Anda di halaman 1dari 9

13.

Format Jurnal

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEBERHASILAN TOILET


TRAINING PADA ANAK USIATODDLER (18-36 BULAN) DI
PUSKESMASRAWAT INAP SUKARAJA BANDAR LAMPUNG

Ika Artini1, Asri Mutiara Putri2, Nina Herlina3, Vidia Aulia Alpian4
1
Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
2
Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
3
Departemen Anak Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
4
Program Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

[email korespondensi:Chaniagovidi@gmail.com]

ABSTRAK

Latar Belakang: Toilet training adalah usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dalam melakukan buang air kecil atau buang air besar.
Keberhasilan toilet training tidak hanya dipengaruhi dari kemampuan fisik,
psikologis, dan emosi anak itu sendiri tetapi juga oleh pola asuh orang tua yang
diterapkan pada anak.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak
usia toddler (18-36 bulan). Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectioonal. Sampel
penelitian adalah 94 orang tua yang memiliki anak usia toddler (18-36 bulan) di
Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Bandar Lampung. Data penelitian diperoleh
menggunakan skala pola asuh dan skala keberhasilan toilet training. Analisis
data menggunakan chi-square. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar responden menerapkan pola asuh demokratis dan sudah
berhasil melaksanakan toilet training. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara
pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak usia toddler.
Kata Kunci : Pola Asuh, Toilet Training, Anak Usia Toddler

Kepustakaan :36 (2009-2019)

ABSTRACT

Background: Toilet training is an effort to train children to be able to control in


doing urination or defecation. The success of toilet training is not only influenced
by the physical, psychological, and emotional abilities of the child itself but also
by the parenting patterns applied to the child.Objective:This study aims to find
out If there is a relationship between Parenting Patterns With Successful Toilet
Training In Children Aged Toddlers (18-36 months). Research Method: This
study uses quantitative research method with cross sectioonal approach. The
study sample was 94 parents who had children aged toddlers (18-36 months) at
the Sukaraja Hospital Health Center in Bandar Lampung. The research data was
obtained using the scale of foster patterns and the success scale of toilet training
Analyze data using chi-square. Results: The results showed that most
respondents applied democratic parenting patterns and had successfully carried
out toilet training. Conclusion: There is a relationship between parenting
patterns and successful toilet training in toddlers.
Keywords: Parenting Patterns, toilet training, Toddler Age Children
Litteature: 36(2009-2019)
PENDAHULUAN BAK dan BAB kepada orangtua.
(Magdalena and Melly, 2019)
Toilet training merupakan Toilet training merupakan
suatu usaha untuk melatih anak proses pengajaran pada anak untuk
supaya mampu mengontrol dan mengontrol buang air besar (bowel)
melakukan buang air kecil (BAK) dan dan buang air kecil (bladder) serta
buang air besar (BAB) di toilet (Afni, penggunaan kamar mandi sebagai
2017). Toilet training merupakan tempatnya. Beberapa anak mencapai
salah satu tugas utama anak pada kontrol buang air kecil atau kontrol
usiatoddler. Anak usiatoddler harus buang air besar lebih awal pada usia
mampu mengenali rasa untuk 18 sampai 24 bulan akan tetapi toilet
mengeluarkan dan menahan serta trainingharus dimulai ketika anak
mampu mengkomunikasikan sensasi telah memperhatikan tanda kesiapan
sehingga
pelatihan buang air besar biasanya dan Anak Dinas Kesehatan Lampung
dilakukan pada saat anak berumur 2- tahun 2017, belum ada data spesifik
3 tahun, sedangkan pelatihan buang mengompol pada anak di Lampung,
air kecil dapat dilakukan pada usia 3- akan tetapi berdasarkan hasil
4 tahun. Dikarenakan kontrol buang prasurvey pada tanggal 25 februari
air besar sering kali lebih cepat 2015 di Desa Bandung Baru Barat
dikuasai daripada kontrol buang kecil Kecamatan Adiluwih Kabupaten
sehingga pada kenyataannya akan Pringsewu, terdapat 111 ibu yang
lebih sering dijumpai permasalahan memiliki usia toddler (1-3 tahun),
buang air kecil dari pada buang air yaitu merupakan usia yang tepat
besar (Stephanie, 2014). pada ibu untuk melakukan toilet
Berdasarkan Badan Statistik training pada anak. Berdasarkan
Amerika Serikat jumlah wawancara bebas terhadap ibu yang
penduduk dunia pada Januari 2018 memiliki anak usia toddler (1-3
mencapai 7,53 miliar jiwa. Dari tahun ) dari 96 ibu yang memiliki
jumlah tersebut, terbanyak anak usia 1-3 tahun terdapat 18 ibu
merupakan anak berusia 0-4 tahun, diantaranya kurang mengetahui
yakni mencapai 662 juta jiwa atau tentang toilet training, hal ini terlihat
sekitar 8,7% dari total populasi, saat anak hendak BAB ibu tidak
diikuti usia 5-9 tahun dan 10-14 mengarahkan anak untuk melepas
tahun. Sementara yang berusia di pakaiannya sendiri dan menuju ke
atas 100 tahun mencapai 500 ribu kamar kecil, kemudian ibu memarahi
jiwa atau sekitar 0,01% dari populasi. anak saat anak BAK dan BAB dicelana
Di sebagian negara asia tenggara (Suririnah, 2010).
terdapat 15% anak balita tetap Menurut penelitian yang
mengompol dan sekitar 1,3% anak dilakukan Sartini 2016 hasil
laki-laki serta 0,3% untuk anak wawancara dengan 10 orang tua
perempuan (Indanah, 2014). siswa TK Wulele Sanggula II yang
Menurut Survei Kesehatan anaknya masih ngompol ditempat
Rumah Tangga (SKRT) nasional tahun tidur pada malam hari memiliki pola
2016, di Indonesia diperkirakan asuh yang berbeda-beda. 3 orang tua
jumlah balita yang susah mengontrol mengajarkan disiplin dan
BAB dan BAK (enuresis) di usia dini mengajarkan anaknya ke toilet
sampai pra sekolah mencapai 75 juta dengan tegas, 2 orang tua yang tidak
anak. Berdasarkan data yang memaksakan anaknya untuk
diperoleh dari bagian Kesehatan Ibu melakukan toileting secara mandiri
dengan alasan anaknya masih kecil, Firdaus anak yang masih
dan 5 orang tua lainnya menyatakan smenggunakan pampers berjumlah 42
kadang-kadang melakukan siswa. Berdasarkan penelitian yang
pengajaran dan dengan disiplin dan dilakukan Sherly dan Rini (2017)
kadang- kadang juga tidak karena menyatakan bahwa, sebagian besar
kesibukan bekerja di luar rumah. Hal responden tidak berhasil
ini menunjukan bahwa pola asuh melaksanakan toilet training
orang tua dapat mempengaruhi dikarenakan lebih banyak orangtua
kemandirian anak dalam melakukan yang tidak memiliki pengetahuan
toilet trainig, karena pada usia anak mengenai toilet training pada anak
prasekolah yaitu 1-3 tahun adalah usia 1-3 tahun, pengasuhan akan
usia anak yang tepat untuk mempengaruhi proses pola asuh toilet
kemandirian anak dimana anak sudah training yang diterapkan oleh orang
bisa menangkap keinginan orang tua. tua terutama ibu (Vermita et al,
Namun pada kenyataannya, orang tua 2017).
tidak melatih anaknya untuk Berdasarkan latar belakang di
melakukan kemandirian toilet trainig atas peneliti tertarik mengetahui
(Soedjiningsih, 2014). hubungan pola asuh orang tua
Enuresis merupakan istilah dengan kemampuan toilet training
yang digunakan untuk anak dengan pada anak usiatoddler (18-36 bulan)
kebiasaan mengompol atau di Puskesmas rawat inap Sukaraja
pengeluaran urine tanpa sengaja atau Bandar Lampung.
tanpa terkendali.Berdasarkan hasil
studi yang dilakukan Armawati 2011 METODE
didapatkan kejadian enuresis 10%
dari 60 anak yang seharusnya mampu Penelitian ini merupakan
mengontrol buang air secara mandiri survey analiti dengan rancangan
tetapi mengalami permasalahan cross sectional. Sampel penelitian
dengantoilet trainingnya. Hal ini adalah 94 orang tua anak usia toddler
kemungkinan dilatar belakangi oleh di wilayah kerja Puskesmas Rawat
pola asuh orang tua yang berbeda Inap Sukaraja Bandar Lampung,
dan faktor-faktor yang mempengaruhi dengan karakteristik yaitu orang tua
pola asuh antara lain sosial ekonomi, yang memiliki anak usia Toddler (18-
tingkat pendidikan, urutan anak 36 Bulan), dapat berkomunikasi
dalam keluarga, nilai-nilai atau dengan baik dan bersedia untuk
kebudayaan yang dianut, kesiapan menjadi responden dengan
orang tua dalam melatih anak serta menandatangani informed consen.
faktor-faktor yang terdapat pada diri Orang tua dengan anak yang memiliki
anak antara lain kesiapan fisik, gangguan sistem urinaria (sindrome
kesiapan mental, kesiapan intelektual nefrotik, infeksi saluran kemih,
(Armawati, 2011). kelainan kongenital seperti DM tipe I,
Menurut Slavin (dalam CKD, dll), termasuk anak
Hidayat, 2013) pola asuh orang tua berkebutuhan khusus, dan atau
merupakan pola perilaku interaksi sedang mendapat terapi dari sistem
yang digunakan orang tua untuk urinaria seperti obat-obatan diuretik
berhubungan dengan anak yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.
meliputi mendidik, membimbing, Penelitian ini menggunakan skala pola
mendisiplinkan, dan melindungi anak asuh yang dirancang oleh peneliti dan
sampai mencapai kedewasaan sesuai sudah teruji validitas (r =0,932) dan
dengan norma-norma yang ada di reliabilitasnya (α = 0,932). Untuk
dalam masyarakat. Berdasarkan variabel keberhasilan toilet training
survey pendahuluan di PAUD KB Al- juga digunakan alat ukur yang
disusun oleh peneliti dan sudah teruji
validitas (r =0,866) dan reliabilitasnya (α = 0,904). Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan chi square.
HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Karakteristik Responden

a. Distribusi Frekuensi KarakteristikResponden


Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Variabel Jumlah P
Pendidikan
Sarjana 42 44.7%
SMA 30 31.9%
SMP 18 19.1%
SD 3 3.2%
Tidak Sekolah 1 1.1%

Total 94 100%
Usia
18-24 bulan 33 35.1%
25-36 bulan 61 64.9%

Total 94 100%
Pekerjaan Orang Tua
Bekerja 61 64.9%
Tidak Bekerja 33 35.1%

Total 94 100%

Berdasarkan tabel 4.1 di


atas di dapatkan hasil yaitu sebagian
besar berpendidikan sarjana yaitu
sebanyak 42 responden (44.7%).
Sebagian besar juga memiliki anak
usia 25-36 bulan yaitu sebanyak 61
anak (64.9%). Serta orang tua yang
bekerja sebanyak 61 responden (64.9
%).
b.

c. Pola Asuh Orang Tua


Tabel2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pola Asuh Orang TuaDi Wilayah Kerja
Puskesmas SukarajaBandarLampung pada Tahun 2021

Pola asuh orang tua Jumlah P


Demokratis 52 55,3%
Otoriter 23 24,5%
Permissive 19 20,2%
Jumlah 94 100%

orang tua anak usia toddler yang


Berdasarkan table2 menerapkan pola asuh otoriter yaitu
menunjukan bahwa sebagian sejumlah 23 orang tua (24,5 %), dan
besarorangtua anak usia toddler orang tua anak usia toddler yang
menerapkan pola asuh demokratis menerapkan pola asuh permissive
yaitu sejumlah 52 orang tua (55,3%), yaitu sejumlah 19 orang tua (20,2
%).

d. Toilet Training
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Keberhasilan Toilet TrainingWilayah Kerja
Puskesmas SukarajaBandarLampung Pada Tahun 2021
Keberhasilan Toilet Jumla P
Training h
Berhasil 63 67.0%
Tidak Berhasil 31 33.0%
Jumlah 94 100%

Berdasarkan table 3
menunjukan sebagian besar
anak usia toddler (18-36 bulan)
sebanyak 63 (67.0%) sudah
berhasil melakukan toilet
training dan sebanyak 31
(33.0%) anak yang masih
belum berhasil melakukan toilet
traing.
Tabel 4Tabulasi Silang Distribusi Frekuensi Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Keberhasilan Toilet TrainingPada
Anak Usia Toddler (18-36bulan) Di Puskesmas Rawat
Inap Sukaraja Bandar Lampung

Toilet
Training
Tidak Berhasil Total ORCI P-
Berhasil (95%) Val
ue
Pola Asuh

N % N % N %
Demokratis 9 9,57 43 45,74 52 48.88 - 0.002

Permissive 1 12,76 11 11,70 23 21.62


2
Otoriter 1 10.63 9 9,57 19 17.88
0
demokratis 9 responden (9.57%),
Berdasarkan table 4 di atas pola asuh permissve 12 responden
tampak bahwa pola asuh (12.76%) dan pola asuh otoriter
demokratis memiliki keberhasilan 10 responden (10.63%) tidak
toilet training sebesar 43 berhasil dalam toilet training. Hasil
responden (45,74%), pola asuh uji static dengan Chi Square
permissive11 responden (9.57%) diperoleh p=0.002 (p<0.05) yang
dan pola asuh otoriter 9 responden berarti terdapat hubungan antara
(11.70%), . Sedangkan orang tua pola asuh orang tua terhadap
yang menerapkan pola asuh keberhasilan toilet training pada
anak usiatoddler.

PEMBAHASAN Dan penelitian yang di lakukan oleh


Ni Kadek Win(2018), tentang
Pola Asuh Orang tua Hubungan Antara Pola Asuh Orang
Berdasarkan Tabel 2 distribusi Tua Dengan Kemampuan Toilet
frekuensihasil penelitian Training Anak Usia Prasekolah di
menunjukkan bahwa paling banyak Banjar Kutuh Kelod Ubud,
orang tua di wilayah kerja menerapkan pola asuh demokratis
puskesmas Sukaraja Bandar yaitu sebanyak 24 responden (40%).
Lampung menerapkan pola asuh Pola asuh demokratis
demokratis sebanyak 52 responden dapatditunjukkandariorang
(55,3%). Hasil penelitian ini sejalan tuayangselalu memberikan
dengan penelitian yang dilakukan perhatian dankasihsayang terhadap
oleh Eka Sarofah Ningsih(2018), anak, memberikan kebebasan anak
tentang Hubungan Pola Asuh Orang namun tetap mengontrolnya dengan
Tua Dengan Tingkat Keberhasilan baik
Toilet Training Pada Anak Usia 18-36 sehinggaanakkedepannyalebihmandi
Bulan di Desa Tanjung Kecamatan ri.Haltersebut sesuai dengan
Lamongan Kabupaten Lamongan, pendapat Santrock(2009) bahwa
menerapkan pola asuh demokratis orang tua yang demokratis akan
sebanyak 24 responden (55,8%). mendorong anaknya untuk mandiri
namun orang tua tetap memegang ToiletTraining
kendali anak. Dari table 4 di atas tampak
Tabel 3menjelaskan bahwa bahwa responden yang menerapkan
sebagian besar anak usia toddler pola asuh demokratis memiliki
(18-36 bulan) sebanyak 63 anak keberhasilan toilet training sebesar
(67.0%) sudah berhasil 43 responden (45,74%), pola asuh
melakukan toilet training dan permissive11 responden (9.57%)
sebanyak 31 anak (33,0%) yang dan pola asuh otoriter 9 responden
masih belum berhasil dalam (11.70%), . Sedangkan orang tua
melakukan toilet training.Hasil yang menerapkan pola asuh
penelitian ini sejalan dengan demokratis 9 responden (9.57%),
penelitian yang dilakukan olehEka pola asuh permissve 12 responden
Sarofah Ningsih(2018), tentang (12.76%) dan pola asuh otoriter 10
Hubungan Pola Asuh Orang Tua responden (10.63%) tidak berhasil
Dengan Tingkat Keberhasilan Toilet dalam toilet training. Hasil uji
Training Pada Anak Usia 18-36 statistik dengan Chi Square di
Bulan di Desa Tanjung Kecamatan peroleh p=0.002 (p<0.005) yang
Lamongan Kabupaten Lamongan, berarti terdapat hubungan signifikan
bahwa dari 43 responden 21 anak antara pola asuh orang tua dengan
yang bisa melakukan toilet training keberhasilan toilet training pada
dan di dominasi ibu yang anak usia toddler dan Ha diterima.
menerapkan pola asuh demokratis
sebanyak 21 ibu. Sedangkan anak Hasil penelitian ini relavan
yang kurang bisa melakukan toilet dengan penelitian yang dilakukan oleh
training sebanyak 8 anak dan Arum Karunia Sari (2018), tentang
didominasi oleh ibu yang Hubungan Pola Asuh Orang Tua
menerapkan pola asuh permisif Dengan Keberhasilan Toilet Training
sebanyak 8 ibu. Dan penelitian Pada Anak Usia 2-4 tahun di Paud
yang dilakukan olehMei Terpadu ‘Aisyah Nur’aini Yogyakarta.
Muhartati(2015) tentang Hubungan Dengan di dapatkan hasil uji statistik
Pola Asuh Orang tua Dengan chi-square dengan nilaip = 0,003 (p
Keberhasilan Toilet Training Pada < 0,05).Sehingga dapat disimpulkan
Anak Prasekolah di TK Ngestarini bahwa hipotesis diterima.Hasil
Tempel Sleman Yogyakarta, bahwa penelitian ini menunjukan terdapat
responden yang menerapkan pola hubungan pola asuh orang tua
asuh demokratis memiliki dengan keberhasilan toilet training.
keberhasilan toilet training sebesar Relavan dengan penelitian yang
35 responden (50%). dilakukan oleh Ganesthy
Megaswara(2015) tentang Hubungan
Dari hasil penelitian ini dapat Pola Asuh Orang Tua Dengan
disimpulkan bahwa keberhasilan Keberhasilan Toilet Training Pada
toilet training dapat dicapai apabila Anak Prasekolah di TK Ngestari
orang tua menerapkan pola asuh Tempel Sleman Yogyakarta diperoleh
demokratis.Orang tua yang bahwa hasil uji statistik chi-square
demokratis dalam pelatihan toilet didapatkan nilai signifikan p = 0,003
training kemungkinan besar jauh (p < 0,05). Sehingga dapat
dari tindakan kekerasan sehingga disimpulkan bahwa hipotesis
anak lebih siap untuk toilet training diterima.Hasil penelitian ini
dan keberhasilan yang dicapai juga menunjukan terdapat hubungan pola
lebih maksimal. asuh orang tua dengan keberhasilan
toilet training.
a. Hubungan Pola Asuh
Orang Tua terhadap Keberhasilan
Dari table 3 di atas diketahui a. Sebagian besar
bahwa keberhasilan toilet training responden sudah berhasil
dapat dicapai apabila orang tua melaksanakan toilet training
menerapkan pola asuh demokratis. (67%).
Orang tua yang demokratis dalam
pelatihan toilet training kemungkinan b. Sebagian besar
besar jauh dari tindakan kekerasan responden menerapkan pola asuh
sehingga anak lebih siap untuk toilet demokratis (55.3%).
training dan keberhasilan yang dicapai
juga lebih maksimal. Orang tua yang c. Ada hubungan antara
permisif akan mendorong anak pola asuh dengan keberhasilan
menjadi kurang percaya diri dalam toilet training.
pelatihan toilet training. Sedangkan SARAN
pola asuh otoriter menyebabkan anak
akan takut melakukan toilet training Bagi Puskesmas Sukaraja Bandar
karena jika anak melakukan Lampung Diharapkan selalu
kesalahan maka orang tua akan memberikan pembinaan terhadap ibu
memberikan hukuman. yang mempunyai anak usiatoddler
(18-36 bulan) untuk melatih anaknya
Dalam penelitian ini pola asuh dalam toilet training dan penerapan
orang tua sangat berperan terutama pola asuh yang tepat agar
ibu dalam keberhasilan toilet meningkatkan tingkat keberhasilan
training.Hal ini sesuai yang toilet training. Bagi Institusi
dinyatakan oleh Supartini (2015) Pendidikan. Diharapkan dapat
yaitu peran orang tua khususnya ibu menambah literatur dan referensi
sangat dibutuhkan dalam toilet mengenai penelitian yang terkait
training.Keterlibatan ayah juga dengan berhubungan pola asuh orang
berperan dalam keberhasilan toilet tua terhadap keberhasilan toilet
training.Keterlibatan ayah lebih training pada anak usiatoddler.Bagi
diartikan pada tercapainya Orang Tua. Penelitian ini di harapkan
keseimbangan antara kedua orang dapat menambah pengetahuan
tua dalam memenuhi kebutuhan tentang toilet training serta pola asuh
anak.sikap atau pola asuh orang tua orang tua dalam menerapkan praktek
yang memberikan hukuman akan toilet training. Bagi Peneliti
sering menimbulkan perasaan yang Selanjutnya Diharapkan dapat
tidak nyaman dan akan menyebabkan mengambil data secara langsung agar
kegagalan toilet training. Sebaliknya dapat lebih akurat dengan tetap
ketika orang tua menerapkan pola mematuhi protokol kesehatan yang
asuh demokratis maka keberhasilan ada.
toilet training akan menimbulkan
dampak baik dan membentuk anak
menjadi disiplin dan mandiri DAFTAR PUSTAKA
(Supartini ,2015).
Afni, N. 2017.Hubungan Pola Asuh
Kesimpulan Orang Tua Dengan Keberhasilan
Berdasarkan penelitian Toilet Training Pada Anak Usia
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Pra Sekolah Di Paud Al-Hijrah Di
Terhadap Keberhasilan Toilet Training Wilayan Kerja Puskesmas
pada Anak Usia Toddler (18-36 Bulan) Ladongi Jaya Kabupaten Kolaka
di Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Timur.
Bandar Lampung dan didapat total
sampel 94 orang, dapat disimpulkan Ela, ela., Yuliwar, Roni., Dewi, Novita.
sebagai berikut 2017. Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Dengan Keberhasilan Septian Andriyani, Devita Viatika, D.
Toilet Training Pada Anak Usia D. 2016. Hubungan Antara
Toddler di Rw 02 Rw 06 Pengetahuan Dengan Sikap Ibu
Kelurahan Tlogomas Malang. Tentang Toilet Training Pada
Anak Usia 1-3 Tahun Di
Fitrianingsih, N. 2013. Pengaruh pola Posyandu Dahlia B Wilayah
asuh orangtua dan intensitas Kerja Puskesmas Cibeber
penggunaan diapers terhadap Kelurahan Cibeber Kota Cimahi.
tingkat kesiapan toilet training
pada anak usia toddler di little Simbolon, L. N.2020.Parenting Tanpa
care. STIKES Surya Global Galau.Edited by L. Irawati.
Yogyakarta, Magister Jakarta: Kompas Gramedia.
Kedokteran Keluarga Universitas
Soetjiningsih. 2014. Tumbuh
Sebelas Maret, Surakarta.
Kembang Anak. Jakarta: EGC
Hidayat, A., 2012. Pengantar Ilmu
Stepnanie, S. 2014.Gale Enclopedia
Keperawatan Anak 1. Salemba
Of Children’s Health
Medika: Jakarta
Supartini, Y. 2015. Buku Ajar Konsep
Megaswara, G., & Muhartati, M.
Dasar Keperawatan
(2015).Hubungan Pola Asuh
Anak.Jakarta : ECG.
Orang Tua Dengan Keberhasilan
Toilet Training Pada Anak Suririnah.2010. Buku Pintar Merawat
Prasekolah Di Tk Ngestirini Anak danBalita. Jakarta:
Tempel Sleman Yogyakarta Gramedia.
(Doctoral dissertation,
STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).

Magdalena, M. and Melly, M.


2019.Relationship of Parent’s
Knowledge About Toilet Training
with the Ability of 1 - 5 Years
Agency in Conducting Toilet
Training in the Ibnu Sina Kids,
Pekanbaru City.

Notoatmodjo, S., 2010.Metodologi


penelitian kesehatan.

Oktaviari, N. K. W., Dewi, N. L. M. A.,


Astini, P. S. N., & Widayati,
K.2018. Hubungan Antara Pola
Asuh Orang Tua Dengan
Kemampuan Toilet Training
Anak Usia Pra Sekolah Di Banjar
Kutuh Kelod Ubud. Jurnal
Kesehatan Medika Udayana,
4(01), 29-37.

Santrock, John W. 2009.


Perkembangan Anak edisi 11.
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai