Anda di halaman 1dari 11

Tangerang, 01 Maret 2021

Kepada Yth;
Ketua Pegadilan Negeri Jakarta Selatan
Jl. Ampera Raya No.133, RT.5/RW.10, Pasar Minggu,
Jakarta Selatan

Hal : GUGATAN CERAI

Dengan hormat,

Memperkenankan kami yang bertandatangan dibawah ini: RAMDAN


ALAMSYAH,S.H., ARIF HIDAYAT,S.H., ACHMAD BAIHAQI,S.H.,
RASNOTO,S.H., MEVI AMANDA SARI,S.H., Para advokat dari Law
Office RAMDAN ALAMSYAH & PARTNERS, beralamat di Jl. Pondok Jaya
Nomor 1, Pondok Aren, Bintaro, Kota Tangerang Selatan, Banten, berdasarkan
surat kuasa khusus tertanggal 13 Oktober 2020, bertindak untuk dan atas nama :

Ny. FETTY SUSANTI, perempuan, Ibu Rumah Tangga, beragama


Kristen, beralamat di Perumahan Puri Bintaro Hijau,Blok C1 Nomor 10, Kel. Pondok
Aren,Kec. Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Pemegang Kartu Tanda
Penduduk Nomor 3174106202820003, untuk selanjutnya disebut sebagai
-------------------------------------------------------------------------------- PENGGUGAT;

Bersama dengan ini mengajukan Gugatan Cerai terhadap :


Tn. ANTHONY PANUSUNAN PANGARIBUAN, swasta, laki-laki,
beragama Kristen beralamat di Komplek Pusri C Nomor 18 RT/RW 008/008, Kel.
Petukangan Utara,Kec. Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Pemegang Kartu Tanda
Penduduk Nomor 3174101902740004,Untuk selanjutnya disebut sebagai
-----------------------------------------------------------------------------------TERGUGAT;
1
Adapun yang menjadi dalil –dalil dasar Gugatan Penggugat terhadap Tergugat
adalah hal-hal sebagai berikut:

1. Bahwa menurut Pasal 1 Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 yang


dimaksud Perkawinan adalah sebagai berikut :
Perkawinan adalah “ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk
keluarga (Rumah Tangga), yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa”

Dengan makna yang demikian antara PENGGUGAT dan TERGUGAT


telah dilangsungkan perkawinan di Gereja Kasih Karunia Indonesia (GEKARI),
Jemaat Mahkota Kemuliaan, Bandung, sebagaimana Surat Nikah
Nomor: 10/NIK/1.14/X/2002 tanggal 25 Oktober 2002 di Bandung, dan
tercatat dalam Kutipan Akta Perkawinan No. 128/2003 tertanggal 18
Juni 2003, yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan Catatan Sipil dan
Keluarga Berencana Kabupaten Bandung, Jawa Barat;

2. Bahwa selama perkawinan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT, telah


dikarunai 3 (tiga) orang anak yaitu:
- NATHANIA ANGELIQUE, Perempuan, berumur 17 tahun, lahir di Jakarta,
tanggal 14 April 2003, berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran Nomor:371/2003
yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Bandung
pada Tanggal 17 Juli 2003
- DERYL TIMOTHY HASIHOLAN PANGARIBUAN, Laki-laki, berumur
14 tahun, lahir di Jakarta, tanggal 05 Juni 2006, berdasarkan Kutipan
Akta Kelahiran Nomor:1234/U/JB/2006 yang dikeluarkan oleh
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Barat, pada Tanggal 11 Juli
2006
- JONATHAN PARTOGI PANGARIBUAN, Laki-laki, berumur 13 tahun,
lahir di Jakarta, tanggal 05 Juli 2007, berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran
Nomor:8137/U/JS/2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Jakarta Selatan, pada Tanggal 10 Agustus 2007;

3. Bahwa awalnya kehidupan rumah tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT

2
dirasakan cukup baik, serasi dan harmonis, namun sejak beberapa tahun

3
perkawinan yakni pertengahan tahun 2007 mulai timbul perselisihan
dan pertengkaran. Perselisihan dan pertengkaran tersebut berjalan terus
menerus sampai saat ini;
a. Bahwa antara PENGGUGAT dan TERGUGAT selalu berbeda prinsip dalam
menyelesaikan masalah Rumah Tangga dan kerap terjadinya kekerasan verbal
maupun kekerasan fisik yang dilakukan oleh TERGUGAT kepada
PENGGUGAT, hal ini selalu menjadi penyebab perselisihan dan pertengkaran
antara PENGGUGAT dan TERGUGAT;
b. Bahwa TERGUGAT sebagai seorang suami tidak bisa menjadi seorang kepala
rumah tangga yang baik sebagaimana dimaksudkan dalam Alkitab:

mi, kasihilah isterimu dan janganlah

mu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai
ya doamu jangan terhalang”;

RGUGAT selalu sibukc. diluar rumah diluar urusan pekerjaan dan


minta izin kepada PENGGUGAT untuk pergi kel luar kota karena alasan pekerjaan, tetapi kenyatannya TERGUGAT pergi bu

pekerjaan melainkan hal - hal yang tidak patut dilakukan dalam perkawinan;
d. Bahwa karena diantara PENGGUGAT dan TERGUGAT begitu seringnya
terjadi perselisihan dan pertengkaran, maka dalam kehidupan rumah tangga
PENGGUGAT dan TERGUGAT tidak ada harapan akan hidup rukun lagi;
e. Bahwa selama pernikahan PENGGUGAT dan TERGUGAT sering kali
mendapat interfensi dari pihak keluarga dalam hal ini orang tua TERGUGAT,
dan kerap melakukan pengusiran kepada PENGGUGAT dan anak – anak.
TERGUGAT dalam hal ini juga bukan kali pertama melakukan pengusiran
kepada PENGGUGAT dan anak – anak setiap kali terjadi keributan;
f. Bahwa PENGGUGAT dan anak – anak sudah tidak sanggup lagi melihat
perbuatan TERGUGAT, sehingga PENGGUGAT berbicara kepada orang tua
PENGGUGAT untuk meminta bantuan;
g. Bahwa puncak dari perselisihan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT adalah
terpaksa pisah rumah diantara keduanya, karena PENGGUGAT bersama
dengan anak – anak dipaksa keluar oleh TERGUGAT dan keluarga
nya dalam hal ini ibu TERGUGAT mengusir dari rumah, sehingga
sejak tanggal 15 September 2020 PENGGUGAT dan anak - anak
tinggal dirumah sewa dengan bantuan biaya dari orang tua
PENGGUGAT .

4. Bahwa pada tahun 2007 saat PENGGUGAT sedang hamil anak ke-3, TERGUGAT
diketahui oleh PENGGUGAT melakukan perselingkuhan dengan asisten rumah
tangga. Hal ini diketahui oleh PENGGUGAT dari asisten rumah tangga tersebut ;

5. Bahwa suami istri seharusnya perlu saling menghargai, saling membantu dan
saling melengkapi agar masing-masing dapat mengembangkan kepribadiannya,
akan tetapi kenyataannya dalam Rumah Tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT
tidak demikian, bahkan perselisihan dan pertengkaran antara PENGGUGAT dan
TERGUGAT tersebut tetap saja berlangsung sampai dengan saat ini;

6. Bahwa PENGGUGAT sering mendapatkan kekerasan secara verbal diantaranya


TERGUGAT kerap kali menyuruh PENGGUGAT untuk mendekati laki – laki lain
guna mendapatkan uang untuk membantu TERGUGAT menghidupi keluarga.
Hal ini, sangat menyakitkan dan membuat mental PENGGUGAT terganggu,
sehingga PENGGUGAT merasa takut untuk minta uang kepada TERGUGAT;

7. Bahwa dalam rangka mempertahankan rumah tangga tersebut PENGGUGAT


telah berusaha untuk mengerti kesibukan dan aktivitas TERGUGAT dan
PENGGUGAT juga telah berupaya untuk berbicara dengan TERGUGAT secara
baik-baik, akan tetapi maksud baik PENGGUGAT tidak pernah ditanggapi
dengan berbagai macam alasan yang diberikan oleh TERGUGAT ;

8. Bahwa sejak tahun 2007 hingga saat ini, PENGGUGAT mengetahui TERGUGAT
memiliki banyak wanita selain PENGGUGAT hingga menjalin hubungan
layaknya sepasang suami istri, bahkan kerap memberikan sejumlah uang dan
melakukan hubungan badan dengan wanita selain PENGGUGAT;
9. Bahwa selama masa perkawinan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT sering
kali mengalami masalah kesulitan ekonomi hingga menjadi sebab keributan.
Meskipun demikian PENGGUGAT tidak pernah menuntut jika TERGUGAT
memberikan nafkah semaunya dengan alasan tidak memiliki cukup uang, tetapi
PENGGUGAT mengetahui bahwa TERGUGAT secara sadar seringkali
menghamburkan uang untuk wanita selain PENGGUGAT;

10. Bahwa akibat seringnya TERGUGAT menghamburkan uang menyebabkan


timbulnya kelalaian TERGUGAT dalam menjalankankan kewajibannya terhadap
kebutuhan anak – anak TERGUGAT dan PENGGUGAT maupun terhadap
PENGGUGAT berupa kebutuhan finansial, psikis, psikologis sejak 10 bulan
terakhir;

11. Bahwa perilaku TERGUGAT tersebut diperburuk karena kesadaran TERGUGAT


dalam mengulang kesalahan TERGUGAT kepada PENGGUGAT, sehingga sering
terjadi percekcokan dan pertengkaran antara PENGGUGAT dan TERGUGAT
yang tidak dapat dihindarkan lagi;

12.Bahwa perilaku TERGUGAT yang kerap bersikap kasar, melontarkan kalimat


kasar dan tidak wajar serta menelantarkan anak – anak PENGGUGAT dan
TERGUGAT yang berakibat buruk terhadap pertumbuhan mental dan psikis anak
sehingga TERGUGAT tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang ayah
dan tidak dapat dijadikan contoh yang baik bagi anak - anak;

13.Bahwa pada akhirnya tidak ada harapan lagi bagi PENGGUGAT dan TERGUGAT
untuk hidup bersama dalam satu ikatan perkawinan dan tidak mungkin dapat
mewujudkan tujuan dari perkawinan yang sakral yakni untuk membentuk
keluarga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana
dimaksudkan dalam pasal 1 undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan sebagaimana yang telah diuraikan dalam Point 1 (satu) diatas;

14.Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, kehidupan rumah tangga


PENGGUGAT dan TERGUGAT sudah tidak dapat dipertahankan lagi, karena
terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus, kehidupan rumah
tangga PENGGUGAT dan TERGUGAT sudah tidak mungkin dipersatukan
kembali karena sudah jauh dari hidup rukun, damai dan harmonis;

15.Bahwa berdasarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi selama perkawinan antara


PENGGUGAT dengan TERGUGAT, maka telah terdapat alasan-alasan hukum
yang kuat dan dapat dijadikan dasar untuk Perceraian berdasarkan Pasal 39 ayat
2 huruf f Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan Jo. Pasal 19
huruf f Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan undang-
undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan yakni :

“Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan


pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam
rumah tangga”.

16.Bahwa berdasarkan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 534


K/Pdt/1996 tanggal 18 Juni 1996 berbunyi :

“Bahwa dalam hal perceraian tidak perlu dilihat siapa penyebab


percekcokan atau salah satu pihak telah meninggalkan pihak lain,
tetapi yang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri apakah
perkawinan itu masih dapat dipertahankan lagi atau tidak”

17. Bahwa berkenaan dengan penguasaan anak dimaksud adalah hak


merawat/mengasuh yang dalam istilah hukum disebut hak asuh untuk mewakili
anak dalam melakukan tindakan hukum ;

18.Bahwa tujuan utama dari pengasuhan dan pemeliharaan anak adalah


kepentingan terbaik bagi anak sehingga dalam perkara aquo harus dilihat
terlebih dahulu siapa yang lebih dipandang memberikan jaminan untuk
kepentingan terbaik bagi anak tersebut;

19.Bahwa sebagaimana diatur dalam Pasal 41 huruf a Undang-undang No. 1 Tahun


1974 tentang Perkawinan menyebutkan :
“Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah :
a. Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan
mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan
kepentingan anak, bilamana ada perselisihan mengenai
penguasaan anak-anak, Pengadilan member keputusan”

Sehingga perceraian tidak menghapus kewajiban bapak dan ibu untuk


memelihara dan mendidik anak-anaknya dan tidak berarti pula secara mutlak
sang bapak sudah tidak lagi mempunyai hak untuk merawat/memelihara 3 (tiga)
orang anak PENGGUGAT dan TERGUGAT yang bernama NATHANIA
ANGELIQUE, DERYL TIMOTHY HASIHOLAN PANGARIBUAN,
JONATHAN PARTOGI PANGARIBUAN;

20. Bahwa dengan demikian maka dalam hal hak pemeliharaan/perawatan


anak, baik dari pihak PENGGUGAT dan TERGUGAT maupun pertimbangan
Majelis Hakim diutamakan penemuan fakta tentang kepentingan anak yang lebih
terpenuhi yang lebih aman dan sejahtera dan terjamin masa depannya;

21.Bahwa mengingat perilaku TERGUGAT yang sering bepergian keluar kota dalam
jangka waktu yang lama sehingga tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai
seorang suami dan ayah, serta sering menelantarkan anak, membuat
PENGGUGAT khawatir akan sangat berakibat buruk terhadap mental dan
pertumbuhan anak sehingga akan menyebabkan perilaku serta mental anak tidak
berkembang sebagaimana layaknya anak-anak seusianya, untuk itu
PENGGUGAT mohon anak hasil perkawinan antara PENGGUGAT DAN
TERGUGAT yaitu NATHANIA ANGELIQUE, DERYL TIMOTHY
HASIHOLAN PANGARIBUAN, JONATHAN PARTOGI PANGARIBUAN
tetap berada di bawah pemeliharaan, pengasuhan dan perwalian PENGGUGAT;

22. Bahwa sebagaimana ditaur dalam Putusan Mahkamah Agung RI No.


126 K/Pdt/2001 tanggal 28 Agustus 2003, berbunyi:
“Bila terjadi perceraian, anak yang masih di bawah umur
pemeliharaannya seyogiyanya diserahkan kepada orang terdekat
dan akrab dengan si anak yaitu Ibu”
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002,
yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Sehingga 3 (tiga)
orang anak PENGGUGAT dan TERGUGAT yang bernama NATHANIA
ANGELIQUE, DERYL TIMOTHY HASIHOLAN PANGARIBUAN,
JONATHAN
PARTOGI PANGARIBUAN berada dalam pemeliharaan dan pengasuhan
PENGGUGAT

23. Bahwa 3(tiga) anak hasil perkawinan PENGGUGAT dan TERGUGAT masih
dalam usia dan masa pertumbuhan sehingga sangat membutuhkan biaya dalam
jumlah besar

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas PENGGUGAT mohon kepada Bapak Ketua


Pengadilan Negeri Jakarta Utara/Majelis Hakim Pemeriksa Perkara untuk
memeriksa, mengadili dan memutuskan :

1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;


2. Menyatakan perkawinan antara PENGGUGAT dan TERGUGAT putus karena
perceraian dengan segala akibat hukumnya;
3. Memerintahkan kepada Panitera atau orang yang ditunjuk untuk itu
mengirimkan salinan putusan perkara a quo ke Kantor Catatan Sipil Provinsi
DKI Jakarta agar di Catat dalam buku yang disediakan untuk itu ;
4. Menyatakan anak PENGGUGAT dan TERGUGAT yang bernama
NATHANIA ANGELIQUE, DERYL TIMOTHY HASIHOLAN
PANGARIBUAN, JONATHAN PARTOGI PANGARIBUAN berada
dibawah pemeliharaan, pengasuhan dan perwalian PENGGUGAT;
5. Menghukum TERGUGAT membayar uang nafkah dan alimentasi setiap bulan
sejumlah Rp 7.000.000,00 (TUJUH JUTA Rupiah) yang harus dibayar oleh
TERGUGAT setiap bulannya paling lambat tanggal 05 dari bulan berjalan
6. Menghukum TERGUGAT untuk membayar ongkos perkara ini;
ATAU

Ex aquo et bono
Demikianlah gugatan ini disampaikan, atas perkenannya kami ucapkan
terimakasih.

Hormat kami
Kuasa Hukum Penggugat

RAMDAN ALAMSYAH, S.H. ARIF HIDAYAT, S.H.

ACHMAD BAIHAQI, S.H. RASNOTO, S.H.

MEVI AMANDA SARI, S.H.

Anda mungkin juga menyukai