Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Abstract
__________________________________________________________________________
This research was conducted in Mutia Center, a theraphy center for children with special
needs. This therapy center is located in Purbalingga regency. It aims to describe the
therapy process given to autistic children and it’s effectiveness. The data collected through
observation, interview, and documentation. This research found that Applied Behavioral
Analysis is the main method for the center to use. From the observation and interview, it
is clear that the theraphy has a significantimpact to the children development in general
and particular their ability to handle their problem.
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6374
Gedung A3 Lantai 1 FIP Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: pgpaud@ mail.unnes.ac.id
44
Prianca Yulia Artanti / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 1 (1) (2012)
45
Prianca Yulia Artanti / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 1 (1) (2012)
terjadi pada saat sekarang yang teraktual teknik analisis data ialah menggunakan
(Nasution, 1982). Dalam penelitian ini, peneliti pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
berusaha memotret peristiwa yang menjadi dan penarikan kesimpulan.
pusat perhatian yang kemudian digambarkan
sebagaimana adanya, yaitu melihat berbagai
HASIL DAN PEMBAHASAN
proses terapi terhadap penderita autisme di
Mutia Center. Peneliti merupakan instrumen
Berdasarkan data yang telah didapat, Mutia
utama dari penelitian dan hanya bersifat sebagai
Center memiliki dua klien penderita autisme
pengamat penuh, dan tidak berpartisipasi dalam
yang melakukan proses terapi secara rutin.
kegiatan yang akan diteliti.
Proses terapi dilakukan sebanyak 2 kali dalam
Sumber data untuk penelitian ini yaitu
satu minggu dengan waktu 60-90 menit setiap
terapist, orangtua penderita autis, dan anak
pertemuan.
penderita autisme yang ada di Mutia Center.
Tabel 3. Subjek Penelitian
Data dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan
Pelaksanaan proses terapi di Mutia Center tahap perencanaan ini, terapist mengawalinya
terdapat 3 tahap, yaitu tahap perencanaan, dengan melakukan observasi awal untuk melihat
tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Pada dengan jelas bagaimana karakteristik dari anak
46
Prianca Yulia Artanti / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 1 (1) (2012)
yang bersangkutan selama delapan kali mampu memahami maksud ucapan dari
pertemuan. Pelaksanaan program terapi anak terapist.
autis meliputi penentuan penggunaan metode, Evaluasi merupakan penilaian terhadap
media, jenis terapi dan tentunya pelaksanaan pelaksanaan berbagai progam pembelajaran
program terapi tersebut (interaksi antara terapist terapi yang telah disusun oleh pihak lembaga
dengan peserta terapi). Setelah anak sudah kepada peserta terapi. Terapist menyusun
mulai beradaptasi dengan lingkungan terapi baik evaluasi tersebut setiap 3 dan 6 bulan sekali,
itu terapist maupun ruang terapi, terapist kemudian terapist melaporkan perkembangan
kemudian memulai proses latihan terapi sesuai kemampuan anak kepada orangtua anak.
dengan kebutuhan dasar anak selama 60-90 Evaluasi anak terdapat dua jenis penilaian, yaitu
menit setiap pertemuan. Terapi tersebut berupa penilaian menggunakan narasi dan penilaian
terapi perilaku dan terapi wicara dengan huruf. Penilaian narasi yaitu terapist
menggunakan metode ABA. menjabarkan setiap perkembangan kemampuan
Terapi perilaku merupakan terapi yang anak secara spesifik yang tentunya berdasarkan
bertujuan untuk menghilangkan atau dengan kemampuan anak yang sebenarnya
meminimalkan perilaku yang tidak wajar pada ketika proses terapi berlangsung. Sedangkan
penderita autisme. Penerapan terapi ini harus penilaian huruf juga demikian namun bentunya
dilakukan dengan penuh kesabaran dan menggunakan huruf abjad. Standar penilaian ini
ketelatenan dari terapist. Terapi perilaku dengan menggunakan abjad A-D. Nilai A digunakan
metode ABA ini lebih ditekankan pada untuk aktivitas yang dilakukan anak secara
pelatihan kontak mata, motorik kasar, mengikuti mandiri tanpa bantuan terapist. Nilai B dan C
instruksi sederhana, mengetahui anggota tubuh, digunakan untuk aktivitas yang dilakukan anak
melihat gambar, mencocokan, serta untuk dengan bantuan terapist namun dengan kadar
melatih kemampuan anak mengenai warna, yang berbeda antara nilai B dan C. Sedangkan
bentuk, huruf dan angka (Lembaga Terapan nilai D digunakan apabila anak sama sekali
Autisme Indonesia, 2000:52). belum mampu merespon instruksi dari terapist.
Terapi perilaku ini biasanya dimulai dari Pelaksanaan terapi ini juga memiliki
hal yang sederhana dan paling dasar, yaitu beberapa hambatan, diantaranya yaitu anak
melatih kontak mata, kemudian dilanjutkan yang hiperaktif, tidak fokusnya anak, kesulitan
dengan melatih kemampuan motorik kasar bicara anak, kondisi anak ketika tantrum,
sederhana, seperti mengangkat gelas ataupun keadaan anak yang sakit, dan perilaku anak
cangkir. Terapist dapat memberi bantuan yang tidak terarah. Selain itu, jadwal belajar
dengan menjaganya dari arah belakang anak. yang tidak memenuhi target (40 jam/minggu)
Apabila anak telah mampu melakukannya karena biaya yang tidak selalu dapat dijangkau
dengan baik, terapist tidak lupa untuk oleh penguna jasa terapi yaitu Rp 50.000,00
memberikan imbalan kepada anak sebagai (1x60 menit) dengan biaya pendaftaran Rp
reinforcement. 400.000,00. Selain hal tersebut, yaitu orang tua
Terapi wicara yang dilakukan di Mutia yang kurang kooperatif, serta sarana dan
Center tidak dilakukan secara langsung, prasarana yang kurang maksimal seperti
melainkan saat pemberian instruksi ketika pencahayaan ruang dan bisingnya jalan raya
proses terapi berlangsung. Misalnya ketika yang menyebabkan tidak fokusnya anak ketika
terapist mempersilakan anak untuk masuk ruang proses terapi.
terapi, terapist mengucapkan kata “silakan Keberhasilan kemampuan yang dicapai
masuk” secara jelas dan tegas, dan anak pun MGA selama proses terapi ialah bersedia untuk
kemudian mengikui instruksi tersebut. Dalam disentuh bahkan dipeluk oleh orang lain,
memberikan instruksi, terapist menggunakan merespon bila namanya dipanggil, mulai paham
kalimat yang pendek dan sederhana guna toilet training, mengerti warna, mengerti gambar
memberikan kemudahan bagi anak untuk hewan, mampu menyusun puzzle sederhana
47
Prianca Yulia Artanti / Indonesian Journal of Early Childhood Education Studies 1 (1) (2012)
(empat potongan puzzle), mengenali tulisan dari yang tidak selalu dapat dijangkau pengguna jasa,
namanya. Sedangkan keberhasilan kemampuan orang tua yang kurang kooperatif, serta sarana
yang dicapai IVN ialah mampu melakukan dan prasarana yang kurang maksimal.
kontak mata, mampu mengenali warna,
mengenal gambar hewan, mengerti akan toilet DAFTAR PUSTAKA
training, mampu menyusun puzzle (6-7 potongan
puzzle), mampu meniru menyusun balok Danuatmaja, B. (2003). Terapi Anak Autis di
dengan metode A-B-C, memahami instruksi Rumah. Jakarta: Puspa Swara.
hanya dengan 2-3 kali pengulangan, mengenal Delphie, Bandi. (2009). Pendidikan Anak Autis.
tulisan dari namanya dan nama terapist. Klaten: PT Intan Sejati.
Handojo. (2009). Autism Pada Anak; Menyiapkan Anak
Autis untuk Mandiri dan Masuk Sekolah
SIMPULAN Reguler dengan Metode ABA Basic. Jakarta:
Buana Ilmu Populer.
Berdasarkan hasil penelitian yang ada dapat
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak
disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut. (1) Jilid 1 : Edisi Keenam (Terjemahan). Jakarta:
terapi yang dilakukan di Mutia Center bertujuan Erlangga.
untuk membantu klien agar mampu menjadi Huzaemah. (2010). Kenali Autisme Sejak Dini.
seorang yang lebih mandiri; (2) terapi yang Jakarta: Pustaka Populer Obor.
dilakukan di Mutia Center ialah terapi perilaku Lembaga Intervensi Terapan Autisme. (2000).
dan terapi wicara dengan metode ABA (Applied Intervensi Dini Tatalaksana Perilaku (Applied
Behavioral Analysis); (3) pelaksanaan terapi Behavioral Analysis/Metode Lovaas) pada
Penyandang Autisme. Seminar dan Pelatihan.
terhadap anak autisme di Mutia Center
Moore, Aleycia. (2010). 8 jenis Kelainan Pada
memberikan kemajuan yang cukup efektif
Anak. Jogjakarta: Kalamboti.
dengan membantu peningkatan kemampuan Prasetyono. (2008). Serba-serbi Anak Autis.
anak yang cukup signifikan; (4) pelaksanaan Jogjakarta: DIVA Press.
terapi ini menghadapi beberapa hambatan, Priyatna, Andri. (2010). Amazing Autism ; Memahami,
diantaranya anak yang hiperaktif dan kurang Mengasuh, dan Mendidik Anak Autis. Jakarta:
fokus, kesulitan bicara anak, kondisi anak ketika Gramedia.
tantrum, keadaan anak yang sakit, perilaku anak Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif
yang tidak terarah, jadwal terapi yang tidak Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
memenuhi target (40 jam/minggu) karena biaya
48