Anda di halaman 1dari 5

IJECES 1 (1) (2012)

Indonesian Journal of Early Childhood


Education Studies
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijeces

STUDI DESKRIPTIF TERAPI TERHADAP PENDERITA AUTISME


PADA ANAK USIA DINI DI MUTIA CENTER KECAMATAN BOJONG
KABUPATEN PURBALINGGA

Prianca Yulia Artanti

Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini dilakukan di lembaga Mutia Center, yaitu sebuah pusat
Diterima Maret 2012 terapi bagi anak berkebutuhan khusus. Pusat terapi ini berlokasi di Kabupaten
Disetujui April 2012
Dipublikasikan Mei 2012
Purbalingga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan proses
________________ terapi yang diberikan kepada penderita autisme serta untuk menggambarkan
Keywords: keefektifan terapi pada penderita autisme di lembaga Mutia Center
Therapy, Autism, Early tersebut. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Childhood Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi terhadap anak autisme yang
____________________
dilakukan di Mutia Center ialah terapi perilaku dan terapi wicara dengan
metode ABA (Applied Behavioral Analysis). pelaksanaan terapi tersebut
memberikan kemajuan yang cukup efektif dengan membantu peningkatan
kemampuan anak yang cukup signifikan.

Abstract
__________________________________________________________________________
This research was conducted in Mutia Center, a theraphy center for children with special
needs. This therapy center is located in Purbalingga regency. It aims to describe the
therapy process given to autistic children and it’s effectiveness. The data collected through
observation, interview, and documentation. This research found that Applied Behavioral
Analysis is the main method for the center to use. From the observation and interview, it
is clear that the theraphy has a significantimpact to the children development in general
and particular their ability to handle their problem.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6374
Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: pgpaud@ mail.unnes.ac.id

44
Prianca Yulia Artanti / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 1 (1) (2012)

PENDAHULUAN Melihat kenyataan di atas begitu


menyayangkan akan adanya hal tersebut. Perlu
Anak merupakan harta yang paling berharga adanya diagnosis awal yang cepat dan tepat,
bagi setiap orangtua, yang harus dijaga, agar terjadi penanganan sedini mungkin
disayangi, dan diberi perhatian yang khusus sehingga dapat meminimalisir gejala autisme
terutama jika anak masih berada pada masa yang lebih berat lagi serta mengurangi
tumbuh kembang anak, yaitu antar usia lahir kemungkinan permasalahan yang akan dihadapi
sampai 8 tahun. Di masa inilah anak berada oleh anak dengan penderita autisme tersebut.
pada fase keemasan atau yang sering kita sebut Seiring perkembangannya, autisme merupakan
dengan golden age, karena di usia ini 80% otak suatu keadaan yang mendapatkan perhatian
anak berkembang dengan baik. Seperti halnya khusus. Banyak usaha yang dilakukan baik oleh
yang dikatakan oleh Hurlock (1978:34) yang orangtua maupun dinas kesehatan untuk
mengatakan bahwa perkembangan anak pada menangani gangguan autisme tersebut, baik itu
usia awal mempengaruhi perkembangan anak melalui terapi maupun membawanya ke
selanjutnya. ahlinya.
Pertumbuhan dan perkembangan anak Salah satu pusat terapi yang ada di
sangat dipengaruhi oleh stimulus-stimulus yang daerah Purbalingga lebih tepatnya di Kecamatan
diberikan oleh lingkungan sekitar. Apabila Bojong Kabupaten Purbalingga yaitu Mutia
stimulus-stimulus tersebut berjalan atau Center. Mutia Center adalah pusat terapi anak
dijalankan dengan baik, maka sangat mungkin berkebutuhan khusus pertama yang ada di
hal tersebut dapat menjadikan anak memiliki Purbalingga. Terdapat beberapa jenis terapi anak
kemampuan kognitif, motorik, dan bahasa yang autisme yang ditawarkan di pusat terapi
berkembang sangat baik pula. Akan tetapi, ada tersebut, diantaranya ialah Terapi Wicara
juga anak yang memang memiliki permasalahan (Speech Therapy), dan Terapi Perilaku Applied
dalam tumbuh kembang karena anak tersebut Behavioral Analysis (ABA).
mengalami gangguan fisik. Salah satu gangguan Berdasarkan latar belakang tersebut,
perkembangan yang sering dikeluhkan oleh para peneliti merumuskan masalah yaitu bagaimana
orangtua serta kerap ditemui di sekitar kita ialah gambaran pelaksanaan serta efektivitas terapi
autisme. Autisme merupakan suatu kumpulan terhadap anak penderita autisme pada anak usia
sindrom yang mengganggu saraf. Penyakit ini dini di Mutia Center Kecamatan Bojong
mengganggu perkembangan anak, diagnosisnya Kabupaten Purbalingga. Penelitian ini bertujuan
diketahui dari gejala-gejala yang tampak dan untuk memberikan gambaran tentang
ditunjukan dengan adanya penyimpangan bagaimana pelaksanaan serta efektivitas terapi
perkembangan (Prasetyono, 2008:11). terhadap anak penderita autisme. Oleh karena
Autisme ditandai dengan terhambatnya itu diharapkan dapat memberi manfaat antara
perkembangan bahasa, terganggunya interaksi lain, memberikan sumbangan teoritis tentang
sosial, keterlambatan dalam bidang komunikasi, terapi terhadap anak penderita autisme pada
gangguan dalam bermain, gangguan perilaku, anak usia dini, baik kepada orangtua, guru
gangguan perasaan dan emosi, perasaan sosial, maupun terapist itu sendiri.
perasaan sensori, serta terbatasnya dan tingkah
laku yang berulang-ulang. Di Indonesia sendiri
METODE
yang berpenduduk 200 juta, hingga saat ini
belum diketahui berapa persisnya jumlah
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
penderita, namun diperkirakan jumlah anak
mengenai terapi terhadap penderita autisme ini
penderita autisme dapat mencapai 150-200 ribu
adalah menggunakan pendekatan kualitatif
orang. Perbandingan antara laki-laki dan
dengan metode deskriptif.. Penelitian deskriptif
perempuan adalah 2,6-4:1.
merupakan penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang

45
Prianca Yulia Artanti / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 1 (1) (2012)

terjadi pada saat sekarang yang teraktual teknik analisis data ialah menggunakan
(Nasution, 1982). Dalam penelitian ini, peneliti pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
berusaha memotret peristiwa yang menjadi dan penarikan kesimpulan.
pusat perhatian yang kemudian digambarkan
sebagaimana adanya, yaitu melihat berbagai
HASIL DAN PEMBAHASAN
proses terapi terhadap penderita autisme di
Mutia Center. Peneliti merupakan instrumen
Berdasarkan data yang telah didapat, Mutia
utama dari penelitian dan hanya bersifat sebagai
Center memiliki dua klien penderita autisme
pengamat penuh, dan tidak berpartisipasi dalam
yang melakukan proses terapi secara rutin.
kegiatan yang akan diteliti.
Proses terapi dilakukan sebanyak 2 kali dalam
Sumber data untuk penelitian ini yaitu
satu minggu dengan waktu 60-90 menit setiap
terapist, orangtua penderita autis, dan anak
pertemuan.
penderita autisme yang ada di Mutia Center.
Tabel 3. Subjek Penelitian
Data dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan

No. Nama Usia Keterangan


1. MGA (laki-laki) 8 tahun Autisme
2. IVN (perempuan) 6 tahun Autisme

Tabel di atas menunjukan subjek Keseluruhan terapist di Mutia Center


penelitian yaitu anak peserta terapi yang berjumlah tiga orang, yang ditambah dengan
mengalami gangguan perkembangan autisme tiga orang asisten terapist dan satu orang
dan masih termasuk dalam golongan anak usia psikolog. Dalam menjalankan tugasnya mereka
dini. Kedua anak tersebut memiliki latar menggunakan sistem one-on-one yang artinya
belakang dan karakteristik yang berbeda satu terapist satu anak dan dibantu dengan
walaupun sama-sama mengalami gangguan seorang asisten terapist namun itu hanya jika
autisme. diperlukan sebagai shadow teacher/prompter.

Tabel 4. Keadaan Terapist di Mutia Center

NO NAMA ALAMAT JABATAN


1 Asih Ajibarang,04/01, Banyumas Psikolog
Hasti Bojong,01/03, Bukateja,
2 Purbalingga Terapist
Ayu Kalikajar Rt 03 Rw 02,
3 Kaligondang, Purbalingga Terapist
Budi Perum Griya Karen Indah 3 Blok
4 D2, Sokaraja, Banyumas Terapist Okupasi
5 Ani Bojong Rt 03/01, Purbalingga Ass.Terapist
6 Marni Bojong Rt 03/01, Purbalingga Ass.Terapist
Kaligondang Rt05/01, Kaligondang,
7 Siti Purbalingga Ass.Terapist

Pelaksanaan proses terapi di Mutia Center tahap perencanaan ini, terapist mengawalinya
terdapat 3 tahap, yaitu tahap perencanaan, dengan melakukan observasi awal untuk melihat
tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Pada dengan jelas bagaimana karakteristik dari anak

46
Prianca Yulia Artanti / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 1 (1) (2012)

yang bersangkutan selama delapan kali mampu memahami maksud ucapan dari
pertemuan. Pelaksanaan program terapi anak terapist.
autis meliputi penentuan penggunaan metode, Evaluasi merupakan penilaian terhadap
media, jenis terapi dan tentunya pelaksanaan pelaksanaan berbagai progam pembelajaran
program terapi tersebut (interaksi antara terapist terapi yang telah disusun oleh pihak lembaga
dengan peserta terapi). Setelah anak sudah kepada peserta terapi. Terapist menyusun
mulai beradaptasi dengan lingkungan terapi baik evaluasi tersebut setiap 3 dan 6 bulan sekali,
itu terapist maupun ruang terapi, terapist kemudian terapist melaporkan perkembangan
kemudian memulai proses latihan terapi sesuai kemampuan anak kepada orangtua anak.
dengan kebutuhan dasar anak selama 60-90 Evaluasi anak terdapat dua jenis penilaian, yaitu
menit setiap pertemuan. Terapi tersebut berupa penilaian menggunakan narasi dan penilaian
terapi perilaku dan terapi wicara dengan huruf. Penilaian narasi yaitu terapist
menggunakan metode ABA. menjabarkan setiap perkembangan kemampuan
Terapi perilaku merupakan terapi yang anak secara spesifik yang tentunya berdasarkan
bertujuan untuk menghilangkan atau dengan kemampuan anak yang sebenarnya
meminimalkan perilaku yang tidak wajar pada ketika proses terapi berlangsung. Sedangkan
penderita autisme. Penerapan terapi ini harus penilaian huruf juga demikian namun bentunya
dilakukan dengan penuh kesabaran dan menggunakan huruf abjad. Standar penilaian ini
ketelatenan dari terapist. Terapi perilaku dengan menggunakan abjad A-D. Nilai A digunakan
metode ABA ini lebih ditekankan pada untuk aktivitas yang dilakukan anak secara
pelatihan kontak mata, motorik kasar, mengikuti mandiri tanpa bantuan terapist. Nilai B dan C
instruksi sederhana, mengetahui anggota tubuh, digunakan untuk aktivitas yang dilakukan anak
melihat gambar, mencocokan, serta untuk dengan bantuan terapist namun dengan kadar
melatih kemampuan anak mengenai warna, yang berbeda antara nilai B dan C. Sedangkan
bentuk, huruf dan angka (Lembaga Terapan nilai D digunakan apabila anak sama sekali
Autisme Indonesia, 2000:52). belum mampu merespon instruksi dari terapist.
Terapi perilaku ini biasanya dimulai dari Pelaksanaan terapi ini juga memiliki
hal yang sederhana dan paling dasar, yaitu beberapa hambatan, diantaranya yaitu anak
melatih kontak mata, kemudian dilanjutkan yang hiperaktif, tidak fokusnya anak, kesulitan
dengan melatih kemampuan motorik kasar bicara anak, kondisi anak ketika tantrum,
sederhana, seperti mengangkat gelas ataupun keadaan anak yang sakit, dan perilaku anak
cangkir. Terapist dapat memberi bantuan yang tidak terarah. Selain itu, jadwal belajar
dengan menjaganya dari arah belakang anak. yang tidak memenuhi target (40 jam/minggu)
Apabila anak telah mampu melakukannya karena biaya yang tidak selalu dapat dijangkau
dengan baik, terapist tidak lupa untuk oleh penguna jasa terapi yaitu Rp 50.000,00
memberikan imbalan kepada anak sebagai (1x60 menit) dengan biaya pendaftaran Rp
reinforcement. 400.000,00. Selain hal tersebut, yaitu orang tua
Terapi wicara yang dilakukan di Mutia yang kurang kooperatif, serta sarana dan
Center tidak dilakukan secara langsung, prasarana yang kurang maksimal seperti
melainkan saat pemberian instruksi ketika pencahayaan ruang dan bisingnya jalan raya
proses terapi berlangsung. Misalnya ketika yang menyebabkan tidak fokusnya anak ketika
terapist mempersilakan anak untuk masuk ruang proses terapi.
terapi, terapist mengucapkan kata “silakan Keberhasilan kemampuan yang dicapai
masuk” secara jelas dan tegas, dan anak pun MGA selama proses terapi ialah bersedia untuk
kemudian mengikui instruksi tersebut. Dalam disentuh bahkan dipeluk oleh orang lain,
memberikan instruksi, terapist menggunakan merespon bila namanya dipanggil, mulai paham
kalimat yang pendek dan sederhana guna toilet training, mengerti warna, mengerti gambar
memberikan kemudahan bagi anak untuk hewan, mampu menyusun puzzle sederhana

47
Prianca Yulia Artanti / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 1 (1) (2012)

(empat potongan puzzle), mengenali tulisan dari yang tidak selalu dapat dijangkau pengguna jasa,
namanya. Sedangkan keberhasilan kemampuan orang tua yang kurang kooperatif, serta sarana
yang dicapai IVN ialah mampu melakukan dan prasarana yang kurang maksimal.
kontak mata, mampu mengenali warna,
mengenal gambar hewan, mengerti akan toilet DAFTAR PUSTAKA
training, mampu menyusun puzzle (6-7 potongan
puzzle), mampu meniru menyusun balok Danuatmaja, B. (2003). Terapi Anak Autis di
dengan metode A-B-C, memahami instruksi Rumah. Jakarta: Puspa Swara.
hanya dengan 2-3 kali pengulangan, mengenal Delphie, Bandi. (2009). Pendidikan Anak Autis.
tulisan dari namanya dan nama terapist. Klaten: PT Intan Sejati.
Handojo. (2009). Autism Pada Anak; Menyiapkan Anak
Autis untuk Mandiri dan Masuk Sekolah
SIMPULAN Reguler dengan Metode ABA Basic. Jakarta:
Buana Ilmu Populer.
Berdasarkan hasil penelitian yang ada dapat
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak
disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut. (1) Jilid 1 : Edisi Keenam (Terjemahan). Jakarta:
terapi yang dilakukan di Mutia Center bertujuan Erlangga.
untuk membantu klien agar mampu menjadi Huzaemah. (2010). Kenali Autisme Sejak Dini.
seorang yang lebih mandiri; (2) terapi yang Jakarta: Pustaka Populer Obor.
dilakukan di Mutia Center ialah terapi perilaku Lembaga Intervensi Terapan Autisme. (2000).
dan terapi wicara dengan metode ABA (Applied Intervensi Dini Tatalaksana Perilaku (Applied
Behavioral Analysis); (3) pelaksanaan terapi Behavioral Analysis/Metode Lovaas) pada
Penyandang Autisme. Seminar dan Pelatihan.
terhadap anak autisme di Mutia Center
Moore, Aleycia. (2010). 8 jenis Kelainan Pada
memberikan kemajuan yang cukup efektif
Anak. Jogjakarta: Kalamboti.
dengan membantu peningkatan kemampuan Prasetyono. (2008). Serba-serbi Anak Autis.
anak yang cukup signifikan; (4) pelaksanaan Jogjakarta: DIVA Press.
terapi ini menghadapi beberapa hambatan, Priyatna, Andri. (2010). Amazing Autism ; Memahami,
diantaranya anak yang hiperaktif dan kurang Mengasuh, dan Mendidik Anak Autis. Jakarta:
fokus, kesulitan bicara anak, kondisi anak ketika Gramedia.
tantrum, keadaan anak yang sakit, perilaku anak Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
yang tidak terarah, jadwal terapi yang tidak Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
memenuhi target (40 jam/minggu) karena biaya

48

Anda mungkin juga menyukai