Anda di halaman 1dari 110

Distributor :

USU Press
Art Design, Publishing & Printing
Gedung F,
Jl. Universitas No. 9, Kampus USU
Medan, Indonesia

Terbitan Pertama 2011

© USU Press 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang No. 19


Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Dilarang
memperbanyak sebagian atau seluruh isi
buku ini dalam bentuk apapun, baik secara
elektronik maupun mekanik, termasuk
memfotokopi, merekam, atau dengan
menggunakan sistem penyimpanan lainnya,
tanpa izin tertulis dari penerbit.

ISBN 979 458 540 8

Alamat Distributor : Jl. Mustang, The Palace


P.T. SOFMEDIA Residence, Blok B, No.
39, Medan Polonia
Jl. Ibus Raya, No. 110,
Medan.
Editor : Tim P.T. SOFMEDIA
Desain Sampul
Setting & Layout Isi : Tim P.T. SOFMEDIA
Diterbitkan & dicetak oleh: USU Press
Kata Pengantar
iii
Pembaca yang budiman.

Buku ini ditulis dengan tujuan


menghimpun pengetahuan teori dan
praktik tentang penyakit diare akut
pada dewasa yang selalu ditemukan
dalam praktik sehari-hari. Dapat
menjadi bahan bacaan bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran,
disamping buku-buku teks yang
telah ada. Bentuk buku saku
diharapkan dapat dengan mudah
dibawa-bawa oleh para mahasiswa
dan setiap saat dapat digunakan
sebagai referensi.

Tentu saja masih diperlukan


perbaikan-perbaikan yang bermanfaat
untuk kesempurnaan isi buku ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran serta
masukan dari pembaca sangat

Diare Akut Pada Dewasa


diharapkan guna penyempurnaan
iv buku ini di masa mendatang.

Semoga Allah swt. senantiasa mem-


berikan petunjuk dan hidayahnya
bagi umat yang mau berbuat baik.
Amin.

Penulis,

Umar Zein

Diare Akut Pada Dewasa


Kata Sambutan
Ketua Umum Pengurus Pusat v
Perhimpunan Peneliti Penyakit
Tropik dan Infeksi Indonesia
(PB PETRI)

Diare Akut merupakan masalah


kesehatan yang penting di Indonesia.
Menurut Laporan Nasional Riset
Kesehatan Dasar Indonesia tahun
2007 dari Badan Penelitian Pengem-
bangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI frekwensi penyakit
diare di Indonesia 9% no. 2 setelah
ISPA 25,5%. Penyakit Diare
berkaitan langsung dengan tingkat
pendidikan kesehatan masyarakat,
kemudian sanitasi lingkungan,
penyediaan air bersih & tersedianya
akses untuk pengobatan. Di klinik
perlu kemampuan para dokter yang
baik untuk mendiagnosis dan
menangani pasien diare khususnya
diare akut pada dewasa. Oleh karena

Diare Akut Pada Dewasa


bila tidak ditangani dengan tepat
vi akan bisa memberikan komplikasi
yang berat bahkan kematian.
Pengurus Pusat Perhimpunan Peneliti
Penyakit Tropik & Infeksi Indonesia
(PB PETRI) menyambut baik, dan
menghargai diterbitkannya Buku Saku
mengenai Diare Akut pada Dewasa
oleh Dr.dr. Umar Zein, DTM&H., Sp.PD-
KPTI. Buku ini cukup lengkap sebagai
pedoman untuk Diagnosis dan
Penanganan Diare Akut pada Dewasa.
Kami percaya bahwa buku ini akan
sangat bermanfaat bagi kita semua
para praktisi klinik untuk menambah
kemampuan dalam penanganan
terhadap penderita Diare Akut pada
dewasa.

Prof. dr. Djoko Widodo, Sp.PD-KPTI


Ketua Umum Pengurus Pusat
Perhimpunan Peneliti Penyakit Tropik
dan Infeksi Indonesia (PB PETRI)

Diare Akut Pada Dewasa


Kata Sambutan
vii
Dekan FK UNPRI

Pembaca yang terhormat.

Dengan gembira saya menyambut


terbitnya Buku Saku Diare Akut Pada
Dewasa yang ditulis oleh saudara
DR.Dr.Umar Zein, DTM&H., Sp.PD.,
KPTI, ketua MEU FK UNPRI yang
bermanfaat bukan saja bagi
mahasiswa kedokteran, tapi juga
bagi para dokter dalam praktek
sehari-hari.

Penerbitan buku ini membuktikan


adanya kreativitas staf pengajar FK
UNPRI sesuai dengan Tri Dharma
Perguruan Tinggi.

Dalam buku ini dibahas beberapa


aspek Diare Akut yang mencakup
definisi, anamnesis, etiologi, pem-
bagian berdasarkan pathogenesis,

Diare Akut Pada Dewasa


gejala ikutan, menegakkan diagnosa
viii etiologi, pengobatan rehidrasi dan
pengobatan spesifik, dan perawatan
serta komplikasi.

Mudah-mudahan dengan terbitnya


buku ini, merupakan cambuk bagi
staf pengajar lainnya untuk menulis,
sehingga dapat menambah per-
bendaharaan buku yang ditulis oleh
dosen FK UNPRI.

Kepada penulis saya sampaikan


penghargaan dan selamat berkarya.

Terima kasih

Dekan FK UNPRI

Dr.Firman Sitepu, Sp.A

Diare Akut Pada Dewasa


Daftar Isi
ix
Kata Pengantar | iii
Kata Sambutan
Ketua Umum Pengurus Pusat
Perhimpunan Peneliti Penyakit
Tropik dan Infeksi Indonesia
(PB PETRI) | v
Kata Sambutan Dekan FK UNPRI | vii
Daftar Isi | ix
Skenario | xii

Pendahuluan | 1
Epidemiologi | 3
Definisi Diare Akut | 7
Anamnesis Diare Akut | 8
Klasifikasi Diare Akut Infeksi | 18
Patofisiologi Diare Akut | 22
Etiologi Diare Akut | 35
Manifestasi Klinis | 46
Pemeriksaan Laboratorium | 49
Diagnosis | 53
Penatalaksanaan Dehidrasi | 58

Diare Akut Pada Dewasa


Perhitungan Praktis Pemberian
x Cairan | 68
Pengobatan | 71
Obat Anti Diare | 77
Komplikasi | 81
Prognosis | 83
Pencegahan | 85
Kesimpulan | 88

Kepustakaan | 89

Diare Akut Pada Dewasa


Pembahasan tentang definisi Diare
akut, anamnesis, etiologi, xi
pembagian berdasarkan
patogenesisnya, gejala ikutan ,
menegakkan diagnosa etiologi,
pengobatan rehidrasi dan
pengobatan spesifik dan
perawatannya, serta komplikasi.

Tujuan Pembelajaran

❖ Mengetahui dan mengenali gejala


dan tanda pada pasien Diare Akut
dewasa
❖ Dapat membedakan patogenesis
diare akut dewasa berdasarkan
gejala dan tanda klinis
❖ Membuat diagnosa banding dari
penyebab Diare Akut pada dewasa
❖ Memahami dan mampu melaksana-
kan terapi cairan pada dehidrasi
akibat Diare Akut pada dewasa
❖ Memberikan pengobatan spesifik
terhadap pasien Diare akut dewasa
❖ Mengenali dan mengatasi
komplikasi Diare akut dewasa

Diare Akut Pada Dewasa


Skenario
xii
Seorang laki-laki umur 30 tahun
datang dibawa keluarganya dengan
keluhan mencret dan muntah sudah
dua hari. Mencret lebih dari 10 kali
sehari dengan volume cairan
berwarna seperti air cucian beras
dengan volume kira-kira 2 gelas
perkali mencret. Tidak ada rasa
mulas dan tidak ada demam. Muntah
dialami 3 kali dalam sehari ini. Pada
pemeriksaan fisik, pasien tampak
lemah, kesadaran masih baik, bibir
dan lidah kering, turgor kurang.
Tekanan darah 100/70 mmHg, Nadi
100 x/menit, regular, tekanan agak
lemah, pernafasan 20x/menit, suhu
36,7 0C.

Apa diagnosis pasien diatas,


bagaimana penanganan pemberian
cairannya?.

Diare Akut Pada Dewasa


PENDAHULUAN
1

D iare akut pada orang dewasa


merupakan tanda dan gejala
penyakit yang umum dijumpai dan
bila terjadi tanpa komplikasi, secara
umum dapat diobati sendiri oleh
penderita. Namun, bila terjadi
komplikasi akibat dehidrasi atau
toksik menyebabkan morbiditas dan
mortalitas, meskipun penyebab dan
penanganannya telah diketahui
dengan baik serta prosedur
diagnostiknya juga semakin baik.

Meskipun diketahui bahwa diare


merupakan suatu respon tubuh
terhadap keadaan tidak normal,
namun anggapan bahwa diare
sebagai mekanisme pertahanan
tubuh untuk mengekskresikan
mikroorganisme keluar tubuh, tidak
sepenuhnya benar. Terapi kausal
tentunya diperlukan pada diare

Diare Akut Pada Dewasa


akibat infeksi, dan rehidrasi oral
2 maupun parenteral secara simultan
dengan kausal memberikan hasil
yang baik terutama pada diare akut
yang menimbulkan dehidrasi sedang
sampai berat.

Acapkali juga diperlukan terapi


simtomatik untuk menghentikan
diare atau mengurangi volume feses,
karena berulang kali buang air besar
merupakan suatu keadaan/kondisi
yang mengganggu akitifitas sehari-
hari.

Diare Akut Pada Dewasa


EPIDEMIOLOGI
3
ebih dari 2 juta kasus diare akut
L infeksius di Amerika setiap
tahunnya yang merupakan penyebab
kedua dari morbiditas dan mortalitas
di seluruh dunia (Joan B, 2005).

WHO memperkirakan ada sekitar 4


miliar kasus diare akut setiap tahun
dengan mortalitas 3-4 juta pertahun.
Bila angka itu diterapkan di
Indonesia, setiap tahun sekitar 100
juta episode kejadian diare akut pada
orang dewasa per tahun.

Di Amerika Serikat, diperkirakan


211-375 juta kasus diare terjadi
setiap tahunnya yang mana 73 juta
kasus diantaranya berkonsultasi ke
dokter, 1,8 juta kasus opname di
rumah sakit dan 3.100 kasus
diantaranya mengalami kematian
(Guerrant R et al, 2001, Thielman N

Diare Akut Pada Dewasa


et al, 2004). Di negara-negara
4 berkembang di benua Asia, Afrika
dan Amerika Latin, diare tetap
merupakan penyebab kematian ter-
sering pada anak. Diperkirakan 4-6
juta kematian terjadi setiap tahunnya
atau rata-rata 12.600 kematian
setiap harinya (Goldfinger SE, 1987).
Di kota Medan, tercatat 42.050 kasus
diare yang berobat ke 39 Puskesmas
dan RSUD Pirngadi sepanjang tahun
2006 (DKK Medan, 2006).

Selain menyebabkan angka kematian


yang cukup tinggi, diare juga menim-
bulkan beban ekonomi yang besar. Di
Amerika Serikat, pada tahun 2003
diperkirakan dikeluarkan biaya
sebesar 23 juta dollar AS untuk
pengobatan 99 juta kasus diare
dimana 250.000 kasus diantaranya
menjalani opname di rumah sakit
(Guerrant R et al, 2001).

Diare Akut Pada Dewasa


Budi Setiawan, dalam penelitiannya
di RSUP Persahabatan Jakarta Timur 5
mendapatkan E. coli sebagai
penyebab tersering diare akut
infeksius pada pasien rawat inap
(38,3%), diikuti oleh V. cholera,
Aeromonas sp, S. flexneri dan
Salmonella sp (Setiawan B, 2006).

Diare akut merupakan penyakit


kedua yang paling sering dijumpai di
dunia setelah ISPA (Goldfinger SE,
1987).

Gambaran klinis diare akut acapkali


tidak spesifik. Namun selalu
berhubungan dengan hal-hal berikut:
adanya traveling (domestik atau
internasional), kontak personal,
adanya sangkaan food-borne
transmisi dengan masa inkubasi
yang pendek. Jika tidak ada demam,
menunjukkan adanya proses
mekanisme enterotoksisn. Sebalik-
nya, bila ada demam dan masa

Diare Akut Pada Dewasa


inkubasi yang lebih panjang, ini
6 karakteristik suatu etiologi infeksi.
Beberapa jenis toksin yang
dihasilkan oleh mikroorganisme
(seperti E.coli 0157:H7) membutuh-
kan beberapa hari masa inkubasi
(Setiati S, 2006).

Mengingat tingginya morbiditas,


mortalitas dan biaya yang diakibat-
kan oleh diare, maka diperlukan
upaya penanganan yang tepat dan
cepat dari pihak penyelenggara
pelayanan kesehatan untuk menga-
tasinya. Untuk itu diperlukan adanya
data mengenai etiologi dari diare
akut agar upaya yang dilakukan
dapat lebih tepat sasaran dan efisien.

Diare Akut Pada Dewasa


DEFINISI DIARE AKUT
7

D iare atau mencret didefinisikan


sebagai buang air besar dengan
feses yang tidak berbentuk
(unformed stools) atau cair dengan
frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24
jam. Bila diare berlangsung kurang
dari 2 minggu, di sebut sebagai Diare
Akut. Apabila diare berlangsung 2
minggu atau lebih, maka digolongkan
pada Diare Kronik.

Pada feses dapat dijumpai lendir,


darah, atau pus. Gejala ikutan dapat
berupa mual, muntah, nyeri
abdominal, mulas, tenesmus, demam
dan tanda-tanda dehidrasi
(Goldfinger SE, 1987, Ilnyckyj A,
2001, Turgeon DK et al 2001).

Diare Akut Pada Dewasa


ANAMNESIS DIARE AKUT
8

D iare, atau mencret adalah gejala


dan tanda gangguan kesehatan
yang hampir semua orang pernah
mengalaminya selama kehidupan-
nya. Dalam menangani kasus diare
akut, anamnesis adalah hal yang
paling utama dilakukan oleh dokter
untuk mengenal jenis dan
etiologinya, sebelum pemeriksaan
fisik dan laboratorum dilakukan.
Dalam anamnesis terhadap pasien
diare akut, hal yang perlu ditanyakan
adalah:

1. Kapan diare pertama kali


dialami pasien

Diare yang dialami kurang dari 2


minggu, digolongkan dalam diare
akut, sedangkan diare yang
dialami lebih dari 2 minggu

Diare Akut Pada Dewasa


digolongkan pada diare kronik.
Diare kronik memerlukan 9
penjajakan yang lebih mendalam
untuk mencari etiologinya, karena
biasanya ada penyakit lain sebagai
penyebab diare tersebut yang
membutuhkan penanganan khusus,
seperti: tuberkulosis usus, diabetes,
karsinoma saluran cerna, malab-
sorbsi, efek samping terapi radiasi,
dan lain sebagainya.

2. Frekwensi Diare

Dikatakan diare bila frekwensi


terjadinya diare lebih dari 2 kali
dalam sehari. Adakalanya pasien
mengeluhkan buang air besar
(BAB) lebih dari 2 kali sehari, tapi
dengan bentuk feses yang normal
(berbentuk), tidak cair ; ini tidak
digolongkan diare. Atau bisa jadi
frekwensinya kurang dari 3 kali

Diare Akut Pada Dewasa


dalam sehari, tapi konsistensi
10 feses encer (tidak berbentuk)
dengan volume air yang lebih
banyak dari ampas dan
berlangsung lebih dari satu hari ;
ini dapat digolongkan diare.
Namun, yang sering ditemukan di
klinik dan praktik sehari-hari
adalah BAB dengan konsistensi
feses encer, air lebih banyak dari
ampas, dan frekwensi lebih dari 2
kali sehari, dan berlangsung lebih
dari satu hari.

3. Volume Feses

Dengan mengetahui/menanyakan
volume feses pada pasien diare
setiap kali BAB, dapat membantu
mengarahkan kita untuk
mengetahui proses kelainannya di
usus bagian mana. Bila diare
dengan dominan cair (watery

Diare Akut Pada Dewasa


diarrhea), mengarahkan dugaan
kita proses patologisnya di usus 11
halus, sedangkan bila sebaliknya,
lebih dominan ampasnya, dugaan
kita kelainan patologisnya di usus
besar (kolon). Disamping itu,
menanyakan volume feses tiap
kali BAB, meskipun hanya
taksiran umum pasien, misalnya
kira-kira 1 gelas, setengah gelas
(meskipun pasien tak pernah
mengukurnya), atau lebih banyak
lagi, akan membantu kita
menaksir, berapa volume cairan
tubuh yang telah keluar melalui
diare yang sudah berlangsung. Ini
akan membantu kita mengira-
ngira kebutuhan cairan yang akan
diberikan melalui infus, bila
pasien telah mengalami dehidrasi.
Misalnya, pasien mengalami diare
10 kali sehari dengan volume
kira-kira 2 gelas perkali BAB dan
berlangsung selama 3 hari, maka

Diare Akut Pada Dewasa


ditaksir cairan tubuh yang telah
12 keluar melalui BAB adalah 30 x
200 cc = 6.000 cc atau 6 liter. Bila
pasien tidak minum banyak, apalagi
ada mual dan muntah, tentunya
pasien sudah mengalami dehidrasi
sedang sampai berat, dan
membutuhkan pemberian cairan
minimal separuh dari volume
kehilangan cairan menurut takisran
tersebut. Dengan pemeriksaan vital
sign, akan memperkuat dugaan kita
akan jumlah kehilangan cairan
tersebut.

4. Warna Feses

Warna feses pada pasien diare


dapat mengarahkan kita kepada
etiologi diare tersebut. Feses yang
berwarna putih seperti air cucian
beras dengan volume yang banyak
adalah khas pada diare akibat

Diare Akut Pada Dewasa


kolera (eltor). Feses yang ber-
warna coklat seperti sup kacang 13
(pea soup stool) adalah bentuk
feses yang biasa ditemukan pada
diare yang disebabkan salmonella
(salmonellosis). Feses yang
berwarna merah biasanya akibat
bercampur dengan darah bisa
disebabkan oleh hematockezia
sebagai komplikasi dari Demam
Tifoid, atau bisa juga darah yang
terpisah dari feses dan disertai
lendir (mukus) akibat disentri
(basiler atau amuba), atau diare
akibat infeksi cacing cambuk
(Trichuris trichuria) atau cacing
Schistosoma. Feses yang berwarna
hitam seperti aspal atau seperti
selei dan lengket bila disiram,
biasanya akibat melena yang
disebabkan perdarahan pada
saluran cerna bagian atas.

Diare Akut Pada Dewasa


14

Gambar 1. Feses pasien diare akibat


Salmonellosis (Zein, doc).

5. Bau Feses

Adakalanya pasien menyampai-


kan bau fesesnya yang khas.
Misalnya feses encer berwarna
putih seperti air cucian beras dan
berbau amis seperti bau sperma,
merupakan karakteristik pada
diare akibat kolera.

Diare Akut Pada Dewasa


6. Gejala yang menyertai
15
Bila diare akut disertai dengan
demam, biasanya ada infeksi
sistemik oleh virus seperti
influenza, campak, varisela atau
bakteri seperti shigella. Tidak
jarang infeksi akut viral disertai
dengan diare. Dalam hal ini,
penjajakan diagnosis ditujukan
untuk mencari etiologi demam-
nya, bukan diarenya, karena diare
nya merupakan gejala ikutan. Bisa
juga demam sebagai reaksi dari
keadaan dehidrasi pada pasien.
Demam disertai nyeri otot dan
sendi yang menyertai diare
dengan lendir dan darah, sering
sebagai manifestasi gejala toksik
pada disentri basiler.
Tenesmus yaitu rasa nyeri pada
anus saat BAB merupakan tanda
khas pada diare akut inflamasi

Diare Akut Pada Dewasa


yang disebabkan oleh disentri
16 basiler ataupun amuba. Apalagi
diperkuat dengan adanya diare
beserta lendir dan darah.
Tenesmus harus selalu ditanyakan
pada pasien dengan keluhan diare
akut, karena kadangkala pasien
tidak menyampaikannya.

Muntah acapkali menyertai diare


akut, yang memerlukan perhatian
khusus, karena bila diare akut
disertai dengan muntah, akan
sulit melakukan rehidrasi secara
oral, sehingga perlu pemberian
cairan parenteral untuk menga-
tasi dehidrasi yang timbul, sambil
mencari etiologi diarenya.

Nyeri perut berupa mulas, selalu


berhubungan dengan inflamma-
tory diarrhea (Tabel 1).

Diare Akut Pada Dewasa


7. Konsumsi makanan sebelumnya
17
Perlu ditanyakan kepada pasien
apakah ada mengonsumsi jenis
makanan/minuman yang mung-
kin sebagai penyebab timbulnya
diare akut. Menanyakan riwayat
alergi terhadap berbagai jenis
makanan dan minuman tertentu.
Keracunan makanan/minuman
dapat dicurigai bila diare akut
terjadi pada beberapa orang yang
mengonsumsi makanan yang
sama.

Diare Akut Pada Dewasa


KLASIFIKASI DIARE
18 AKUT INFEKSI

S ecara etiologi, diare akut dapat


disebabkan oleh infeksi,
intoksikasi (poisoning), alergi, reaksi
obat-obatan, dan juga faktor psikis
(Schiller LR, 2000).

Pendekatan klinis yang sederhana


dan mudah adalah pembagian diare
akut berdasarkan proses
patofisiologi enteric infection, yaitu
membagi diare akut atas mekanisme
Inflamatory, Non inflammatory, dan
Penetrating (Ilnyckyi A, 2001,
Suthisarnsuntorn U, 2002) (Tabel 1).

Inflamatory diarrhea akibat proses


invasion dan cytotoxin di kolon
dengan manifestasi sindroma
Disentri dengan diare yang disertai
lendir dan darah (disebut juga
Bloody diarrhea). Biasanya gejala

Diare Akut Pada Dewasa


klinis yang menyertai adalah keluhan
abdominal seperti mulas sampai 19
nyeri seperti kolik, mual, muntah,
demam, tenesmus, serta gejala dan
tanda dehidrasi. Pada pemeriksaan
tinja rutin secara makroskopis
ditemukan lendir dan/atau darah,
secara mikroskopis didapati leukosit
polimorfonuklear. Mikroorganisme
penyebab seperti, E.histolytica,
Shigella, Entero Invasive E.coli (EIEC),
V.parahaemolitycus, C.difficile, dan
C.jejuni.

Non Inflamatory diarrhea adalah


kelainan yang ditemukan di usus
halus bagian proksimal, Proses diare
adalah akibat adanya enterotoksin
yang mengakibatkan diare cair
dengan volume yang besar tanpa
lendir dan darah, yang disebut
dengan Watery diarrhea. Keluhan
abdominal biasanya minimal atau
tidak ada sama sekali, namun gejala

Diare Akut Pada Dewasa


dan tanda dehidrasi cepat timbul,
20 terutama pada kasus yang tidak
segera mendapat cairan pengganti.
Pada pemeriksaan tinja secara rutin
tidak ditemukan leukosit. Mikro-
organisme penyebab seperti,
V.cholerae, Enterotoxigenic E.coli
(ETEC), Salmonella.

Penetrating diarrhea lokasi pada


bagian distal usus halus. Penyakit ini
disebut juga Enteric fever, Chronic
Septicemia, dengan gejala klinis diare
disertai demam. Pada pemeriksaan
tinja secara rutin didapati leukosit
mononuclear. Mikrooragnisme pe-
nyebab biasanya S.thypi, S.parathypi
A,B, S.enteritidis, S.cholerasuis,
Y.enterocolitidea, atau C.fetus.

Diare Akut Pada Dewasa


Tabel 1. Karakteristik Pada 3 Tipe Diare
Akut
21
Karakteristik Non Inflamatory Penetrating
Inflamatory
Gambaran Watery Bloody, Mukus
Tinja: Volume >> mukus Volume
Leukosit (-) Volume sedikit
sedang Leukosit MN
Leukosit PMN
Demam (-) (+) (+)
Nyeri Perut (-) (+) (+)/(-)
Dehidrasi (+++) (+) (+)/(-)
Tenesmus (-) (+) (-)

Komplikasi Hipovolemik Toksik Sepsis

Diare Akut Pada Dewasa


PATOFISIOLOGI DIARE AKUT
22
ekanisme terjadinya diare yang
M akut maupun yang kronik dapat
dibagi menjadi kelompok osmotik,
sekretorik, eksudatif dan gangguan
motilitas. Diare osmotik terjadi bila
ada bahan yang tidak dapat diserap
meningkatkan osmolaritas dalam
lumen yang menarik air dari plasma
sehingga terjadi diare. Contohnya
adalah malabsorbsi karbohidrat
akibat defisiensi laktase atau akibat
garam magnesium.

Diare sekretorik bila terjadi


gangguan transport elektrolit baik
absorbsi yang berkurang ataupun
sekresi yang meningkat. Hal ini dapat
terjadi akibat toksin yang
dikeluarkan bakteri misalnya toksin
kolera atau pengaruh garam empedu,
asam lemak rantai pendek, atau
laksatif non osmotik. Beberapa

Diare Akut Pada Dewasa


hormon intestinal seperti gastrin
vasoactive intestinal polypeptide 23
(VIP) juga dapat menyebabkan diare
sekretorik.

Diare eksudatif terjadi dengan


inflamasi yang akan mengakibatkan
kerusakan mukosa usus halus
maupun usus besar. Inflamasi dan
eksudasi dapat terjadi akibat infeksi
bakteri atau bersifat non infeksi
seperti gluten sensitive enteropathy,
inflamatory bowel disease (IBD) atau
akibat radiasi. Gambar 2
menunjukkan perubahan yang
terjadi pasa kolon yang
menyebabkan diare.

Diare Akut Pada Dewasa


24

Gambar 2. Kelainan Usus Pada Diare

Patofisiologi lain adalah akibat


gangguan motilitas yang menga-
kibatkan waktu tansit usus menjadi
lebih cepat. Hal ini terjadi pada
keadaan tirotoksikosis, sindroma
usus iritabel atau diabetes melitus.

Diare dapat terjadi akibat lebih dari


satu mekanisme. Pada infeksi bakteri
paling tidak ada dua mekanisme
yang bekerja, peningkatan sekresi

Diare Akut Pada Dewasa


usus dan penurunan absorbsi di
usus. Infeksi bakteri menyebabkan 25
inflamasi dan mengeluarkan toksin
yang menyebabkan terjadinya diare.
Infeksi bakteri yang invasif
mengakibatkan perdarahan atau
adanya leukosit dalam feses.

Pada dasarnya mekanisme terjadi-


nya diare akibat kuman entero-
patogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau
tanpa kerusakan mukosa, invasi
mukosa, dan produksi enterotoksin
atau sitotoksin. Satu jenis bakteri
dapat menggunakan satu atau lebih
mekanisme tersebut untuk dapat
mengatasi pertahanan mukosa usus.

Adhesi

Mekanisme adhesi yang pertama


terjadi dengan ikatan antara struktur

Diare Akut Pada Dewasa


polimer fimbria atau pili dengan
26 reseptor atau ligan spesifik pada
permukaan sel epitel. Fimbria terdiri
atas lebih dari 7 jenis, disebut juga
sebagai colonization factor antigen
(CFA) yang lebih sering ditemukan
pada enteropatogen seperti
Enterotoxic E. Coli (ETEC)

Mekanisme adhesi yang kedua


terlihat pada infeksi Enteropatogenic
E.coli (EPEC), yang melibatkan gen
EPEC adherence factor (EAF),
menyebabkan perubahan konsen-
trasi kalsium intraselluler dan
arsitektur sitoskleton di bawah
membran mikrovilus. Invasi intra-
selluler yang ekstensif tidak terlihat
pada infeksi EPEC ini dan diare
terjadi akibat shiga like toxin.

Mekanisme adhesi yang ketiga


adalah dengan pola agregasi yang
terlihat pada jenis kuman

Diare Akut Pada Dewasa


enteropatogenik yang berbeda dari
ETEC atau EHEC. 27

Invasi

Kuman Shigella melakukan invasi


melalui membran basolateral sel
epitel usus. Di dalam sel terjadi
multiplikasi di dalam fagosom dan
menyebar ke sel epitel sekitarnya.
Invasi dan multiplikasi intraseluler
menimbulkan reaksi inflamasi serta
kematian sel epitel. Reaksi inflamasi
terjadi akibat dilepaskannya me-
diator seperti leukotrin, interleukin,
kinin, dan zat vasoaktif lain. Kuman
Shigella juga memroduksi toksin
shiga yang menimbulkan kerusakan
sel. Proses patologis ini akan
menimbulkan gejala sistemik seperti
demam, nyeri perut, rasa lemah, dan
gejala disentri. Bakteri lain bersifat
invasif misalnya Salmonella. Gambar

Diare Akut Pada Dewasa


3 menunjukkan inflamasi dan
28 perdarahan usus pada disentri
basiler.

Gambar 3. Perobahan Mukosa Usus Pada


Disentri Basiler

Sitotoksin

Prototipe kelompok toksin ini adalah


toksin shiga yang dihasilkan oleh
Shigella dysentrie yang bersifat
sitotoksik. Kuman lain yang
menghasilkan sitotoksin adalah
Enterohemorrhagic E. Coli (EHEC)
serogroup 0157 yang dapat

Diare Akut Pada Dewasa


menyebabkan kolitis hemoragik dan
sindroma uremik hemolitik, kuman 29
EPEC serta V. Parahemolyticus.

Enterotoksin

Prototipe klasik enterotoksin adalah


toksin kolera atau Cholera toxin (CT)
yang secara biologis sangat aktif
meningkatkan sekresi epitel usus
halus. Toksin kolera terdiri dari satu
subunit A dan 5 subunit B. Subunit
A1 akan merangsang aktivitas adenil
siklase, meningkatkan konsentrasi
cAMP intraseluler sehingga terjadi
inhibisi absorbsi Na dan klorida pada
sel vilus serta peningkatan sekresi
klorida dan HCO3 pada sel kripta
mukosa usus.

ETEC menghasilkan heat labile toxin


(LT) yang mekanisme kerjanya sama
dengan CT serta heat stabile toxin

Diare Akut Pada Dewasa


(ST). ST akan meningkatkan kadar
30 cGMP selular, mengaktifkan protein
kinase, fosforilasi protein membran
mikrovili, membuka kanal dan
mengaktifkan sekresi klorida.

Peranan Enteric Nervous System


(ENS)

Berbagai penelitian menunjukkan


peranan refleks neural yang
melibatkan reseptor neural 5-HT
pada saraf sensorik aferen,
interneuron kolinergik di pleksus
mienterikus, neuron nitrergik serta
neuron sekretori VIPergik.

Efek sekretorik toksin enterik CT, LT,


ST paling tidak sebagian melibatkan
refleks neural ENS. Penelitian
menunjukkan keterlibatan neuron
sensorik aferen kolinergik,
interneuron pleksus mienterikus, dan

Diare Akut Pada Dewasa


neuron sekretorik tipe 1 VIPergik. CT
juga menyebabkan pelepasan berbagai 31
sekretagok seperti 5-HT, neurotensin,
dan prostaglandin. Hal ini membuka
kemungkinan penggunaan obat
antidiare yang bekerja pada ENS selain
yang bersifat antisekretorik pada
enterosit (Rani HAA, 2002, Soewondo
ES, 2002, Lung E, 2003, Ciesla WP et al,
2003).

Gambar 4, 5, dan 6 menunjukkan


gambaran vili usus, permukaan vili
dan sel parietal normal dengan
elektron mikroskop.

Gambar 4. Vili Usus

Diare Akut Pada Dewasa


32

Gambar 5. Permukaan Vili

Gambar 6. Sel Parietal Usus

Secara sederhana perubahan pada


mukosa dan sel-sel parietal usus dan
terjadinya diare ditunjukkan pada
gambar 7, 8, dan 9.

Diare Akut Pada Dewasa


33

Gambar 7. Sel usus normal


Keterangan: Pada kondisi normal terjadi
keseimbangan absorbsi & sekresi cairan.

Gambar 8. Sel epitel yang lepas


Keterangan: Infeksi mukosa saluran cerna
menyebabkan pelepasan epitel saluran cerna

Diare Akut Pada Dewasa


34

Gambar 9. Proses terjadinya diare

Keterangan: Sel epitel kripta bermigrasi


menuju permukaan vili, sel ini bersifat
immature, yang menyebabkan fungsi
penyerapan cairan tidak dapat berlangsung
sempurna, sehingga terjadi diare.

Diare Akut Pada Dewasa


ETIOLOGI DIARE AKUT
35
Diare akut dapat disebabkan oleh
Infeksi dan non infeksi.

Diare akut infeksi disebabkan oleh:

1. Virus

Merupakan penyebab diare akut


terbanyak pada anak (70 – 80%).
Beberapa jenis virus penyebab diare
akut:
▪ Rotavirus serotype 1, 2, 8, dan 9
pada manusia. Serotype 3 dan 4
didapati pada hewan dan
manusia. Dan serotype 5,6, dan 7
didapati hanya pada hewan.
▪ Norwalk virus : terdapat pada
semua usia, umumnya akibat food
borne atau water borne transmisi,
dan dapat juga terjadi penularan
person to person.

Diare Akut Pada Dewasa


▪ Astrovirus, didapati pada anak
36 dan dewasa
▪ Adenovirus (type 40, 41)
▪ Small bowel structured virus
▪ Cytomegalovirus

2. Bakteri

Beberapa bakteri penyebab diare


akut adalah:
▪ Enterotoxigenic E.coli (ETEC).
Memunyai 2 faktor virulensi
yang penting yaitu faktor
kolonisasi yang menyebabkan
bakteri ini melekat pada
enterosit pada usus halus dan
enterotoksin heat labile (HL) dan
heat stabile (ST) yang
menyebabkan sekresi cairan dan
elektrolit yang menghasilkan
watery diarrhea. ETEC tidak
menyebabkan kerusakan brush
border atau menginvasi mukosa.

Diare Akut Pada Dewasa


▪ Enterophatogenic E.coli (EPEC).
Mekanisme terjadinya diare belum 37
jelas. Didapatinya proses perle-
katan EPEC ke epitel usus
menyebabkan kerusakan dari
membrane mikro vili yang akan
mengganggu permukaan absorbsi
dan aktifitas disakaridase.
▪ Enteroaggregative E.coli (EAggEC).
Bakteri ini melekat kuat pada
mukosa usus halus dan menye-
babkan perubahan morfologi yang
khas. Bagaimana mekanisme
timbulnya diare masih belum jelas,
tetapi sitotoksin mungkin
memegang peranan.
▪ Enteroinvasive E.coli (EIEC).
Secara serologi dan biokimia
mirip dengan Shigella. Seperti
Shigella, EIEC melakukan
penetrasi dan multiplikasi
didalam sel epitel kolon.
▪ Enterohemorrhagic E.coli (EHEC).
EHEC memroduksi verocytotoxin

Diare Akut Pada Dewasa


(VT) 1 dan 2 yang disebut juga
38 Shiga-like toxin yang menim-
bulkan edema dan perdarahan
diffuse di kolon. Pada anak sering
berlanjut menjadi hemolytic-
uremic syndrome.
▪ Shigella spp. Shigella menginvasi
dan multiplikasi di dalam sel
epitel kolon, menyebabkan
kematian sel mukosa dan
timbulnya ulkus. Shigella jarang
masuk kedalam alian darah.
Faktor virulensi termasuk:
smooth lipopolysaccharide cell-
wall antigen yang memunyai
aktifitas endotoksin serta
membantu proses invasi dan
toksin (Shiga toxin dan Shiga-like
toxin) yang bersifat sitotoksik
dan neurotoksik dan mungkin
menimbulkan watery diarrhea.
▪ Campylobacter jejuni (helico–
bacter jejuni). Manusia terinfeksi
melalui kontak langsung dengan

Diare Akut Pada Dewasa


hewan (unggas, anjing, kucing,
domba dan babi) atau dengan 39
feses hewan melalui makanan
yang terkontaminasi seperti
daging ayam dan air. Kadang-
kadang infeksi dapat menyebar
melalui kontak langsung person
to person. C.jejuni mungkin
menyebabkan diare melalui
invasi kedalam usus halus dan
usus besar. Ada 2 tipe toksin
yang dihasilkan, yaitu cytotoxin
dan heat-labile enterotoxin.
Perubahan histopatologi yang
terjadi mirip dengan proses
ulcerative colitis.
▪ Vibrio cholerae 01 dan V.choleare
0139. Air atau makanan yang
terkontaminasi oleh bakteri ini
akan menularkan kolera.
Penularan melalui person to
person jarang terjadi. V.cholerae
melekat dan berkembang biak
pada mukosa usus halus dan

Diare Akut Pada Dewasa


menghasilkan enterotoksin yang
40 menyebabkan diare. Toksin
kolera ini sangat mirip dengan
heat-labile toxin (LT) dari ETEC.
Penemuan terakhir adanya
enterotoksin yang lain yang
memunyai karakteristik tersen-
diri, seperti accessory cholera
enterotoxin (ACE) dan zonular
occludens toxin (ZOT). Kedua
toksin ini menyebabkan sekresi
cairan kedalam lumen usus.
▪ Salmonella (non thypoid).
Salmonella dapat menginvasi sel
epitel usus. Enterotoksin yang
dihasilkan menyebabkan diare.
Bila terjadi kerusakan mukosa
yang menimbulkan ulkus, akan
terjadi bloody diarrhea.

3. Protozoa

Beberapa jenis protozoa penyebab


diare akut adalah:

Diare Akut Pada Dewasa


▪ Giardia lamblia. Parasit ini
menginfeksi usus halus. Meka- 41
nisme patogensis masih belum
jelas, tapi dipercayai meme-
ngaruhi absorbsi dan meta-
bolisme asam empedu. Transmisi
melalui fecal-oral route. Interaksi
host-parasite dipengaruhi oleh
umur, status nutrisi, endemisitas,
dan status imun. Di daerah dengan
endemisitas yang tinggi, giardiasis
dapat berupa asimtomatis, kronik,
diare persisten dengan atau tanpa
malabsorbsi. Di daerah dengan
endemisitas rendah, dapat terjadi
wabah dalam 5 – 8 hari setelah
terpapar dengan manifestasi diare
akut yang disertai mual, nyeri
epigastrik dan anoreksia. Kadang-
kadang dijumpai malabsorbsi
dengan fatty stools, nyeri perut
dan gembung.
▪ Entamoeba histolytica. Prevalensi
Disentri amoeba ini bervariasi,

Diare Akut Pada Dewasa


namun penyebarannya di
42 seluruh dunia. Insidennya
meningkat dengan bertambah-
nya umur, dan terutama pada
laki-laki dewasa. Kira-kira 90%
infeksi asimtomatik yang
disebabkan oleh E.histolytica non
patogenik (E.dispar). Amebiasis
yang simtomatik dapat berupa
diare yang ringan dan persisten
sampai disentri yang fulminant.
▪ Cryptosporidium. Di negara yang
berkembang, cryptosporidiosis 5 –
15% dari kasus diare pada anak.
Infeksi biasanya simtomatik pada
bayi dan asimtomatik pada anak
yang lebih besar dan dewasa.
Gejala klinis berupa diare akut
dengan tipe watery diarrhea,
ringan dan biasanya self-limited.
Pada penderita dengan gangguan
sistim kekebalan tubuh seperti
pada penderita AIDS,
cryptosporidiosis merupakan
reemerging disease dengan diare

Diare Akut Pada Dewasa


yang lebih berat dan resisten
terhadap beberapa jenis 43
antibiotik.
▪ Microsporidium spp
▪ Isospora belli
▪ Cyclospora cayatanensis

4. Cacing

Berbagai jenis cacing usus dan cacing


darah dapat menimbulkan diare
akut, seperti:
▪ Strongyloides stercoralis.
Kelainan pada mucosa usus
akibat cacing dewasa dan larva,
menimbulkan diare.
▪ Schistosoma spp. Cacing darah ini
menimbulkan kelainan pada
berbagai organ termasuk intestinal
dengan berbagai manifestasi,
termasuk diare dan perdarahan
usus.
▪ Capilaria philippinensis. Cacing
ini ditemukan di usus halus,

Diare Akut Pada Dewasa


terutama jejunum, menyebabkan
44 inflamasi dan atrofi vili dengan
gejala klinis watery diarrhea dan
nyeri abdomen.
▪ Trichuris trichuria. Cacing
dewasa hidup di kolon, caecum,
dan appendix. Infeksi berat dapat
menimbulkan bloody diarrhea
dan nyeri abdomen.
(Goldfinger SE , 1987, Goroll AH,
2000, Tantivanich S, 2002,
Sirivichayakul C, 2002).

Tabel 2 menunjukkan tipe diare yang


ditimbulkan oleh berbagai mikro-
organisme penyebab infeksi.

Diare Akut Pada Dewasa


Tabel 2. Tipe Diare Yang Ditimbulkan Oleh
Enteropatogen (Tantivanich S, 2002
dengan modifikasi)
45
Enteropatogen Acute Dysentry Persistent
Watery
Bakteri :
V.cholerae (+) (-) (-)
ETEC, EPEC (+) (-) (-)
EIEC (+) (+) (-)
EHEC (+) (+) (+)
Shigella,Salmonella (+) (+) (+)
C.jejuni,Y.enteroclitica (+) (+) (+)
C.defficile (+) (+) (+)
M.tuberculosa (-) (+) (+)
Aeromonas (-) (+) (-)
Virus :
Rotavirus (+) (-) (-)
Adenovirus (type (+) (-) (-)
40,41)
Smaal Bowel (+) (-) (-)
Structured virus (+) (-) (-)
Cytomegalovirus
Protozoa :
G.lamblia (+) (-) (+)
E.histolytica (+) (+) (+)
C.parvum (+) (-) (+)
Microsporidium spp (+) (-) (+)
Isospora belli (+) (-) (+)
Cyclospora
cayatenensis (+) (-) (+)
Cacing :
Strongyloides (-) (-) (+)
stercoralis (-) (+) (+)
Schistosoma spp
Capilaria (+) (-) (+)
philippinensis (-) (+) (+)
Trichuris trichuria

Diare Akut Pada Dewasa


MANIFESTASI KLINIS
46

D iare akut karena infeksi dapat


disertai keadaan muntah-muntah
dan/atau demam, tenesmus, hemato-
chezia, nyeri perut atau kejang perut.

Diare yang berlangsung beberapa


waktu tanpa penanggulangan medis
yang adekuat dapat menyebabkan
kematian karena kekurangan cairan
di badan yang mengakibatkan
renjatan hipovolemik atau karena
gangguan biokimiawi berupa
asidosis metabolik yang lanjut.
Karena kehilangan cairan seseorang
merasa haus, berat badan berkurang,
mata menjadi cekung, lidah kering,
tulang pipi menonjol, turgor kulit
menurun serta suara menjadi serak.
Keluhan dan gejala ini disebabkan
deplesi air yang isotonik.

Diare Akut Pada Dewasa


Karena kehilangan bikarbonas,
perbandingan bikarbonas berkurang, 47
yang mengakibatkan penurunan pH
darah. Penurunan ini akan
merangsang pusat pernapasan
sehingga frekwensi nafas lebih cepat
dan lebih dalam (kussmaul). Reaksi
ini adalah usaha tubuh untuk
mengeluarkan asam karbonas agar
pH dapat naik kembali normal. Pada
keadaan asidosis metabolik yang
tidak dikompensasi, bikarbonat
standard juga rendah, pCO2 normal
dan base excess sangat negatif.

Gangguan kardiovaskular pada


hipovolemik yang berat dapat
berupa renjatan dengan tanda-tanda
denyut nadi yang cepat, tekanan
darah menurun sampai tidak
terukur. Pasien mulai gelisah, muka
pucat, ujung-ujung ekstremitas
dingin dan kadang sianosis. Karena

Diare Akut Pada Dewasa


kehilangan kalium pada diare akut
48 juga dapat timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan


menyebabkan perfusi ginjal
menurun dan akan timbul anuria.
Bila keadaan ini tidak segera diatasi
akan timbul penyulit berupa
nekrosis tubulus ginjal akut, yang
berarti pada saat tersebut kita
menghadapi gagal ginjal akut. Bila
keadaan asidosis metabolik menjadi
lebih berat, akan terjadi kepincangan
pembagian darah dengan pemusatan
yang lebih banyak dalam sirkulasi
paru-paru. Observasi ini penting
karena dapat menyebabkan edema
paru pada pasien yang menerima
rehidrasi cairan intravena tanpa
alkali (Thielman N et al, 2004,
Sirivichayakul C, 2002, Pitisuttithum
P, 2002).

Diare Akut Pada Dewasa


PEMERIKSAAN
49
LABORATORIUM

ada diare akut, yang penting


P adalah pemeriksaan feses rutin
yang segera dilakukan dengan
mengambil sedikit feses dengan
pewarnaan eosin, dan diperiksa
dibawah mikroskop. Dengan
pemeriksaan feses rutin dapat
ditemukan: erirosit, leukosit pada
disentri. Juga bisa ditemukan
tropozoit amuba pada disentri
amuba, giardia lamblia pada
giardiasis. Berbagai telur cacing juga
dapat ditemukan yang mungkin
sebagai penyebab diare, seperi telur
trichuris. Kultur feses hanya
dilakukan pada dugaan kasus diare
tertentu seperti kolera dengan
mengambil sediaan rectal swab
dengan media tertentu, atau pada
kasus diare salmonellosis dengan
pemeriksaan kultur salmonella.

Diare Akut Pada Dewasa


Evaluasi laboratorium pasien
50 tersangka diare infeksi dimulai dari
pemeriksaan feses adanya leukosit.
Feses biasanya tidak mengandung
leukosit, jika ada itu dianggap
sebagai penanda inflamasi kolon baik
infeksi maupun non infeksi. Karena
netrofil akan berubah, sampel harus
diperiksa sesegera mungkin.
Sensitifitas lekosit feses terhadap
inflamasi patogen (Salmonella,
Shigella dan Campylobacter) yang
dideteksi dengan kultur feses
bervariasi dari 45% - 95%
tergantung dari jenis patogennya
(Lung E, 2003).

Penanda yang lebih stabil untuk


inflamasi intestinal adalah laktoferin.
Laktoferin adalah glikoprotein
bersalut besi yang dilepaskan
netrofil, keberadaannya dalam feses
menunjukkan inflamasi kolon.
Positip palsu dapat terjadi pada bayi
yang minum ASI. Pada suatu studi,
laktoferin feses, dideteksi dengan
menggunakan uji agglutinasi lateks

Diare Akut Pada Dewasa


yang tersedia secara komersial,
sensitifitas 83 – 93 % dan spesifisitas 51
61 – 100 % terhadap pasien dengan
Salmonella, Campilobakter, atau
Shigella spp, yang dideteksi dengan
biakan feses (Turgeon DK, 2001).

Untuk mengetahui mikroorganisme


penyebab diare akut dilakukan
pemeriksaan feses rutin dan pada
keadaan dimana feses rutin tidak
menunjukkan adanya mikroorganisme
atau ova, maka diperlukan peme-
riksaan kultur feses dengan medium
tertentu sesuai dengan mikro-
organisme yang dicurigai secara klinis
dan pemeriksaan laboratorium rutin.

Indikasi pemeriksaan kultur feses


antara lain, diare berat, suhu tubuh >
38,50C, adanya darah dan/atau lendir
pada feses, ditemukan leukosit pada
feses, laktoferin, dan diare persisten
yang belum mendapat antibiotik
(Procop GW, 2003).

Diare Akut Pada Dewasa


Biakan feses harus dilakukan pada
52 setiap pasien tersangka atau men-
derita diare inflamasi berdasarkan
klinis dan epidemiologis. Pasien
dengan diare berdarah yang nyata
harus dilakukan kultur feses untuk
EHEC O157: H7 (Ciesla WP, 2003,
Jones ACC & Farthing MJG, 2004).

Pasien dengan diare berat, demam,


nyeri abdomen, atau kehilangan
cairan harus diperiksa kimia darah,
natrium, kalium, klorida, ureum,
kreatinin, analisa gas darah dan
pemeriksaan darah lengkap
(Manatsathit S, 2002, Nelwan RHH,
2001, Rani HAA, 2002).

Pemeriksaan radiologis seperti


sigmoidoskopi, kolonoskopi dan
lainnya biasanya tidak membantu
untuk evaluasi diare akut infeksi.

Diare Akut Pada Dewasa


DIAGNOSIS
53

U ntuk mendiagnosis pasien diare


akut infeksi bakteri diperlukan
pemeriksaan yang sistematik dan
cermat. Kepada pasien perlu
ditanyakan riwayat penyakit, latar
belakang dan lingkungan pasien,
riwayat pemakaian obat terutama
antibiotik, riwayat perjalanan,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang (Kolopaking MS, 2002,
Guerrant RL, 2003, Lung E, 2003).
Pendekatan umum Diare akut infeksi
bakteri baik diagnosis dan terapeutik
terlihat pada gambar 7.

Diare Akut Pada Dewasa


Diarrhea, Nausea
or Vomitting
AR= 2-15 illnesses/person-yr
54
SYMPTOMATIC THERAPY ORAL
REHYDRATION THERAPY

Assess Resolution
- Duration (>1 day)
NO
- Severity (dehydration, Continued or
fever, blood, wt.loss) Recurrent
Illness

YES

Explore History of : OBTAIN STOOL


Fever, tenesmus Travel FOR WBC
Blood Otbreak (or Fecal Lactoferrin)
Seafood Sexual exp.
Antibiotic use Abd.pain
Wt. loss Immunosupp.

NONINFLAMMATORY INFLAMMATORY
(No WBC) (WBC or Lactoferrin or
Ex: Vibrio (cholerae et al) continued illnesses)
E.coli (LT, ST) Ex: Shigella
C.perfringens Salmonella
S.aureus C.jejuni
B.cereus E.coli (EIEC)
Cytotoxic C.difficile

Culture for :
Shigella, Salmonella, C.jejuni

Consider :
Continue sypmtomatic C.difficile cytotoxin
therapy: consider
further evaluation
Consider :
Emoiric Antimicrobial Therapy

Gambar 10. Pendekatan Umum Diare Infeksi


Bakteri (Dikutip dari Lung E,
2003).

Diare Akut Pada Dewasa


Diare akut non infeksi
55
Disebabkan oleh:
1. Malabsorpsi
2. Alergi makanan/minuman
3. Keracunan makanan
4. Imunodefisiensi
5. Penyebab lain: stres emosional

Malabsorbsi dan Imunodefisiensi

Diare akut yang disebabkan oleh


malabsorbsi biasanya adalah
malabsorbsi terhadap laktosa dan
lemak. Imunodefisiensi yang sering
berkaitan dengan penurunan daya
tahan tubuh seperti pada kasus
infeksi HIV dan AIDS. Kedua
penyebab diare diatas sering
berlanjut menjadi diare kronik,
karena adanya underlying disease
yang memerlukan penanganan
khusus.

Diare Akut Pada Dewasa


Alergi makanan/minuman
56
Berbagai jenis makanan/minuman
dapat menimbulkan diare akut pada
orang tertentu yang rentan yang
bersifat individual. Biasanya diare
timbul dalam beberapa jam sampai
beberapa hari setelah mengonsumsi
makanan/minuman tersebut. Berba-
gai jenis makanan/minuman yang
dapat menimbulkan diare akut
adalah:
• Berbagai jenis roti dan sereal
• Buah-buahan segar maupun yang
diawetkan (kecuali pisang)
• Berbagai jenis jus buah
• Kacang-kacangan
• Sayuran mentah
• Minuman kaleng
• Makanan berlemak
• Minuman yang mengandung
alkohol, kafein dan teh
• Berbagai jenis susu dan produk
susu
• Makanan pedas
• Makanan gorengan

Diare Akut Pada Dewasa


Keracunan Makanan/minuman
57
Diare akut yang disebabkan oleh
keracunan makanan atau minuman
biasanya berkaitan dengan
kontaminasi makanan/minuman
oleh berbagai jenis bakteri atau
jamur yang menghasilkan toksin atau
zat kimia yang menimbulkan diare.
Disamping menimbulkan diare juga
sering disertai dengan muntah serta
dehidrasi.

Stres emosional

Kondisi itu bersifat individual yang


mudah mengalami stress dengan
manifestasi diare akut. Biasanya
bersifat sementara dan hilang tanpa
pengobatan, bila faktor penyebab
stres sudah teratasi.

Diare Akut Pada Dewasa


PENATALAKSANAAN
58 DEHIDRASI

S alah satu keadaan emergensi pada


pasien diare akut adalah keadaan
tubuh pasien yang kekurangan
cairan akibat diare yang terjadi.
Apapun penyebab diare akut, apabila
terjadi dehidrasi, maka penanganan
utamanya adalah pemberian cairan
pengganti secara oral maupun
parenteral.

Klasifikasi Dehidrasi

1. Dehidrasi ringan (kehilangan


cairan tubuh kurang dari 5% BB)
2. Dehidrasi sedang (kehilangan
cairan tubuh antara 5-10% BB)
3. Dehidrasi berat (kehilangan
cairan tubuh lebih dari 10% BB)

Diare Akut Pada Dewasa


Gejala Dehidrasi
59
1. Dehidrasi ringan – keadaan umum
sadar baik, ada rasa haus,
sirkulasi darah/nadi normal,
pernafasan biasa, mata agak
cekung, turgor/tonus biasa,
kencing biasa.
2. Dehidrasi sedang–keadaan umum
gelisah, rasa haus yang sangat,
sirkulasi darah/nadi cepat (120-
140), pernafasan agak cepat, mata
cekung, turgor/tonus agak
berkurang, kencing sedikit.
3. Dehidrasi berat – keadaan umum
apatis/koma, ada rasa haus,
sirkulasi darah/nadi cepat sekali
(> 140x/menit), pernafasan
Kussmaul (cepat dan dalam),
mata cekung sekali, turgor/tonus
kurang sekali, kencing tidak ada.

Diare Akut Pada Dewasa


Pemeriksaan penunjang
60
Pemeriksaan penunjang pada pasien
dehidrasi akibat diare akut
mencakup darah rutin. Dari darah
rutin yang perlu diperhatikan adalah
nilai hematokrit yang mencerminkan
kepekatan darah dalam sirkulasi.
Bila nilai hematokrit tinggi (lebih
dari 50%), menunjukkan dehidrasi.
Atau terjadi peningkatan nilai
hematokrit lebih dari 20% dari nilai
sebelumnya. Pemeriksaan lainnya
yang perlu, tergantung pada keadaan
klinis pasien dan ketersediaan
fasilitas pemeriksaan yang ada,
seperti: peningkatan berat jenis
plasma, peningkatan protein total,
kelainan pada pemeriksaan Analisa
Gas Darah Arteri (AGDA/Astrup)
yang dapat menunjukkan keadaan
asidosis metabolik bila terjadi
keadaan hipovolemik yang lama
sehingga timbul kegagalan ginjal

Diare Akut Pada Dewasa


akut akibat iskemik pada ginjal.
Dapat juga ditemukan kadar leukosit 61
meningkat karena hemokonsentrasi
akibat dehidrasi. Kadar Ureum
cenderung untuk meningkat, juga
Fosfatase alkali meningkat. Kadar
elektrolit darah juga perlu diperiksa
untuk melihat adanya gangguan
elektrolit, terutama natrium dan
kalium. Umumnya natrium dan
kalium masih normal, kecuali pada
keadaan metabolik asidosis.

Rehidrasi Metode Golgberger E


(1980)

Sebelum dilakukan terapi cairan/


rehidrasi, perlu sekali ditimbang
berat badan pasien, dan ditanyakan
berapa berat badan pasien sebelum
sakit.

Diare Akut Pada Dewasa


Cara 1 :
62 Jika ada rasa haus dan tidak ada
tanda-tanda klinis dehidrasi lainnya,
maka kehilangan air diperkirakan
2% dari BB pada waktu itu. Misalnya
BB 50 kg maka defisit air sekitar 1
liter (1000 ml).
Jika seseorang bepergian 3-4 hari
tanpa air dan ada rasa haus, mulut
kering, oligura, maka defisit air
diperkirakan 6% (3.000 ml) pada
orang dengan BB 50 kg.
Bila ada tanda-tanda di atas ditam-
bah dengan kelemahan fisik yang
nyata, perubahan mental seperti
binggung atau delirium maka defisit
air sekitar 7-14% atau sekitar 3,5-7
liter pada orang dengan BB 50 kg.

Cara 2 :
Jika pasien dapat ditimbang tiap hari,
maka kehilangan BB 4 kg pada fase
akut sama dengan defisit air 4 liter.

Diare Akut Pada Dewasa


Cara 3 :
Dengan kenyataan bahwa 63
konsentrasi natrium dalam plasma
berbanding terbalik dengan volume
air ekstraselular dengan pengertian
bahwa kehilangan air tidak disertai
dengan penurunan konsentrasi
natrium dalam plasma, maka dapat
dihitung dengan rumus :

Na2 X BW2 = Na1 x BW1

Dimana:
Na1 : Kadar natrium plasma
normal, 142 mEq/L
BW1 : Volume air badan yang
normal, biasanya 60% dari
BB laki-laki dan 50% dari BB
perempuan.
Na2 : Kadar natrium plasma
sekarang
BW2 : Volume air badan sekarang.

Diare Akut Pada Dewasa


Contoh:
64 Seorang laki-laki dengan BB 80 kg
dan kadar natrium plasma sekarang
162 mEq/L, maka:

Na2 x 8w2 = Na2 x 8W1


162 x (X) = 142 x 42
(X) = 37 L
Jadi defisit air 42 – 37 = 5L

Setengah dari defsisit cairan


diberikan dalam 1 jam pertama.
Kemudian dinilai respon klinis
dengan memeriksa vital sign. Bila
ada perbaikan klinis dari kesadaran,
tekanan darah meningkat, nadi
menurun dan menguat, turgor kulit
membaik, jumlah urin normal (kira-
kira 50 cc dalam 1 jam), maka defisit
cairan selebihnya diberikan dalam 4
jam. Perlu ditambahkan pada
maintenance jumlah cairan yang
keluar selama pemberian
berlangsung melalui diare atau

Diare Akut Pada Dewasa


muntah. Dan perlu diawasi secara
ketat jangan sampai kondisi pasien 65
yang sudah stabil kembali jatuh ke
dehidrasi kembali akibat tidak di
follow up kehilangan cairan yang
berlangsung saat penanganan
rehidrasi. Jumlah volume cairan yang
diberikan, taksiran jumlah cairan
yang keluar lewat diare dan muntah,
serta volume urine dicatat pada
status pasien dan catatan perawatan.

Penanganan yang cepat dan tepat


pada jam pertama dapat mencegah
komplikasi hipovolemik pada ginjal
yang bisa menimbulkan gagal ginjal
akut dengan metabolik asidosis.
Keterlambatan dan kekurangan
pemberian cairan pada pasien
dengan syok hipovolemik dapat
mengakibatkan keadaan syok yang
irreversible dan menyebabkan
kematian.

Diare Akut Pada Dewasa


Rehidrasi Metode Daldiyono
66 (1973)

Menghitung kebutuhan cairan untuk


rehidrasi inisial pada diare
akut/diare koliform berdasarkan
sistem score (nilai). Dapat dilihat
pada tabel 3.

Tabel 3. Skor Daldiyono (1973)

Gejala klinis Skor


Muntah 1
Voxs Choleric(suara serak) 2
Kesadaran apatis 1
Kesadaran somnolen, soporotus sampai
2
koma
Tensi sistolik kurang atau sama dgn 90
2
mmHg
Nadi lebih atau sama dgn 120/menit 1
Napas Kussmaul (lebih dari 30/menit) 1
Turgor kulit kurang 1
Facies cholerica 2
Ekstremitas dingin 1
Jari tangan keriput (washer hand) 1
Sianosis 2
Umur 50 thn atau lebih -1
Umur 60 thn atau lebih -2

Diare Akut Pada Dewasa


Semua skor ditulis lalu dijumlah.
Jumlah cairan yang akan diberikan 67
dalam 2 jam, dapat dihitung :
Skor/15 x 10% BB (kg) x 1 liter

Pemilihan Cairan
Untuk dehidrasi akibat diare akut,
pilihan jenis cairan infus adalah
Ringer laktat atau Ringer asetat. Bila
kedua jenis cairan tersebut tidak ada,
dapat juga diberikan larutan NaCl
0,9%, Ringer solution, atau larutan
elektrolit komersil lainnya. Hindari
pemberian Dekstrosa, karena tidak
dapat memperbaiki kehilangan
elektrolit yang terjadi.

Diare Akut Pada Dewasa


PERHITUNGAN PRAKTIS
68 PEMBERIAN CAIRAN

K adang kala, kondisi lapangan,


jumlah pasien yang ditangani,
serta keterbatasan tenaga kesehatan
yang membantu menyebabkan
dokter tidak sempat melakukan
perhitungan yang akurat sesuai
teori-teori yang diterangkan diatas,
seperti pada kejadian luar basa
(KLB) diare disuatu daerah. Untuk
itu perlu diketahui perhitungan
praktis pemberian cairan sebagai
berikut:

Dehidrasi Sedang

Diberikan 10 ml/Kg BB dalam waktu


satu jam. Bila ada perbaikan klinis,
dilanjutkan 5 ml/Kg BB 1 -2 jam
berikutnya, dan seterusnya
dikurangi 3 ml/Kg BB 2 – 4 jam

Diare Akut Pada Dewasa


berikutnya. Bila setelah pemberian 1
jam pertama belum ada perbaikan 69
klinis, diulang pemberian kedua 10
ml/Kg BB dalam 15 menit sampai 30
menit. Bila ada perbaikan klinis,
dilanjutkan 5 ml/Kg BB 1 – 2 jam
berikutnya, dan seterusnya.

Dehidrasi Berat/Syok
Hipovolemik

Diberikan 20 ml/Kg BB dalam waktu


satu jam. Bila ada perbaikan klinis,
dilanjutkan 10 ml/Kg BB 1 - 2 jam
berikutnya, dan seterusnya
dikurangi 3 ml/Kg BB 2 – 4 jam
berikutnya. Bila setelah pemberian 1
jam pertama belum ada perbaikan
klinis, diulang pemberian kedua 20
ml/Kg BB dalam 15 menit sampai 30
menit. Bila ada perbaikan klinis,
dilanjutkan 10 ml/Kg BB 1 – 2 jam
berikutnya, dan seterusnya 5 ml/Kg

Diare Akut Pada Dewasa


BB 2 – 4 jam berikutnya, dan
70 seterusnya.

Pemberian cairan infus haruslah


dengan kateter intravenous yang
cukup besar, yaitu no.18 atau 20,
agar tetesan cairan bisa cepat sesuai
kebutuhan. Bila diperlukan, boleh
dipasang infus di 2 tempat sampai
kondisi klinis stabil.

Diare Akut Pada Dewasa


PENGOBATAN
71

D iare akut pada orang dewasa


selalu terjadinya singkat bila
tanpa komplikasi, dan kadang-
kadang sembuh sendiri meskipun
tanpa pengobatan. Tidak jarang
penderita mencari pengobatan
sendiri atau mengobati sendiri
dengan obat-obatan anti diare yang
dijual bebas (Guerrant RL, 2001,
Procop GW, 2003). Biasanya
penderita baru mencari pertolongan
medis bila diare akut sudah lebih
dari 24 jam belum ada perbaikan
dalam frekwensi buang air besar
ataupun jumlah feses yang
dikeluarkan. Prinsip pengobatan
adalah menghilangkan kausa diare
dengan memberikan antimikroba
yang sesuai dengan etiologi, terapi
supportive atau fluid replacement
dengan intake cairan yang cukup
atau dengan Oral Rehidration

Diare Akut Pada Dewasa


Solution (ORS) yang dikenal sebagai
72 oralit, dan tidak jarang pula
diperlukan obat simtomatik untuk
menyetop atau mengurangi
frekwensi diare.

Dalam praktek sehari-hari acapkali


dokter langsung memberikan
antibiotik/antimikroba secara empiris.
Pedoman sederhana pemberian
antibiotik pada diare akut dewasa
seperti terlihat pada tabel 4.

Tabel 4. Pedoman Pemberian Antibiotik


Secara Empiris Pada Diare Akut
(Modifikasi Procop GW, 2003)
Indikasi
Pemberian Pilihan Antibiotik
Antibiotik
Demam (suhu oral Kuinolon 3 – 5 hari
>38,50C), bloody
Kotrimoksazole 3 – 5
stools, leukosit,
hari
laktoferin,
hemoccult,
sindroma disentri

Diare Akut Pada Dewasa


Indikasi
Pemberian Pilihan Antibiotik
73
Antibiotik
Traveler’s diarrhea Kuinolon 1 – 5 hari
Diare persisten Metronidazole 3x500 mg
(kemungkinan selama 7 hari
Giardiasis)
Shigellosis Kotrimoksazole atau
Kuinolon selama 3 hari
Intestinal Kloramfenikol/Kotrimok
Salmonellosis sazole/Kuinolon selama
7 hari
Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari
EPEC Terapi sebagai Febrile
Dysentry
ETEC Terapi sebagai Traveler’s
diarrhea
EIEC Terapi sebagai
Shigellosis
EHEC Peranan antibiotik belum
jelas
Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile
dysentery
Aeromonas Terapi sebagai febrile
diarrhea dysentery
Yersiniosis Umumnya dapat di terapi
sebagai febrile

Diare Akut Pada Dewasa


Indikasi
Pemberian Pilihan Antibiotik
74 Antibiotik
dysentri.Pada kasus berat
: Ceftriaxon IV 1 g/6 jam
selama 5 hari
Giardiasis Metronidazole 4 x 250
mg selama 7 hari.
Atau Tinidazole 2 g
single dose atau
Quinacine 3 x 100 mg
selama 7 hari
Intestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750
mg 5 – 10 hari +
pengobatan kista untuk
mencegah relaps:
Diiodohydroxyquin 3 x
650 mg 10 hari atau
Paramomycin 3 x 500 mg
10 hari atau Diloxanide
furoate 3 x 500 mg 10
hari
Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau
immunocompromised :
Paromomycin 3 x 500
selama 7 hari
Isosporiosis Kotrimoksazole 2 x
160/800 7 hari

Diare Akut Pada Dewasa


Terapi Supportif/Simtomatik
75
Selama periode diare, dibutuhkan
intake kalori yang cukup bagi
penderita yang berguna untuk energi
dan membantu pemulihan enterosit
yang rusak (Procop GW, 2003).

Obat-obatan yang bersifat anti-


motiliti tidak dianjurkan pada diare
dengan sindroma disentri yang
disertai demam. Beberapa golongan
obat yang bersifat simtomatik pada
diare akut dapat diberikan dengan
pertimbangan klinis yang matang
terhadap cost-effective.

Kontroversial seputar obat


simtomatik tetap ada, meskipun uji
klinis telah banyak dilakukan dengan
hasil yang beragam pula, tergantung
jenis diarenya dan terapi kombinasi
yang diberikan.

Diare Akut Pada Dewasa


Pada prinsipnya, obat simtomatik
76 bekerja dengan mengurangi volume
feses dan frekwensi diare ataupun
menyerap air. Beberapa obat seperti
Loperamid, Difenoksilat, Kaolin,
Pektin, Tannin albuminat, Aluminium
silikat, Attapulgite, dan Diosmectite
banyak beredar bahkan dijual bebas.

Obat-obat Probiotik yang merupakan


suplemen bakteri atau yeast banyak
digunakan untuk mengatasi diare
dengan menjaga atau menormalkan
flora usus. Namun berbagai hasil uji
klinis belum dapat merekomendasikan
obat ini untuk diare akut secara
umum. Probiotik meliputi
Laktobasilus, Bifidobakterium,
Streptokokus spp, yeast (Saccaromyces
boulardi), dan lainnya.

Diare Akut Pada Dewasa


OBAT ANTI DIARE
77
Kelompok antisekresi selektif

T erobosan terbaru dalam


milenium ini adalah mulai
tersedianya secara luas racecadotril
yang bermanfaat sekali sebagai
penghambat enzim enkephalinase
sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal. Perbaikan
fungsi akan menormalkan sekresi
dari elektrolit sehingga keseim-
bangan cairan dapat dikembalikan
secara normal. Di Indonesia saat ini
tersedia di bawah nama hidrasec
sebagai generasi pertama jenis obat
baru anti diare yang dapat pula
digunakan lebih aman pada anak
(Nelwan RHH, 2001).

Diare Akut Pada Dewasa


Kelompok opiat
78
Dalam kelompok ini tergolong
kodein fosfat, loperamid HCl serta
kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat (lomotil). Penggunaan kodein
adalah 15-60mg 3x sehari, loperamid
2 – 4 mg/ 3 – 4x sehari dan lomotil
5mg 3 – 4 x sehari. Efek kelompok
obat tersebut meliputi pengham-
batan propulsi, peningkatan absorbsi
cairan sehingga dapat memperbaiki
konsistensi feses dan mengurangi
frekwensi diare. Bila diberikan
dengan cara yang benar obat ini
cukup aman dan dapat mengurangi
frekwensi defekasi sampai 80%. Bila
diare akut dengan gejala demam dan
sindrom disentri obat ini tidak
dianjurkan.

Diare Akut Pada Dewasa


Kelompok absorbent
79
Arang aktif, attapulgit aktif, bismut
subsalisilat, pektin, kaolin, atau
smektit diberikan atas dasar
argumentasi bahwa zat ini dapat
menyeap bahan infeksius atau
toksin-toksin. Melalui efek tersebut
maka sel mukosa usus terhindar
kontak langsung dengan zat-zat yang
dapat merangsang sekresi elektrolit.

Zat Hidrofilik

Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang


berasal dari Plantago oveta, Psyllium,
Karaya (Strerculia), Ispraghulla,
Coptidis dan Catechu dapat mem-
bentuk kolloid dengan cairan dalam
lumen usus dan akan mengurangi
frekwensi dan konsistensi feses
tetapi tidak dapat mengurangi
kehilangan cairan dan elektrolit.
Pemakaiannya adalah 5-10 cc/ 2x

Diare Akut Pada Dewasa


sehari dilarutkan dalam air atau
80 diberikan dalam bentuk kapsul atau
tablet (Wingate D et al, 2001).

Probiotik

Kelompok probiotik yang terdiri dari


Lactobacillus dan Bifidobacteria atau
Saccharomyces boulardii, bila
mengalami peningkatan jumlahnya
di saluran cerna akan memiliki efek
yang positif karena berkompetisi
untuk nutrisi dan reseptor saluran
cerna. Syarat penggunaan dan
keberhasilannya untuk mengurangi/
menghilangkan diare harus
diberikan dalam jumlah yang
adekuat (Isaulauri E, 2003, Tjaniadi
P et al, 2003).

Diare Akut Pada Dewasa


KOMPLIKASI
81

Kehilangan cairan dan kelainan


elektrolit merupakan komplikasi
utama, terutama pada usia lanjut dan
anak-anak. Pada diare akut karena
kolera kehilangan cairan secara men-
dadak sehingga terjadi syok
hipovolemik yang cepat. Kehilangan
elektrolit melalui feses potensial
mengarah ke hipokalemia dan
asidosis metabolik.

Pada kasus-kasus yang terlambat


meminta pertolongan medis, sehingga
syok hipovolemik yang terjadi sudah
tidak dapat diatasi lagi maka dapat
timbul Tubular Nekrosis Akut pada
ginjal yang selanjutnya terjadi gagal
multi organ. Komplikasi ini dapat juga
terjadi bila penanganan pemberian
cairan tidak adekuat sehingga tidak
tercapai rehidrasi yang optimal (Umar
Zein, 2003).

Haemolityc uremic Syndrome (HUS)


adalah komplikasi yang disebabkan

Diare Akut Pada Dewasa


terbanyak oleh EHEC. Pasien dengan
82 HUS menderita gagal ginjal, anemia
hemolisis, dan trombositopeni 12-14
hari setelah diare. Risiko HUS akan
meningkat setelah infeksi EHEC
dengan penggunaan obat anti diare,
tetapi penggunaan antibiotik untuk
terjadinya HUS masih kontroversi.
Sindrom Guillain–Barre, suatu demi-
elinasi polineuropati akut, adalah
merupakan komplikasi potensial
lainnya dari infeksi enterik, khususnya
setelah infeksi C. jejuni. Dari pasien
dengan Guillain – Barre, 20 – 40 % nya
menderita infeksi C. jejuni beberapa
minggu sebelumnya. Biasanya pasien
menderita kelemahan motorik dan
memerlukan ventilasi mekanis untuk
mengaktifkan otot pernafasan. Meka-
nisme dimana infeksi menyebabkan
Sindrom Guillain–Barre tetap belum
diketahui.
Artritis pasca infeksi dapat terjadi
beberapa minggu setelah penyakit
diare karena Campylobakter, Shigella,
Salmonella, atau Yersinia spp.

Diare Akut Pada Dewasa


PROGNOSIS
83

P rognosis diare akut dewasa


sangat ditentukan
ketepatan penanggulangan dehid-
oleh

rasi. Kalau pasien dalam keadaan


dehidrasi ringan, jangan sampai
jatuh ke dehidrasi sedang. Kalau
pasien dalam keadaan dehidrasi
sedang, jangan sampai jatuh ke
dehidrasi berat. Dan selanjutnya
pasien dengan dehidrasi berat harus
cepat didiagnosis dan dilakukan
rehidrasi yang adekwat agar tidak
terjadi syok hipovolemik yang
ireversible. Dengan penggantian
cairan yang adekuat, perawatan yang
mendukung, dan terapi antimikrobial
sesuai indikasi, prognosis diare akut
infeksius hasilnya sangat baik
dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal.

Diare Akut Pada Dewasa


Seperti kebanyakan penyakit,
84 morbiditas dan mortalitas ditujukan
pada anak-anak dan pada lanjut usia.
Di Amerika Serikat, mortalits
berhubungan dengan diare infeksius
< 1,0 %. Pengecualiannya pada
infeksi EHEC dengan mortalitas 1,2
% yang berhubungan dengan
sindrom uremik hemolitik.

Diare Akut Pada Dewasa


PENCEGAHAN
85

K arena penularan diare menyebar


melalui jalur fekal-oral, penu-
larannya dapat dicegah dengan
menjaga higiene pribadi yang baik.
Ini termasuk sering mencuci tangan
setelah keluar dari toilet dan
khususnya selama mengolah
makanan. Kotoran manusia harus
diasingkan dari daerah pemukiman,
dan hewan ternak harus terjaga dari
kotoran manusia.

Karena makanan dan air merupakan


sumber penularan yang utama, ini
harus diberikan perhatian khusus.
Minum air, air yang digunakan untuk
membersihkan makanan, atau air
yang digunakan untuk memasak
harus disaring dan diklorinasi. Jika
ada kecurigaan tentang keamanan
air atau air yang tidak dimurnikan
yang diambil dari danau atau air

Diare Akut Pada Dewasa


tanah, harus direbus dahulu
86 beberapa menit sebelum dikonsumsi.
Ketika berenang di danau atau
sungai, harus diperingatkan untuk
tidak menelan air.

Semua buah dan sayuran harus


dibersihkan menyeluruh dengan air
yang bersih (air rebusan, saringan,
atau olahan) sebelum dikonsumsi.
Limbah manusia atau hewan yang
tidak diolah tidak dapat digunakan
sebagai pupuk pada buah-buahan
dan sayuran. Semua daging dan
makanan laut harus dimasak. Hanya
produk susu dan jus yang dipasteu-
risasi yang boleh dikonsumsi.

Wabah EHEC terakhir berhubungan


dengan meminum jus apel yang tidak
dipasteurisasi yang dibuat dari apel
terkontaminasi, setelah jatuh dan
terkena kotoran ternak.

Diare Akut Pada Dewasa


Vaksinasi cukup menjanjikan dalam
mencegah diare infeksius, tetapi 87
efektivitas dan ketersediaan vaksin
sangat terbatas. Pada saat ini, vaksin
yang tersedia adalah untuk kolera,
dan demam tipoid. Vaksin kolera
parenteral kini tidak begitu efektif
dan tidak direkomendasikan untuk
digunakan. Vaksin oral kolera
terbaru lebih efektif, dan durasi
imunitasnya lebih panjang. Vaksin
tifoid parenteral yang lama hanya 70
% efektif dan sering memberikan
efek samping. Vaksin parenteral
terbaru juga melindungi 70 %, tetapi
hanya memerlukan 1 dosis dan
memberikan efek samping yang lebih
sedikit. Vaksin tipoid oral telah
tersedia, hanya diperlukan 1 kapsul
setiap dua hari selama 4 kali dan
memberikan efikasi yang mirip
dengan dua vaksin lainnya.

Diare Akut Pada Dewasa


KESIMPULAN
88

D iare akut pada orang dewasa


banyak ditemukan di klinik dalam
praktek sehari-hari. Salah satu
etiologinya adalah infeksi yang dapat
disebabkan oleh berbagai organisme
seperti virus, bakteri, protozoa, dan
cacing.

Pemahaman tentang patofisiologi


diare akut dapat mengarahkan kita
untuk mencari dan mengetahui
etiologi dan memberikan terapi yang
sesuai.

Terapi simtomatik sebagai tambahan


terhadap terapi kausal kadang
diperlukan untuk mengurangi
keluhan penderita yang mengganggu
aktifitas sehari-hari akibat diare
akut.

Diare Akut Pada Dewasa


Kepustakaan
89
Ciesla WP, Guerrant RL. Infectious
Diarrhea. In: Wilson WR, Drew
WL, Henry NK, et al editors.
Current Diagnosis and
Treatment in Infectious Disease.
New York: Lange Medical Books,
2003. 225 - 68.

Dinas Kesehatan Kota Medan : Data


Survailens Diare Subdin P2P
Tahun 2006.

Goldfinger SE : Constipation,
Diarrhea, and Disturbances of
Anorectal Function, In :
Braunwald, E, Isselbacher, K.J,
Petersdorf, R.G, Wilson, J.D,
Martin, J.B, Fauci AS (Eds) :
Harrison’s Principles of Internal
Medicine, 11th Ed. McGraw-Hill
Book Company, New York, 1987,
177 – 80.

Diare Akut Pada Dewasa


Goroll AH, Mulley AG : Acute and
90 Traveler’s Diarrheas, In :
Primary Care Medicine, 4th ed.
Lippincort Eilliams &

Wilkin, A Walter Kluwer Company,


Philadepihia, 2000 Bookmark
URL: /das/book/view/24549268/
920/1.html/top

Guerrant R, Thomas VG, Ted S et al.


Practical Guideline for
Management of Infectious
Diarrhea. Clinical Infectious
Diarrhea 2001;32: 331-50

Guerrant RL, Gilder TV, Steiner TS, et


al. Practice Guidelines for the
Management of Infectious
Diarrhea. Clinical Infectious
Diseases 2001;32:331-51.

Guerrant RL. Infectious Diarrhea. In:


Wilson WR, Drew WL, Henry NK,
et al editors. Current

Diare Akut Pada Dewasa


Ilnyckyj A : Clinical Evaluation and
Management of Acute Infectious 91
Diarrhea in Adult,
Gastroenterology Clinics,
Volume 30, No.3, WB Saunders
Company, September 2001.

Isaulauri E. Probiotics for Infectious


Diarrhoea. Gut 2003; 52: 436-7.

Joan B, Stephen C. Acute Infectious


Diarrheal Diseases and Bacterial
Food Poisoning. In : Dennis K,
Anthony F, Longo D et al.
Harrison’s Principle of Internal
Medicine, Vol 1, 16th edition,
McGraw-Hill, New York, 2005.
p.754-9

Jones ACC, Farthing MJG.


Management of infectious
diarrhoea. Gut 2004; 53:296-
305.

Kolopaking MS. Penatalaksanaan


Muntah dan Diare akut. Dalam:

Diare Akut Pada Dewasa


Alwi I, Bawazier LA, Kolopaking
92 MS, Syam AF, Gustaviani, editor.
Prosiding Simposium
Penatalaksanaan Kedaruratan di
Bidang Ilmu penyakit Dalam II.
Jakarta: Pusat Informasi dan
Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit
Dalam FK UI, 2002. 52-70.

Lung E, Acute Diarrheal Disease. In:


Friedman SL, McQuaid KR,
Grendell JH, editors. Current
Diagnosis and Treatment in
nd
Gastroenterology. 2 edition.
New York: Lange Medical Books,
2003. 131 - 50.

Nelwan RHH. Penatalaksanaan Diare


Dewasa di Milenium Baru.
Dalam: Setiati S, Alwi I, Kasjmir
YI, dkk, Editor. Current
Diagnosis and Treatment in
Internal Medicine 2001. Jakarta:
Pusat Informasi Penerbitan

Diare Akut Pada Dewasa


Bagian Penyakit Dalam FK UI,
2001. 49-56. 93

Pitisuttithum P : Acute Dysentry,


DTM&H Course 2002, Faculty of
Tropical Medicine, Mahidol
University, Bangkok, Thailand.

Procop GW, Cockerill F. Enteritis


Caused by Escherichia coli &
Shigella & Salmonella Species.
In: Wilson WR, Drew WL, Henry
NK,et al, Editors. Current
Diagnosis and Treatment in
Infectious Disease, New York:
Lange Medical Books, 2003. 584
- 66.

Procop GW, Cockerill F. Vibrio &


Campylobacter. In: Wilson WR,
Drew WL, Henry NK, et al,
Editors. Current Diagnosis and
Treatment in Infectious Disease,
New York: Lange Medical Books,
2003. 603 - 13.

Diare Akut Pada Dewasa


Rani HAA. Masalah Dalam
94 Penatalaksanaan Diare Akut
pada Orang Dewasa. Dalam:
Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI, dkk,
Editor. Current Diagnosis and
Treatment in Internal Medicine
2002. Jakarta: Pusat Informasi
Penerbitan Bagian Penyakit
Dalam FK UI, 2002. 49-56.

Schiller LR : Diarrhea, Medical Clinics


of North America, Vol.84, No.5,
September 2000.

Setiawan, B: Diare Akut Karena


Infeksi. Dalam: Sudoyo A,
Setiohadi B, Idrus A, Simadibrata
M , Setiati S : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV,
Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI,
Jakarta, 2006. h,1794-8

Sirivichayakul C: Acute Diarrhea in


Children, In : Tropical Pediatrics
for DTM&H 2002, Faculty of

Diare Akut Pada Dewasa


Tropical Medicine, Mahidol
Univesity, Bangkok, Thailand,1- 95
13.

Soewondo ES. Penatalaksanaan diare


akut akibat infeksi (Infectious
Diarrhoea). Dalam : Suharto,
Hadi U, Nasronudin, editor. Seri
Penyakit Tropik Infeksi
Perkembangan Terkini Dalam
Pengelolaan Beberapa penyakit
Tropik Infeksi. Surabaya:
Airlangga University Press,
2002. 34 – 40.

Suthisarnsuntorn U: Bacteria Causing


Diarrheal Diseases & Food
Poisoning, DTM&H Course 2002,
Faculty of Tropical Medicine,
Mahidol University, Bangkok,
Thailand.

Tantivanich S: Viruses Causing


Diarrhea, DTM&H Course 2002,
Faculty of Tropical Medicine,

Diare Akut Pada Dewasa


Mahidol University, Bangkok,
96 Thailand.

Thielman N, Guerrant R. Acute


Infectious Diarrhea, N Engl J
Med 2004; 35 : 38-47

Thielman NM, Guerrant RL. Acute


Infectious Diarrhea. N Engl J
Med 2004;350:1: 38-47.

Tjaniadi P, Lesmana M, Subekti D, et


al. Antimicrobial Resistance of
Bacterial Pathogens Associated
with Diarrheal Patiens in
Indonesia. Am J Trop Med Hyg
2003; 68(6): 666-10.

Turgeon DK, Fritsche, T.R :


Laboratory Approachs to
Infectious Diarrhea,
Gastroenterology Clinics,
Volume 30, No.3, WB Saunders
Company, September 2001.

Diare Akut Pada Dewasa


Wingate D, Phillips SP, Lewis SJ, et al
: Guidelines for adults on self- 97
medication for the treatment of
acute diarrhoea, Aliment
Pharmacol Ther, 2001: 15;771-
82.

Zein, U. Gastroenteritis Akut pada


Dewasa. Dalam: Tarigan P,
Sihombing M, Marpaung B, Dairy
LB, Siregar GA, Editor. Buku
Naskah Lengkap Gastroenterologi-
Hepatologi Update 2003. Medan:
Divisi Gastroentero-hepatologi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK
USU, 2003. 67-79.

*****

Diare Akut Pada Dewasa

Anda mungkin juga menyukai