DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
TEKNIK INFORMATIKA
Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata
kuliah arsitektur komputer. Pada makalah ini akan dibahas mengenai aritmatika
komputer. Dengan demikian, harapan penulis dengan makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Terlepas dari semua itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
3.1 Simpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang
telah dirumuskan. Kata komputer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang
yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu,
tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya,
pengolahan informasi hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika,
tetapi komputer modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan
matematika
Dalam definisi seperti itu terdapat alat seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik
mulai dari abakus dan seterusnya, sampai semua komputer elektronik yang
kontemporer. Istilah lebih baik yang cocok untuk arti luas seperti komputer adalah
yang memproses informasi atau sistem pengolah informasi.
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
Adapun tujuan penulisan dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Negasi
2.1.1 Penjumlahan
Ada 4 kondisi yang terjadi pada penjumlahan biner yaitu apabila 0+0, 0+1, 1+0,
dan 1 + 1. Jika yang terjadi adalah 1 + 1, kita tidak dapat menyatakan hasil jumlah
dalam satu digit. Tetapi kita harus melakukan penyimpanan (Carry Out) kedalam
kolom yang lebih tinggi. Ini berlaku untuk seluruh sistem bilangan. Sebagai contoh
pada bilangan desimal 2 + 5 = 7 dengan carry out = 0, 9 + 9 = 8 dengan carry out =
2
Contoh :
1. 102+ 102
1 Carry out
10
10 +
100
2. 01002 + 01112
1 Carry
0100
0111 +
1011
3. 111112 + 11112 + 111012 + 101112
33322 Carry out
11111
01111
11101
10111+
11000102
2.1.2 Pengurangan
3
Komplemen 2 dari –5 (0101).
·Komplemen 1
Contoh :
Komplemen 1 dari –5 (0101).
4
5 (0) 0 1 0 1
9 - (1) 0 1 1 1 +
4 (1) 1 1 0 0 (1 menunjukkan negatif)
0011 +1
(1) 0 1 0 0
5 (0) 0 1 0 1
9 - (1) 0 1 1 0 +
-4 (1) 1 0 1 1 (1 menunjukkan negatif)
0100
(1) 0 1 0 0
2.1.3 Perkalian
Arithmatika perkalian pada komputer sebenarnya tidak ada yang ada adalah
melakukan penjumlahan sebanyak yang dikalikan dengan bantuan logika “AND” pada
setiap yang dikalikan serta melakukan shift register pada masing-masing bit pengali :
1011 Multiplicand (11)
1011
0000
1011 +
Pada proses perkalian pembilang dan penyebut dilakukan dengan proses logika
“AND” setelah itu dibentuk bergeser dengan counter register dari awal tulisan seperti
perkalian pada bilangan desimal yang dimengerti oleh pemahaman manusia
5
2.1.4 Pembagian
1101
1011
Partial Remainder 1110
1011
Partial Remainder 1111
1011
100 Remainder
Catatan:
turun 2 bit jika tidak dapat dikurangi oleh pembaginya, maka jumlah bit hasilnya
diberikan nol pada sisa pertamanya.
Pembagian pada unsigned binary seperti halnya pada sistem desimal
Devidend adalah bilangan yang dibagi,
Divisor adalah bilangan pembagi,
Quotient adalah hasil pembagian,
Remainders adalah sisa pembagian,
Partial remainders adalah sisa pembagian parsial
2.1.5 Overflow
Pada sembarang keadaan, hasil operasi dapat lebih besar dari yang dapat di
tampung ukuran word yang di gunakan disebut Overflow. Bila terjadi overflow, ALU
harus membersihkan sinyal tentang keadaan ini sehingga tidak terdapat usaha untuk
menggunakan hasil operasi tersebut.
6
Bila dua buah bilangan di tambahkan, dan keduanya positif atau keduanya
negatif, maka overflow akan terjadi bila dan hanya bila memiliki tanda yang
berlawanan.
2.1.6 Adder
A. HALF ADDER
Rangkaian half adder merupakan dasar penjumlahan bilangan biner yang masing-
masing hanya terdiri dari satu bit, oleh karena itu dinamakan penjumlah tak lengkap.
1. Jika A=0 dan B=0 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0.
2. Jika A=0 dan B=1 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 1.
3. Jika A=1 dan B=1 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0. dengan nilai pindahan
Cy(Carry Out) = 1.
Dengan demikian, half adder memiliki 2 masukan (A dan B) dan dua keluaran (S
danCy).
A B S Cy
0 0 0 0
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 0 1
Dari tabel diatas, terlihat bahwa nilai logika dari Sum sama dengan nilai logika dari
gerbang XOR, sedangkan nilai logika Cy sama dengan nilai dari gerbang logika
AND. Dari tabel tersebut, dapat dibuat rangkaian half adder seperti pada gambar
7
berikut:
B. FULL ADDER
Full adder mengolah penjumlahan untuk 3 bit bilangan atau lebih (bit tidak
terbatas), oleh karena itu dinamakan rangkaian penjumlah lengkap. Perhatikan tabel
kebenaran dari Full adder berikut :
A B C S Cy
0 0 0 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 1
1 1 0 0 1
1 1 1 1 1
8
C. PARALEL ADDER
Parallel Adder adalah rangkaian Full Adder yang disusun secara parallel dan
berfungsi untuk menjumlah bilangan biner berapapun bitnya, tergantung jumlah Full
Adder yang diparallelkan. Gambar berikut menunjukkan Parallel Adder yang terdiri
dari 4 buah Full Adder yang tersusun parallel sehingga membentuk sebuah penjumlah
bit.
X3 Y3 Ci X2 Y3 Ci X1 Y1 Ci X0 Y0 Ci
C S Co S Co S Co S
o
S3 S2 S1 S0
Penjelasan :
Input terdiri dari bilangan binari 4 bit, yaitu yang pertama X3, X2, X1 dan X0 dan
yang kedua adalah Y3, Y2, Y1 dan Y0.
9
Contoh, dua buah bilangan binari 4 bit, yang pertama adalah 1001 dan yang kedua
adalah 0101
X3 = 1 ; X2 = 0 ; X1 = 0 ; X0 = 1
Y3 = 0 ; Y2 = 1 ; Y1 = 0 ; Y0 = 1
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun simpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah sebagai
berikut:
1. Pada sembarang keadaan, hasil operasi dapat lebih besar dari yang dapat di
tampung ukuran word yang di gunakan disebut Overflow. Bila terjadi
overflow, ALU harus membersihkan sinyal tentang keadaan ini sehingga tidak
terdapat usaha untuk menggunakan hasil operasi tersebut.
2. Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk
menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Karena Adder digunakan
untuk memproses operasi aritmetika, maka Adder juga sering disebut
rangkaian kombinasional aritmetika.
11
DAFTAR PUSTAKA
12