Anda di halaman 1dari 15

ARITMATIKA KOMPUTER

DOSEN PENGAMPU :

Fitra Kurnia, S.Kom., M.T.

OLEH :

Aldiansyah Pramudia Hasibuan (11950115003)

Ikhwan Habibi (11950111692)

Rahmaida Harahap (11950121729)

TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhan tugas mata
kuliah arsitektur komputer.  Pada makalah ini akan dibahas mengenai aritmatika
komputer. Dengan demikian, harapan penulis dengan makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Terlepas dari semua itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 20 Oktober 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2

2.1 Aritmatika Integer.........................................................................................................2


2.2 Overflow.......................................................................................................................6
2.3 Adder............................................................................................................................7

BAB III PENUTUP....................................................................................................11

3.1 Simpulan.....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komputer adalah alat yang dipakai untuk mengolah data menurut prosedur yang
telah dirumuskan. Kata komputer semula dipergunakan untuk menggambarkan orang
yang perkerjaannya melakukan perhitungan aritmatika, dengan atau tanpa alat bantu,
tetapi arti kata ini kemudian dipindahkan kepada mesin itu sendiri. Asal mulanya,
pengolahan informasi hampir eksklusif berhubungan dengan masalah aritmatika,
tetapi komputer modern dipakai untuk banyak tugas yang tidak berhubungan dengan
matematika

Dalam definisi seperti itu terdapat alat seperti slide rule, jenis kalkulator mekanik
mulai dari abakus dan seterusnya, sampai semua komputer elektronik yang
kontemporer. Istilah lebih baik yang cocok untuk arti luas seperti komputer adalah
yang memproses informasi atau sistem pengolah informasi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut:

1. Apa itu aritmatika integer?


2. Apa itu overflow?
3. Apa itu adder?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian aritmatika integer.


2. Untuk mengetahui pengertian overflow.
3. Untuk mengetahui pengertian adder.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1 Aritmatika Integer

Bagian ini akan membahas fungsi-fungsi aritmatik bilangan dalam representasi


komplemen dua.

A. Negasi

Pada notasi komplemen dua, pengurangan sebuah bilangan integer dapat


dibentuk dengan mengunakan aturan berikut: Anggaplah komplemen boolean
seluruh bit bilangan integer (termasuk bittanda). Perlakukan hasilnya sebagai
sebuah unsigned binary integer, tambahkan1. misalnya:18=00010010
(komplemen dua).

B. Representasi Integer Positif,negatif,dan bilangan 0.


 Bila sebuah bilangan integer positif dan negatif yang sama
direpresentasikan (sign – magnitude),maka harus ada representasi
bilangan positif dan negatif yang tidak sama.
 Bila hanya terdapat sebuah representasi bilangan 0 (komplemen
dua),maka harus ada representasi bilangan positif dan negatif yang tidak
sama.
 Pada kasus komplemen dua,terdapat representasi bilangan n-bit untuk
-2n,tapi tidak terdapat untuk 2n.

2.1.1 Penjumlahan

Ada 4 kondisi yang terjadi pada penjumlahan biner yaitu apabila 0+0, 0+1, 1+0,
dan 1 + 1. Jika yang terjadi adalah 1 + 1, kita tidak dapat menyatakan hasil jumlah
dalam satu digit. Tetapi kita harus melakukan penyimpanan (Carry Out) kedalam
kolom yang lebih tinggi. Ini berlaku untuk seluruh sistem bilangan. Sebagai contoh
pada bilangan desimal 2 + 5 = 7 dengan carry out = 0, 9 + 9 = 8 dengan carry out =

2
Contoh :
1. 102+ 102
1 Carry out
10
10 +
100
2. 01002 + 01112
1 Carry
0100
0111 +
1011
3. 111112 + 11112 + 111012 + 101112
33322 Carry out
11111
01111
11101
10111+
11000102

2.1.2 Pengurangan

Pada penjumlahan biner, komplemen yang digunakan adalah komplemen 2 dan


komplemen 1. Untuk mendapatkan komplemen bilangan biner, cukup dengan
membalik angkanya saja. Jika “0” dibalik menjadi “1”, dan jika “1” dibalik menjadi
“0”. Komplemen 2 mirip dengan komplemen 10 pada bilangan desimal (Carry
dihilangkan), sedangkan komplemen 1 mirip dengan komplemen 9 (Carry
ditambahkan pada hasil akhir).
 Komplemen 2
Contoh :
Pengurangan antara 9 (1001) dengan 5 (0101)

3
Komplemen 2 dari –5 (0101).

0 1 0 1 = (1) 1 0 1 1 (angka 1 menunjukkan tanda modulusnya).


9 (0) 1 0 0 1
5 - (1) 1 0 1 1 +
4 1 (0) 0 1 0 0
Cy Dihilangkan

 ·Komplemen 1
Contoh :
Komplemen 1 dari –5 (0101).

0 1 0 1 = (1) 1 0 1 0 (angka 1 menunjukkan tanda modulusnya).


9 (0) 1 0 0 1
5 - (1) 1 0 1 0 +
4 1 (0) 0 0 1 1
1
(0) 0 1 0 0
Cy Ditambahkan
Bila hasil akhir bernilai negatif, maka nilainya harus dikomplemen lagi (Berlaku
untuk komplemen 2 dan komplemen 1). Jika komplemen 2, maka hasil akhir setelah
dikomplemen harus ditambah 1. Jika komplemen 1,hasil akhirnya merupakan hasil
sebenarnya (tidak perlu ditambah 1).
Contoh :
Pengurangan antara 510 dengan 910

Komplemen 2 dari –9.


1 0 0 1 = (1) 0 1 1 1 (angka 1 menunjukkan tanda modulusnya).

4
5 (0) 0 1 0 1
9 - (1) 0 1 1 1 +
4 (1) 1 1 0 0 (1 menunjukkan negatif)
0011 +1
(1) 0 1 0 0

Komplemen 1 dari –9.


1 0 0 1 = (1) 0 1 1 0 (angka 1 menunjukkan tanda modulusnya).

5 (0) 0 1 0 1
9 - (1) 0 1 1 0 +
-4 (1) 1 0 1 1 (1 menunjukkan negatif)
0100
(1) 0 1 0 0
2.1.3 Perkalian

Arithmatika perkalian pada komputer sebenarnya tidak ada yang ada adalah
melakukan penjumlahan sebanyak yang dikalikan dengan bantuan logika “AND” pada
setiap yang dikalikan serta melakukan shift register pada masing-masing bit pengali :
1011 Multiplicand (11)

1101 x Multiplier (13)

1011

0000

1011 Partial Product

1011 +

10001111 Product (143)

Pada proses perkalian pembilang dan penyebut dilakukan dengan proses logika
“AND” setelah itu dibentuk bergeser dengan counter register dari awal tulisan seperti
perkalian pada bilangan desimal yang dimengerti oleh pemahaman manusia

5
2.1.4 Pembagian

1101

Divisor 1011 | 10010011 Deviden

1011
Partial Remainder 1110
1011
Partial Remainder 1111
1011
100 Remainder

Catatan:
 turun 2 bit jika tidak dapat dikurangi oleh pembaginya, maka jumlah bit hasilnya
diberikan nol pada sisa pertamanya.
 Pembagian pada unsigned binary seperti halnya pada sistem desimal
 Devidend adalah bilangan yang dibagi,
 Divisor adalah bilangan pembagi,
 Quotient adalah hasil pembagian,
 Remainders adalah sisa pembagian,
 Partial remainders adalah sisa pembagian parsial

2.1.5 Overflow

Pada sembarang keadaan, hasil operasi dapat lebih besar dari yang dapat di
tampung ukuran word yang di gunakan disebut Overflow. Bila terjadi overflow, ALU
harus membersihkan sinyal tentang keadaan ini sehingga tidak terdapat usaha untuk
menggunakan hasil operasi tersebut.

Untuk mendeteksi overflow gunakan aturan :

6
Bila dua buah bilangan di tambahkan, dan keduanya positif atau keduanya
negatif, maka overflow akan terjadi bila dan hanya bila memiliki tanda yang
berlawanan.

2.1.6 Adder

Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk


menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Karena Adder digunakan untuk
memproses operasi aritmetika, maka Adder juga sering disebut rangkaian
kombinasional aritmetika. ALU akan dijelaskan lebih detail pada bab 3. Ada 2 jenis
Adder :
1. Rangkaian Adder yang hanya menjumlahkan dua bit disebut Half Adder.
2. Rangkaian Adder yang menjumlahkan tiga bit disebut Full Adder.
3. Rangkaian Adder yang menjumlahkan banyak bit disebut paralel Adder.

A. HALF ADDER
Rangkaian half adder merupakan dasar penjumlahan bilangan biner yang masing-
masing hanya terdiri dari satu bit, oleh karena itu dinamakan penjumlah tak lengkap.
1. Jika A=0 dan B=0 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0.
2. Jika A=0 dan B=1 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 1.
3. Jika A=1 dan B=1 dijumlahkan, hasilnya S (Sum) = 0. dengan nilai pindahan
Cy(Carry Out) = 1.
Dengan demikian, half adder memiliki 2 masukan (A dan B) dan dua keluaran (S
danCy).
A B S Cy
0 0 0 0
0 1 1 0
1 0 1 0
1 1 0 1

Dari tabel diatas, terlihat bahwa nilai logika dari Sum sama dengan nilai logika dari
gerbang XOR, sedangkan nilai logika Cy sama dengan nilai dari gerbang logika
AND. Dari tabel tersebut, dapat dibuat rangkaian half adder seperti pada gambar

7
berikut:

B. FULL ADDER
Full adder mengolah penjumlahan untuk 3 bit bilangan atau lebih (bit tidak
terbatas), oleh karena itu dinamakan rangkaian penjumlah lengkap. Perhatikan tabel
kebenaran dari Full adder berikut :
A B C S Cy
0 0 0 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
1 0 0 1 0
1 0 1 0 1
1 1 0 0 1
1 1 1 1 1

Dari tabel diatas dapat dibuat persamaan boolean sebagai berikut :


S=ABC+ABC+ABC+ABC
S=AÅBÅC
Cy = A B C + A B C + A B C + A B C
Dengan menggunakan peta karnaugh, Cy dapat diserhanakan menjadi :
Cy = AB + AC + BC

8
C. PARALEL ADDER
Parallel Adder adalah rangkaian Full Adder yang disusun secara parallel dan
berfungsi untuk menjumlah bilangan biner berapapun bitnya, tergantung jumlah Full
Adder yang diparallelkan. Gambar berikut menunjukkan Parallel Adder yang terdiri
dari 4 buah Full Adder yang tersusun parallel sehingga membentuk sebuah penjumlah
bit.

X3 Y3 Ci X2 Y3 Ci X1 Y1 Ci X0 Y0 Ci

Full Adder Full Adder Full Adder Full Adder

C S Co S Co S Co S
o

S3 S2 S1 S0
Penjelasan :

Input terdiri dari bilangan binari 4 bit, yaitu yang pertama X3, X2, X1 dan X0 dan
yang kedua adalah Y3, Y2, Y1 dan Y0.

9
Contoh, dua buah bilangan binari 4 bit, yang pertama adalah 1001 dan yang kedua
adalah 0101

X3 = 1 ; X2 = 0 ; X1 = 0 ; X0 = 1

Y3 = 0 ; Y2 = 1 ; Y1 = 0 ; Y0 = 1

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Adapun simpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas adalah sebagai
berikut:

1. Pada sembarang keadaan, hasil operasi dapat lebih besar dari yang dapat di
tampung ukuran word yang di gunakan disebut Overflow. Bila terjadi
overflow, ALU harus membersihkan sinyal tentang keadaan ini sehingga tidak
terdapat usaha untuk menggunakan hasil operasi tersebut.
2. Rangkaian ALU (Arithmetic and Logic Unit) yang digunakan untuk
menjumlahkan bilangan dinamakan dengan Adder. Karena Adder digunakan
untuk memproses operasi aritmetika, maka Adder juga sering disebut
rangkaian kombinasional aritmetika.

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai