Anda di halaman 1dari 23

FAKULTAS KEDOKTERAN Makassar, 22 Maret 2021

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BLOK REPRODUKSI

LAPORAN 0BSERVASI LAPANGAN

BLOK REPRODUKSI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2 PBL

NURUL INDAH PRATIWI (110 2018 0079)

TASYA FITRI RAMADANTI (110 2018 0089)

MEDHY UGI PRATIWI (110 2018 0099)

ANJANI BERLIANA ALITU (110 2018 0009)

NURUL HIDAYAH MADANI (110 2018 0019)

SRI ASMAWATI ARSA (110 2018 0030)

ULFA NAMIRAH (110 2018 0040)

FIRMANSYAH HAMZAH (110 2018 0051)

M. ARFANDI HM (110 2018 0080)

WAHYUNI (110 2018 0090)

A. RIDHAH NURMY ATTAHMID (110 2018 0100)

MUH FIKRI ALHAS (110 2018 0010)

TUTOR: dr. Mona Nulanda, M.kes, Sp.Og

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVESITAS MUSLIM INDONESIA

TAHUN AJARAN 2020/2021


Kasus :

Perempuan, 28 tahun G1POAO, datang ke puskesmas denean keluhan


nyeri perut bagian bawah tembus belakane, disertai pelepasan lender bercampur
darab. dari anamnesa diketahui HPHT tanggal 10/6/2020.
Pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80 xmenit,
Pernapasan : 20 x/menit, Suhu ; 36.4.
Pada pukul 08.00
Pemeriksaan Obstetri : Tinggi fundus uteri 35 cm , LP 90 cm, situs memanjang,
his ;4x10' (40-45"), Dii 140 x/menit, teraba bulat keras, perlimaan 4/5
Pembukaan 5 cm, ketuban utuh, bagian terbawah kepala, penurunan H2
Pada pukul : 11.00 , teriadi pecah ketuban, berwana keruh,
Dilakukan pemeriksaan
His : 4x10 '( 40-45")
Dii : 134 x/menit
pada periksa dalam didapatkan pembukaan 10 cm, kepala H4. Ketuban tidak ada
Pada pukul 12.05. Iahir bayi ik : perempuan, segera menaneis, BB; 3400 gr, PB
50 cm Pada pukul. 12.15. plasenta lahir kesan lengkap
Dan tampak robekan jalan Iahir grade 2. Dilakukan peniahitan
Pada pukul. 14.15 gilakukan pemantauan 2 jam pasca salin
Tekanan darah : 120/70 mmHg, Nadi ; 82 x/menit, P : 20x/mnt suhu ; 36,4
Tinggi fundus uteri 1 jari bawah pusat, kontraksi baik
H 2 jam pasca salin 11,2 gr/dl

Kata Sulit

Kami tidak menemukan adanya kata sulit pada skenario

Kata Kunci

1. Perempuan, 28 tahun G1POAO


2. datang ke puskesmas denean keluhan nyeri perut bagian bawah tembus
belakang, disertai pelepasan lender bercampur darah. dari anamnesa
diketahui HPHT tanggal 10/6/2020.
3. Pemeriksaan fisik didapatkan Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80
xmenit, Pernapasan : 20 x/menit, Suhu ; 36.4.
4. Pada pukul 08.00
Pemeriksaan Obstetri : Tinggi fundus uteri 35 cm , LP 90 cm, situs
memanjang, his ;4x10' (40-45"), Dii 140 x/menit, teraba bulat keras,
perlimaan 4/5 Pembukaan 5 cm, ketuban utuh, bagian terbawah kepala,
penurunan H2
5. Pada pukul : 11.00
teriadi pecah ketuban, berwana keruh, Dilakukan pemeriksaan His : 4x10
'( 40-45"), Dii : 134 x/menit. pada periksa dalam didapatkan pembukaan
10 cm, kepala H4. Ketuban tidak ada
6. Pada pukul 12.05. Iahir bayi ik : perempuan, segera menaneis, BB; 3400
gr, PB 50 cm
7. Pada pukul. 12.15. plasenta lahir kesan lengkap Dan tampak robekan jalan
Iahir grade 2. Dilakukan peniahitan
8. Pada pukul. 14.15 gilakukan pemantauan 2 jam pasca salin
Tekanan darah : 120/70 mmHg, Nadi ; 82 x/menit, P : 20x/mnt suhu ; 36,4
Tinggi fundus uteri 1 jari bawah pusat, kontraksi baik
9. H 2 jam pasca salin 11,2 gr/dl

Pertanyaan

1. Jelaskan tanda-tanda persalinan!


2. Bagaimana proses/mekanisme persalinan sesuai kasus?
3. Jelaskan Interpretasi kasus berdasarkan skenario!
4. Bagaimanakah gambaran Partograf yang sesuai dengan kasus?
5. Apakah perspektif islam yang sesuai berdasarkan kasus
6. Apakah kesimpulan dari kasus?
JAWABAN

1. 3 P Secara Umum
1. Power (kekuatan)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri
dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power
merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh
adanya kontraksi dan retraksi otot-otot Rahim.His adalah kontraksi otot-
otot rahim pada persalinan.Kontraksi adalah gerakan memendek dan
menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar kesadaran (involuter) dan
dibawah pengendalian syaraf simpatik.Retraksi adalah pemendekan otot-
otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya kontraksi.His yang
normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin lama
bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian
berangsur-angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin lama makin
cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai anak
dilahirkan
His yang normal mempunyai sifat : kontarksi otot rahim mulai dari
salah satu tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu
menjalar ke seluruh otot rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim,
otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga
terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter
yaitu tidak dapat diatur oleh parturient.
Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder
yang berperan dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala 2 dan
untuk membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot perut
dan diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu
dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul.Persalinan akan
berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu baik. Kelainan his dan
tenaga meneran dapat disebabkan karena hypotonic/atonia uteri dan
hypertonic/tetania uteri.
2. Passanger
Passenger terdiri dari janin dan plasenta.Janin merupakan passanger
utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala
janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan
letak kepala.
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger adalah
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi,
kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak
sungsang.
A. Janin.
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.Posisi
dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
1. Tulang Tengkorak ( Cranium )
a. Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak
b. Bagian tengkorak :Os Frontalis, Os Parientalis, Os Temporalis, Os
Occipitalis
c. Sutura: Sutura Frontalis, Sutura Sagitalis, Sutura Koronaria,
Sutura Lamboidea
d. Ubun-ubun ( Fontanel ): Fontanel mayor / bregma, Fontanel
minor
2. Ukuran-ukuran kepala
a. Diameter: Diameter Occipito frontalis 12 cm, Diameter Mento
Occipitalis 13,5 cm, Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5
cm,Diameter Biparietalis 9,25 cm, Diameter Ditemporalis 8 cm.
b. Ukuran Cirkumferensial ( Keliling ): Cirkumferensial fronto
occipitalis 34 cm, Cirkumferensia mento occipitalis 35 cm,
Cirkumferensia sub occipito bregmatika 32 cm.
3. Postur janin dalam Rahim
a. Sikap (habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin,
biasanya terhadap tulang punggungnya.Janin umumnya dalam
sikap fleksi, di mana kepala, tulang punggung, dan kaki dalam
keadaan fleksi, serta lengan bersilang di dada.
b. Letak janin
Letak janin adalah bagaimana sumbu panjang janin berada
terhadap sumbu ibu, misalnya letak lintang di mana sumbu janin
sejajar dengan dengan sumbu panjang ibu; ini bisa letak kepala,
atau letak sungsang.
c. Presentasi
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di
bagian bawah rahim yang dapat dijumpai pada palpasi atau
pemeriksaan dalam.Misalnya presentasi kepala, presentasi
bokong, presentasi bahu, dan lain-lain.
d. Posisi
Posisi merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian
terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang
terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Misalnya pada letak
belakang kepala (LBK) ubun-ubun kecil (UUK) kiri depan, UUK
kanan belakang.
B. Placenta.
Placenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai
penumpang atau pasenger yang menyertai janin namun placenta jarang
menghambat pada persalinan normal.
C. Air Ketuban.
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat
dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan
hampir semua kekuatan regang membran janin dengan demikian
pembentukan komponen amnion yang mencegah ruptura atau robekan
sangatlah penting bagi keberhasilan kehamilan. Penurunan adalah
gerakan bagian presentasi melewati panggul, penurunan ini terjadi atas
3 kekuatan yaitu salah satunya adalah tekanan dari cairan amnion dan
juga disaat terjadinya dilatasi servik atau pelebaran muara dan saluran
servik yang terjadi di awal persalinan dapat juga terjadi karena tekanan
yang ditimbulkan oleh cairan amnion selama ketuban masih utuh.
3. Passage (jalan lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina.Syarat agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir
tersebut harus normal.
Rongga-rongga panggul yang normal adalah : pintu atas panggul
hampir berbentuk bundar, sacrum lebar dan melengkung, promontorium
tidak menonjol ke depan, kedua spina ischiadica tidak menonjol kedalam,
sudut arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera (ukuran muka
belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis ke promontorium)
ialah 10-11 cm, ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas
panggul) 12-14 cm, diameter oblique (ukuran sserong pintu atas panggul)
12-14 cm, pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10-10,5 cm.
Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat
menyebabkan hambatan persalinan apabila : panggul sempit seluruhnya,
panggul sempit sebagian, panggul miring, panggul seperti corong, ada tumor
dalam panggul.
Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan, untuk
dapat dilalui bayi dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas dan
mudah meregang, apabila terdapat kekakuan pada jaringan, maka otot-otot
ini akan mudah ruptur.
Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh serviks
yang kaku (pada primi tua primer atau sekunder dan serviks yang cacat atau
skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka lebar, namun OUI tidak terbuka),
serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE tidak terbuka), edema serviks
(terutama karena kesempitan panggul, sehingga serviks terjepit diantara
kepala dan jalan lahir dan timbul edema), terdapat vaginal septum, dan
tumor pada vagina.
Passage terdiri dari :
1. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
a. Os. Coxae : Os illium, Os. Ischium dan Os. Pubis
b. Os. Sacrum = promotorium
c. Os. Coccygis
2. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen.

Pintu Panggul
1. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,
linea inominata dan pinggir atas symphisis.
2. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut
midlet
3. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
outlet
4. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan
outlet.
Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan titik-titik tengah
ruang panggul yang melengkung ke depan (sumbu Carus).
Bidang-bidang :
1. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium
2. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
3. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccyges.

Stasion bagian presentasi atau derajat penurunan :


1. Stasion 0 : sejajar spina ischiadica
2. 1 cm di atas spina ischiadica disebut Stasion 1 dan seterusnya sampai
Stasion 5
3. - 1 cm di bawah spina ischiadica disebut stasion -1 dan seterusnya
sampai Stasion-5

Ukuran-ukuran panggul
(1) Ukuran luar panggul :
a. Distansia spinarum : jarak antara kedua spina illiaka anterior superior:
24 – 26 cm
b. Distansia cristarum : jarak antara kedua crista illiaka kanan dan kiri :
28 – 30 cm
c. Konjugata externa (Boudeloque) 18 – 20 cm
d. Lingkaran Panggul 80-90 cm
e. Konjugata diagonalis (periksa dalam) 12,5 cm - Distansia Tuberum
(dipakai Oseander) 10,5 cm
(2) Ukuran dalam panggul :
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh
promontorium, linea inniminata, dan pinggir atas simfisis pubis
a.konjugata vera : dengan periksa dalam diperoleh konjugata
diagonalis 10,5-11 cm
b. konjugata transversa 12-13 cm.
c.konjugata obliqua 13 cm.
d. konjugata obstetrica adalah jarak bagian tengah simfisis ke
promontorium.

Ruang tengah panggul :


1. bidang terluas ukurannya 13 x 12,5 cm
2. bidang tersempit ukurannya 11,5 x 11 cm
3. jarak antar spina ischiadica 11 cm.
Pintu bawah panggul (outlet) :
1. ukuran anterio posterior 10-11 cm
2. ukuran melintang 10,5 cm
3. arcus pubis membentuk sudut 900 lebih, pada laki-laki kurang dari 800

Inklinasi Pelvis (Miring panggul) adalah sudut yang dibentuk dengan


horizon bila wanita berdiri tegak dengan inlet 55-600

Jenis Panggul
Berdasarkan pada ciri-ciri bentuk pintu atas panggul, ada 4 bentuk
pokok jenis panggul :
1. Ginekoid
2. Android
3. Antropoid
4. Platipeloid
Otot - otot Dasar Panggul
Ligamen - Ligamen Penyangga Uterus
1. Ligamentum Kardinale sinistrum dan dekstrum (Mackendrot) :
Ligamen terpenting untuk mencegah uterus tidak turun. Jaringan ikat
tebal serviks dan puncak vagina kearah lateral dinding pelvis.
2. Ligamentum Sacro - uterina sinistrum dan dekstrum : Menahan uterus
tidak banyak bergerak Melengkung dari bagian belakang serviks kiri
dan kananmelalui dinding rektum kearah os sacrum kiri dan kanan.
3. Ligamentum Rotundum sinistrum dan dekstrum (Round Ligament) :
Ligamen yang menahan uterus dalam posisi antefleksi. Sudut fundus
uterus kiri dan kanan ke inguinal kiri dan kanan.
4. Ligamentum Latum sinistrum dan dekstrum (Broad Ligament) : Dari
uterus kearah lateral.
5. Ligamentum infundibulo pelvikum : Menahan tubafallopi. Dari
infundibulum ke dinding pelvis.
Bersasarkan skenario didapatkan :
1. Power (Kekuatan) : His pada pasien tergolong adekuat. Pada pukul
08:00 = 4x10’(40-45") dan Pada pukul 11:00 = 4x10’ (40-45"). Tidak
ditemukan adanya kelainan his dan tenaga meneran pada pasien
2. Passanger (Bayi) :
• Situs memanjang (Sumbu panjang janin sesuai dengan sumbu panjang
ibu)
• Bagian terbawah kepala
• Tidak ditemukan adanya kelainan janin dalam rahim dan kelainan
placenta
3. Passage (Jalan lahir) : Tidak ditemukan adanya kelainan jalan lahir
keras (rangka panggul) dan jalan lahir lunak

Referensi :
Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Bab 20 Sistem
Reproduksi. Edisi 22. Jakarta : EGC. Hal. 730-731

2. Bagaimana proses/mekanisme persalinan sesuai kasus

Kala Persalinan Normal

1. Kala I (Kala PembukaanServiks)


Dimulainya proses salinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang
teratur, adekuat,dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap. Kala I terdiri dari dua fase, yaitu :
1) Fase laten, yaitu pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar
8 jam.
2) Fase aktif, yaitu pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam. Faseaktif terbagi atas :
a) Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
b) Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9
cm.
c) Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (10
cm).
Peristiwa penting pada persalinan kala I, yaitu :
1) Keluar lendir/darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus
(mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk di kanalis servikalis,
akibat terbukanya vascular kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara
selaput ketuban dengan dinding dalam uterus.
2) Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis
dan mendatar.
3) Selaput ketuban pecah spontan
(beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi
pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).

Primigravida Multigravida
Kala I dapat lebih panjang s/d 12 Kala I umumnya lebih singkat ≤
jam 8Jam
Penipisan serviks terjadi lebih dulu, Penurunan dan pendataran serviks
baru kemudian diikuti perdarahan terjadi hamper simultan
serviks

2. Kala II (Kala Pengeluaran)


Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap.Berakhir pada saat bayi
telah lahir lengkap. His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat
kuat. Selaput ketuban mungkin juga baru pecah spontan pada awal kala 2.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2, yaitu :
1) Bagian terbawah janin (pada persalinan normal :kepala) turun sampai
dasar panggul.
2) Ibu timbul perasaan/reflex ingin mengejan yang makin berat.
3) Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiologik)
4) Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan suboksiput di bawah simfisis
(simfisis pubis sebagai sumbu putar/hipomoklion), selanjutnya dilahirkan
badan dan anggota badan.
5) Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk
memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang
kepala, yaitu :
a) Kepala masuk pintu atas panggul, yaitu sumbu kepala janin dapat tegak
lurus dengan pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring/membentuk
sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior/posterior).
b) Kepala turun kedalam rongga panggul, akibat : 1) tekanan langsung dari
his dari daerah fundus kearah daerah bokong, 2) tekanan dari cairan
amnion, 3) kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan
4) badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
c) Fleksi, yaitu kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala
berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncakkepala) menjadi
diameter suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
d) Rotasi interna (putaran paksi dalam), yaitu selalu di sertai turunnya
kepala, putaran ubun-ubun kecil kearah depan (kebawah simfisis pubis),
membawa kepala melewati distansia interspinarum dengan diameter
biparietalis.
e) Ekstensi, yaitu setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah
oksiput melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-
turut : oksiput, bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
f) Rotasi eksterna (putaran paksiluar), yaitu kepala berputar kembali sesuai
dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi
antero posterior sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu
depan dan bahu belakang.
g) Ekspulsi, yaitu setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan
dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan,
pinggul/trokanter depan dan belakang, tungkai dan kaki.
Primigravida Multigravida
Lama kala II pada primigravida 1,5 jam Lama kala II, 0,5 jam.

3. Kala III (Kala PengeluaranPlasenta/Uri)


Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap. Berakhir dengan lahirnya
plasenta. Kelahiran plasenta adalah lepasnya plasenta dari insersi pada
dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri. Lepasnya
plasenta dari insersinya mungkin dari sentral (Schultze) di tandai dengan
perdarahan baru, atau dari tepi/marginal (Matthews-Duncan) jika tidak di
sertai perdarahan, atau mungkin juga serempak sentral dan marginal.
Pelepasan plasenta terjadi karena perlekatan plasenta di dinding uterus adalah
bersifat adhesi, sehingga pada saat kontraksi mudah lepas dan berdarah.Pada
keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar/di
ataspusat. Plasenta lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.

4. Kala IV (ObservasiPascapersalinan)
Kala IV, yaitu satu jam setelah plasenta lahir lengkap. Hal ini dimaksudkan
agar dokter, bidan, atau penolong persalinan masih mendampingi wanita
selesainya bersalin, sekurang-kurangnya 1 jam postpartum. Dengan cara ini
diharapkan kecelakaan-kecelakaan karena perdarahan postpartum dapat
dikurangi atau dihindarkan. Sebelum meninggalkan wanita postpartum, 7
pokok penting harus diperhatikan:
1) Kontraksi uterus harus baik
2) Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan-perdarahan dalam alat
genitalia lainnya
3) Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
4) Kandung kencing harus kosong
5) Luka-luka pada perineum terawatt denganbaik dan tidak ada hematoma
6) Bayi dalam keadaan baik
7) Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan tekana darah normal, tidak ada
pengaduan sakit kepala. Adanya frekuensi nadi yang menurun dengan
volume yang baik adalah suatu gejala baik

Dari skenario observasi lapangan kala persalinan yang terjadi pada ibu tsb, yaitu:
08:00
1. Lendir bercampur darah
2. Pembukaan 5 cm : Fase aktif (Fase dilatasi
Kala 1 maksimal)
3. Ketuban utuh
11:00
1. Pembukaan 10 cm : Fase aktif (Fase deselerasi)
11:00
1. Ketuban pecah keruh
2. Kepala Hodge 4 : sudah masuk dasar panggul
Kala 2
12:05
1. Bayi perempuan lahir segera menangis,
2. BB: 3400 gr. PB: 50 cm
12.15
Kala 3
Plasenta lahir kesan lengkap
Kala 4 12:15
Tampak robekan jalan Iahirgrade 2 dan dilakukan
penjahitan
14.15
1. Tekanan darah : 120/70 mmHg
2. Nadi : 82 x/menit
3. Pernafasan : 20x/menit
4. Suhu : 36,4oC
5. Hb : 11,2 gr/dl
6. Tinggi fundusuteri 1 jari bawah pusat
7. Kontraksi baik

Referensi :
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. IlmuKebidanan (edisike 4 cetakanke 3). PT.Bina
Pustaka SarwonoPrawirohardjo : Jakarta.
Prawirohardjo,Sarwono,2016. ILMUKEBIDANAN,PT.BINAPUSTAKA.Jakarta.
Hal: 296-314.

3. Jelaskan Interpretasi kasus berdasarkan scenario!

tanda-tanda inpartu :

1. Menjelang persalinan, otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas


kontraksi secara terkoordinasi, diselingi dengan suatu periode relaksasi,
dan mencapai puncaknya menjelang persalinan serta secara berangsur
menghilang pada periode post partum.
2. Keluar lender dan darah lebih banyak.
3. Kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mulai mendatar dan pembukaan
lengkap.
Berdasarkan scenario didapatkan keluhan nyeri perut bagian bawah
tembus belakang, disertai pelepasan lender bercampur darah merupakan
tanda-tanda inpartu.

- perempuan berusia 28 tahun


Usia untuk hamil yang paling ideal adalah 20 hingga 35 tahun.
Beberapa alasannya, yaitu tingkat kesuburan lebih tinggi, kondisi fisik
wanita lebih mumpuni untuk hamil, dan risiko lebih rendah untuk terkena
komplikasi kehamilan. Sedangkan jika di usia muda ada beberapa
komplikasi yang dapat terjadi seperti Perdarahan pada calon Ibu, yang
dapat beresiko pada kematian, Janin yang tidak berkembang atau janin
mati, Kelahiran premature berat badan janin yang rendah, Hipertensi
dalam kehamilan.

- kehamilan pertama (G1P0A0), HPHT 10juni 2020

Adapun perkiraan kelahiran bayi menurut NEAGLE dengan rumus :

Taksiran persalinan = (tanggal + 7), (bulan – 3), (Tahun + 1) sehingga


didapatkan tafsiran : 17 maret 2021,
 Gravida menunjukkan berapa kali seorang wanita sedang atau telah
hamil, terlepas dari hasil kehamilannya. Kehamilan saat ini, jika ada,
termasuk dalam hitungan ini. Kehamilan ganda dihitung sebagai 1.
 Paritas, atau "para", menunjukkan jumlah kehamilan yang
mencapai usia kehamilan yang layak (termasuk kelahiran hidup dan
lahir mati). Jumlah janin tidak menentukan paritas. Kehamilan kembar
yang dibawa ke usia kehamilan yang layak dihitung sebagai 1.
 Abortus adalah jumlah kehamilan yang hilang karena alas an apapun,
termasuk aborsi yang diinduksi atau keguguran . Istilah abortus
terkadang dicabut jika tidak ada kehamilan yang hilang. Bayi lahir
mati tidak termasuk.

- Pemeriksaan fisik didapatkan :


Tekanan darah 120/80 mmHg (Normal 120/80 mmhg atau 110/70 mmhg)
Nadi 80 xmenit, (Normal : 60-100 x/menit)
Pernapasan : 20 x/menit (Normal: )
Suhu ; 36.4. (Normal : 36,5-37)

PemeriksaanObstetri :
pukul 08.00

Pada kasus didapatkan tinggi fundus uteri 35 cm , LP 90 cm, yang


menandakan usia kehamilan antara 38-40 minggu, berdasarkan HPHT usia
kehamilan sudah 40 Minggu.

- Ukuran Fundus Uteri SesuaiUsiaKehamilan

UsiaKeha Tinggi Fundus Uteri (TFU) Tinggi Fundus


milan(Min Menurut Leopold Uteri (TFU)
ggu) MenurutMc.Do
nald
12 Mg 1-3 jari diatas simfisis 9 cm
16 Mg Pertengahan pusat simfisis 16-18 cm
20 Mg 3 jari di bawah pusat simfisis 20 cm
24 Mg Setinggi pusat 24-25 cm
28 Mg 3 jari di atas pusat 26,7 cm
32 Mg Pertengahan pusat - prosesus 29,5-30 cm
xiphoideus(PX)
36 Mg 2-3 jaridibawah prosesus 33 cm
xiphoideus(PX)
40 Mg Pertengahanpusat prosesus 37,7 cm
xiphoideus(PX)

Warna dan adanya air ketuban

Pukul 08.00 : Ketuban Utuh


Pukul 11.00 : Terjadi pecah ketuban, berwarna keruh kemudian
Ketuban tidak ada (kering)

Menilai air ketuban dilakukan bersamaan dengan periksa dalam.Warna air


ketuban hanya bias dinilai jika selaput ketuban telah pecah. Lambang
untuk menggambarkan ketuban atau airnya:
U : selaput ketuban utuh (belum pecah)
J : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban jernih
M : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban bercampur darah
K : selaput ketuban telah pecah dan air ketuban kering (tidak mengalir
lagi) Mekonium dalam air ketuban tidak selalu berarti gawat janin.

Penurunan Kepala Janin Menurut Sistem Perlimaan

Pukul 08.00 : Didapatkanperlimaan 4/5

Pukul 11.00 : Didapatkanperlimaan 0/5


Periksaluar Periksa Keterangan
dalam
= 5/5 Kepala diatas PAP mudah digerakkan

= 4/5 H I – II Sulit digerakkan, bagian terbesar


kepala belum masuk panggul

= 3/5 H II – III Bagian terbesar kepla belum masuk


panggul

= 2/5 H III + Bagian terbesar kepala masuk ke 1/5


panggul

= 1/5 H III-IV Kepala di dasar panggul

= 0/5 H IV Di perineum

Perlimaan : Palpasi abdomen saat persalinan


Perlimaan 0 : Tidak teraba kepala
Perlimaan 1 : Teraba sinsiput, oksiput tidak teraba
Perlimaan 2 : Teraba sinsiput, oksiput teraba sebagian
Perlimaan 3 : Sinsiput mudah teraba, teraba oksiput
Perlimaan 4 :Sinsiput tinggi, oksiput mudah diraba
Perlimaan 5 : Di atas panggul

- Penurunan Sesuai Bidang Hodge


Pukul 08.00 : Hodge 2
Pukul 11.00 : Hodge 4
Bidang Hodge : Garis khayal dalam panggul untuk mengetahui seberapa
jauh penurunan kepala janin pada panggul
Hodge I : bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian
atas symphisis dan promontorium
Hodge II : sejajar hodge I, terletak setinggi bagian bawah symphisis
Hodge III : sejajar hodge I dan II, terletak setinggi spina ischiadica
kanan dan kiri
Hodge IV : sejajar hodge I, II, dan III, terletak setinggi osc occygeus

- Denyut jantung janin


Pukul 08.00 140x/menit
Pukul 11.00 134x/menit
Evaluasi pemeriksaan dengan menggunakan modalitas USG salah satunya
menentukan kondisi janin. Indikator pemeriksaan USG kondisi janin salah
satunya adalah menentukan denyut jantung janin (DJJ) dalam rahim.
Denyut jantung janin merupakan salah satu ukuran yang dapat
menentukan janin dalam kondisi sehat atau janin tidak hidup, normalnya
pemeriksaan denyut jantung janin dengan menggunakan pemeriksaan
USG berkisar 120 – 160 beat per menit (bpm). Gawat janin adalah Denyut
jantung janin (DJJ) kurang dari 100 per menit atau lebih dari 180 per
menit
Pukul 08.00 & 11.00
- His 4x dalam 10 menit dengan durasi 40-45 dtk (Adekuat)
Normal : 3-4 x dalam 10 menit dengan durasi > 40 detik
- Pembukaan serviks 1-10 cm (lengkap)
Pukul 08.00 : Pembukaan servix 5 cm
Pukul 11.00 : Pembukaan servix 10 cm (lengkap)

Pada pukul 12.05. (Persalinan Kala 2, Fase pengeluaran Bayi)

Bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan, segera menangis, BB; 3400 gr, PB 50
cm, berdasarkan kasus segera menangis diakatan normal. Dan BB Normal 2,5- 4
kg, PB normal bayi perempuan 45,4-52,9 cm
Padapukul. 12.15. (persalinan kala 3, Fase pengeluaran plasenta)

Plasenta lahir kesan lengkap. Dan tampak robekan jalan Iahir grade 2. Dilakukan
peniahitan. Pada kasus ini didapatkan proses pengeluaran plasenta 15 menit
setelah bayi lahir yang normalnya terjadi 5-15 menit setelah kelahiran lengkap.

Padapukul. 14.15. (Persalinan Kala 4, observasi pasca persalinan)


Berdasarkan kasus dilakukan pemantauan 2 jam pascasalin
Tekanan darah : 120/70 mmHg, (Normal)
Nadi ; 82 x/menit, (Normal)
P : 20x/mnt (Normal)
suhu ; 36,4 C (Normal)
Tinggi fundus uteri 1 jari bawah pusat, kontraksi baik
Hb2 jam pascasalin 11,2 gr/dl

Sebelum meninggalkan wanita postpartum, 7 pokok penting harus diperhatikan:

1. Kontraksi uterus harus baik


2. Tidak ada perdarahan dari vagina atau perdarahan-perdarahan dalam alat
genitalia lainnya
3. Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap
4. Kandung kencing harus kosong
5. Luka-luka pada perineum terawat dengan baik dan tidak ada hematoma
6. Bayi dalam keadaan baik
7. Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan tekana darah normal, tidak ada
pengaduan sakit kepala. Adanya frekuensi nadi yang menurun dengan
volume yang baik adalah suatu gejala baik

Referensi :

Zielinska, M. A. et al. (2019). Factors Influencing the Age of Complementary


Feeding-A Cross-Sectional Study from Two European Countries. International
Journal of Environmental Research and Public Health. 16(20), pp. 3799.
Cunningham, Gary (2015). William Obstetrics (PDF) (edisi ke-22). Perusahaan
McGraw-Hill. p. 121. ISBN  978-0-07-141315-2. 
Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru.
Ari Sulistyawati & Esti Nugraheny, 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin,
Salemba Medika, Jakarta, halaman 89.

5. Apakah perspektif islam yang sesuai berdasarkan kasus!


QS. Al-Mu’minum : 12-14

“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati


(berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu
Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain.
Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. “
Makna dari ayat ini adalah :
Dalam ayat ini Allah Subhanahu wata’ala. memaparkan proses
penciptaan manusia yang diawali dari saripati tanah. Proses yang
tersampaikan dalam Surah al-Mu’minun ayat 12–14 ini memberi pelajaran
tentang dua hal penting. Pertama, Allah Subhanahu wata’ala. yang
mengatur penciptaan manusia.Hal ini dengan nyata terlihat dari tahapan-
tahapan pembentukan manusia dalam Rahim sang ibu. Kedua, pelajaran
mengenai kesadaran manusia tentang asal usul dirinya dan Tuhan yang
telah menciptakannya. Kesadaran tentang hal ini diharapkan dapat
membawa dampak nyata pada perilaku manusia, kita bersama, untuk
menjadi lebih baik sesuai tuntunan Allah Subhanahu wata’ala. yang telah
menciptakan.

QS. An-Nahl : 61
“Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak
akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang
melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang
ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan)
bagimereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun
dan tidak (pula) mendahulukannya.”

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu


‘anhu beliauberkata, Rasulullah shallallahu
’alaihiwasallam menyampaikankepada kami danbeliauadalah orang yang
benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan
penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama
empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah (‘alaqah)
selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah)
selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat
lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat
perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau
kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak
disembah selain-Nya. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan
perbuatan ahli surge hingga jarak antara dirinya dan surge tinggal
sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan
perbuatan ahli neraka maka masuklah dia kedalam neraka. Sesungguhnya
di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak
antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan
baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah
dia kedalam surga.”
[HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643]

6.

Anda mungkin juga menyukai