Anda di halaman 1dari 28

IONI – LAMPIRAN 6

Pemberian Informasi Obat untuk Meningkatkan Kepatuhan Pasien

Menurut WHO, pengobatan yang rasional adalah suatu keadaan dimana pasien menerima pengobatan
sesuai dengan kebutuhan klinis mereka, dengan dosis, cara pemberian dan durasi yang tepat, dengan cara
sedemikian rupa sehingga meningkatkan kepatuhan pasien terhadap proses pengobatan dan dengan biaya
yang paling terjangkau bagi mereka dan masyarakat pada umumnya.
Bila definisi WHO tersebut diterjemahkan, maka ”meningkatkan kepatuhan” berarti bahwa pemberian
pengobatan harus disertai dengan pemberian informasi yang memadai. Dengan kata lain, informasi obat
dan pengobatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses terapi rasional.
Seringkali, dokter dianggap merupakan pemegang keputusan terakhir dalam suatu proses terapi. Namun,
dalam hal penggunaan obat, apoteker dan petugas penyerah obat lainnya, merupakan petugas terakhir yang
menyerahkan obat kepada pasien. Proses penyerahan obat seringkali diabaikan oleh para penyusun
kebijakan di bidang kesehatan selama pengembangan proses pemberian pelayanan kesehatan. Proses ini
biasanya dianggap kurang penting dibandingkan proses diagnosis, pengadaan, kontrol penyimpanan dan
distribusi. Kelalaian ini sangat merugikan karena proses penyerahan obat yang tidak tepat dan tidak
terkontrol dapat menimbulkan dampak buruk bagi sistem pemberian pelayanan kesehatan. Semua proses
yang yang telah dilakukan hingga penentuan obat untuk pasien akan menjadi tidak berguna bila proses
penyerahan obat tidak dapat menjamin ketepatan pemberian obat yang benar kepada pasien yang benar
dalam dosis dan jumlah yang efektif, dengan instruksi yang jelas dan penyimpanan obat dalam kemasan
yang menjamin kestabilan obat. Karena petugas penyerah obat merupakan orang terakhir yang
berkomunikasi dengan pasien sebelum obat digunakan, maka proses penyerahan obat merupakan tahap
yang sangat penting dalam menentukan penggunaan obat yang tepat. Karena itu, proses ini harus
dimengerti oleh setiap pelaku proses penyerahan obat.

Dalam proses penyerahan obat, ada delapan langkah penting yang harus dilakukan untuk menjamin
terlaksananya penyerahan obat yang benar kepada pasien dari petugas penyerah obat. Setiap langkah
membawa tanggungjawab dan atau pertimbangan yang penting untuk dilakukan.
Dalam hal ini, diasumsikan bahwa pemberi resep telah melakukan diagnosis yang benar serta memilih obat
yang benar dan regimen yang tepat, serta pasien mempunyai akses terhadap apotik.

Langkah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Petugas penyerah obat menerima resep yang benar dari pasien atau pemberi resep (secara tertulis atau
lisan) dan melakukan pengkajian resep terhadap antara lain :
 Originalitas (keaslian) resep.
 Jika diperlukan komunikasi dengan pemberi resep untuk resep yang meragukan dan tidak jelas.
2. Petugas penyerah obat membaca resep dengan benar dan memeriksa ketepatan instruksi yang tertulis
pada resep, terhadap :
 Nama obat.
 Dosis, cara dan lama pemberian.
 Ketersediaan obat.
Petugas penyerah obat kemudian mencari obat di tempat penyimpanannya

3. Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak pakai (tidak kadaluarsa atau rusak). Petugas
penyerah obat harus :
 Menjamin obat disimpan pada tempat yang benar.
 Memeriksa tanggal kadaluarsa dan melakukan proses FIFO (First in First Out).
 Melakukan proses periksa dan periksa ulang (jika memungkinkan) terhadap ketepatan nama, kekuatan
dan bentuk sediaan obat yang diberikan.

4. Petugas penyerah obat harus memiliki pengetahuan obat dan cara penggunaan obat yang tepat dan
dapat pula melakukan hal berikut :
 Penyiapan obat dengan tepat.
 Pengecekan kembali terhadap jenis obat dan dosis.

5. Petugas penyerah obat harus mengkomunikasikan kepada pasien cara yang tepat untuk menggunakan
obat melalui informasi mengenai :
 Etiket obat yang mencantumkan informasi mengenai nama pasien, nama obat, petunjuk penggunaan
obat, tanggal pemberian obat, identitas pemberi resep, dan identitas petugas penyerah obat.
 Instruksi berupa simbol, untuk pasien yang buta huruf.
 Pemberian label/etiket informasi tambahan untuk obat.
6. Pasien mengerti terhadap instruksi dari petugas penyerah obat. Petugas penyerah obat harus ;
 Mengulang secara lisan, instruksi yang tertulis pada etiket, jika memungkinkan dalam bahasa yang
jelas dan lugas, yang dimengerti oleh pasien.
 Meminta pasien untuk mengulang instruksi yang diberikan.
 Menekankan kebutuhan terhadap adanya kepatuhan.
 Menginformasikan peringatan dan perhatian terkait penggunaan obat.
 Memberikan perhatian khusus terhadap kondisi tertentu seperti wanita hamil, pasien yang memiliki
gangguan penglihatan dan pendengaran, buta huruf, anak dan pasien lansia dan pasien yang
mendapatkan lebih dari satu jenis obat.

7. Yakinkan pasien untuk mematuhi instruksi dari terapi


Untuk meningkatkan kepatuhan, pemberian obat harus disertai dengan pemberian informasi yang
memadai. Komunikasi dengan pasien atau keluarganya seringkali menemui hambatan, sehingga pasien
gagal untuk mengikuti petunjuk pengobatan. Berikut ini beberapa kemungkinan penyebab yang telah
teridentifikasi:
a. Ada kesenjangan antar pemberi dan penerima informasi, baik dalam penggunaan bahasa, cara
penuturan, ataupun cara pendekatan.
b. Waktu untuk memberikan informasi terbatas.
c. Pemberi informasi tidak berhasil menarik perhatian atau keterbukaan pasie/keluarganya.
d. Informasi yang diberikan tidak diartikan secara benar, atau tidak dimengerti.
e. Petunjuk yang diberikan tidak dipahami.
f. Petunjuk yang diberikan tidak disepakati.
g. Petunjuk yang diberikan tidak dapat dilaksanakan.
h. Petunjuk diberikan secara tidak lengkap.
i. Hal-hal yang harus dikerjakan terlupa.
j. Pasien tidak suka diajak berdiskusi.
k. Pasien/keluarga merasa sudah mengetahui.
l. Keyakinan pasien/keluarganya sulit diubah.
Tidak tersampaikannya informasi secara baik, mutlak menjadi tanggung jawab apoteker atau petugas
penyerah obat lainnya, walaupun hambatannya mungkin ada di pihak penerima. Untuk itu, perlu
diwaspadai kemungkinan adanya hambatan diatas, agar dapat segera diantisipasi.

8. Petugas penyerah obat melakukan pendokumentasian terhadap langkah yang dilakukan, yaitu:
 Memasukkan detil informasi pada profil pengobatan pasien.
 Memasukkan data resep.
 Melengkapi data inventori.

Peran Dokter dan Apoteker Dalam Proses Penyerahan Obat


DOKTER
Dokter bertanggungjawab terhadap hal-hal berikut:
 Diagnosis: dengan memastikan diagnosis yang tepat yang dijelaskan kepada pasien, kepatuhan
terhadap terapi akan lebih baik.
 Peresepan: Dengan meresepkan obat dalam jumlah sesedikit mungkin dan menerangkan tujuan
penggunaan dari masing-masing obat kepada pasien, pengertian pasien akan meningkat.
 Informasi obat: Pemberi resep harus menerangkan bagaimana cara pakai setiap obat, efek samping
yang mungkin terjadi, dan apa yang harus dilakukan jika terjadi efek yang tidak diharapkan atau tidak
terjadi efek yang diharapkan.

APOTEKER
Apoteker mempunyai fungsi yang penting dalam sistem pelayanan kesehatan dalam hal :
 Pengadaan: Memastikan tersedianya obat dengan kualitas yang baik, pada saat diperlukan.
 Distribusi: Memindahkan obat dengan aman kemanapun obat akan diberikan, memastikan kondisi
perjalanan dan penyimpanan obat tidak mempengaruhi kondisi obat.
 Peresepan: Apoteker sering diminta untuk memberikan obat bebas atau obat bebas terbatas untuk
membantu pasien melakukan swamedikasi.
 Monitoring: Apoteker perlu melakukan monitoring terhadap terapi jangka panjang pasien penyakit
kronis seperti hipertensi, diabetes dan asma.
Peran lain dari apoteker adalah melakukan :

 Komunikasi dengan dokter: dalam melakukan konfirmasi resep atau menjawab pertanyaan.
 Mematuhi standar terapi, terutama yang berlaku secara lokal: apoteker di rumah sakit dapat diberi
tanggungjawab untuk memastikan kepatuhan resep terhadap standar terapi. Terutama untuk regimen
yang sifatnya kompleks seperti terapi kanker.
 Penelitian terhadap pola peresepan dan penggunaan obat: Apoteker memiliki posisi yang strategis
dalam melakukan monitor dan evaluasi terhadap peresepan dan penggunaan obat terutama di rumah
sakit lokasi dia bekerja.
 Edukasi pasien: Apoteker, pada umumnya, dipercaya oleh pasien dan dapat memberikan saran yang
dihargai oleh pasien serta melakukan edukasi pada pasien secara individual atau edukasi kepada
kelompok pasien dengan penyakit tertentu.

Petunjuk Praktis Penggunaan Obat


Informasi yang disampaikan dalam bahasa yang jelas dan lugas misalnya mengenai cara pemberian obat
tetes mata pada anak atau cara menggunakan inhaler aerosol, seringkali tidak dapat diperoleh dengan
mudah. Lampiran ini merupakan petunjuk praktis penggunaan obat yang berisi tentang petunjuk praktis
penggunaan berbagai bentuk sediaan obat secara terperinci dan langkah-langkah yang harus dilakukan.
Informasi ini perlu diketahui oleh semua tenaga kesehatan (petugas penyerah obat, perawat, dokter,
apoteker) agar dapat menjelaskan dengan tepat kepada pasien mengenai cara penggunaan setiap bentuk
sediaan obat.

TETES MATA

1. Cuci tangan lebih dahulu.


2. Jangan menyentuh ujung penetes.
3. Mata melihat ke atas.
4. Tarik kelopak mata bagian bawah sehingga terjadi bagian “penampungan”.
5. Letakkan penetes sedekat mungkin pada bagian mata yang akan diteteskan tanpa menyentuh mata.
6. Teteskan sesuai dosis yang telah ditentukan.
7. Tutup mata sekitar dua menit. Jangan menutup mata terlalu rapat.
8. Kelebihan cairan dapat dibersihkan dengan kertas tissu.
9. Jika lebih dari satu jenis tetes mata atau lebih dari satu dosis yang digunakan, tunggu sedikitnya lima
menit sebelum tetesan berikutnya diberikan.
10. Tetes mata dapat menyebabkan rasa pedih tetapi seharusnya hanya berlangsung selama beberapa
menit. Jika berlangsung cukup lama, konsultasikan pada dokter atau apoteker.

Langkah 4 dan 5

PEMBERIAN TETES MATA PADA ANAK

1. Minta anak bersandar dengan kepala lurus.


2. Mata anak dalam keadaan tertutup.
3. Teteskan sesuai dosis yang ditentukan ke dalam sudut dalam mata.
4. Jaga agar kepala tetap tegak.
5. Bersihkan cairan yang berlebih.
SALEP MATA

1. Cuci tangan terlebih dahulu.


2. Ujung tube salep jangan tersentuh apapun.
3. Kepala sedikit menengadah.
4. Pegang tube dengan satu tangan, dan tarik kelopak mata bagian bawah dengan tangan lain sehingga
terbentuk cekungan.
5. Oleskan sejumlah dosis yang telah ditentukan.
6. Tutup mata selama dua menit.
7. Bersihkan kelebihan salep dengan kertas tissu.
8. Bersihkan bagian tepi tube dengan kertas tissu lain.

Langkah 4 dan 5

TETES TELINGA

1. Hangatkan tetes telinga dengan cara digenggam dalam telapak tangan atau ketiak untuk beberapa
menit. Jangan menggunakan aliran air panas dari kran, karena suhunya menjadi tidak terkontrol.
2. Kepala dimiringkan ke samping atau berbaring dengan posisi telinga ke atas.
3. Tarik daun telinga sedemikian rupa sehingga lubang telinga terbuka lebar.
4. Teteskan sesuai dosis yang ditentukan.
5. Tunggu lima menit sebelum meneteskan obat pada telinga lainnya.
6. HANYA jika direkomendasikan untuk menutup telinga, gunakan kapas untuk menutup saluran lubang
telinga setelah meneteskan obat.
7. Obat tetes telinga seharusnya tidak menyebabkan rasa terbakar atau menyengat lebih dari beberapa
menit.

Langkah 1 Langkah 2 dan 3

TETES HIDUNG

1. Lebarkan lubang hidung.


2. Posisi duduk dan kepala dimiringkan kebelakang atau berbaring dengan diganjal bantal di bawah
bahu; jaga agar kepala tetap tegak.
3. Masukkan ujung alat penetes sedalam satu cm ke dalam lubang hidung.
4. Teteskan sesuai dosis yang ditentukan.
5. Kepala segera dicondongkan jauh ke depan sehingga posisi kepala berada diantara lutut (lihat gambar).
6. Kembali tegak setelah beberapa detik, tetesan akan mengalir ke kerongkongan atas.
7. Jika diperlukan, ulangi tahapan di atas untuk lubang hidung yang lain.
8. Bilas alat penetes dengan air mendidih.
Langkah 2 dan 3 Langkah 5

SEMPROT HIDUNG

1. Lebarkan lubang hidung.


2. Duduk dengan kepala sedikit menunduk.
3. Kocok obat.
4. Masukkan ujung sediaan di satu lubang hidung.
5. Tutup mulut dan lubang hidung yang lain.
6. Semprotkan obat dengan cara menekan alat/wadah, dan hisap pelahan-lahan.
7. Cabut ujung sediaan dari hidung dan kepala dimiringkan ke depan sehingga posisi kepala diantara
lutut.
8. Kembali tegak setealh beberapa detik; obat akan mengalir ke kerongkongan.
9. Bernafas melalui mulut.
10. Ulangi prosedur untuk lubang hidung yang lain, jika diperlukan.
11. Bilas ujung sediaan dengan air mendidih.

Langkah 4 dan 5 Langkah 7

TRANSDERMAL PATCH

1. Untuk letak penempelan patch lihat instruksi yang terdapat pada kemasan obat atau konsultasikan
dengan apoteker.
2. Jangan ditempelkan pada kulit yang memar atau luka.
3. Jangan ditempelkan dalam lipatan kulit atau di bawah pakaian ketat. Pindahkan tempat patch setiap
periode tertentu.
4. Pasang patch dengan tangan yang bersih dan kering.
5. Bersihkan dan keringkan tempat pemasangan patch.
6. Ambil patch dari wadah, jangan sentuh bagian obatnya.
7. Tempelkan pada kulit dan tekan kuat. Gosok bagian tepi agar menempel.
8. Lepaskan dan ganti sesuai petunjuk.
Langkah 7 Langkah 8

AEROSOL

1. Batuk dan keluarkan dahak sebanyak mungkin.


2. Kocok aerosol sebelum digunakan.
3. Pegang aerosol sesuai petunjuk pada instruksi (biasanya dibalik).
4. Tangkupkan bibir pada mulut sediaan.
5. Condongkan kepala ke belakang sedikit.
6. Keluarkan nafas pelan-pelan, kosongkan udara sebanyak mungkin dari paru-paru.
7. Tarik nafas dalam-dalam dan semprotkan aerosol, jaga agar lidah tetap dibawah.
8. Tahan nafas selama sepuluh sampai lima belas detik.
9. Keluarkan nafas melalui hidung.
10. Berkumur dengan air hangat.

Langkah 4 dan 5 Langkah 8

INHALER DENGAN KAPSUL

1. Batuk dan keluarkan dahak sebanyak mungkin.


2. Tempatkan kapsul dalam inhaler sesuai petunjuk.
3. Hembuskan nafas pelan-pelan dan kosongkan paru-paru semaksimal mungkin.
4. Tempatkan mulut sediaan diantara bibir dengan rapat.
5. Condongkan kepala kebelakang sedikit.
6. Tarik nafas dalam-dalam melalui inhaler.
7. Tahan nafas selama 10 – 15 detik.
8. Keluarkan nafas melalui hidung.
9. Berkumur dengan air hangat.
Langkah 4 Langkah 5

SUPOSITORIA

1. Cuci tangan terlebih dahulu.


2. Buka pembungkus obat (jangan dibuka jika supositoria terlalu lunak).
3. Jika supositoria terlalu lunak sebaiknya didinginkan dulu dalam kondisi masih dalam kemasan
(masukkan dalam termos pendingin atau dipegang di bawah aliran air dingin), kemudian setelah agak
keras keluarkan dari kemasannya.
4. Lembutkan bagian tepi yang mungkin tajam dengan dihangatkan dalam tangan.
5. Lembabkan supositoria dengan air dingin.
6. Berbaring miring pada salah satu sisi dan tekuk satu lutut ke arah badan dan angkat lutut (lihat
gambar).
7. Masukkan obat kedalam anus secara perlahan dengan bagian yang bulat terlebih dahulu, dilanjutkan
dengan bagian belakangnya.
8. Tetap berbaring selama beberapa menit.
9. Cuci tangan.
10. Usahakan untuk tidak melakukan buang air besar selama 1 jam.

Langkah 6

TABLET VAGINA DENGAN APLIKATOR

1. Cuci tangan.
2. Keluarkan tablet dari pembungkus.
3. Tempatkan tablet ke bagian yang terbuka dari aplikator.
4. Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha (lihat gambar).
5. Sisipkan secara pelan-pelan aplikator berisi tablet ke bagian depan vagina sedalam mungkin, tanpa
menggunakan kekuatan.
6. Tekan ujung aplikator sehingga tablet terlepas.
7. Tarik aplikator.
8. Buang aplikator jika merupakan alat sekali pakai.
9. Bila bukan alat sekali pakai, cucilah kedua bagian dari aplikator dengan sabun dan air hangat jika
bukan merupakan alat sekali pakai.
10. Cuci tangan.

Langkah 4 dan 5 Langkah 6

TABLET VAGINA TANPA APLIKATOR

1. Cuci tangan terlebih dahulu.


2. Buka pembungkus tablet.
3. Celupkan tablet dalam air suam-suam kuku untuk sekedar melembabkan.
4. Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha (lihat gambar).
5. Sisipkan secara pelan-pelan tablet ke bagian depan vagina sedalam mungkin, tanpa menggunakan
kekuatan.
6. Cuci tangan.

Langkah 4 dan 5

PENGGUNAAN KRIM, SALEP DAN GEL VAGINA


(umumnya obat-obat ini disertai aplikator)

1. Cuci tangan terlebih dahulu.


2. Buka tutup tube yang berisi obat.
3. Pasang aplikator pada tube.
4. Tekan tube sampai diperoleh sejumlah yang dibutuhkan dalam aplikator.
5. Cabut aplikator dari tube, tahan silindernya.
6. Oleskan sedikit krim pada bagian luar aplikator.
7. Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha (lihat gambar).
8. Sisipkan secara pelan-pelan aplikator ke bagian depan vagina sedalam mungkin, tanpa menggunakan
kekuatan.
9. Pegang silinder dengan tangan lain.
10. Pegang silinder dan dengan tangan lain dorong aplikator untuk memasukkan obat ke dalam vagina.
11. Keluarkan aplikator dari vagina.
12. Buang aplikator jika merupakan alat sekali pakai atau cuci bersih seluruhnya dengan air mendidih jika
bukan merupakan alat sekali pakai.
13. Cuci tangan.

Langkah 4 dan 5 Langkah 7 dan 8

PENGGUNAAN SEDIAAN INJEKSI

Ada dua alasan utama untuk penggunaan sediaan injeksi. Pertama karena memang dibutuhkan efek yang
cepat, dan kedua karena injeksi adalah satu-satunya bentuk sediaan yang tersedia untuk memenuhi efek
yang dibutuhkan. Seorang dokter harus tahu benar cara penyuntikan bukan hanya pada keadaan gawat
darurat dan situasi lain dimana injeksi memang diperlukan, tetapi juga karena kadang-kadang perlu untuk
memberi instruksi kepada petugas kesehatan lain (misal : perawat) atau bahkan kepada pasien.

Banyak sediaan injeksi diresepkan secara tidak perlu sedangkan sediaan tersebut dapat menimbulkan efek
yang berbahaya dan rasa yang tidak nyaman. Selain itu, hampir semua sediaan injeksi jauh lebih mahal
daripada tablet, kapsul dan bentuk sediaan lainnya. Pada setiap penggunaan sediaan injeksi, pemberi resep
harus mempertimbangkan manfaat risiko dari sediaan, dimana manfaat terapi harus seimbang dengan
risiko efek samping, ketidaknyamanan dan harga yang harus ditanggung.

Pada saat obat disuntikkan, efek-efek tertentu yang diharapkan maupun efek samping akan terjadi. Orang
yang memberikan injeksi harus menyadari hal ini dan harus menyiapkan antisipasi jika terjadi hal yang
tidak diinginkan. Hal ini berarti bahwa pemberian injeksi harus dilakukan oleh orang yang kompeten.

Pemberi resep juga bertanggunggjawab terhadap penanganan sisa buangan injeksi dan alat suntiknya yang
sudah terkontaminasi. Pasien yang melakukan injeksi di rumah juga harus mewaspadai hal ini.

PETUNJUK PRAKTIS PENYUNTIKAN

Terlepas dari teknik khusus dari penyuntikan, ada beberapa aturan umum yang perlu diperhatikan :

Tanggal kadaluarsa
Periksa tanggal kadaluarsa dari masing-masing item termasuk obat dan alat suntiknya.
Jika melakukan layanan panggilan darurat di rumah, periksa semua obat-obat secara teratur dan yakinkan
bahwa semuanya belum kadaluarsa.
Obat
Pastikan bahwa ampul/vial berisi obat yang sesuai dengan kekuatan yang benar.
Sterilitas
Selama prosedur penyiapan, sterilitas sediaan harus dijaga. Cuci tangan sebelum menyiapkan sediaan
injeksi. Lakukan proses desinfeksi pada lokasi penyuntikan, misal dengan alkohol 70%.
Gelembung udara
Pastikan tidak ada gelembung udara yang tertinggal pada alat suntik. Penting terutama pada injeksi
intravena
Kehati-hatian
Begitu tutup jarum suntik dilepas, diperlukan penanganan kehati-hatian. Jarum suntik yang tutupnya sudah
dilepas jangan tersentuh apapun. Setelah menyuntik, hati-hati jangan sampai tertusuk jarum atau menusuk
orang lain.
Limbah
Pastikan alat bekas pakai dibuang dengan benar agar tidak berbahaya bagi orang lain atau tidak
disalahgunakan.
MENYEDOT CAIRAN SUNTIK DARI AMPUL
(kaca, plastik)

Alat/Bahan yang dibutuhkan :


Alat suntik dengan ukuran yang tepat, jarum suntik dengan ukuran yang sesuai, sediaan obat atau cairan
dalam ampul, kain kasa.
Teknik :
1. Cuci tangan terlebih dahulu.
2. Pasang jarum pada alat suntik.
3. Turunkan cairan dari leher ampul dengan mengetukkan jari ke ampul atau ampul digoyang dengan
gerakan memutar ke arah bawah.
4. Gesekkan alat pemotong sepanjang leher ampul.
5. Lindungi jari dengan kain kasa jika ampul terbuat dari kaca.
6. Patahkan bagian atas ampul dengan hati-hati (untuk ampul plastik, dipotong dengan cara diputar).
7. Sedot cairan dari ampul.
8. Keluarkan udara dari alat suntik.
9. Bersihkan dan rapikan ; buang semua bekas alat dengan benar; cuci tangan.

Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6

MENYEDOT OBAT SUNTIK DARI VIAL

Alat/Bahan yang dibutuhkan


Obat dalam vial dan pelarutnya, alat suntik dengan ukuran sesuai, jarum suntik dengan ukuran yang tepat
(intramuskular, subkutan atau intravena), desinfektan (alkohol 70%), kain kasa.
Teknik
1. Cuci tangan terlebih dahulu.
2. Bersihkan bagian atas vial dengan kapas beralkohol.
3. Gunakan alat suntik dengan volume dua kali jumlah obat atau larutan yang dibutuhkan dan pasang
jarum.
4. Ambil udara sebanyak mungkin disesuaikan dengan jumlah larutan yang akan disuntikkan.
5. Masukkan jarum suntik ke dalam vial , kemudian dibalik sehingga vial ada di atas.
6. Pompa udara dari alat suntik ke dalam vial.
7. Ambil larutan hingga berlebih 0,1 mL. Pastikan ujung jarum bebas dari cairan.
8. Tarik jarum keluar dari vial.
9. Keluarkan udara dari alat suntik.
10. Bersihkan dan rapikan; buang alat bekas pakai dengan benar; cuci tangan.
Langkah 4 Langkah 6 Langkah 7

MELARUTKAN SERBUK OBAT

Alat/Bahan yang dibutuhkan


Vial berisi serbuk obat yang akan dilarutkan, alat suntik dengan jumlah pelarut yang sesuai, jarum dengan
ukuran yang tepat (intravena, subkutan atau intramuskular) pada alat suntik, desinfektan (alkohol 70%),
jarum suntik, kain kasa.
Teknik
1. Cuci tangan terlebih dahulu.
2. Bersihkan bagian atas vial berisi serbuk obat dengan kapas beralkohol.
3. Masukkan jarum ke dalam vial, pegang bagian atas secara seksama.
4. Ambil udara sebanyak mungkin disesuaikan dengan jumlah pelarut yang sudah ada dalam alat suntik.
5. Injeksikan hanya cairan ke dalam vial, bukan udaranya.
6. Kocok vial.
7. Kocok vial kearah atas dan bawah. Balik vial hingga posisi bagian atas vial ada di bawah.
8. Suntikkan udara kedalam vial.
9. Ambil seluruh larutan (tanpa udara).
10. Keluarkan udara dari alat suntik.
11. Bersihkan dan rapikan; buang alat bekas pakai dengan benar; cuci tangan.

Langkah 4 Langkah 5 Langkah 7

INJEKSI SUBKUTAN

Alat/Bahan yang dibutuhkan


Alat suntik berisi obat yang akan diberikan (tanpa udara), jarum suntik (ukuran 25 Gauss,pendek dan tipis,
terpasang pada alat suntik), cairan desinfektan (alkohol 70%), kapas, plester.

Teknik
1. Cuci tangan terlebih dahulu.
2. Tenangkan pasien dan jelaskan prosedur penyuntikan.
3. Bersihkan lokasi penyuntikan (lengan atas, paha, dan perut).
4. Oleskan desinfektan pada kulit lokasi penyuntikan.
5. “Cubit” lipatan kulit.
6. Suntikkan jarum bagian bawah dasar lipatan kulit dengan kemiringan 20 – 30 derajat.
7. Lepaskan cubitan.
8. Tarik udara secara perlahan. Jika keluar darah, cabut jarum, pindahkan ke lokasi baru, jika mungkin,
dan mulai kembali dari langkah 4.
9. Suntikkan secara perlahan (0,5 – 2 menit).
10. Tarik jarum suntik secara cepat.
11. Tekan kapas steril pada bekas suntikan. Tempelkan dengan bantuan plester.
12. Perhatikan reaksi pasien dan tenangkan jika perlu.
13. Bersihkan dan rapikan , buang alat bekas pakai dengan benar; cuci tangan.

Langkah 3 Langkah 5 Langkah 6

INJEKSI INTRAMUSKULAR

Alat/Bahan yang dibutuhkan


Alat suntik berisi obat yang akan diberikan (tanpa udara), jarum suntik (22 Gauss, panjang dan agak tebal;
terpasang pada alat suntik), cairan desinfektan (alkohol 70%), kapas, plester.
Tehnik
1. Cuci tangan terlebih dahulu.
2. Tenangkan pasien dan jelaskan prosedur penyuntikan.
3. Cari lokasi penyuntikan (lateral upper quadrant major gluteal muscle, lateral side of upper
leg, deltoid muscle).
4. Oleskan desinfektan.
5. Minta pasien untuk melemaskan otot.
6. Suntikkan jarum suntik dengan cepat dengan kemiringan 90 derajat (perhatikan kedalaman).
7. Tarik udara secara perlahan; Jika keluar darah, cabut jarum, pindahkan ke lokasi baru, jika mungkin ,
dan mulai kembali dari langkah 4.
8. Suntikkan perlahan (agar tidak terlalu sakit).
9. Tarik jarum suntik secara cepat.
10. Tekan kapas steril di bekas suntikan. Tempelkan dengan bantuan plester.
11. Perhatikan reaksi pasien dan tenangkan jika perlu.
12. Bersihkan dan rapikan, buang alat bekas pakai dengan benar; cuci tangan.

Langkah 4 Langkah 6 Langkah 7

INJEKSI INTRAVENA

Alat/Bahan yang dibutuhkan


Alat suntik berisi obat yang akan diberikan (tanpa udara), jarum suntik (20 Gauss, panjang dan agak tebal;
terpasang pada alat suntik), cairan desinfektan (alkohol 70%), kapas, plester.
Teknik
1. Cuci tangan terlebih dahulu.
2. Tenangkan pasien dan jelaskan prosedur penyuntikan.
3. Buka lengan baju pada bagian lengan atas sepenuhnya.
4. Anjurkan pasien agar santai dan pegang lengan pada bagian bawah vena yang akan disuntik.
5. Siapkan torniket dan cari vena yang diinginkan.
6. Tunggu sampai vena menggembung.
7. Oleskan desinfektan.
8. Stabilkan pembuluh darah dengan menarik kencang di arah membujur dari vena tersebut. Lakukan ini
dengan tangan lain yang bukan digunakan untuk menyuntikkan jarum.
9. Suntikkan jarum dengan kemiringan sekitar 35 derajat.
10. Tusuk kulit dan dan gerakkan jarum sedikit ke dalam vena (3 – 5 mm).
11. Pegang alat suntik dan jarum agar berada pada posisi stabil.
12. Jika darah keluar, pegang alat suntik dengan kencang agar stabil, berarti benar berada dalam vena. Jika
tidak tampak, harus dicoba lagi.
13. Kendurkan torniket.
14. Suntikkan perlahan. Amati kemungkinan rasa sakit, bengkak, hematoma; jika merasa ragu, apakah
posisi masih dalam vena, sedot alat suntik lagi.
15. Cabut jarum secara cepat. Tekan kapas steril pada bekas suntikan. Kencangkan dengan plester.
16. Perhatikan reaksi pasien dan tenangkan jika perlu.
17. Bersihkan dan rapikan, buang alat bekas pakai dengan benar; cuci tangan.

Langkah 8 Langkah 9 Langkah 11-14

Informasi Tambahan dalam Penyerahan Obat


Dianjurkan agar pada proses penyerahan obat kepada pasien, selalu disertai dengan informasi tambahan
mengenai peringatan atau hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat. Beberapa contoh
informasi tersebut diuraikan pada lampiran ini dengan penomoran tertentu yang dapat dijadikan acuan
dalam memberikan informasi obat. Jika diperlukan, apoteker dapat memberi konseling kepada pasien.
Konseling diberikan sesuai umur, pengalaman, latar belakang dan pemahaman masing-masing pasien.
Apoteker harus bisa memastikan bahwa pasien memahami cara meminum atau menggunakan obat. Harus
dijelaskan misalnya beberapa akibat dari obat terhadap kemampuan memusatkan perhatian/ konsentrasi
saat mengemudi atau bekerja, beberapa makanan atau obat yang dihindari, dan juga perlu dijelaskan apa
saja yang harus dilakukan jika terdapat dosis yang terlupa. Berbagai hal lain, seperti kemungkinan
timbulnya noda pada pakaian atau kulit yang disebabkan oleh obat juga perlu dijelaskan.
Untuk beberapa sediaan obat ada kebutuhan khusus untuk dilakukan konseling, seperti waktu minum obat
atau cara pemberian obat yang khusus atau interaksi yang dapat terjadi dengan makanan atau obat lain.
Jika dirasa perlu, dapat dilakukan konseling.
Obat diberikan dalam kemasan asli yang disertai brosur informasi obat untuk diketahui pasien. Label 10
bisa digunakan bila memang sesuai. Brosur-brosur mengenai cara penggunaan sediaan seperti tetes mata,
salep mata, inhaler, dan supositoria juga tersedia dalam kemasan.
Cakupan Label informasi obat
Pada umumnya tidak ada anjuran untuk memberikan label informasi obat untuk pasien pada
sediaan injeksi, karena umumnya semuanya akan diberikan oleh profesi kesehatan atau pasien yang telah
mendapat instruksi dengan baik, seperti misalnya pasien diabetes IDDM yang menggunakan injeksi insulin
secara rutin informasi yang tercantum belum tentu mencukupi, oleh karena itu, apoteker juga dianjurkan
untuk menggunakan pengetahuannya dalam memberikan informasi untuk sediaan baru dan untuk obat-obat
yang tidak mencantumkan informasi.
Pemberian informasi secara individu tidak perlu diberikan pada pemakaian antasid dalam jumlah besar.
Jika tidak terdapat brosur, dan jika atas permintaan pasien, tidak dapat diberikan informasi secara langsung
(verbal), petunjuk untuk melihat “dosis” harus digunakan pada label.
Kadang tidak semua informasi pada label dapat diberikan kepada pasien, harus disesuaikan dengan kondisi
pasien. Pada kondisi seperti ini, apoteker disarankan untuk sedapat mungkin memberikan konseling. Jika
dokter menuliskan supaya tidak memberi informasi tambahan, maka tidak perlu ditambahkan informasi
selain dari instruksi dokter. Informasi tambahan pada label yang diberikan oleh apoteker bertujuan untuk
melengkapi instruksi yang diberikan oleh dokter. Seperti misalnya “Kocok dahulu” , “Obat Luar”,
“Simpan di tempat kering dan terlindung dari cahaya”. Selain itu, adapula informasi tambahan seperti “
Buang sisa obat …. hari setelah pembukaan” dan “Jangan gunakan setelah…” untuk obat antibiotik yang
telah mengalami pencampuran, pengenceran dan sediaan topikal, dan untuk tetes mata.
Walaupun tidak tertulis pada daftar ini penggunaan label “Obat Luar” dan “Jauhkan dari jangkauan anak”
adalah ketentuan umum yang berlaku pada semua obat. Label yang ditambahkan oleh apotik tidak boleh
menghilangkan atau menutup label yang sudah tertempel pada obat.
Label informasi tambahan yang terdapat pada lampiran ini direkomendasikan untuk diberikan kepada
pasien setelah melalui pertimbangan yang tepat, disesuaikan dengan obat yang diberikan.

Berikut ini label informasi tambahan yang dianjurkan :


1 Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk
Digunakan pada sediaan untuk anak yang mengandung antihistamin, atau sediaan lain untuk
anak, yang jika diberi peringatan nomor 2 tidak sesuai.
2 Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau
menjalankan mesin. Hindari minum alkohol.
Digunakan pada sediaan untuk dewasa yang dapat menyebabkan rasa kantuk, sehingga
mempengaruhi kemampuan dalam mengemudikan dan menjalankan mesin yang penuh
resiko; label 1 lebih sesuai untuk anak-anak. Berbahaya jika mengemudikan kendaraan
dalam pengaruh minuman atau obat. Beberapa sediaan ada yang hanya menyebabkan rasa
kantuk pada beberapa hari pertama pengobatan dan beberapa ada yang hanya menyebabkan
rasa kantuk pada dosis besar. Dianjurkan hindari minuman beralkohol, karena efek obat
depresi yang bekerja di obat SSP ditingkatkan oleh alkohol. Larangan yang tegas dapat
mendorong beberapa pasien tidak menggunakan obat tersebut. Oleh sebab itu Apoteker
perlu menerangkan risiko dan manfaat, terutama pada pasien yang merasa dapat
mentoleransi efek dari alkohol (lihat label 3). Pasien epilepsi yang ingin mengemudikan
kendaraan harus berkonsultasi dengan dokter. Efek samping lain yang tidak berhubungan
dengan rasa kantuk tetapi juga dapat mempengaruhi kemampuan pasien dalam mengendarai
atau menjalankan mesin dengan aman adalah penglihatan kabur, pusing, atau mual. Secara
umum tidak ada label yang secara khusus diberikan untuk mengatasi keadaan ini, tetapi
sebaiknya pasien diberi konseling dengan tepat.
3 Peringatan. Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini,
jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin.
Digunakan pada sediaan yang mengandung monoamine-oxidase inhibitors
(MAO); peringatan untuk menghindari minuman alkohol dan minuman alkohol dosis
rendah sudah dimasukkan dalam leaflet produk.
4 Peringatan. Hindari minuman beralkohol
Diberlakukan pada obat yang berinteraksi dengan alkohol yaitu alkohol dapat
menghilangkan efek obat ini, contoh : metronidazol, dan klorpropamid. Alkohol juga dapat
meningkatkan efek hipoglikemia dari beberapa obat antidiabetik oral tetapi pencantuman
label peringatan secara rutin tidak perlu dilakukan.
5 Jangan digunakan bersamaan dengan obat ini.
Digunakan bersama label 25 pada sediaan tablet salut enterik. Hal ini untuk menghindari
kemungkinan pelarutan salut yang terjadi lebih awal dari seharusnya dengan adanya pH
alkali.
Label 5 berlaku juga bagi ketokonazol yang penyerapannya dipengaruhi oleh antasid secara
signifikan; biasanya selang waktu untuk menghindari efek antasid adalah 2 sampai 4 jam.
6 Jangan minum obat-obat yang mengandung besi atau zink pada saat bersamaan
dengan obat ini
Digunakan pada sediaan yang mengandung ofloksasin dan beberapa kuinolon, doksisiklin,
minosiklin, dan penisilamin. Interaksi obat-obat ini menyebabkan terjadinya khelat kalsium,
besi dan zink sehingga berkurang penyerapannya ketika digunakan bersama kalsium yang
terdapat dalam antasid atau sediaan yang mengandung besi atau seng. Selang waktu
penggunaan kedua obat ini adalah 2 sampai 3 jam.
7 Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi
dan seng pada saat yang sama dengan obat ini
Digunakan pada sediaan yang mengandung siprofloksasin, norfloksasin atautetrasiklinyang
dapat membuat khelat dengan kalsium,besi, magnesium, dan zink, sehingga dapat
mengurangi penyerapan. Selang waktu penggunaan kedua obat ini sebaiknya 2-3 jam.
Doksisiklin dan minosiklintidak terlalu kuat dalam membentuk khelat dengan susu sehingga
hanya membutuhkan label 6 (lihat di atas)
8 Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter
Digunakan pada sediaan yang mengandung obat yang dibutuhkan untuk jangka waktu
panjang walaupun pasien tidak merasakan manfaatnya dalam jangka waktu yang pendek
(contoh obat antituberkulosis) Juga digunakan untuk sediaan yang mengandung obat dengan
risiko khusus (contoh klonidin untuk hipertensi). Untuk kortikosteroid, label 10 (lihat di
bawah) lebih sesuai
9 Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami
efek samping yang tidak diinginkan.
Digunakan pada obat yang harus dihabiskan untuk mengurangi kasus kambuhan atau
kegagalan terapi. Contohnya adalah antibiotik oral. Sering kali, beberapa antibiotik dapat
menyebabkan efek samping (contoh diare pada pasien yang minum klindamisin) yang
membuat penggunaan obat ini harus dihentikan dan pasien harus kembali ke dokter.
10 Peringatan. Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat
Digunakan khususnya pada sediaan yang mengandung antikoagulan, litium atau
kortikosteroid. Kartu pengobatan yang tepat sebaiknya diberikan pada pasien dan diikuti
dengan pemberian informasi obat secara verbal. Label ini dapat juga digunakan pada
sediaan lain untuk mengingatkan pasien pada instruksi yang pernah diberikan.
11 Hindari kulitdari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung
Digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan fototoksik atau reaksi alergi akibat
cahayajika pasien terkena radiasi ultraviolet. Beberapa obat lain selain obat pada lampiran
ini (contoh fenotiazin dan sulfonamid) dapat menyebabkan reaksi ini pada pasien yang
sensitif, walaupun jarang. Penyinaran sinar ultraviolet dengan intensitas tinggi dari sinar
lampu dapat menimbulkan terjadinya reaksi.
12 Jangan menggunakan produk obat yang mengandung asetosal bersamaan dengan
penggunaan obat ini
Digunakan pada sediaan yang mengandung probenesid and sulfinpirazon yang aktivitasnya
dikurangi oleh asetosal. Label 12 tidak digunakan untuk antikoagulan karena label 10 lebih
sesuai.
13 Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan
Digunakan pada sediaan yang diharuskan untuk dilarutkan dalam air
(contohtablet effervescent) atau dicampur dengan air (contoh serbuk, granul) sebelum
digunakan. Dalam beberapa kasus, cairan lain seperti jus buah atau susu dapat digunakan.
14 Obat ini menyebabkan urin berwarna
Digunakan pada sediaan yang dapat menyebabkan urin pasien berwarna yang tidak seperti
biasanya. Hal ini termasuk fenolftalein (warna urin menjadi merah muda), triamteren(biru
mudah),levodopa (merah gelap), dan rifampisin (merah).
15 Bahan mudah terbakar : jauhkan dari api atau nyala api
Digunakan pada sediaan yang mengandung bahan pelarut yang mudah terbakar.
16 Diletakkan di bawah lidah. Jangan pindahkan dari wadah aslinya. Tutup wadah
dengan rapat. Buang setelah 8 minggu dibuka
Digunakan pada sediaan tablet gliseril trinitrat. Pasien harus diingatkan agar tidak
memindahkan tablet dari wadah aslinya ke plastik atau wadah lain yang kurang tepat.
17 Jangan digunakan lebih dari ….. dalam 24 jam
Digunakan pada sediaan untuk terapi migren akut, kecuali yang mengandung ergotamin,
digunakan label 18. Bentuk sediaan harus disebutkan secara spesifik, contoh tablet atau
kapsul. Juga digunakan pada sediaan yang memiliki dosis yang tidak disebutkan secara
spesifik oleh dokter.
18 Jangan digunakan lebih dari ….. dalam 24 jam atau ……
dalam satu minggu
Digunakan pada sediaan mengandung ergotamin. Bentuk sediaan harus disebutkan secara
spesifik, contoh tablet atau kapsul.
19 Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika
mengalami efek samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan
mesin. Hindari minum alkohol.
Digunakan pada sediaan yang mengandung hipnotika (atau beberapa obat lain yang berefek
sedatif) yang harus digunakan pada malam hari. Pada kasus yang jarang terjadi (contoh
nitrazepam pada epilepsi) bila hipnotika diresepkan untuk siang hari label ini tidak sesuai.
Juga sebagai alternatif dari label 2 (pilihannya tergantung pada apoteker) untuk ansiolitik
yang digunakan pada malam hari. Diharapkan bahwa kalimatnya cukup menjelaskan
masalah pengaruh efek sedasi pada pagi hari sesudah menggunakan obat tidur.
21 Bersama makanan atau sesudah makan
Digunakan pada sediaan yang mengiritasi lambung, atau yang akan lebih baik
penyerapannya dengan adanya makanan. Pasien disarankan untuk makan secukupnya,
walaupun sedikit.
22 Setengah sampai satu jam sebelum makan
Digunakan pada beberapa sediaan yang absorpsinya meningkat dengan cara ini tetapi
sebagian besar antibiotik menggunakan label 23 (lihat di bawah).
23 Satu jam sebelum makan atau kondisi perut kosong
Digunakan pada sediaan oral dimana absorpsi akan berkurang dengan adanya makanan dan
kondisi asam pada lambung.
24 Dihisap atau dikunyah
Digunakan pada sediaan yang harus dihisap atau dikunyah.
Apoteker agar menggunakan kata-kata yang disesuaikan dengan keadaan.
25 Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah
Digunakan pada sediaan yang bersalut enterik atau didisain dengan pelepasan yang
dimodifikasi. Juga digunakan pada sediaan dengan rasa yang sangat tidak enak atau dapat
hancur dalam mulut jika tidak tertelan seluruhnya.
26 Dilarutkan di bawah lidah
Digunakan pada sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan di bawah lidah
(sublingual). Pasien disarankan untuk meletakkannya di bawah lidah dan
jangan tertelan sebelum larut. Kadang letaknya ditentukan oleh dokter
yaitu buccal mucosa antara pipi dan gusi.
27 Dengan menambahkan sejumlah besar air
Digunakan pada sediaan yang harus benar-benar larut dalam air (contoh kloral hidrat),
diperlukan minum air dalam jumlah besar (contoh sulfonamid), atau air dibutuhkan untuk
meningkatkan kerja obat (metilselulosa). Pasien diberitahu bahwa air yang ditambahkan
paling sedikit 150 ml (satu gelas penuh). Umumnya jus buah, teh atau kopi dapat
digunakan.
28 Disebarkan/dioleskan tipis-tipis
Digunakan pada sediaan obat luar yang harus digunakan sedikit demi sedikit (contoh
kortikosteroid, ditranol).
29 Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali penggunaan. Jangan
menggunakan lebih dari 8 dosis dalam waktu 24 jam.
Digunakan pada sediaan mengandung parasetamol untuk dewasa dengan dosis “jika perlu”.
Harus disebutkan jenis bentuk sediaannya, misal tablet atau kapsul.
Label ini digunakan karena memungkinkan timbulnya risiko yang bersifat serius pada
penggunaan overdosis parasetamol.
30 Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol
Digunakan pada semua sediaan yang mengandung parasetamol.
31 Mengandung asetosal dan parasetamol. Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan
lain yang mengandung parasetamol.
Digunakan pada semua sediaan yang mengandung kombinasi asetosal dan parasetamol.
32 Mengandung obat yang mirip asetosal
Digunakan pada kemasan dari sediaan yang mengandung turunan asetosal.

Daftar Pelabelan Obat


K = dianjurkan untuk dilakukan konseling; lihat IONI= lihat informasi monografi obat yang terdapat di
IONI.

Nama obat Keterangan (Nomor Label Informasi Tambahan)


Abakavir [K] reaksi hipersensitif, lihat IONI
Adalimumab [K] tuberkulosis
Akarbose [K] cara pemberian, lihat IONI
Akrivastin [K] mengemudi,alkohol, lihat IONI
Akrivastin [K] mengendarai, alkohol, lihat IONI
Albendazol [9]
Albuterol [25]
Alendronat [K] cara pemberian, lihat IONI
Alfuzosin [3] [K] dosis, lihat IONI
Alfuzosin pelepasan diperlambat [3] [21] [25] [K] dosis, lihat IONI
Alimemazin tartrat [2]
Alopurinol [8] [21] [27]
Alprazolam [2]
Alprenolol dan siklopentiazid [8] [25]
Amantadin [K] mengendarai
Amarolfin [10] leaflet informasi pasien
Amfoterisin lozenges [9] [24] [K] sesudah makan
Amfoterisin mixture (mouth) [9] [K] gunakan pipet, pegang dalam mulut, sesudah
makan
Amfoterisin tablet [9]
Aminofilin pelepasan diperlambat [25]
Amiodaron [11]
Amisulprid [2]
Amitriptilin [2]
Amitriptilin pelepasan diperlambat [2] [25]
Amobarbital [19]
Amoksisilin [9]
Amoksisilin suspensi anak [9] [K] gunakan pipet
Amoksisilin tablet kunyah [9] [10] ] leaflet informasi pasien
Ampisilin [9] [23]
Anagrelid hidroklorida [K] mengendarai
Antasida (lihat dosis anjuran)
Antihistamin (lihat sediaan individual)
Antikoagulan, oral [10] kartu anti koagulan
Artemeter dan lumefantrin [21] [K] mengendarai
Asam askorbat tablet (500mg) [24]
Asam askorbat, effervescent [13]
Asam fusidat [28]
Asam mefenamat [21]
Asam nalidiksat [9] [11]
Asam nikotinat tablet [21]
Asam risedronat [K] cara pemberian, makanan, kalsium, lihat IONI
Asam salisilat topikal [15]
Asam tiaprofenat pelepasan [25]
diperlambat
Asam tiaprofenat tablet [21]
Asam tiludronat [K] makanan dan kalsium
Asam ursodeoksikolat [21]
Asam valproat [25]
Asebutolol [8]
Asenokumarol [10] kartu anti koagulan
Asetazolamid [3]
Asetazolamid pelepasan diperlambat [3] [25]
Asetosal enema dan supositoria [K] gejala gangguan darah, lihat IONI
Asetosal granul [25] [K] cara pemberian, gejala gangguan darah, lihat
IONI
Asetosal tablet [5] [25] [K] gejala gangguan darah, lihat IONI
Asiklovir suspensi, tablet [9]
Asipimoks [21]
Atenolol [8]
Atorvastatin kalsium [K] efek ke otot
Atovakuon [21]
Azitromisin kapsul [5] [9] [23]
Azitromisin suspensi [5] [9]
Baklofen [2] [8]
Beklometason dipropionat [8] [10] kartu steroid (hanya untuk sediaan dosis tinggi)
[K] dosis
Beklometason inhaler [8] [10] kartu steroid (hanya untuk sediaan dosis tinggi)
[K] dosis
Beklometason topikal [28]
Benzerazid HCl dan levodopa [14] (urin kemerahan) [K] mengendarai
Benzerazid HCl dan levodopa [5] [14] (urin kemerahan) [25] [K] mengendarai
pelepasan diperlambat
Betahistin [21]
Betametason dipropionat [28]
Betametason inhalasi [8] [10] kartu steroid (hanya untuk sediaan dosis tinggi)
[K] dosis
Betametason injeksi [10] kartu steroid
Betametason tablet [10] kartu steroid [21]
Betametason tablet larut [10] kartu steroid [13] [21]
Betametason topikal [28]
Betametason valerat scalp [15] [28]
application
Bisakodil [5] [25]
Bisoprolol [8]
Bromokriptin [21] [K] reaksi hipotensi, lihat IONI
Budesonid [8] [10] kartu steroid [K] dosis
Budesonid kapsul pelepasan [5] [10] kartu steroid [25]
diperlambat
Buprenorfin [2] [26]
Bupropion [25] [K] mengendarai
Buserelin [K] dekongestan nasal, lihat IONI
Buserelin nasal spray [K] dekongestan nasal, lihat IONI
Buspiron [K] mengendarai
Butobarbital [19]
Dapson [8]
Deksametason injeksi [10] kartu steroid
Deksametason tablet dan larutan [10] kartu steroid [21]
Deksibuprofen [21]
Deksketoprofen [22]
Dekstropropoksifen [2]
Diamorfin [2]
Diazepam [2 atau 19]
Didanosin kapsul salut enterik [25] [K] cara pemberian
Didanosin tablet [23] [K] cara pemberian
Diflukortolon topikal [28]
Diflunisal [21] [25] [K] hindari aluminium hidroksida
Diklofenak dispersible tablet [13] [21]
Diklofenak pelepasan diperlambat [21] [25]
Diklofenak salut enterik [5] [25]
Diklofenak tablet [5] [25]
Diltiazem [25]
Diltiazem pelepasan diperlambat [25]
Dipiridamol [22]
Dipiridamol pelepasan diperlambat [21] [25]
Disopiramid pelepasan diperlambat [25]
Distigmin bromida [22]
Disulfiram [2] [K] reaksi dengan alkohol
Doksazosin [25]
Doksepin hidroklorida [2] [10] leaflet informasi pasien
Doksisiklin [6] [9] [11] [27] [K] lihat IONI
Doksisiklin kapsul [6] [9] [11] [27] [K] lihat IONI
Duloksetin [2]
Efavirenz [23]
Entakapon [14] (urin kecoklat merahan) [K] mengendarai, hindari
sediaan yang mengandung besi pada waktu bersamaan.
Ergotamin [18] [K] cara pemberian
Eritromisin etil suksinat [9]
Eritromisin etil suksinat granul [9] [13]
Eritromisin kapsul [5] [9] [25]
Eritromisin stearat tablet [9]
Eritromisin tablet [5] [9] [25]
Estradiol [K] cara pemberian, lihat IONI
Estriol [25]
Etambutol [8]
Etodolak pelepasan diperlambat [25]
Etoposid kapsul [23]
Etosuksimid [8] [K] gejala gangguan darah (lihat IONI), mengendarai
(lihat IONI)
Feksofenadin [K] mengendarai, lihat IONI
Felodipin pelepasan diperlambat [25]
Fenbufen [21]
Fenelzin [3] [10] leaflet informasi pasien
Fenindion [10] kartu anti koagulan [14] (urine pink or orange)
Fenitoin kapsul dan tablet [8] [27] [K] cara pemberian, gangguan darah dan kulit
Fenitoin suspensi [8] [K] cara pemberian, gejala gangguan darah dan kulit,
mengendarai (lihat IONI)
Fenitoin tablet kunyah [8] [24] [K] gejala gangguan darah dan kulit, mengendarai
(lihat IONI)
Fenobarbital eliksir dan tablet [2] [8] [K] mengendarai (lihat IONI)
Fenofibrat [21]
Fenoksimetilpenisilin [9] [23]
Fero sulfat pediatrik [27]
Fitomenadion [24]
Floksapen [9] [23]
Flufenazin [2]
Flufentiksol [2] [K] cara pemberian, mengendarai
Flukloksasilin [9] [23]
Flukonazol [9]
Fluokortolon [28]
Fluokosinolon [28]
Fluoksetin [K] mengendarai, lihat IONI
Fluosinolon topikal [28]
Fluosinonid topikal [28]
Flurazepam [19]
Flurbiprofen [21]
Flurbiprofen pelepasan diperlambat [21] [25]
Flutikason inhalasi [8] [10] kartu steroid (hanya untuk sediaan dosis tinggi)
[K] dosis
Flutikason propionat dan salmeterol [8] [10] kartu steroid [K] dosis
Fluvastatin [K] efek ke otot, lihat IONI
Fluvastatin pelepasan diperlambat [25] [K] efek ke otot
Formeterol fumarat [K] dosis [10] steroid card
Gabapentin [3] [5] [8] [K] mengendarai
Gemfibrozil [22]
Gliklazid pelepasan diperlambat [25]
Gliseril trinitrat tablet [16]
Gliseril trinitrat tablet buccal [K] cara pemberian, lihat IONI
Gliseril trinitrat patch (lihat kemasan sediaan)
Gliseril trinitrat pelepasan [25]
diperlambat
Griseofulvin spray [15]
Griseofulvin tablet [9] [21] [K] mengendarai
Haloperidol [2]
Halsinonid topikal [28]
Hidrokortison injeksi [10] kartu steroid
Hidrokortison scalp lotion [15] [28]
Hidrokortison suksinat [10] kartu steroid
Hidrokortison tablet [10] kartu steroid [21]
Hidrokortison topikal [28]
Hidroksiklorokuin [5] [21]
Hidroksizin [2]
Hidromorfon HCl [2] [K] cara pemberian, lihat IONI
Hiosin hidrobromid [2] (patches 19)
Ibuprofen [21]
Ibuprofen granul [13] [21]
Ibuprofen pelepasan diperlambat [25] [27]
Idarubisin [25]
Imipramin [2]
Imiquimod [10] ] leaflet informasi pasien
Indapamid pelepasan diperlambat [25]
Indometasin [21] [K] mengendarai
Infliksimab [10] kartu kewaspadaan [K] tuberkulosis dan reaksi
hipersensitif
Insulin [K]
Ipratropium inhalasi [K] dosis
Isoniazid [8] [22]
Isosorbid dinitrat pelepasan [25]
diperlambat
Isosorbid mononitrat pelepasan [25]
diperlambat
Itrakonazol [5] [9] [21] [25] [K] hepatotoksisitas
Itrakonazol kapsul [5] [9] [21] [25] [K] hepatotoksisitas
Itrakonazol larutan [9] [23] [K] cara pemberian, hepatotoksisitas
Kalium effervescent [13] [21]
Kalium sitrat mixture [27]
Kalsium fosfat sachets [13]
Kapesitabin [21]
Karbamazepin larutan, supositoria [3] [8] [K] gejala gangguan darah atau hati, mengendarai
dan tablet (lihat IONI)
Karbamazepin pelepasan [3] [8] [25] [K] gejala gangguan darah atau hati,
diperlambat mengendarai (lihat IONI)
Karbamazepin tablet kunyah [3] [8] [21] [24] [K] gejala gangguan darah atau hati (lihat
IONI), mengendarai (lihat IONI)
Karbidopa dan levodopa kombinasi [14] (urin kemerahan) [25]
Karbimazol [K] gejala gangguan darah, lihat IONI
Karisoprodol [2]
Ketokonazol tablet [5] [9] [21] [K] hepatotoksisitas
Ketoprofen kapsul [21]
Ketoprofen pelepasan diperlambat [21] [25]
Ketorolak tablet [17] [21]
Ketotifen [2] [21]
Klaritromisin [9]
Klaritromisin pelepasan diperlambat [9] [21] [25]
Klaritromisin sachets [9] [13]
Klemastin [2]
Klemastin fumarat [2]
Klindamisin [9] [27] [K] diare
Klobazam [2 atau 19] [8] [K] mengendarai
Klobetasol scalp application [15] [28]
Klobetasol topikal [28]
Kloksasilin [9] [23]
Klomipramin [2]
Klomipramin pelepasan diperlambat [2] [25]
Klonazepam [2] [8] [K] mengendarai (lihat IONI)
Klonidin [3] [8]
Klopamid dan pindolol [8]
Kloral hidrat [19] [27]
Klordiazepoksid [2]
Klorokuin [5] [K] pencegahan malaria, lihat IONI
Klorpromazin [2] [11]
Klorpropamid [4]
Klortalidon dan atenolol [8]
Klotrimazol spray [15]
Klotrimazol topikal [28]
Klozapin [2] [10] leaflet informasi pasien
Ko-amoksiklav [9]
Ko-amoksiklav dispersible tablets [9] [13]
Kodein dan parasetamol [2] [29] [30]
Kodein dan parasetamol [13] [29] [30]
effervescent
Kolestiramin [13] [K] hindari obat lain pada waktu bersamaan
Kolestiramin [13] [K] hindari pemakaian obat lain pada waktu
bersamaan, lihat IONI
Kortikosteroid tablet [10] kartu steroid [21]
Kortikosteroid topikal [28]

Kotrimoksasol dispersible tablet [9] [13]


Kotrimoksasol suspensi dan tablet [9]
Kotrimoksasol suspensi dan tablet [9]
Kuetiapin [2]
Kuetiapin fumarat [2]
Kuinagolid [21] [K] reaksi hipotensi, lihat IONI
Kuinidin pelepasan diperlambat [25]
Kuinokort [28]
Lamotrigin dispersible tablet [8] [13] [K] mengendarai (lihat IONI), reaksi kulit
Lamotrigin tablet [8] [K] mengendarai (lihat IONI), reaksi kulit
Lansoprazol Tablet [5] [K] cara pemberian, lihat IONI
Lansoprazol kapsul [5] [25]
Lansoprazol oro-dispersible tablet [5] [K] cara pemberian, lihat IONI
Lansoprazol suspensi [5] [13]
Larutan Lugol [27]
Leflunomid [4]
Lerkanidipin [22]
Levodopa [14] (urin kemerahan) [21] [K] mengendarai
Levodopa dan Benzerazid HCl [14] (urin kemerahan) [K] mengendarai
Levodopa dan Benzerazid HCl [5] [14] (urin kemerahan) [25] [K] mengendarai
pelepasan diperlambat
Levofloksasin [6] [9] [25] [K] mengendarai
Levomepromazin [2]
Levosetirizin dihidroklorida [K] mengendarai
Linezolid suspensi dan tablet [9] [10] leaflet informasi pasien
Liquid paraffin [K] cara pemberian, lihat IONI
Litium karbonat [10] kartu litium [K] asupan cairan dan garam, lihat IONI
Litium karbonat pelepasan [10] kartu litium [25] [K] asupan cairan dan garam, lihat
diperlambat IONI
Litium sitrat liquid [10] kartu litium [K] asupan cairan dan garam, lihat IONI
Litium sitrat pelepasan diperlambat [10] kartu litium [25] [K] asupan cairan dan garam, lihat
IONI
Loprazolam [19]
Loratadin [K] mengendarai, alkohol, lihat IONI
Lorazepam [2 atau 19]
Magnesium sitrat effervescent [10] leaflet informasi pasien [13] [K]
Magnesium sulfat [13] [23]
Mebeverin [K] cara pemberian, lihat IONI
Mefloquin [21] [25] [27] [K] mengendarai, pencegahan malaria, lihat
IONI
Meksiletin kapsul [21] [27]
Meloksikam [21]
Meprobamat [2]
Mesistein [5] [22] [25]
Metadon [2]
Metenamin [9]
Metformin [21]
Metformin pelepasan diperlambat [21] [25]
Metildopa [3] [8]
Metilfenidat pelepasan diperlambat [25]
Metilprednisolon [10] kartu steroid [21]
Metilprednisolon injeksi [10] kartu steroid
Metilprednisolon tablet [10] kartu steroid [21]
Metilprednisolon topikal [28]
Metilselulosa [K] cara pemberian, lihat IONI
Metilsistein [5] [22] [25]
Metisergid [2] [21]
Metokarbamol [2]
Metoklopramid cairan anak [K] gunakan pipet
Metopiron [21] [K] mengendarai
Metoprolol [8]
Metoprolol pelepasan diperlambat [8] [25]
Metotreksat tablet [K] AINS (lihat IONI)
Metronidazol [4] [9] [21] [25] [27]
Metronidazol supositoria [4] [9]
Metronidazol tablet [4] [9] [21] [25] [27]
Mianserin [2] [25]
Mikonazol oral gel [9] [K] pegang dalam mulut, sesudah makan
Mikonazol tablet [9] [21]
Minosiklin [6] [9] [K], lihat IONI
Minosiklin pelepasan diperlambat [6] [25]
Minyak Peppermint kapsul [5] [22] [25]
Mirtazapin Tablet [2]
Moklobemid [10] leaflet informasi pasien [21]
Moksonidin [3]
Mometason furoat [8] [10] kartu steroid [K] dosis
Mometason topikal [28]
Mometason scalp lotion [28]
Morfin [2] 25
Nabumeton [21]
Nabumeton dispersible tablets [13] [21]
Nadolol [8]
Nafarelin asetat [10] leaflet informasi pasien [K] dekongestan nasal, lihat
IONI
Naftidrofuril oksalat [25] [27]
Naproksen tablet dan suspensi [21]
Natrium fusidat suspensi [9] [21]
Natrium fusidat tablet [9]
Natrium klodronat [K] makanan dan kalsium, lihat IONI
Natrium klorida [13]
Natrium kromoglikat (oral) [22] [K] cara pemberian, lihat IONI
Natrium kromoglikat inhalasi [8]
Natrium pikosulfat [10] leaflet informasi pasien [13] [K] lihat IONI
Natrium valproat pelepasan [8] [25] [K] gejala gangguan darah atau hati (lihat IONI),
diperlambat mengendarai (lihat IONI)
Natrium valproat salut selaput [5] [8] [25] [K] gejala gangguan darah atau hati (lihat
IONI), mengendarai (lihat IONI)
Natrium valproat tablet dan sirup [8] [K] gejala gangguan darah atau hati (lihat IONI),
mengendarai (lihat IONI)
Nelfinavir mesilat serbuk [21] [K] cara pemberian, lihat IONI
Nelfinavir mesilat tablet [21]
Nevirapin [K] reaksi hipersensitif, lihat IONI
Nifedipin pelepasan diperlambat [21] [25]
Nisoldipin [22] [25]
Nistatin tablet [9]
Nitrazepam [19]
Nitrofurantoin [9] [14] (urin kuning atau coklat) [21]
Nitrofurantoin pelepasan [9] [14] (urin kuning atau coklat) [21] [25]
diperlambat
Norfloksasin [7] [9] [23] [K] mengendarai
Nortriptilin [2]
Ofloksasin [6] [9] [11] [K] mengendarai
Oksarbazepin [3] [8] [K] lihat IONI
Oksazepam [2]
Oksibutinin patch [3] [K] cara pemberian, lihat IONI
Oksibutinin tablet dan eliksir [3]
Oksibutirin HCl [3]
Oksikodon [2]
Oksikodon pelepasan diperlambat [2] [25]
Oksitetrasiklin [7] [9] 23
Okskarbazepin [3] [8] [K] lihat IONI
Oksprenolol HCl [8]
Oksprenolol pelepasan diperlambat [8] [25]
Olanzapin oro-dispersible tabs [2] [K] cara pemberian, lihat IONI
Olanzapin tablet [2]
Omeprazol pelepasan diperlambat [25] [K] cara pemberian, lihat IONI
Omeprazol kapsul [5] [K] cara pemberian, lihat IONI
Ondansetron [K] cara pemberian, lihat IONI
Oseltamivir [9]
Pankreatin [K] cara pemberian, lihat IONI
Pantoprazol [25]
Parasetamol dan kodein [2] [29] [30]
Parasetamol dan kodein tablet [2] [13] [29] [30]
effervescent
Parasetamol sirup [13] [29] [30]
Parasetamol tablet [29] [30]
Paroksetin [21] [K] mengendarai, lihat IONI
Penisilamin [6] [22] [K] gejala gangguan darah, lihat IONI
Pentazosin kapsul dan tablet [2] [21]
Pentazosin suppositoria [2]
Pentoksifilin pelepasan diperlambat [21] [25]
Perfenazin [2]
Perfenazin dan amitriptilin [2]
Perindopril [22]
Permetrin krim kulit [10] leaflet informasi pasien
Petidin [2]
Pilokarpin tablet [21] [27] [K] mengendarai
Pimekrolimus [4] [28]
Pimozid [2]
Pindolol [8]
Pindolol dan klopamid [8]
Piperazin serbuk [13]
Pirasetam [3]
Pirazinamid [8]
Piroksikam [21]
Piroksikam dispersible tablet [13] [21]
Piroksikam kapsul dan tablet [21]
Pivmesilinam HCl [9] [21] [27] [K], lihat IONI
Pizotifen [2]
Pravastatin [K] efek ke otot
Prazosin [3] [K] dosis awal, lihat IONI
Prednisolon injeksi [10] kartu steroid
Prednisolon salut selaput [5] [10] kartu steroid [25]
Prednisolon tablet [10] kartu steroid [21]
Primidon [2] [8] [K] mengendarai (lihat IONI)
Probenesid [12] [21] [27]
Proguanil [21] [K] pencegahan malaria, lihat IONI
Prokarbazin [4]
Proklorperazin [2]
Proklorperazin effervescent [2] [13]
Proklorperazin sachets [2] [13]
Proklorperazin tablet bukal [2] [K] cara pemberian, lihat IONI
Prometazin [2]
Propafenon [21] [25]
Propanolol [8] [25]
Propanolol pelepasan diperlambat [8] [25]
Prophantelin bromida [23]
Propiverin hidroklorida [3]
Propranolol [8]
Propranolol pelepasan diperlambat [8] [25]
Prosiklidin [K] mengendarai
Protionamid [8] [21]
Pseudoefedrin [2]
Rabeprazol [25]
Ranitidin bismut sitrat [K] perubahan warna (lidah dan feses), lihat IONI
Ranitidin effervescent [13]
Ribavirin kapsul dan tablet [21]
Rifabutin [8] [14] (urin berwarna merah-oranye) [K] soft lens
Rifampisin [8] [14] (urin berwarna merah-oranye) [22] [K] soft lens
Rifampisin dan isoniazid [8] [14] (urin berwarna merah-oranye) [22] [K] soft lens
Risedronat natrium [K] cara pemberian, kalsium dan makanan, lihat IONI
Risperidon [2]
Ritonavir [21] [K] cara pemberian, lihat IONI
Rivastigmin [21] [25]
Rizatriptan tablet [3]
Sakuinavir [21]
Salbutamol [K] dosis
Salbutamol inhalasi [K] dosis, lihat IONI
Salbutamol pelepasan diperlambat [25]
Salmeterol [K] dosis, lihat IONI
Sefadroksil [9]
Sefaklor [9]
Sefaklor pelepasan diperlambat [9] [21] [25]
Sefaleksin [9]
Sefiksim [9]
Sefpodoksim [5] [9] [21]
Sefradin [9]
Sefuroksim sachets [9] [13] [21]
Sefuroksim suspensi [9] [21]
Sefuroksim tablet [9] [21] [25]
Sekobarbital [19]
Selegilin [K] cara pemberian, lihat IONI
Seng sulfat monohidrat [13] [21]
Sertralin HCl [K] mengendarai, lihat IONI
Setirizin [K] mengendarai, alkohol
Siklizin hidroklorida [2]
Siklofosfamid [27]
Sikloserin kapsul [2] [8]
Siklosporin [K] cara pemberian, lihat IONI
Simetikon (lihat sediaan anak)
Simvastatin [K] efek ke otot, lihat IONI
Sinarizin [2]
Siprofloksasin [7] [9] [25] [K] mengendarai
Siproheptadin [2]
Siproteron [21]
Solifenasin [3]
Sotalol [8]
Spironolakton [21]
Strontium [5] [13] [K] cara pemberian, lihat IONI
Sukralfat [5]
Sulfadiazin [9] [27]
Sulfasalazin [14] (urin berwarna oranye-kuning) [K] gejala gangguan
darah dan soft lens, lihat IONI
Sulfasalazin salut selaput [5] [14] (urin berwarna oranye-kuning) [25] [K] gejala
gangguan darah dan soft lens, lihat IONI
Sulfinpirazon [12] [21]
Sulpirid [2]
Sumatriptan [3] [10] leaflet informasi pasien
Takrolimus kapsul [23] [K] mengendarai, lihat IONI
Takrolimus topikal [4] [11] [28]
Tamsulosin pelepasan diperlambat [25]
Telitromisin [9]
Temazepam [19]
Temozolomid [23] [25]
Tenofovir [21] [K] cara pemberian, lihat IONI
Tenoksikam tablet [21]
Teofilin [21]
Terazosin [3] [K] dosis, lihat IONI
Terbinafin [9]
Terbutalin inhalasi [K] dosis, lihat IONI
Terbutalin pelepasan diperlambat [25]
Testosteron gel [K] cara pemberian, lihat IONI
Testosteron patch [K] cara pemberian, lihat IONI
Testosteron tablet buccal [K] cara pemberian, lihat IONI
Testosteron undekanoat kapsul [21] [25]
Tetrabenazin [2]
Tetrasiklin [7] [9] [23] [K]
Tiabendazol [3] [21] [24]
Timolol [8]
Tinidazol tablet [4] [9] [21] [25]
Tipranavir [5] [21]
Tizanidin [2]
Tolkapon [14] [25]
Tolterodin pelepasan diperlambat [25]
Topiramat tablet [3] [8] [K] mengendarai (lihat IONI)
Tramadol [2]
Tramadol pelepasan diperlambat [2] [25]
Tramadol sachet [2] [13]
Trazodon HCl [2] [21]
Trazodon pelepasan diperlambat [2] [21] [25]
Treosulfan [25]
Tretinoin [21]
Triamsinolon injeksi [10] kartu steroid
Triamsinolon tablet [10] kartu steroid [21]
Triamteren [14] (urin berwarna biru di bawah cahaya) [21]
Trientin [6] [22]
Trifluoperazin [2]
Trifluoperazin pelepasan [2] [25]
diperlambat
Triheksifenidil [K] dengan atau sesudah makan, mengendarai, lihat IONI
Trikalium disitratobismuthat [K] cara pemberian, lihat IONI
Triklofos natrium [19]
Trilostan [21]
Trimetoprim [9]
Trimipramin [2]
Triprolidin pelepasan diperlambat [2] [25]
Triptofan [3]
Tropisetron [23]
Trospium klorida [23]
Truvada [21] [K] cara pemberian, lihat IONI
Vaksin tifus [23] [25] [K] cara pemberian, lihat IONI
Vaksin tifus, oral [23] [25] [K] cara pemberian, lihat IONI
Valasiklovir [9]
Valgansiklovir [21]
Vankomisin kapsul [9]
Venlafaksin [3] [21] [K] mengendarai
Venlafaksin pelepasan diperlambat [3] [21] [25] [K] mengendarai
Verapamil pelepasan diperlambat [25]
Vigabatrin sachets [3] [8] [13] [K] mengendarai (lihat IONI)
Vigabatrin tablet [3] [8] [K] mengendarai (lihat IONI)
Vinorelbin kapsul [21] [25]
Vorikonazol [9] [11] [23]
Vorikonazol [9] [11] [23]
Warfarin [10] kartu anti koagulan
Zafirlukast [23]
Zaleplon [2]
Zidovudin sirup [K] cara pemberian
Zolmitriptan oro-dispersible tabs [K] cara pemberian, lihat IONI
Zolpidem [19]
Zonisamid [3]
Zopiklon [19]
Zotepin [2]
Zuklopentiksol [2]

Anda mungkin juga menyukai