“ ASET TETAP “
DISUSUN OLEH :
UNIVERSITAS RIAU
2020/2021
KATA PENGANTAR
Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar harapan
penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak
lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama
lebih dari satu periode. Dalam pembelajaran akuntansi perpajakan baiknya kita
mengetahui tentang apa yang ada didalam ilmu ini. Salah satu yang terdapat
didalamnya adalah tentang Aset Tetap yang akan kami uraikan di dalam
makalah kami ini yang mencakup bahasan Aset Tetap.
iv
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan tersebut di atas maka kita
dapat tarik beberapa permasalahan diantaranya adalah sebagai berikut:
v
BAB II
PEMBAHASAN
Aktiva tetap adalah harta yang dapat digunakan lebih dari satu tahun.
Aktiva tetap terbagi atas:
1
Berdasarkan masa manfaatnya, aktiva tidak berwujud terbagi atas :
2. Aktiva tidak berwujud yang masa manfaatnya tidak dibatasi oleh undang-
undang.
Misalnya : goodwill dan merk dagang.
2
Dengan demikian satu hal yang penting yang berkaitan pula dengan
pengakuan suatu aktiva adalah perusahaan memiliki kendali atas manfaat
yang diharapkan dari aktiva tersebut.
Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan terdiri dari berbagai jenis dan
bentuk, tergantung pada sifat dan bidang usaha yang diterjuni perusahaan
tersebut. Aktiva tetap sering merupakan suatu bagian utama dari aktiva
perusahaan, karenanya signifikan dalam penyajian posisi keuangan. Nilai
yang relatif besar serta jenis dan bentuk yang beragam dari aktiva tetap
menyebabkan perusahaan harus hati-hati dalam menggolongkannya.
a. Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak
perusahaan, pertanian dan peternakan.
b. Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya
bangunan, mesin, alat-alat, mebel dan lain-lain.
c. Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa
penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis,
misalnya sumber-sumber alam seperti hasil tambang dan lain-lain.
Selain itu aset tetap juga apat di golongkan dari beberapa sudut pandang
diantaranya:
3
a. Sudut substansi
1) Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung,
dan peralatan.
2) Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti Goodwill,
Patent, Copyright, Hak Cipta, Franchise dan lain-lain.
b. Sudut disusutkan atau tidak:
1) Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti
Building (Bangunan), Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin),
Inventaris, Jalan dan lain-lain.
2) Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva yang tidak dapat
disusutkan, seperti land (Tanah).
4
2.2 NILAI PEROLEHAN ASET TETAP
Penentuan harga perolehan aktiva tetap sangat penting karena harga
perolehan menjadi dasar untuk menghitung besarnya biaya penyusutan tiap-
tiap tahun. Adapun ketentuan sesuai dengan pasal 10 UU PPh, penentuan
harga perolehan aktiva tetap sebagai berikut:
1. Harga perolehan atau harga penjualan dalam hal terjadi jual beli harta
yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa adalah jumlah yang
sesungguhnya dikeluarkan atau diterima sedangkan apabila terdapat
hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau
diterima.
2. Nilai perolehan atau niai penjualan dalam hal terjadi tukar-menukar
harta adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau diterima
berdasarkan harga pasar.
3. Nilai perolehan atau nilai pengalihan harta yang dialihkan dalam rangka
likuidasi, penggabungan, peleburan pemekaran, pemecahan, atau
pengambilalihan usaha adalah jumlah yang seharunya dikeluarkan atau
diterima berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan lain oleh Menteri
Keuangan.
4. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka bantuan sumbangan
atau hibah:
a. Yang memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi yang
meneima pengalihan, sama dengan nilai sisa buku dari pihak yang
melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan Direktur
Jenderal Pajak.
b. Yang tidak memenuhi syarat sebagai bukan Objek Pajak bagi
yang menerima pengalihan, sama dengan nilai pasar dan harta
tersebut.
5. Dasar penilaian harta yang dialihkan dalam rangka penyetoran modal
bagi badan yang menerima pengalihan, sama dengan nilai pasar dari
harta tesebut.
5
Perolehan Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehannya (the
acquisition cost). Sementara itu yang dimaksud dengan harga perolehan
adalah pengeluaran-pengeluaran yang timbul mulai dari peruses pembelian
hingga aktiva tersebut siap beroperasi.Maka harga perolehan dapat
dirumuskan dengan :
Nilai Beli + Pengeluaran yang timbul dari proses pembelian hingga aktiva
tersebut siap operasi
1. Harga Perolehan
Dalam komponen harga perolehan termasuk bea impor dan pajak
pembelian yang tidak boleh di kreditkan setelah di kurangi diskon
pembelian dan potongan-potongan lain.
2. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang di inginkan agar aset siap di gunakan
sesuai dengan keinginan dan manajemen.
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset.
6
Berikut merupakan macam macam perolehan aset tetap diantaranya:
1. Perolehan aset tetap secara gabungan.
Apabila aset di peroleh secara gabungan, maka harga perolehan
masing-masing aset tetap ditentukan dengan megalokasikan harga
gabungan berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing aset yang
bersangkutan sebagai contoh harga bangunan termasuk tanah seharga Rp
300.000.000,00 (termasuk biaya notaris, bea balik nama, bea perolehan
hak atas tanah dan bangunan dan lain – lain ).
Contoh :
7
Jurnal pada saat pembelian aset tetap:
Modal donasi dari sisi akuntansi pajak mengacu pada pasal 10 ayat
(4) undang undang pajak penghasilan, undang undang ini saling berkaitan
dengan Pasal 4 ayat (3) yang mengatur mengenai persyaratan dalam
menerima aset secara atau berupa bantuan, sumbangan, dan hibah.
8
Dalam pengaturan penyusutan tersebut, persyaratan aset yang dapat
disusutkan menurut ketentuan perpajakan meliputi :
9
yang merupakan perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan
metode ini selalu tetap dan diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada
setiap akhir tahun. Tidak seperti metode lain, dalam metode saldo
menurun nilai sisa tidak dikurangkan dari harga perolehan dalam
menghitung nilai yang dapat disusutkan.
10
2.4 PENGELOMPOKKAN AKTIVA TETAP UNTUK PENYUSUTAN
DALAM PAJAK
Metode penyusutan menurut ketentuan perundang-undangan
perpajakan sebagaimana telah diatur dalam pasal 11 Undang-Undang Pajak
Penghasilan adalah :
Tarif Tarif
Penyusutan Penyusutan
Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat berdasarkan berdasarkan
Metode Garis Metode Saldo
Lurus Menurun
I. Kelompok
Kelompok 4 20 tahun 5% 10 %
II. Bangunan
Permanen 20 tahun 5% -
11
Untuk lebih memudahkan Wajib Pajak dan memberikan keseragaman
dalam pengelompokan harta tetap berwujud, dikeluarkannya Keputusan
Menteri keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 yang berlaku sejak 1 januari
2009 mengatur tentang pengelompokan jenis- jenis Harta Berwujud,:
12
4. Perhubungan Mobil taksi, bus dan truk yang
pergudangan dan digunakan sebagai angkutan umum.
komunikasi
13
kelapa, magarine, penggilingan kopi,
kembang gula, mesin pengolah biji-bijian
seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.
Mesin yang menghasilkan / memproduksi
minuman dan bahan-bahan minuman segala
jenis. Mesin yang menghasilkan /
memproduksi bahan-bahan makanan dan
makanan segala jenis.
14
terapung dan sejenisnya yang mempunyai
berat sampai dengan 100 DWT. Perahu
layar pakai atau tanpa motor yang
mempunyai berat sampai dengan 250 DWT.
Kapal balon.
15
No
Jenis Usaha Jenis Harta
Urut
1. Pertambangan Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang
selain minyak dan pertambangan, termasuk mesin - mesin
gas yang mengolah produk pelikan.
16
dan bahan organis pembersih lainnya, zat
albumina, perekat, bahan peledak, produk
pirotehnik, korek api, alloy piroforis,
barang fotografi dan sinematografi.
Mesin yang mengolah / menghasilkan
produk industri lainnya (misalnya damar
tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari
selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit
samak, jangat dan kulit mentah).
17
4. Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok IV
No
Jenis Usaha Jenis Harta
Urut
1. Kontruksi Mesin berat untuk konstruksi
Semua alat yang digerakkan bukan
dengan mesin.
18
Sedangkan dalam PSAK no 16 :
19
2. Berdasarkan penggunaan :
a. Metode jam jasa :
Penyusutan = 𝐻𝑎𝑟g𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 −𝑁i𝑙𝑎i 𝑅𝑒𝑠i𝑑𝑢
Estimasi service life
Metode penyusutan ini menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar
pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode
Contoh :
Sebuah pesawat terbang dibeli dengan harga Rp. 700.000.000.
Diperkirakan akan memberikan jasa penerbangan 1.000 jasa jam
terbang. Pada tahun 2014 diperkirakan digunakan selama 300 jam
terbang. Maka penyusutan selama tahun 2014 dihitung:
Penyusutan per jam = Rp. 700.000.000,-/1.000 = Rp. 700.000
Penyusutan tahun 2014 = Rp. 700.000 x 300 = Rp. 210.000.000
a) Metode unit produksi
Menentukan unit produksinya terlebih dahulu
Tarif Penyusutan per unit = Harga perolehan – Nilai residu
Kapasitas produksi
Biaya penyusutan = Tarif penyusutan per unit x unit diproduksi
3. Berdasarkan kriteria lainnya
Biaya penyusutan dapat dihitung dengan dasar jenis dan
kelompok. Dengan sistem metode garis lurus tanpa mengenal nilai
residu.
Biaya Penyusutan = Harga perolehan : Umur ekonomis
Tarif penyusutan = Jumlah biaya penyusutan x 100%
Jumlah harga perolehan
20
dapat diperbaiki lagi, perusahaan dapat mengambil keputusan untuk
membuang aktiva tetap tersebut.
2. Penjualan Aktiva Tetap (Selling of Plant Assets)
Aktiva yang tidak terpakai lagi jika masih laku, maka perusahaan
dapat menjual aktiva tersebut.
3. Pertukaran Aktiva Tetap (Exchange of Plant Assets )
Aktiva yang sudah tidak terpakai, selain dibuang dan dijual, dapat
ditukar dengan aktiva tetap yang lain, baik dengan perusahaan lain,
maupun ditukar yang baru dengan menambah uang /pembayaran. Aktiva
tersebut dapat ditukar dengan aktiva sejenis maupun aktiva lain.
Contoh :
Diketahui :
21
Keuntungan sebesar Rp 5.500.000 merupakan penghasilan
yang menjadi objek pajak PPh. Apabila transaksi ini dicatat maka ayat
jurnal adalah sbb:
Penerimaan kas Rp 16.000.000
Akumulasi penyusutan Rp 31.000.000
Mesin Rp 40.000.000
Hutang Biaya Rp 1.500.000
Laba Rp 5.500.000
22
sehingga deductibie expense dimasa datang semakin besar dan
beban pajak semakin kecil.
Meningkatkan keakuratan perhitungan penghasilan maupun biaya
sehingga mencerminkan kemampuan perusahaan yang sebenarnya
dalam menghasilkan laba.
Agar neraca perusahaan menunjukan posisi kekayaan perusahaan
yang sebenarnya.
Contoh :
PT. Pola Petra memiliki daftar aktiva per tanggal 31 Desember 2012
yaitu sebagai berikut :
23
Hitunglah PPh final Revaluasi dan tentukan nilai yang harus disajikan
dalam neraca.
Jawab :
Jurnal :
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengakuan akuntansi atas aset tetap telah di atur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No 16 tetapi tidak berlaku atas pertambangan dan
reservasi pertambangan.
2. Dalam perolehan aset tetap biaya perolehan merupakan setara dengan nilai
tunainya dan diakui pada saat terjadinya, dan dalam perolehan terdapat
banyak cara diantaranya secara gabungan, secara angsuran, dengan
pertukaran, membangun sendiri dan sumbangan.
3. Untuk penarikan atau pelepasan perlakuan akuntansinya sama dengan
komersial baik pembuangan penjualan dan pertukaran aset yang di miliki
oleh perusahaan atau dapa dilihat alam PSAK 16.
4. Untuk metode penyusutan aset tetap bagi akuntansi pajak hanya mengakui
2 metoe saja yaitu garus lurus dan saldo menurun, walaupun secara
komersial lebih dari 2 metode yang ada di standart akuntansi keuangan di
Indonesia khususnya.
5. Untuk pengelompokan aset perusahaan apakah iu masuk kedalam
kelompok 1, 2, 3, dan atau 4 dapat di lihat dalam Keputusan Menteri
Keuangan No. 96/PMK.03/2009 yang berlaku sejak anggal 1 januari 2009.
6. Untuk akuntansi pajak mengenai revaluasi aset tetap dapat di lihat dalam
Keputusan Menteri Keuangan No 79/PMK.03/2008 tahun 2008, yang
minimal melakukan revaluasi adalah 5 tahun perusahaan baru dapat
melakukan revaluasi kembali.
25
DAFTAR PUSTAKA
http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2009/03/jenis-harta-berwujud-kelompok-
aktiva.html
https://www.academia.edu/35864630/AKUNTANSI_PAJAK_ASET_TETAP
https://id.scribd.com/doc/314763004/Akuntansi-pajak-aset-tetap-doc
26