Anda di halaman 1dari 6

IRGI PURNAMA

1B SANITASI

GLOBALISASI LINGKUNGAN

1. Pendahuluan

a. Pengertian

Istilah globalisasi berasal dari kata global yang berati universal.

Globalisasi  pengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan bidang-


bidang lainnya seperti budaya dan agama.

b. Sejarah globalisasi lingkungan

Globalisasi  fenomena di abad 20, sehubungan dengan bangkitnya


ekonomi internasional.

Globalisasi  manusia mengenal perdagangan antar negara sekitar tahun


1000 dan 1500 M, yaitu para pedagang dari Tiongkok dan India mulai
menelusuri negeri lain.

Selanjutnya, dominasi perdagangan kaum muslimin Asia dan Afrika 


jaringan perdagangan sampai ke Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia,
Malaka, Persia, Pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, Genoa.

Selain berdagang  menyebarkan nilai-nilai agama, sosial dan budaya Arab.

Fase selanjutnya  Eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa,


Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda  Revolusi industri  Komputer dan
internet  kebudayaan di dunia.

Revolusi industri  muncul berbagai perusahaan multinasional di dunia 


Indonesia, misalnya Freefort dan Exxon (AS), Unilever (Belanda), British
Petroleum (Inggris).
Fase terakhir  runtuhnya Komunisme dunia dan berkembangnya Kapitalisme
 Pasar Bebas  sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.

Awal 1970 an  pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan teknologi  industri


manifactur yang belum ramah lingkungan  permasalahan baru di dunia
internasional 

Kerusakan Lingkungan atau terjadinya pencemaran lingkungan

PBB (1972) di Stockholm (Swedia)  konferensi yg terkenal dengan nama :


“The United Nations Conference on the Human Environment “  sejarah
penting tentang “Kepedulian terhadap Lingkungan Global “

Hasil penting dari konferensi tsb. :

 Keterkaitan antara konsep pembangunan dan pengelolaan lingkungan


hidup.

 Keterkaitan lingkungan hidup dengan kemiskinan dan tingkat pendidikan


yg rendah.

 Pembentukkan Lembaga Lingkungan Hidup Internasional (United Nations


Environment Program, UNEP).

KTT Bumi di Rio de Janeiro, Brazil ( 1972)  melahirkan Agenda 21 di tanda-


tangani oleh 178 negara  “Implementasi pembangunan berkelanjutan dalam
skala global “.

Hasil yang disepakati pada KTT Bumi, al :

 Membentuk Komisi khusus untuk menalaah masalah-masalah kritis yg


berkenaan dgn lingkungan hidup, dengan nama : Komisi Dunia untuk
Lingkungan dan Pembangunan (World Commision on Environment and
Development, WCED).

 Konsep Pembangunan Berkelanjutan yang berusaha memenuhi kebutuhan


masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Globalisasi :
 Globalisasi Perekonomian

 Globalisasi Budaya, Agama, dll.

2. Pemanasan Global

 Pemanasan global atau Global Warning adalah adanya proses


peningkatan suhu rata-rata planet bumi.

Meningkatnya panas di planet bumi terkait langsung dengan gas-gas


rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang dikenal dengan
istilah “efek rumah kaca“.

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu


bumi rata-rata 1-5 ⁰C, sehingga bila kencendrungan peningkatan gas
rumah kaca tetap seperti saat ini, maka akan menyebabkan pemanasan
global antara 1,5 – 4,5 ⁰C pada tahun 2030.

Efek rumah kaca disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas CO2


(Karbondioksida) dan gas-gas lain di atmosfer. Kenaikan konsentasi gas CO2 di
udara terutama karena hasil pembakaran BBM, batu bara, dan bahan bakar
organik lainnya yang melampui kemampuan tumbuh-tumbuhan dan laut
untuk mengabsorbsinya.

Proses terjadinya pemanasan global/efek rumah kaca,sbb.:

Dari seluruh radiasi matahari yang menuju ke permukaan bumi,


sepertiganya dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh atmosfer dan oleh
permukaan bumi. Pemantulan oleh atmosfer terjadi karena adanya awan dan
partikel yang disebut Aerosol.

Keberadaan salju, es dan gurun mempunyai peran penting dalam pemantulan


kembali radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi. Dua per tiga radiasi
yang tidak dipantulkan, diserap oleh permukaan bumi dan atmosfer.

Untuk menjaga kesimbangan panas, bumi memancarkan kembali panas yang


diserap tersebut dalam bentuk radiasi gelombang pendek. Sebagian radiasi
gelombang pendek yang dipancarkan oleh bumi diserap oleh gas-gas tertentu di
dalam atmosfer yang disebut Gas Rumah Kaca (GRK).
Selanjutnya GRK meradiasikan kembali panas tersebut ke bumi. Mekanisme
inilah yg disebut “Efek rumah kaca“. Efek rumah kaca inilah yang menyebabkan
suhu bumi relatif hangat dengan rata-rata 15⁰C.

Tanpa efek rumah kaca, suhu bumi hanya sekitar -18⁰C. Dalam keadaan
normal, efek rumah kaca diperlukan.

Dengan adanya efek rumah kaca, maka perbedaan suhu antara siang dan malam di
bumi tidak terlalu jauh.

Selain gas CO2, yg dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah SO2 (Sulfur
Dioksida), NO(Nitrogen Monoksida), NO2 (Nitrogen Dioksida) serta CFC
( Cloro Fluoro Carbon).

Aktivitas manusia yang menghasilkan Gas Rumah Kaca (GRK) diantaranya, dari
kegiatan industri, penyediaan energi listrik, bahan bakar dari transportasi.

Aktivitas alam seperti letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dan bahkan
pernafasan manusia dapat menghasilkan GRK.

Keterkaitan efek rumah kaca, pemanasan global dan perubahan iklim dapat
dijelaskan sbb :

Sinar matahari yang tidak terserap oleh permukaan bumi akan dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Cahaya tampak dari matahari yang
memiiki panjang gelombang pendek, setelah dipantulkan kembali oleh permukaan
bumi berubah menjadi energi yang membawa kalori dengan panjang gelombang
panjang (sinar infra merah) yang dapat kita rasakan.

Namun sebagian energi panas tersebut tidak dapat menembus atau lolos ke
luar angkasa karena lapisan GRK di atmosfer yang sudah terganggu
komposisinya (berlebihan).

Akibatnya, energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa (stratosfer) menjadi


terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer), atau adanya energi panas
tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama.

Efek rumah kaca yang berlebihan mengakibatkan terganggunya komposisi


lapisan GRK di atmosfer, sehingga memicu naiknya suhu rata-rata dimuka
bumi dan pada akhirnya menimbulkan pemanasan global. Karena suhu
merupakan salah satu parameter dari iklim, maka akan berpengaruh pada iklim di
bumi.

Terjadilah apa yg dikatakan “Pemanasan Global“

3. Dampak Pemanasan Global

a. Instabilitas Iklim

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan terjadinya


perubahan iklim yg sangat ekstrem di muka bumi, mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lain yang berakibat mengurangi
kemampuan hutan untuk menyerap CO2 dari atmosfer.

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian


utara dari belahan bumi (Northern Hemisphere) akan lebih panas dibanding
daerah-daerah lain di bumi.

Akibatnya gunung es akan mencair dan bumi akan mengecil. Daerah yang
sebelumnya mengalami salju ringan mungkin tidak akan mengalaminya lagi.
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin
dan malam hari akan cendrung meningkat.

Pengamatan selama 157 tahun terakhir menunjukkan bahwa suhu permukaan


bumi mengalami peningkatan 0,05 ⁰C/dekade.

b. Gangguan Ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yg sulit menghindari efek


pemanasan global ini, karena sebagian besar lahannya telah dikuasai manusia.

Dalam pemanasan global, hewan cendrung bermigrasi ke arah kutub atau


pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah
baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat.

4. Pengendalian Pemanasan Global


Ada 2(dua) pendekatan utama untuk memperlambat peningkatan gas rumah
kaca (GRK), yaitu :

a. Mencegah CO2 dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tsb. Atau


komponen karbonnya di tempat lain. Cara ini disebut dengan “Carbon
Sequastration“ (menghilangkan karbon).

b. Mengurangi produksi gas rumah kaca

a. Menghilangkan Karbon

Cara paling mudah untuk menghilang CO2 di uadara adalah dengan


memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak.

b. Mengurangi produksi gas rumah kaca

Untuk mengurangi produksi gas rumah kaca diperlukan kerja sama


internasional. Protokol Kyoto 1997 adalah sebuah amandemen terhadap Konvensi
Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC), sebuah persetujuan
internasional tentang pemanasan global yg diadopsi dari Pertemuan Bumi (Earth
Summit) di Rio de Janeiro tahun 1992.

Anda mungkin juga menyukai