Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PENULISAN EJAAN DAN TANDA BACA

A. PENGERTIAN EJAAN
Ejaan adalah keselruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan pemisahan kata,
serta penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa. Pengertian sesuai KBBI
(2005:205) bahwa ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi dalam
membentuk huruf serta penggunaan tanda baca dalam tataran wacana. Berdasarkan
konsepsi ejaan tersebut, cakupan bahasa ejaan membicarakan :
a. pemakaian huruf abjad, vocal, dan konsonan;
b. penggunaan huruf kapital, kursif, dan tebal;
c. penulisan kosakata dan bentukan kata;
d. penulisan unsur serapan, afiksasi, dan kosakata asing;
e. penempatan dan pemakaian tanda baca.

Ke-5 aspek ejaan tersebut diatur dalam kaidah ejaan yang disebut Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) sejak 1972 dan saat ini disesuaikan menggunakan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

1. Kaidah Penempatan Ejaan dalam Penulisan


Dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) penulisan ejaan
dan tanda baca diatur dalam kaidahnya masing-masing. Penulisan ejaan yang
diatur tersebut di antaranya :
a. Pemakaian abjad baik huruf vokal maupun huruf konsonan.
b. Penulisan huruf kapital
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya :
 Perhatikan semuanya!
 Kursi itu terbuat dari besi.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan. Misalnya :
 Dewa Matahari
 Amir Hamzah
Catatan :

(a) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya :
 mesin diesel
 10 volt
(b) Huruf kapital tidak dipakai unruk menuliskan huruf pertama kata
yang bermakna ‘anak dari’ seperti bin, binti, boru, dan van, atau
huruf pertama kata tugas. Misalnya :
 Abdul Rahman bin Zaini
 Siti Fatimah binti Salim
 Indani boru Sitanggang
 Charles Adriaan van Ophuijsen
 Ayam Jantan dari Timur
3) Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Misalnya :
 Adik bertanya, “ Kapan kita pulang ?”
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya :
 Islam
 Alquran
 Hindu
 Weda
 Tuhan
 Allah
 Allah akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.
 Ya, Tuhan, bimbinglah hamba-Mu ke jalan yang Engkau beri
rahmat.
5) (a) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama
orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
Misalnya :
 Sultan Hasanuddin
 Haji Agus Salim
 Imam Hambali
 Nabi Ibrahim
 Doktor Mohammad Hatta
 Agung Permana, Sarjana Hukum

(b) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
berpangkat yang dipakai sebagai sapaan.

Misalnya :

 Selamat datang, Yang Mulia.


 Selamat pagi, Dokter.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan atau
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
 Wakil Presiden Adam Malik
 Profesor Supomo
 Gubernur Papua Barat

Anda mungkin juga menyukai