

Penolong menggosok kedua sisi tulang belakang dengan menggunakan kepalan tinju kedua
tangan dan ibu jari menghadap ke arah atas atau depan.

Penolong menekan dengan kuat, membentuk gerakan lingkaran kecil dengan ibu jar

STIKES Indramayu
42 Panduan Praktikum Keperawatan

Penolong menggosok ke arah bawah di dua sisi tulang belakang pada saat yang sama, dari
leher ke arah tulang belikat, selama 2 – 3 menit.

Informasikan kepada ibu bahwa tindakan telah selesai.

E.
TAHAP TERMINASI

Evaluasi perasaan klien

Simpulkan hasil kegiatan

Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

STIKES Indramayu
43 Panduan Praktikum Keperawatan

Akhiri kegiatan

Cuci tangan

F.
DOKUMENTASI

Catat hasil perawatan payudara di dalam catatan perawatan

TOTAL NILAI

KETERANGAN :
= Tidak dilakukan sama sekali
= Dilakukan salah

STIKES Indramayu
44 Panduan Praktikum Keperawatan

= Dilakukan kurang tepat


4 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus = 75 %

Yogyakarta, …………………
Evaluator,

……………………………

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KETRAMPILAN PERASAT TEHNIK MENYUSUI BAYI

Nama Mahasiswa : ………………………………


NIM : ..……………………………..

NO

STIKES Indramayu
45 Panduan Praktikum Keperawatan

ASPEK YANG DINILAI


NILAI

1
2
3
4

A.
PERSIAPAN ALAT

Catatan perawatan

Alat peraga: phantom bayi

B.
TAHAP PRE INTERAKSI

Baca catatan perawatan dan catatan medis klien

STIKES Indramayu
46 Panduan Praktikum Keperawatan

Siapkan alat-alat

Cuci tangan

C.
TAHAP ORIENTASI

Berikan salam, panggil klien dengan namanya

Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/ kelaurga

D.
TAHAP KERJA

STIKES Indramayu
47 Panduan Praktikum Keperawatan

Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Pastikan privacy klien terjaga

Anjurkan klien untuk menggendong bayinya, kemudian duduk bersandar dengan kaki
tertopang (tidak menggantung)

Anjurkan klien untuk membuka penutup payudaranya.

Posisikan bai sejajar dengan payudara (kepala dan badan bayi bersentuhan dengan tubuh
klien)

Tekan perlahan dagu bayi dan arahkan ke putting susu klien, hingga bayi mencari putting
susu.

STIKES Indramayu
48 Panduan Praktikum Keperawatan

Masukkan seluruh putting susu hingga areola ke mulut bayi (diatas lidah)

Gunakan ibu jari untuk menekan bagian atas payudara sedangkan jari lainnya menopang
payudara bagian bawah

Pertahankan kontak mata selama proses menyusui

Masukkan jari kelingking ke salah satu sudut mulut bayi apabila akan menghentikan
pemberian ASI

Sendawakan bayi (bayi diposisikan pronasi lalu ditepuk-tepuk perlahan bagian


punggungnya)

E.
TAHAP TERMINASI

STIKES Indramayu
49 Panduan Praktikum Keperawatan

Evaluasi perasaan kien

Simpulkan asil kegiatan

Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

Akhiri kegiatan

Cuci tangan

F.
DOKUMENTASI

STIKES Indramayu
50 Panduan Praktikum Keperawatan

Catat hasil kegiatan dalam catatan perawatan

TOTAL NILAI

KETERANGAN :
= Tidak dilakukan sama sekali
= Dilakukan salah
= Dilakukan kurang tepat
4 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus = 75 %

Indramayu, …………………
Evaluator,

………………………………

STIKES Indramayu
51 Panduan Praktikum Keperawatan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KETRAMPILAN PERASAT PERAWATAN PERINEUM POST PARTUM

Nama Mahasiswa : ………………………………


NIM : ..……………………………..

NO
ASPEK YANG DINILAI
NILAI

1
2
3
4

A.
PERSIAPAN ALAT

Catatan keperawatan

STIKES Indramayu
52 Panduan Praktikum Keperawatan

Kasa/ kapas steril

Air sabun/ larutan steril

Perlak

Pinset

Bengkok

Handscoon

STIKES Indramayu
53 Panduan Praktikum Keperawatan

Betadine

Kateter logam

Bed pan

Botol berisi air hangat

Korentang

Selimut

STIKES Indramayu
54 Panduan Praktikum Keperawatan

Pembalut dan celana dalam ibu yang bersih

B.
TAHAP PRE INTERAKSI

Baca catatan perawatan dan catatan medis klien

Siapkan alat-alat

Cuci tangan

C.
TAHAP ORIENTASI

STIKES Indramayu
55 Panduan Praktikum Keperawatan

Berikan salam, panggil klien dengan namanya

Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/ keluarga

D.
TAHAP KERJA

Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan

Pastikan privacy klien terjaga, kemudian anjurkan klien untuk melepaskan pakaian
dalamnya.

Sebelum melakukan tindakan, palpasi perut ibu untuk mengetahui apakah kandung
kemihnya penuh atau tidak.

STIKES Indramayu
56 Panduan Praktikum Keperawatan

Jika kandung kemih teraba penuh lakukan kateterisasi dengan menggunakan kateter logam.

Persilakan klien untuk berbaring di tempat tidur dengan satu bantal dibagian kepala, dan
lutut ditekuk (posisi litotomi)

Tutupi dengan alat tenun bagian tubuh klien yang tidak termasuk area yang akan dilakukan
tindakan

Letakkan pengalas dibawah bokong klien

Bersihkan area perineum:


Ambil kassa/ kapas steril dengan pinset, kemudian masukkan ke dalam larutan steril/ air
sabun
Basuhkan kassa/ kapas steril tersebut ke area perineum dari arah depan ke belakang
Lakukan hal tersebut hingga area perineum tampak bersih
Lakukan perawatan dengan bethadine jika ada jahitan pada perineum (luka episiotomi).

STIKES Indramayu
57 Panduan Praktikum Keperawatan

Amati ada tidaknya tanda-tanda infeksi disekitar area tersebut

Pasang pembalut dan celana yang bersih.

E.
TAHAP TERMINASI

Evaluasi perasaan kien

Simpulkan hasil kegiatan

Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

Akhiri kegiatan

STIKES Indramayu
58 Panduan Praktikum Keperawatan

Cuci tangan

F.
DOKUMENTASI

Catat hasil kegiatan berikut kesannya dalam catatan perawatan

KETERANGAN :
= Tidak dilakukan sama sekali
= Dilakukan salah
= Dilakukan kurang tepat
4 = Dilakukan dengan sempurna
Nilai batas lulus = 75 %

Indramayu, …………………
Evaluator,

………………………………

STIKES Indramayu
59 Panduan Praktikum Keperawatan

SENAM HAMIL

TUJUAN UMUM
Untuk dapat melakukan tugas persalinan dengan kekuatan dan kepercayaan
diri sendiri dibawah bimbingan penolong menuju persalinan normal.

TUJUAN KHUSUS
Menjaga kondisi tetap prima dengan melatih dan mempertahankan kekuatan
otot dinding perut, otot dasar panggul serta jaringan penyangganya untuk
berfungsi saat persalinan berlangsung.
Melonggarkan persendian yang berhubungan dengan persalinan
Memperbaiki kedudukan janin
Memperoleh pengetahuan dan kemampuan mengatur pernafasan, relaksasi,
dan kontraksi otot dinding perut, otot sekat rongga badan dan otot dasar
panggul saat bersalin.
Meningkatkan kemampuan mengkoordinasikan kekuatan kontraksi otot
rahim.
meningkatkan kepercayaan pengetahuan tentang kekuatan persalinan dapat
dipersingkat dan rasa sakit dikurangi.

SYARAT-SYARAT SENAM HAMIL


Kondisi memungkinkan
Kehamilan tida mempunyai komplikasi
Dilakukan setelah umur kehamilan 20 – 22 mg
Dengan bimbingan tenaga kesehatan

GERAKAN SENAM HAMIL

LATIHAN I
Duduk rileks dan badan ditopang tangan dibelakang
Kaki diluruskan sedikit terbuka
Gerakan latihan:
Gerakkan kaki kanan dan kiri kedepan dan kebelakang.

STIKES Indramayu
60 Panduan Praktikum Keperawatan

Putar persendian kaki melingkar kedalam dan keluar


Bila mungkin angkat bokong dengan bantuan kedua tangan dan ujung
telapak kaki.
Kembang-kempiskan otot dinding perut
Kerutkan dan kendorkan otot dubur
lakukan gerakan ini sedikitnya 8 – 10 kali setiap gerakan

LATIHAN II
Duduk tegak dan badan disangga tangan dibelakang badan
Kedua tungkai lurus dan rapat
Tujuan latihan:
Melatih otot dasar panggul agar dapt berfungsi optimal saat persalinan
Meningkatkan peredaran darh alat kelamin bagian dalam sehingga sirkulasi
menuju plasenta makin sempurna
Gerakan latihan:
Tempatkan tungkai kanan diatas tungkai kiri, silih berganti.
Kembang kempiskan otot dinding perut bagian bawah
Kerutkan dan kendorkan otot liang dubur
Lakukan gerakan ini sedikitnya 8 – 10 kali

LATIHAN III
Sikap duduk tegak dan badan disangga tangan di belakang badan, tungkai
bawah dirapatkan.
Tidur terlentang kaki dirapatkan
Tujuan latihan:
Memperkuat otot dinding perut sehingga dapat berfungsi saat persalinan.
Meningkatkan sirkulasi darah menuju alat kelamin bawah sehingga darah
menuju janin dapat ditingkatkan.
Bentuk latihan:
Pada sikap duduk angkat tungkai bawah kaki silih berganti keatas dengan
tinggi semaksimal mungkin
Pada sikap tidur, kedua tangan dapat diamping tetapi lebih baik dibawah
kepala. Angkat tungkai bwah silih berganti dengan tinggi semaksimal
mungkin.
Lakukan gerakan ini sedikitnya 8 – 10 kali

STIKES Indramayu
61 Panduan Praktikum Keperawatan

LATIHAN IV
Duduk bersila dengan posisi tegak
Tangan diatas bahu sedangkan siku disamping badan
Tujuan latihan:
Melatih otot perut bagian atas.
Meningkatkan kemampuan sekat rongga badan untuk membantu persalinan.
Bentuk latihan:
Lengan diletakkan di depan badan (dada)
Putar keatas dan kesamping, kemudian kebelakang dan selanjutnya kedepan
badan (dada).
Lakukan gerakan ini sedikitnya 8 – 10 kali

GERAKAN V
Duduk bersila dengan tumit berdekatan satu sama lain
Badan tegak rileks dan paha lemas
Kedua tungkai dipersendian lutut
Tujuan latihan:
Melatih otot punggung agar berfungsi baik
Meningkatkan peredaran darah ke alat kelamin bagian dalam
Melatih agar persendian tulang punggung jangan kaku.
Bentuk latihan:
Tekan persendian lutut dengan berat badan sekitar 20 kali.
Badan diturunkan kedepan semaksimal mungkin

GERAKAN VI
Sikap latihan tidur di atas tempat tidur datar
Tangan disamping badan
Tungkai bawah ditekuk pada persendian lutut dengan sudut tungkai bawah
bagian bawah sekitar 80 – 90 derajat.
Tujuan latihan:
Melatih persendian tulang punggung bagian atas
Malatih otot perut dan otot tulang belakang
Bentuk latihan:
Angkat badan dengan topangan pada ujung telapak kaki dan bahu.
Pertahankan posisi sampai hitungan delapan dan turunkan pelan-pelan

STIKES Indramayu
62 Panduan Praktikum Keperawatan

GERAKAN VII
Tidur di tempat yang datar
Badan rileks
Tangan dan tungkai bawah lurus kedepan dan rileks
Tujuan latihan:
Melatih persendian tulang punggung dan pinggul.
Meningkatkan peredaran darah menuju alat kelamin bagian dalam.
Meningkatkan peredaran darah menuju janin melalui plasenta.
Bentuk latihan:
Badan dilemaskan pada tempat tidur.
Tangan dan tungkai bawah membujur lurus.
Pinggul diangkat dan geser ke kanan dan kekiri sambil melatih otot liang
dubur.
Kembang kempiskan otot bagian bawah.
Lakukan gerakan ini sedikitnya 10 - 15 kali

LATIHAN PERNAFASAN
Tidur terlentang ditempat yang datar.
Tangan disamping badan dan lutut ditekuk
Satu tangan diletakkan di atas perut
Tujuan latihan:
Meningkatkan penerimaan konsumsi oksigen ibu dan janin.
Menghilangkan rasa takut dan tertekan.
Mengurangi nyeri saat kontraksi.
Bentuk latihan:
Tarik nafas perlahan dari hitung serta pertahankan dalam paru beberapa
saat.
Bersamaan dengan tarikan nafas tersebut, tangan yang diatas perut ikut serta
diangkat mencapai kepala.
Keluarkan nafas melalui mulut perlahan-lahan.
Tangan yang diangkat ikut serta diturunkan.
lakukan gerakan ini sekitar 8 – 10 kali dengan tangan silih berganti.
Bentuk gerakan lain:
Tangan yang diatas perut dibiarkan mengikuti gerak saat dilakukan tarikan
dan saat mengeluarkan nafas.

STIKES Indramayu
63 Panduan Praktikum Keperawatan

Tangan tersebut seolah-olah memberikan pemberat pada perut untuk


memperkuat diafragma.

LATIHAN RELAKSASI
Kembang kempiskan otot dinding perut
Kerutkan dan kendorkan otot dubur
Tidur miring kaki ditekuk
Terlentang dengan disangga bantal di lutut
Tidur terlentang dengan kaki ditekuk

LATIHAN RELAKSASI DENGAN POSISI DUDUK TELUNGKUP


Sikap tubuh duduk menghadap sandaran kursi
Kedua tangan disandaran kursi
Kepala di atas tangan
Semua anggota tubuh rileks
Tujuan relaksasi:
Meningkatkan ketenangan.
Mengurangi pengaruh yang berasal dari luar.
Mengendalikan dan mengurangi rasa nyeri.
Latihan ini dapat dilakukan pada kala I sehingga mengurangi nyeri.
Bentuk latihan:
Tarik nafas dalam dan perlahan
Lakukan pada kala I

LATIHAN RELAKSASI KOMBINASI


Sikap tubuh seperti merangkak
Tenang dan rileks
Badan disangga bahu dan tulang paha
Tujuan latihan kombinasi:
Melatih dan melemaskan persendian pinggul dan tulang paha.
Melatih otot tulang belakang, otot dinding perut, dan otot liang dubur.
Bentuk latihan:
Badan disangga bahu dan tulang paha
Lengkungkan dan kendorkan tulang belakang
Kembang dan kempiskan otot dinding perut.
Kerutkan dan kendorkan otot liang dubur
STIKES Indramayu
64 Panduan Praktikum Keperawatan

Lakukan gerakan ini sedikitnya 8 – 10 kali

LATIHAN MENURUNKAN DAN MEMASUKKAN KEPALA JANIN


KE PINTU ATAS PANGGUL
Sikap badan berdiri dan jongkok.
Posisi berdiri dan berpegangan pada sisi tempat tidur atau kursi dan
jongkok.
Tujuan latihan:
Dengan jongkok selama beberapa waktu diharapkan tulang panggul
melengkung, sehingga rahim tertekan.
Sekat rongga badan menekan rahim sehingga kepala janin dapat masuk
pintu atas panggul.
Bentuk latihan:
Lakukan berdiri dan jongkok,tahan beberapa saat sehingga tekanan pada
rahim mencapai maksimal untuk memasukkan kepala janin ke pintu atas
panggul.

LATIHAN KOORDINASI PERSALINAN


Sikap badan dengan dagu diletakkan ke arah dada sampai menyentuh.
Tulang punggung dilengkungkan.
Pinggul di tarik ke atas.
Paha ditarik ke arah badan dengan jalan menarik persendian lutut dengan
tangan sampai mencapai siku.
Badan melengkung semikian sehingga hasil akhir kekuatan his untuk
mengejan.
Tarik nafas dan tahan.
Tujuan latihan:
Tujuan latihan pertama, dengan badan melengkung menyebabkan dorongan
maksimal sekat rongga badan terhadap rahim, jalan lahir dan lengkungan
badan seolah-olah menjadi satu, saat mengejan kontraksi otot dasar panggul
mencapi hasil maksimal sebagai pendorong janin dalam proses persalinan,
dan persendian antara tulang kelangkang dan tulang tungging akan melebar,
sehingga meluaskan jalan lahir.
Tujuan latihan kedua nafas dalam menahannya beberapa saat dan
selanjutnya untuk mengejan, ini dapat mengurangi rasa sakit saat kontraksi,
dan hasil kekuatan mempercepat proses persalinan.
STIKES Indramayu
65 Panduan Praktikum Keperawatan

Tujuan ketiga, untuk membiasakan diri saat proses persalinan berlangsung.

STIKES Indramayu
66 Panduan Praktikum Keperawatan

STIKES Indramayu
67 Panduan Praktikum Keperawatan

STIKES Indramayu
68 Panduan Praktikum Keperawatan

LATIHAN PASCA PERSALINAN

Kehamilan dan persalinan menyebabkan perubahan kendornya dinding perut karena


pembesaran kehamilan dan longgarnya liang senggama serta otot dasar panggul. Keadaan
dan kenyataan tersebut sebagian dapat dikembalikan sehingga mendekati normal, untuk
selanjutnya dapat dimulai lagi hamil dengan kesehatan yang tetap prima.

Latihan Mengecilkan Dan Mengencangkan Dinding Perut


Tujuannya untuk mengembalikan kekencangan otot dinding perut dan
mengembalikan kekencangan otot dasar panggul dan otot liang senggama. Latihan ini dapat
dlakukan dengan dua cara:
Mengencangkan otot dinding perut dengan posisi tidur
Kaki kanan dan kiri diangkat silih berganti secara lurus setinggi mungkin. Kaki ini dapat
diputar seperti naik sepeda. Satu kaki naik keatas sedangkan kaki laintumitnya dipegang.
Kaki lurus dapat dilitakkan pada tempat yang lebih tinggi, sedangkan badan diangkat
seluruhnya dengan disangga bahu dan kaki/ tumitnya. Lakukan latihan ini beberapa kali.
Mengencangkan otot dinding perut dalam posisi merangkak
Latihan dalam posisi merangkak, dilakukan dengan mengencangkan dan mengempeskan
otot dinding perut. Dengan posisi ini pula dilakukan latihan untuk mengembalikan
kesegaran tulang belakang dengan ototnya.

Latihan Untuk Mengembalikan Ukuran Liang Senggama


Seperti diketahui bahwa sfingter ani (liang dubur) sebagian melingkar kedalam
liang senggama, sehingga dapat dilatih dengan jalan mengerutkan dan mengendorkan liang
dubur itu. Latihan ini pun dapat dilakukan setiap saat atau bersamaam dengan latihan
mengencangkan otot dinding perut itu. Dengan latihan ini diharapkan dapat mengembalikan
keadaan liang senggama seperti semula sehingga keharmonisan keluarga dapat terjamin.
Ibu yang baru saja melahirkan mungkin enggan melakukan banyak gerakan,
karena ia takut sakit. Ambulasi atau berjalan secepatnya sangat penting untuk mencegah

STIKES Indramayu
69 Panduan Praktikum Keperawatan

trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah). Setelah persalinan normal dan bila
tidak dibatasi oleh pemasangan infus dan bila tanda vital ibu (tekanan darah, suhu, nadi,
dan nafas) normal, ibu biasanya dapat pergi ke kamar mandi atau mandi dengan bantuan
satu jam atau dua jam setelah melahirkan. Sebelum melakukan ini lakukan dulu nafas
dalam dan latihan kaki sederhana, dan harus berdiri mengayun kakinya diatas sisi tempat
tidur. Pada persalinan dengan beedah sesar, berjalan mulai 24 – 36 jam setelah melahirkan.

Berikut ini adalah urutan latihan untuk ibu setelah melahirkan dan lihat gambar:
Tidur terlentang dengan kedua lutut ditekuk, tarik nafas dalam sampai dada meninggi,
kemudian keluarkan sambil mengempiskan otot-otot abdomen. Tahan otot-otot ini dengan
kuat sambil menghitung sampai 5, kemudian rileks.

Masih dengan posisi telentan, angkat kepala. Sambil melakukan gerakan ini, tahan bagian
tubuh yang lain agar tetap pada tempatnya. Dekatkan kepala ke dada, kemudian kembali
pada posisi awal

Tidur telentang, dengan jarak antar kaki dilebarkan dan lutut ditekuk. Rentangkan kedua
lengan menjauhi bahu kemudian secara perlahan angkat lengan sampai kedua tangan
bertemu di atas dada. Tanpa menekuk siku, rendahkan lengan ke posisi semula.

Selanjutnya, jarak antar kaki didekatkan. Angkat kepala dan tekuk satu lutut. Dengan
menggunakan tangan yang berlawanan, jangkau lutut tersebut, tetapi jangan menyentuhnya.
Kembali ke posisi semula dan ulangi dengan bagian lutut dan tangan yang lain.

STIKES Indramayu
70 Panduan Praktikum Keperawatan

Sekarang tekuk satu lutut. Gerakkan lutut ke arah dagu dan tumit ke arah bokong. Kembali
ke posisi semula dan ulangi pada bagian kaki yang lain.

Sekarang letakkan kedua lengan disamping. Tekuk satu lutut menuju dagu dan kemudian
luruskan sampai tegak lurus terhadap lantai. Turunkan kaki dan kemudian ulangi lagi
dengan bagian kaki yang lain.

Sekarang duduk tegak dengan kedua lutut ditekuk dan telapak kaki menempel di lanta.
Genggam tangan di belakang kepala dan tarik punggung sampai sudut sekitar 45 derajat
dari lantai. Tahan posisi ini sampai beberapa detik kemudian kembali ke posisi semula.

Sekarang berbaring telentang seperti pada posisi nomor 6, tetapi sekarang lakukan gerakan
dengan dua kaki secara bersama-sama.

Sekarang berbaring dengan kedua lutut ditekuk dan kedua telapak kaki menempel di lantai
dan dekat dengan bokong. Jauhkan jarak antar kedua kaki. Tinggikan bokong dari lantai.
Sambil mengangkat bokong, tekan punggung bawah ke lantai. Tahan posisi ini beberapa
detik; kemudian kembali ke posisi semula.

STIKES Indramayu
71 Panduan Praktikum Keperawatan

Ulangi langkah 9, tetapi kali ini sambil tinggikan kepala dan gerkkan otot-otot abdomen
saat mengangkat bokong.
Gerakan terkhir, posisikan badan dengan bertumpu pada kedua lutut dan kedua siku
sebagaimana terlihat pada gambar.kedua lutut dan kedua siku tegak lurus dengan bagian
tubuh yang alain. Bungkukkan punggung ke atas (lihat panah) dan kempiskan abdomen.
Kemudian rileks dan ambil nafas dalam.

STIKES Indramayu

Anda mungkin juga menyukai