Laporan KLP 8 Modul 4
Laporan KLP 8 Modul 4
LAPORAN PBL
MODUL 4 KEPUTIHAN
BLOK REPRODUKSI
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Ade Apriani ratnasari 11020150049
Fatimah Marwah 11020160059
Muhammad sothyan fajrin 11020160018
Resky karnita dewi 11020160072
Dwi deno zubiranto 11020160038
Ridha mardhatillah 11020160048
Siti khadijah nawir 11020160058
Dewi putri pratiwi 11020160068
A. Nashira iswalaily 11020160078
Sulfiani 11020160088
Tutor :
dr. Yusriani Mangerangi M.kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
SKENARIO 2 :
KATA KUNCI
PERTANYAAN
Fisiologi Patologi
Tidak berbau Berbau
Bening Keruh
Leukosit jarang Leukosit banyak
Hormon estrogen meningkat Infeksi patogen (bakteri,jamur,virus)
Ransangan koitus Trauma fisik
Sebelum dan sesudah haid Kontrasepsi hormonal
Stress atau kelelahan Benda asing
Bayi baru lahir (BBL) Perubahan PH pada Vagina
Pre menopouse Kelainan organ Reproduksi
Banyak mucus
Banyak epitel
Tidak disertai keluhan
Referensi :
Persia, A. Gustia, R. Bahar, E. 2015. Hubungan Pemakaian
Panty Liner dengan Kejadian Fluor Albus pada Siswi SMA di
Kota Padang Berdasarkan Wawancara Terpimpin
(Kuisioner). Padang: Jurnal Kesehatan Andalas. Halaman
509.
Marhaeni, G.A. 2016. Keputihan Pada Wanita. Denpasar:
Jurnal Skala Husada Vol 13 No 1. Halaman 30.
Abrori, Hernawan A.D, Ermulyadi. 2017. Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Keputihan Patologis Siswi
SMAN 1 Simpang Hilir
A. Keputihan Normal
B. Keputihan Abnormal
4) Radiasi
5) Fistula
6) Penyebab lain:
1. Psikologi: Volvovaginitis psikosomatik
2. Tidak diketahui: “Desquamative inflammatory vaginitis”
7) Infeksi
a. Bakteri
Pada vagina terdapat flora normal yang terdiri dari bakteri
”baik” yang berfungsi dalam keseimbangan ekosistem sekaligus
menjaga keasaman / pH yang normal serta beberapa bakteri lain
dalam jumlah kecil seperti Gardnerella vaginalis, mobiluncus,
bacteroides dan Mycoplasma hominis.
Beberapa keadaan seperti kehamilan, penggunaan spiral /
IUD (intra uterine device), hubungan seksual, promiskuitas dapat
memicu ketidakseimbangan flora normal vagina dimana
pertumbuhan bakteri ”jahat” menjadi berlebihan. Keputihan yang
disebabkan oleh bakteri Gardnerella disebut sebagai bacterial
vaginosis / BV.
Keputihan biasanya encer, berwarna putih keabu-abuan dan
berbau amis (fishy odor). Bau tercium lebih menusuk setelah
melakukan hubungan seksual dan menyebabkan darah menstruasi
berbau tidak enak. Jika ditemukan iritasi daerah vagina seperti
gatal biasanya bersifat lebih ringan daripada keputihan yang
disebabkan oleh jamur dan parasit.
Gardanerrella vaginalis
Gardnerella vaginalis dapat menyebabkan bacterial
vaginosis pada wanita. Salah satu dari spesies Haemophilus,
tumbuh, berukuran kecil, sirkuler, koloni abu-abu, di bawah
mikroskop terlihat gram negative, namun sebenarnya memiiki
dinding sel gram positive, sel epitel yang menyelimuti bakteri.
Bakteri ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan
membentuk bentukan khas dan disebut clue cell. Gardanerrella
menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin
yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Infeksi ini menyebabkan
rasa gatal dan mengganggu. Warna cairan keabuan, berair,
berbuih dan bermau amis. bakteri ini juga dapat memicu munculnya
penyakit kelamin seperti sifilis dan gonorhea
b. Jamur
Keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur Candida
albicans umumnya dipicu oleh faktor dari dalam maupun luar tubuh
seperti Pemakaian pil KB, obat-obatan tertentu seperti steroid,
antibiotic, daya tahan tubuh rendah, iklim, panas dan kelembaban.
Sekret yang keluar biasanya berwarna putih kekuningan, seperti
kepala susu (cottage cheese), berbau khas dan menyebabkan rasa
gatal yang hebat pada daerah intim-vulva dan sekitarnya sehingga
disebut vulvovaginitis. Rasa gatal sering merupakan keluhan yang
dominan dirasakan.
Candida albicans
c. Parasit
Infeksi parasit Trichomonas vaginalis termasuk dalam
golongan penyakit menular seksual (PMS) karena penularan
terutama terjadi melalui hubungan seksual namun juga dapat
melalui kontak dengan perlengkapan mandi, bibir kloset yang telah
terkontaminasi.Keputihan berupa sekret berwarna kuning-hijau,
kental, berbusa dan berbau tidak enak (malodorous). Kadang
keputihan yang terjadi menimbulkan rasa gatal dan iritasi pada
daerah intim.
Trichomonas vaginalis
Parasit ini berbetuk lonjong dan mempuyai bulu getar dan
dapat bergerak berputar-putar dengan cepat. Gerakan ini dapat
dipantau dengan mikroskop. Cara penularan penyakit ini dengan
senggama. Walaupun jarang dapat juga ditularkan melalui
perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset.
Referensi :
- Badaryati, Emi. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Pencegahan dan Penanganan Keputihan Patologis Pada Siswi Slta
atauSederajat di KotaBanjarbaruTahun 2012. Depok: FKM UI.
Halaman 10.
- Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 25. EGC:
Jakarta
4. Sebutkan tanda dan gejala keputihan !
a. Keputihan Fisiologis
Ciri-ciri dari keputihan fisiologis adalah cairan berwarna
bening, kadang-kadang putih kental, tidak berbau, dan
tanpa disertai dengan keluhan, seperti rasa gatal, nyeri,
dan terbakar serta jumlahnya sedikit. cairan yang keluar
kadang-kadang berupa mucus yang banyak mengandung
epitel dengan leukosit yang jarang.
b. Keputihan Patologis
Ciri-ciri keputihan patologik adalah terdapat banyak
leukosit, jumlahnya banyak, timbul terus menerus,
warnanya berubah (biasanya kuning, hijau, abu-abu, dan
menyerupai susu), disertai dengan keluhan (gatal, panas,
dan nyeri) serta berbau (apek, amis dan busuk).
Referensi :
Ada dua hal yang menjadi faktor pendorong keputihan yaitu faktor
atau cemas,
saat menstruasi.
bersih),
menyebabkan keputihan
yang dapat menimbulkan bau tidak sedap serta infeksi. Untuk itulah
membersihkan vagina dengan air atau campuran yang terdiri atas air,
vagina) dan tingkat keasaman vagina yang sehat. Dalam vagina yang
sehat tedapat bakteri baik dan bakteri jahat. Keseimbangan kedua jenis
1) Anamnesis
Yang harus diperhatikan dalam anamnesis adalah:
a. Usia
Harus dipikirkan kaitannya dengan pengaruh estrogen. Bayi
wanita atau pada wanita dewasa, keputihan (leukorea / fluor
albus) yang terjadi mungkin karena pengaruh estrogen yang tinggi
dan merupakan keputihan yang fisiologis. Wanita dalam usia
reproduksi harus dipikirkan kemungkinan suatu PHS (Penyakit
Hubungan Seksual) dan penyakit infeksi lainnya
b. Pada wanita dengan usia yang lebih tua harus dipikirkan
kemungkinan terjadinya keganasan terutama kanker serviks
c. Metode kontrasepsi yang dipakai
Pada penggunaan kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan
sekresi kelenjar serviks. Keadaan ini dapat diperberat dengan
adanya infeksi jamur. Pemakaian IUD (Intra Uterine Device) juga
dapat menyebabkan infeksi atau iritasi pada serviks yang
meragsang sekresi kelenjar serviks menjadi meningkat
d. Kontak seksual
Untuk mengantisipasi leukorea akibat PHS, seperti gonore,
kondiloma akuminata, herpes genitalis, dan sebagainya. Hal yang
perlu ditanyakan adalah kontak seksual terakhir dan dengan siapa
dilakukan
e. Perilaku
Pasien yang tinggal di asrama atau bersama dengan teman-
temannya kemungkinan tertular penyakit infeksi yang
menyebabkan terjadinya leukorea cukup besar. Contoh kebiasaan
yang kurang baik adalah tukar menukar peralatan mandi atau
handuk
f. Sifat keputihan
Hal yang harus ditanyakan adalah jumlah, bau, warna, dan
konsistensinya, keruh / jernih, ada / tidaknya darah, frekuensinya
dan telah berapa lama kejadian tersebut berlangsung. Hal ini perlu
ditanyakan secara detail karena dengan mengetahui hal-hal
tersebut dapat diperkirakan kemungkinan etiologinya
g. Menanyakan kepada pasien kemungkinan hamil atau menstruasi
Pada kedua keadaan ini, keputihan yang terjadi biasanya
merupakan hal yang fisiologis
h. Masa inkubasi
Bila keputihan timbulnya akut dapat diduga akibat infeksi atau
pengaruh zat kimia ataupun pengaruh rangsangan fisik
3) Pemeriksaan Laboratorium
Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan:
a. Penentuan pH
Penentuan pH dengan indikator pH (3,0-4,5)
b. Penilaian sediaan basah
Penilaian diambil untuk pemeriksaan sediaan basah dengan KOH
10% dan pemeriksaan sediaan basah dengan garam fisiologis.
Trichomonas vaginalis akan terlihat jelas dengan garam fisiologis
sebagai parasit berbentuk lonjong dengan flagelanya dan
gerakannya yang cepat, sedangkan Candida albicans dapat dilihat
jelas dengan KOH 10% tampak sel ragi (blastospora) atau hifa
semu. Vaginitis nonspesifik yang disebabkan Gardnerella
vaginalis pada sediaan dapat ditemukan beberapa kelompok basil,
lekosit yang tidak seberapa banyak, dan banyak sel-sel epitel
yang sebagian besar permukaannya berbintik-bintik. Sel-sel ini
disebut clue cell yang merupakan ciri khas infeksi Gardnerella
vaginalis
c. Pewarnaan gram
Neisseria gonorrheae memberikan gambaran adanya gonococcus
intra dan ekstraseluler. Gardnerella vaginalis memberikan
gambaran batang-batang berukuran kecil gram negatif yang tidak
dapat dihitung jumlahnya dan banyak sel epitel dengan kokobasil,
tanpa ditemukan laktobasil
d. Kultur
Dengan kultur akan dapat ditemukan kuman penyebab secara
pasti, tetapi seringkali kuman tidak tumbuh sehingga harus hati-
hati dalam penafsiran
e. Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi herpes
genitalis dan human papiloma virus dengan pemeriksaan ELISA
(Enzyme-Linked Immunosorbent Assay)
f. Tes Pap Smear
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mendeteksi adanya keganasan
pada serviks
Referensi : Ramayanti. Pola Mikroorganisme Fluor Albus Patologis yang
Disebabkan Oleh Infeksi pada Penderita Rawat Jalan di Klinik Ginekologi
Rumah Sakit Umum Dr. Kariadi Semarang. Bagian Obstetri & Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Diakses pada 31 Maret
2019: http://eprints.undip.ac.id/12387/1/2004PPDS3634.pdf.
1. Peradangan serviks
Peradangan serviks atau leher rahim (bisa disebut juga sebagai
cervicitis) adalah salah satu masalah organ reproduksi yang bisa
menyebabkan keputihan. Beberapa gejala lainnya adalah sakit
pada punggung bagian bawah. Biasanya ini disebabkan oleh
peradangan yang dipicu oleh penyakit menular seksual, reaksi
alergi terhadap kontrasepsi yang ditanam dalam rahim, atau reaksi
alergi terhadap kondom dan pelumas yang digunakan saat
berhubungan seksual.
2. Infeksi jamur
Keputihan juga bisa disebabkan oleh infeksi jamur pada vagina. Ini
biasanya dialami oleh wanita yang memiliki penyakit diabetes, hamil,
mengonsumsi antibiotik atau pil KB. Perubahan pH pada vagina bisa
menyebabkan infeksi jamur. Selain itu, jamur juga bisa disebabkan
oleh kebersihan yang kurang atau celana dalam yang terlalu lembap.
3. Trikomoniasis vagina
Trikomoniasis vagina adalah salah satu bentuk penyakit menular yang
terjadi pada vagina. Salah satu gejala penyakit ini adalah keluarnya
cairan berwarna kekuningan dari vagina dan rasa gatal. Biasanya
terjadi tiga sampai 28 hari setelah infeksi terjadi.
Itulah beberapa jenis penyakit yang wajib diwaspadai oleh para wanita
jika mengalami keputihan yang tak biasa. Jika mengalaminya
sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Keputihan dan penyakit di
atas bisa dicegah dengan menjaga kebersihan vagina dan melakukan
hubungan seks yang aman.
a) Candidiasis vulvovaginalis
Kandidiasis vulvovaginalis adalah infeksi yeast pada vagina dan
vulva yang disebabkan beberapa tipe Candida, yang paling
sering yaitu Candida albicans, dapat bersifat asimptomatis
maupun simptomatis. Kandidiasis vulvovaginalis rekuren adalah
kandidiasis vulvovaginalis yang terjadi sebanyak empat episode
atau lebih dalam periode 12 bulan.
Etiologi
Faktor predisposisi
2. Kontrasepsi
Kontrasepsi disini termasuk oral, pelindung maupun KDR
(kontrasepsi dalam rahim). Pengaruh kontrasepsi pada KVVR
berhubungan dengan kandungan estrogen yang akan menstimulasi
organisme Candida untuk persisten pada ekosistem vagina.
Patogenesis
A. DEFINITION
Vaginosis bakterial (bacterial vaginosis/BV) adalah penyebab paling
umum gejala duh tubuh vagina pada wanita usia reproduktif. Bakterial
Vaginosis (BV) adalah suatu kondisi abnormal perubahan ekologi vagina
yang ditandai dengan pergeseran keseimbangan flora vagina dimana
dominasi Lactobacillus digantikan oleh bakteri-bakteri anaerob,
diantaranya Gardnerella vaginalis, Mobiluncus, Prevotella, Bacteroides,
dan Mycoplasma sp.
B. EPIDEMIOLOGI
C. ETIOLOGI
yang umumnya ditandai dengan produksi duh tubuh vagina yang banyak,
berwarna abu-abu hingga kuning, tipis, homogen, berbau amis, dan
terdapat peningkatan pH vagina.
D. PATOFISIOLOGI
Ujiwhiff - +
Bau Amis - +
1. Pemakai AKDR
Amsel dkk, dan Holst dkk menemukan VB lebih sering ditemukan
pada wanita yang menggunakan AKDR dibandingkan yang tidak
menggunakannya (18,8 % vs 5,4% dengan p <0,0001 dan 35 % vs 16 %
dengan p <0,03). Pada studi retrospektif yang dilakukan oleh Avonts dan
kawan –kawan melaporkan BV meningkat diantara pengguna AKDR
dibandingkan kontrasepsi oral hal ini mungkin disebabkan oleh bagian
ekor dari AKDR yang ada pada endoservik atau vagina menyebabkan
lingkungan untuk berkembangnya bakteri anaerob dan G.vaginalis , yang
mungkin memegang peranan dalam terjadinya VB pada wanita yang
menggunakan AKDR.
2.Douching
3.Imunosupresi
4.Diabetes melitus
5.Perubahan hormonal (misal : kehamilan)
6.Penggunaan terapi antibiotik spektrum luas
7.Obesitas.
F. GEJALA KLINIS
1.Bau
Bau yang biasanya dideskripsikan sebagai fishy odor yang
disebabkan oleh produksi amin (trimetalamin, putresin dan kadaverin )
oleh bakteri anaerob. Volatilasi amin ini meningkat dengan peningkatan
pH , sehingga pasien sering merasa keluhan ini makin memburuk jika
terjadi peningkatan alkanin, misalnya setelah berhubungan seksual
( karena adanya cairan sperma) atau selama menstruasi.
2.Gatal (pruritus)
3.Keputihan
Berwarna abu-abu
4.Dispareunia
5.Disuria
G. DIAGNOSIS
Kriteria Amsel
Amsel dan kawan –kawan menganjurkan dasar diagnosis VB
berdasarkan adanya paling tidak tiga tanda – tanda berikut : sekret vagina
berwarna putih yang homogen, pH cairan vagina > 4,5. adanya fishy odor
dari cairan vagina yang ditetesi KOH 10% ( whiff test ), serta pada
pemeriksaan mikroskop ditemukan Clue cells
a. Sekret vagina
Sekret vagina pada VB berwarna putih , melekat pada dinding
vagina, jumlahnya meningkat sedikit sampai sedang dibandingkan
wanita normal.
H. PENATALAKSANAAN (Plan)
Non-Farmakologi :
1. Menjaga kebersihan diri terutama daerah vagina
2. Hindari pemakaian handuk secara bersamaan
Farmakologi :
Tatalaksana vaginosis bakterialis
- Metronidazol 500 mg peroral 2 x sehari selama 7 hari
- Metronidazol pervagina 2 x sehari selama 5 hari
- Krim klindamisin 2% pervagina 1 x sehari selama 7 hari
I. KOMPLIKASI
J. PROGNOSIS
Prognosis pada umumnya bonam.
K. PENCEGAHAN
Tindakan yang bisa dilakukan untuk pencegahan terjadinya BV
misalnya:
1. Menghindari penggunaan vaginal douching maupun produk higiene
wanita lain, misalnya disinfektan pemberi vagina, pengencang dan
pengering vagina.
2. Membersih bagian luar vagina cukup dengan air sabun.
3. Menggunakan kondom selama hubungan seksual
4. Membersihkan dengan benar alat kontrasepsi setelah pemakaian
(seperti diafragma, cervical caps dan spermicide).
C.Trikomoniasis
Definisi
Etiologi
Epidemiologi
Patogenesis
Gejala Trikomoniasis
- Frekuensi buang air kecil lebih sering dari biasanya, dan disertai
rasa sakit.
- Muncul cairan putih dari penis.
- Muncul rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di area ujung penis.
Rasa sakit ini juga bisa muncul saat buang air kecil atau saat
ejakulasi.
Biasanya, gejala trikomoniasis akan muncul dalam waktu satu bulan sejak
seseorang mulai terinfeksi. Namun, sekitar setengah dari pengidap
trikomoniasis tidak mengalami gejala apa pun.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pada wanita
Laboratorium
Biakan
Penatalaksanaan
Komplikasi
Pencegahan
. ذيYYبه المYY أش, دYY أنه نجس ; ألنه في الفرج ال يخلق منه الول, أحدهما: وفي رطوبة فرج المرأة احتماالن
, طهارته ; ألن عائشة كانت تفرك المني من ثوب رسول هللا صلى هللا عليه وسلم وهو من جماع: والثاني
ةYYا بنجاسYY لحكمن, رأةYYرج المYYة فYYا بنجاسYY وألننا لو حكمن, وهو يالقي رطوبة الفرج, فإنه ما احتلم نبي قط
وYYاع فهYال الجمYYه في حYYاب منYا أصYY م: يYال القاضY وق. فيتنجس برطوبته, منيها ; ألنه يخرج من فرجها
ني دونYYرج المYYتدت خYYهوة إذا اشYY فإن الش, وال يصح التعليل. وهو نجس, نجس ; ألنه ال يسلم من المذي
كحال االحتالم, المذي
[2] keputihan statusnya suci. Karena ‘Aisyah pernah mengerik mani dari
baju Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bekas jima’. Mengingat tidak
ada seorang nabi pun yang mengalami mimpi basah. Sehingga makna air
mani tersebut adalah cairan yang bercampur dengan cairan basah farji
istri beliau. Karena jika kita menghukumi keputihan sebagai benda najis,
seharusnya kita juga