DAN DIARE
ANATOMI
KONSTIPASI
DEFINISI
⦿ Konstipasi atau sembelit adalah kelainan
pada sistem pencernaan di mana seorang
mengalami pengerasan feses atau tinja yang
berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau
sulit dikeluarkan dan dapat menyebabkan
kesakitan yang hebat pada penderitanya
⦿ Konstipasi berarti pergerakan feses yang
lambat melalui usus besar, dan sering
dihubungkan dengan feses yang mengeras,
kering dan berjumlah besar pada kolon
desenden yang tertimbun karena absorbsi
cairan yang berlangsung lama.
KONSTIPASI
⦿ DEFINISI:
⦿ Disorganized passage of feces resulting in
infrequent stool, and difficult passage stool.
◉ BAB kurang dari 2 kali seminggu atau lebih dari 3 hari
tidak BAB
1. PENYEBAB DIARE
2. GEJALA DIARE
3. RESIKO DEHIDRASI
4. PENYEBAB DIARE
STRATEGI TERAPI
1. menemukan penyebab diare dan membunuh
kuman penyebab
2. mengatasi gejala yang timbul
3. mencegah resiko kematian karena dehidrasi
berat
TREATMENT
⦿ Nonpharmacologic therapy
◼ Fluid and electrolytes
Fluid replacement is accomplished using oral
rehidration solution, a measure mixture of water, salts
and glucose.
The WHO-recognized solution consist of 75 mEq/L
sodium, 75 mmol/L glucose, 20 mEq/L potassium, and
10 mEq/L citrate, having a total osmolarity of 245
mOsm/L.
A simple solution can be prepared from 1 L watere
mixed with 8 teaspoonfuls of sugar and one teaspoon
of table salt. Some comercial product: pedialyte,
renalyte, ceralyte.
Severe diarrhea may require the use of parenteral
solutions such as lactated Ringer’s or normal saline
solution.
◼ Dietary modifications
⦿ Terapi non farmakologi dapat diberikan
dengan pemberian banyak minum dan
makanan yang mengandung banyak cairan
untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Selain
itu, peningkatan kebersihan makanan dan
individu, serta penyediaan air bersih perlu
diperhatikan.
PERHATIAN
⦿ Hindari penyebaran penyakit ini. Cucilah tangan
setelah buang air besar, sebelum makan atau
selama menyiapkan makanan.
⦿ Berikan makanan yang rendah serat, cukup
energi, protein, vitamin dan mineral.
⦿ Tetap mengkonsumsi makanan lunak dan bergizi.
⦿ Untuk anak-anak berikan cairan elektrolit dan
cairan rehidrasi.
⦿ Suhu makanan dan minuman yang diberikan
sebaiknya dalam keadaan hangat, tidak panas
atau terlalu dingin.
⦿ ASI mengandung banyak substansi yang
memelihara pencernaan dan melawan bakteri.
Adanya bukti yang kuat menunjukkan bahwa ASI
memberikan manfaat yang besar bagi anak -
anak dengan diare akut.
⦿ Pisang, nasi, jus apel, dan roti panggang
direkomendasikan selama bertahun-tahun.
Bagaimanapun, tidak ada bukti yang
menunjukkan bahwa diet ini bermanfaat, dan
sedikit kandungan protein di dalamnya
mungkin dikontraindikasikan. Karena itu, diet
tersebut tidak direkomendasikan.
⦿ Hindari soda atau minuman lain dengan kadar
glukosa tinggi karena gula akan menyerap
cairan ke dalam usus sehingga memperburuk
keadaan.
⦿ Anak-anak mungkin mengalami intoleransi
laktosa (tidak mampu mencerna gula susu)
selama beberapa waktu setelah diare. Dalam
hal ini, kenalkan kembali dengan susu secara
bertahap.
⦿ Pharmacologic therapy
The goal of drug therapy is to control symptom, as
attapulgite, loperamide, diphenoxilate/atropin,for acute
and chronic diarrhea; calcium polycarbophil for chronic
diarrhea, bismuth subsalicylate for traveler’s.
Most infectious diarrheas are self limited or curable with
anti-infective agents
2. Enterotoxigenic E.Coli
⦿ First line agent: Norfloksasin 400 mg taua siprofloksasin 500 mg PO 2
kali sehari selama 3 hari
⦿ Alternatif agent: Trimetoprim-sulfametoksazol (tablet DS) tiap 12 jam
3. C.difficile
⦿ First line agent: Metronidazol 250 mg 4 kali sehari hingga 500 mg 3
kali sehari selama 10 hari
⦿ Alternatif agent: Vankomisin 125 mg secara oral 4 kali sehari selama
10 hari; basitrasin 20.000-25.000 unit 4 kali sehari selama 7-10 hari
INVASIVE (DYSENTERY-LIKE)
DIARRHEA
A. Shigella
⦿ First line agent: Trimetoprim-sulfametoksazol DS 2 kali sehari selama 3-5 hari
⦿ Alternatif agent: Ofloksasin 300 mg, norfloksasin 400 mg, atau siprofloksasin
500 mg 2 kali sehari selama 3 hari, atau asam nalidiksat 1gram/hari selama 5 hari;
azitromisin 500 mg oral selama 1 hari, lalu 250 mg secara oral tiap harinya selama
4 hari
B. Samonella
1. Nontyphoidal
⦿ First line agent: Trimetoprim-sulfametoksazol DS 2 kali sehari; ofloksasin 300
mg, norfloksasin 400 mg, atau siprofloksasin 500 mg 2 kali sehari selama 5
hari; atau ceftriaxon 2 gram IV atau cefotaksim 2 gram IV 3 kali sehari selama 5
hari
⦿ Alternatif agent: Azitromisin 1000 mg secara oral 1 kali sehari, diikuti dengan
500 mg secara oral 1 kali sehari selama 6 hari
2. Enteric fever
⦿ First line agent: Siprofloksasin 500 mg secara oral 2 kali sehari selama 3-14
hari
⦿ Alternatif agent: Azitromisin 1000 mg oral 1 kali sehari, diikuti dengan 500 mg
sehari selama 5 hari; atau cefixime, cefotaksim, dan cefuroksim; atau
kloramfenikol 500 mg 4 kali sehari secara oral atau IV selama 14 hari
C. Campylobacter
⦿ First line agent: Eritromisin 500 mg secara oral
2 kali sehari selama 5 hari; azitromisin 1000
mg oral 1 kali sehari, diikuti dengan 500 mg
perhari atau klaritromisin 500 mg secara oral 2
kali sehari
⦿ Alternatif agent: Siprofloksasin 500 mg atau
norfloksasin 400 mg secara oral 2 kali sehari
selama 5 hari
D. Yersinia
⦿ First line agent: Kombinasi terapi antara
doksisiklin, aminoglikosida,
trimetoprim-sulfametoksazol, atau
fluoroquinolon
TRAVELERS DIARRHEA
Profilaksis
⦿ First line agent: Norfloksasin 400 mg atau
siprofloksasin 500 mg secara oral perhari (di Asia,
Afrika, dan Amerika selatan);
Trimetoprim-sulfametoksazol (tablet DS) secara
oral perharinya (di Meksiko)
Treatment
⦿ First line agent: Norfloksasin 400 mg atau
siprofloksasin 500 mg secara oral 2 kali sehari
selama 3 hari, atau trimetoprim-sulfametoksazol
(tablet DS) secara oral 2 kali sehari selama 3 hari
(di Meksiko), atau azitromisin 500 mg secara oral 1
kali sehari selama 3 hari (hanya pada daerah
dengan spesies Campylobacter yang sudah resisten
kuinolon, seperti di Thailand)
2. ANTISEKRETORI
a. Bismuth subsalisilat
⦿ Bismuth subsalisilat mempunyai aktivitas sebagai antisekretori dan antibakteria dimana
senyawa ini akan menyerap bahan infeksius atau toksin-toksin sehingga sel mukosa
usus akan terhindar dari kontak langsung dengan zat yang dapat merangsang sekresi
elektrolit. Selain itu bismuth subsalisilat juga efektif untuk pencegahan dan
pengobatan traveler,s diare dan sebagai alternatif penggunaan dari antibiotik.
⦿ Dosis sebesar 4 x 2 tabet/hari efektif sebagai profilaksis untuk diare travelers. Namun
penggunaan lebih dari 3 minggu tidak disarankan. Penggunaan pada orang dengan
alergi aspirin, insufisiensi renal, gout, pengguna antikoagulan, probenesid, dan
metotreksat harus dihindari. Efek samping berupa lidah dan kotoran yang hitam
temporer, mual, konstipasi, dan tinitus.
b. Lactobacillus acidophilus
⦿ Lactobacillus acidophilus dapat diberikan secara oral, baik dengan susu, jus buah, atau
air putih biasa. Seringkali beberapa sediaan L. acidophilus mengandung kultur dari L.
bulgaricus. L. bulgaricus ini bukan suatu spesies normal yang berhabitat di GI.
Walaupun demikian ia mampu menyediakan flora yang berguna dalam usus dan
menambah pertumbuhan bakteri yang menguntungan dengan membentuk asam laktat
melalui fermentasi karbohidrat.
⦿ Dosis dari sediaan yang mengandung L.acidophilus dan L. bulgaricus adalah 2 kapsul, 4
tablet, atau 1 paket bentuk granul, 3 atau 4 kali sehari. Untuk pengobatan diare, L.
acidophilus tidak boleh digunakan dalam waktu lebih dari 2 hari atau dalam kondisi
demam tinggi. Selain itu sediaan ini juga tidak boleh digunakan pada pengobatan diare
untuk infant dan anak kurang dari 3 tahun jika tidak di bawah petunjuk dan
pengawasan dokter. Seseorang yang sensitif terhadap susu atau produk olahannya
sebaiknya tidak mengunakan obat ini.
ANTIMOTALITAS
1. Loperamide
⦿ Mekanisme aksi : loperamid merupakan anti sekretori, yang
menghambat calcium-binding protein calmodulin dan mengontrol
sekresi klorida.
⦿ Loperamide dapat digunakan untuk mengontrol dan memperbaiki
gejala diare akut non spesifik dan diare kronis yang berhubungan
dengan inflamasi usus. Loperamide juga berguna untuk
pengatasan simptomatik traveler’s diarrhea yang ringan atau
tidak ada komplikasi.
⦿ Dosis : dosis sediaan 2mg/kapsul. Diawali dengan 4 mg,
kemudian 2 mg setiap buang air besar sampai max 5 hari. Tidak
boleh melebihi 16 mg/hari.
⦿ Kontraindikasi : kondisi penghambatan peristaltik, ulcerative
colitis aktif, atau antibiotik yang berhubungan dengan colitis.
⦿ Efek samping : kram abdominal, dizziness, drowsiness, dan
reaksi kulit termasuk urticaria, paralitic ileus dan abdominal
bloating.
2. Diphenoxylate
⦿ Mekanisme aksi : merupakan agen anti peristaltik yang
menurunkan motilitas saluran pencernaan.
⦿ Diphenoxylate merpakan derivat dari petidin dan juga dapat
menyebabkan ketagihan. Obat ini efektif terhadap jenis diare
yang penyebabnya tidak diketahui.
⦿ Dosis : dosis sediaan 2,5 mg/kapsul. Dosis dewasa 5 mg 4x
sehari,tidak boleh melebihi 20 mg sehari. Anak-anak 3-6 bulan
maksimal 3 mg sehari, 8-12 tahun 2-4 dd 1 tablet.
⦿ Kontraindikasi : Obstructive jaundice; diare yang berhubungan
dengan pseudomembranous enterocolitis atau enterotoxin-yang
memproduksi bakteri; narrow-angle glaucoma
⦿ Efek samping : rasa mengantuk, pusing, mulut kering, dan mual.
⦿ Interaksi obat : Alcohol, barbiturat, depresan Sistem Saraf Pusat,
tranquilizers: dapat meningkatkan aksi depresan. Monoamine
oxidase (MAO) inhibitor: dapat mengakibatkan krisis hipertensi.
ADSORBEN
1. Kaolin Pectin
⦿ Mekanisme aksi : mengabsorpsi cairan, mengikat dan mengeluarkan
iritan saluran pencernaan.
⦿ Kaolin pektin digunakan untuk terapi simptomatik diare dan tidak
direkomendasikan untuk diare akut.
⦿ Dosis Dewasa : semua dosis diberikan setelah buang air besar: PO
60–120 ml (regular strength) atau 45–90 ml (concentrate). Anak-anak:
6–12 tahun: PO 30–60 ml (regular strength) or 30 ml (concentrate) per
dosis. Anak-anak 3–5 tahun: PO 15–30 ml (regular strength).
⦿ Kontraindikasi : digunakan pada bayi dan anak-anak < 3 tahun tanpa
petunjuk dokter; digunakan selama > 2 hari atau pada demam tinggi;
intestinal obstruction; colitis.
⦿ Efek samping : GI: konstipasi; fecal impaction
⦿ Interaksi obat : Clindamycin, digoxin, lincomycin
penicillamine (oral): penurunan absorpsi dapat terjadi, dapat diatasi
dengan memberi jarak 2-4 jam.
2. Attapulgite
OUTCOME TERAPI
Memperbaiki kondisi pasien dengan mencegah
dehidrasi serta menurunkan frekuensi BAB
serta menjaga konsistensi feses sampai kondisi
normal.
MONITORING TERAPI
1. Monitoring frekwensi BAB
2. Monitoring berat badan penderita
3. Monitoring status cairan dan elektrolit
4. Monitoring pengobatan terhadap penyebab
5. Monitoring terhadap komplikasi diare
6. Monitoring efek samping obat antidiare
7. Monitoring keberhasilan terapi setelah 2
hari
KIE
1. Beritahukan pasien mengenai obatnya : nama obat,
indikasi, cara pemakaian, dosis, frekuensi pemakaian,
durasi pemakaian, interaksi, pentingnya teratur minum
obat, bagaimana kalau lupa minum obat dll.
2. Menjaga kebesihan diri, keluarga serta lingkungan.
3. Mengkonsumsi makanan lunak bergizi, sehat dan
seimbang sehingga ketahanan tubuh meningkat.
4. Memperbanyak asupan cairan sehingga terhindar dari
dehidrasi.
5. Menerapkan pola hidup sehat (makan, tidur dan
olahraga teratur) setelah terapi diare berhasil sebagai
usaha preventif penyakit.
6. Hindari penyebaran penyakit, cuci tangan setelah BAB
dan sebelum makan
7. Hindari soda atau makanan dengan kadar glukosa tinggi
karena gula akan menyerap cairan ke dalam usus
sehingga memperburuk keadaan