Anda di halaman 1dari 46

PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PENGADAAN TANAH

UNTUK PEMBANGUNAN JALAN

MODUL 5
PENGADAAN TANAH SKALA KECIL

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN, DAN
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH

BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Modul-modul pada Diklat Perencanaan dan Persiapan Pengadaan Tanah untuk
pembangunan Jalan ini menguraikan metode yang harus digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pengadaan tanah untuk jalan yang
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga dan Dinas PU Bina Marga di
Provinsi/Kabupaten/Kota ataupun dinas/instansi lain yang terkait dengan
pekerjaan pengadaan tanah untuk jalan.
Dalam pelatihan ini akan disampaikan modul V, yaitu Pengadaan tanah Skala Kecil.
Modul ini akan menjelaskan tentang prosedur pengadaan tanah yang memiliki
luas kurang dari 5 Ha atau biasa juga disebut dengan pengadaan tanah berskala
kecil.
Keseluruhan modul saling berkaitan dari pengertian dasar perundangan, kebijakan
pengadaan tanah perencanaan fisik jaringan jalan, Perencanaan skala besar
maupun skala kecil, perencanaan Dokumen, Data Dokumen, dan perencanaan
Anggaran untuk pengadaan tanah.
Pada intinya Pendidikan dan pelatihan Pengadaan Tanah untuk Jalan ini adalah
untuk meningkatkan kompetensi SDM dalam penyelenggaraan Pengadaan Tanah
untuk Jalan guna membantu percepatan pembangunan jalan di Indonesia.
Semoga modul pelatihan ini bermanfaat untuk peningkatan kualitas dan
kompetensi SDM di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum baik di Pusat
maupun Daerah.
Kritik dan saran untuk perbaikan serta penyempurnaan modul ini, akan kami
terima dengan tangan terbuka.

Bandung, Agustus 2017


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan,
Perumahan, Pemukiman dan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .................................................................... vi
1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Deskripsi Singkat ............................................................................... 1
1.3 Standar Kompetensi .......................................................................... 1
1.4 Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok .................................................. 1
1.5 Estimasi Waktu ................................................................................. 2
2. KEGIATAN BELAJAR I PENGADAAN TANAH SKALA KECIL ............................. 3
2.1. Dasar Hukum Pelaksanaan Pengadaan Tanah Skala Kecil ..................... 3
2.2. Istilah dan Definisi ............................................................................. 4
2.3. Dasar dasar dalam pengadaan tanah .................................................. 8
2.4. Kebijakan Pengadaan Tanah Skala Kecil. ............................................ 9
2.5. Rangkuman .................................................................................... 11
2.6. Latihan ........................................................................................... 12
3. KEGIATAN BELAJAR II PELAKSANAAN KEGIATAN PENGADAAN TANAH SKALA
KECIL ........................................................................................................13
3.1 Pelaksana Kegiatan Pengadaan Skala kecil ........................................ 13
3.2 Data-data pelaksanaan Pengadaan dengan skala kecil ....................... 13
3.3 Penyediaan Anggaran ...................................................................... 15
3.4 Sumber Anggaran ........................................................................... 18
3.5 Standar Biaya .................................................................................. 19
3.5.1 Biaya Biaya Operasional dan Biaya Pendukung untuk Kegiatan
pada Tahapan pelaksanaan dan Penyerahan Hasil ................... 19
3.5.2 Struktur dan Besaran Honorarium ........................................... 20
3.5.3 Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak............................... 21
3.5.4 Pengelolaan Anggaran .............................................................. 22
3.6 Penyiapan Data Perencanaan Pengadaan tanah ................................ 22
3.6.1 Maksud dan tujuan rencana pembangunan. ............................ 22

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 ii


3.6.2 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah. ......................... 23
3.6.3 Letak tanah. .............................................................................. 23
3.6.4 Luas tanah yang dibutuhkan ..................................................... 23
3.6.5 Gambaran umum status tanah ................................................. 23
3.6.6 Perkiraan waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah. .................... 25
3.6.7 Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan. .............. 25
3.6.8 Perkiraan nilai tanah. ................................................................ 25
3.6.9 Rencana penganggaran. ........................................................... 25
3.7 Koordinasi Dengan kepala Daerah Kabupaten/Kota Lokasi Rencana
Pembangunan Jalan ........................................................................ 26
3.8 Penilaian Ganti Kerugian ................................................................. 26
3.8.1 Menetapkan Penilai Ganti Kerugian /Penilai Publik ................. 26
3.8.2 Melaksanakan Penilaian Ganti Kerugian .................................. 27
3.9 Musyawarah besaran dan bentuk Ganti Kerugian ............................. 28
3.9.1 Mengundang Pihak yang Berhak .............................................. 28
3.9.2 Melaksanakan musyawarah Ganti Kerugian ............................. 28
3.9.3 Proses kesepakatan besaran dan bentuk Ganti Kerugian ......... 28
3.10 Pelepasan Objek Pengadaan Tanah .................................................. 29
3.10.1 Menyiapkan surat pernyataan pelepasan/penyerahan objek .. 29
3.10.2 Menarik tanda bukti penguasaan pemilikan tanah .................. 29
3.11 Pemutusan hubungan hukum Pihak yang Berhak dengan Objek
Pengadaan Tanah ........................................................................... 30
3.12 Pendokumentasian Pengadaan Tanah .............................................. 31
3.12.1 Mengumpulkan, mengelompokan, mengolah,menyimpan data
................................................................................................. 31
3.12.2 Menyimpan, mendokumentasi dan mengarsipkan data .......... 31
3.13 Penyerahan Hasil pengadaan Tanah ................................................. 32
3.14 Rangkuman .................................................................................... 34
3.15 Latihan ........................................................................................... 36
PENUTUP .........................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................38
GLOSARIUM.....................................................................................................39

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 iii


DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Perhitungan Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung Pada Tahapan
Pelaksanaan Dan Penyerahan Hasil....................................................... 20

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 iv


DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ........................................ 21
Gambar 3. 2 Petunjuk Pengisisan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak ........ 22

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 v


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Petunjuk penggunaan modul ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta
pelatihan dalam memahami materi yang berkaitan tentang pengadaaan tanah
Skala Kecil. Oleh karena itu, sebaiknya peserta pelatihan memperhatikan petunjuk
berikut ini:
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini, sampai anda mempunyai
gambaran kompetensi yang harus dicapai, dan ruang lingkup modul ini.
2. Baca dengan cermat bagian demi bagian, dan tandailah konsep-konsep
pentingnya.
3. Segeralah membuat rangkuman tentang hal-hal esensial yang terkandung
dalam modul ini.
4. Untuk meningkatkan pemahaman anda tentang isi modul ini, tangkaplah
konsep-konsep penting dengan cara membuat pemetaan keterhubungan
antara konsep yang satu dengan konsep lainnya.
5. Untuk memperluas wawasan anda, bacalah sumber-sumber lain yang relevan
baik berupa kebijakan maupun subtansi bahan ajar dari media cetak maupun
dari media elektronik.
6. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman anda tentang isi modul
ini, cobalah untuk menjawab soal-soal latihan secara mandiri, kemudian lihat
kunci jawabannya.
7. Apabila ada hal-hal yang kurang dipahami, diskusikanlah dengan teman
sejawat atau catat untuk bahan diskusi pada saat tutorial.
8. Peserta membaca dengan seksama setiap sub materi pokok dan bandingkan
dengan pengalaman anda yang dialami di lapangan.
9. Jawablah pertanyaan dan latihan, apabila belum dapat menjawab dengan
sempurna, hendaknya anda latihan mengulang kembali materi yang belum
dikuasai.
10. Buatlah rangkuman, buatlah latihan dan diskusikan dengan sesama peserta
untuk memperdalam materi.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 vi


1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Didalam memasuki era globalisasi sangat diperlukan peningkatan kualitas
sumber daya manusia agar mampu berkompetisi dalam persaingan global.
Hal ini mengisyaratkan kepada kita bahwa peningkatan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap perilaku aparatur harus menjadi prioritas utama.
Salah satu upaya yang dianggap strategis dalam peningkatan
professionalisme Pegawai Negeri Sipil adalah melalui Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai (Diklat) dengan judul : DIKLAT PERENCANAAN DAN
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN.
Dengan demikian para pegawai negeri sipil diharapkan mampu memberikan
pelayanan prima kepada masyarakat.
Pendidikan dan Pelatihan teknis ini diselenggarakan bagi para PNS dengan
standar kompetensi pejabat fungsional Ahli Muda bidang jalan dan
jembatan tingkat dasar.
Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan bekal kemampuan tentang
pengetahuan, ketrampilan dan perilaku (sikap) dalam penyelenggaraan
penanganan jalan dan jembatan sesuai dengan tugas pokok jabatan
fungsional teknik jalan dan jembatan.

1.2 Deskripsi Singkat


Mata diklat ini membekali pengetahuan dan pemahaman pada peserta
tentang pengadaan tanah Skala Kecil. Pelatihan ini menggunakan metode
pembelajaran ekspositori, dan diskusi .

1.3 Standar Kompetensi


Setelah selesai mengikuti pembelajaran mata diklat ini diharapkan peserta
Mampu memahami dan mengidentifikasi mekanisme pengadaan tanah
Skala Kecil.

1.4 Materi Pokok Dan Sub Materi Pokok


1. Pengadaan Tanah Skala Kecil
a. Dasar Hukum Pelaksanaan Pengadaan Tanah Skala Kecil
b. Istilah dan Definisi
c. Dasar-dasar dalam Pengadaan Tanah
d. Kebijakan Pengadaan Tanah Skala Kecil

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 1


2. Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Tanah Skala Kecil
a. Pelaksana Kegiatan Pengadaan Skala Kecil
b. Data-data Pelaksanaan Pengadaan dengan Skala Kecil
c. Penyediaan Anggaran
d. Sumber Anggaran
e. Standar Biaya
f. Penyiapan Data Perencanaan Pengadaan Tanah
g. Koordinasi dengan Kepala Daerah Kabupaten/Kota Lokasi Rencana
Pembangunan Jalan

1.5 Estimasi Waktu


Waktu yang diperlukan dalam mata pelatihan ini adalah 5 JP (Jam Pelajaran)

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 2


2. KEGIATAN BELAJAR I PENGADAAN TANAH
SKALA KECIL

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR HASIL BELAJAR


Kompetensi yang akan dicapai dalam pembahasan materi pokok I ini adalah
diharapkan mampu mengidentifikasi pengadaan tanah Skala Kecil. Untuk
mengukur ketercapaian kompetensi dasar yang diinginkan maka dirumuskanlah ke
dalam indikator pembelajaran sebagai berikut:
1. Mampu mengidentifikasi dasar-dasar hukum pengadaan tanah Skala Kecil.
2. Mampu menjelaskan kebijakan pengadaan tanah Skala Kecil.

URAIAN MATERI
Dalam rangka percepatan dan efektivitas penyelenggaraan pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum, maka pengadaan tanah dengan luasan
Skala Kecil ini merupakan kegiatan yang saat ini banyak dilakukan khususnya di
lingkungan Kementrian Pekerjaan Umum dan PUPR. Pengadaan tanah dengan
maksimal 5 ha saat ini termasuk dalam kategori pengadaan tanah dengan skala
Kecil. Sehubungan dengan kegiatan pengadaan tersebut maka diperlukan adanya
informasi atau langkah langkah pelaksanaan pengadaan tanah dibawah 5 hektar.

2.1. Dasar Hukum Pelaksanaan Pengadaan Tanah Skala Kecil


Dasar Hukum Perencanaan anggaran Pengadaan Tanah untuk Pembangunan
bagi Kepentingan Umum dilandasi pada ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagai berikut:
 Undang Undang No 2 Tahun 2012, tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Pasal 52 s/d 54
 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang perubahan Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah
 Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2016 tentang Pajak Penghasilan atas
penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dana atau bangunan dan

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 3


perjanjian pengikatan jual beli atas tanah dana atau bangunan beserta
perubahannya.
 Peraturan Presiden No 71 Tahun 2012, tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Pasal 116 s/d pasal 121, jo
Peraturan Presiden No 40 Tahun 2014, pasal 121. Jo. Peraturan Presiden
No. 148, pasal 121.
 Peraturan Presiden No. 148 Tahun 2015 tentang perubahan ke-empat atas
Perpres 71 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum
 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI. No 5 Tahun 2012, Pasal
50 s/d pasal 52 tentang Petunjuk Teknis Pengadaan Tanah, Peraturan
Kepala Badan Pertanahan Nasional RI. No 6 Tahun 2015.
 Peraturan Menteri Dalam Negeri No 72 Tahun 2012 tentang Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah
 Peraturan Menteri Keuangan No 13 Tahun 2013, jo. Peraturan Menteri
Keuangan No 10 Tahun 2016, tentang Biaya Operasional dan Biaya
Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara
 Peraturan Menteri Keuangan, tentang Standar Biaya Masukan.
 Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 3061/2.1/VII/2016,
Ketentuan pengelolaan biaya Satgas A dan Satgas B dalam rangka
pengadaan Tanah untuk kepentingan Umum
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah.

2.2. Istilah dan Definisi


Istilah dan definisi yang sering digunakan dalam pengadaan tanah
merupakan hasil rujukan terhadap ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam peraturan perundang-undangan yang ada, dengan rincian sebagai
berikut:
 Instansi adalah lembaga negara, kementerian dan lembaga pemerintah
non-kementerian, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 4


Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapat
penugasan khusus Pemerintah [Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012].
 Instansi yang memerlukan tanah adalah lembaga negara, kementerian,
lembaga pemerintah non-kementerian, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik
Negara yang mendapat penugasan khusus Pemerintah atau Badan Usaha
yang mendapatkan kuasa berdasarkan perjanjian dari lembaga negara,
kementerian,lembaga pemerintah non-kementerian, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten/kota, dan Badan Hukum Milik Negara/Badan Usaha
Milik Negara yang mendapat penugasan khusus Pemerintah dalam rangka
penyediaan infrastruktur untuk kepentingan umum [Perpres 30 Tahun
2015].
 Pengadaan Tanah adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara
memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak
[Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012].
 Pihak yang Berhak adalah pihak yang menguasai atau memiliki objek
pengadaan tanah [Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012].
 Objek Pengadaan Tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah,
bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah, atau lainnya
yang dapat dinilai [Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012].
 Hak atas Tanah adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria dan hak lain yang akan ditetapkan dengan undang-undang
[Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012].
 Kepentingan Umum adalah kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat
yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesar-besarnya
untuk kemakmuran rakyat [Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012].
 Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari negara yang kewenangan
pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya [Undang-
undang Nomor 2 Tahun 2012].
 Pelepasan Hak adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum dari pihak
yang berhak kepada Negara melalui Lembaga Pertanahan [Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2012]. Disisi lain disebutkan Palepasan atau penyerahan
hak atas tanah melepaskan hubungan hukum antara pemegang hak atas
tanah dengan tanah yang dikuasainya dengan memberikan ganti kerugian
atas dasar musyawarah [Perpres Nomor 71 Tahun 2012]. Dapat
dibandingkan juga dengan Peraturan Presiden yang diperbaharui,

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 5


Pelepasan hak adalah kegiatan pemutusan hubungan hukum dari Pihak
yang Berhak kepada negara melalui BPN [Perpres Nomor 30 Tahun 2015].
 Ganti Kerugian adalah penggantian yang layak dan adil kepada pihak yang
berhak dalam proses pengadaan tanah [Undang-undang Nomor 2 Tahun
2012].
 Penilai Pertanahan, yang selanjutnya disebut Penilai, adalah orang
perseorangan yang melakukan penilaian secara independen dan
profesional yang telah mendapat izin praktik penilaian dari Menteri
Keuangan dan telah mendapat lisensi dari Lembaga Pertanahan untuk
menghitung nilai/harga objek pengadaan tanah [Undang-undang Nomor 2
Tahun 2012]. Menurut Peraturan Presiden, Penilai Pertanahan yang
selanjutnya disebut Penilai, adalah orang perseorangan yang melakukan
penilaian secara independendan profesional yang telah mendapat izin
praktik penilaian dari Menteri Keuangan dan telah mendapat lisensi dari
BPN untuk menghitung nilai/harga Objek Pengadaan Tanah [Perpres
Nomor 30 Tahun 2015].
 Penilai Publik adalah penilai yang telah memperoleh izin dari Menteri
Keuangan untuk memberikan jasa penilaian [Perpres Nomor 30 Tahun
2015].
 Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 [Perpres Nomor 30 Tahun 2015].
 Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau wali kota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
[Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012].
 Lembaga Pertanahan adalah Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia, lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertanahan [Undang-undang Nomor 2 Tahun
2012].
 Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi yang selanjutnya
disebut Kantor Wilayah BPN adalah BPN di Provinsi yang dipimpin oleh
Kepala Kantor Wilayah BPN yang berada di bawah dan bertanggungjawab
langsung kepada Kepala BPN [Perpres Nomor 30 Tahun 2015].
 Kantor Pertanahan adalah BPN di Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh
Kepala Kantor Pertanahan yang berada dibawah dan bertanggungjawab

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 6


kepada Kepala BPN melalui Kepala Kantor Wilayah BPN [Perpres Nomor 30
Tahun 2015].
 Satuan Tugas adalah satuan yang dibentuk oleh Badan Pertanahan Nasional
untuk membantu pelaksanaan Pengadaan Tanah [Perpres Nomor 30 Tahun
2015].
 Ruang atas tanah dan bawah tanah adalah ruang yang ada dibawah
permukaan bumi dan/atau ruang yang ada diatas permukaan bumi sekedar
diperlukan untuk kepentingan yang langsung berhubungan dengan
penggunaan tanah [Perpres Nomor 30 Tahun 2015].
 Ganti kerugian penggantian atas nilai tanah berikut bangunan, tanaman
dan/atau benda-benda yang terkait dengan tanah sebagai akibat
pelepasan atau penyerahan hak atas tanah. [Perpres Nomor 71 Tahun
2012].
 Musyawarah proses atau kegiatan saling mendengar dengan sikap saling
menerima pendapat dan keinginan yang didasarkan atas kesukarelaan
antara pihak pemegang hak atas tanah dan pihak yang memerlukan tanah,
guna memperoleh kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti
kerugian [Perpres Nomor 71 Tahun 2012].
 Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang
memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam
strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta
keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa
kini dan generasi masa depan [Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009].
 Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut
Amdal, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan [Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009].
 Analisis Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Andal,
adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting
suatu rencana Usaha dan/atau Kegiatan [Peraturan Pemerintah Nomor 27
Tahun 2012].
 Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan
hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan [Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2009].

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 7


2.3. Dasar dasar dalam pengadaan tanah
Pengadaan tanah harus dilaksanakan sesuai dengan dasar sebagai berikut:
 Asas Kemanusiaan, pengadaan tanah harus memberikan perlindungan
serta menghormati terhadap hak asasi manusia, harkat, dan martabat
setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.
 Asas keadilan, kepada masyarakat yang terkena dampak diberi ganti
kerugian yang dapat memulihkan kondisi sosial ekonomisnya, minimal
setara dengan keadaan semula, dengan memperhitungkan kerugian
terhadap faktor fisik maupun nonfisik.
 Asas kemanfaatan, pengadaan tanah diharapkan mendatangkan
dampak positif bagi pihak yang memerlukan tanah, masyarakat yang
terkena dampak dan masyarakat luas. Manfaat dari hasil kegiatan
pembangunan itu harus dapat dirasakan oleh masyarakat sebagai
keseluruhan.
 Asas kepastian, pengadaan tanah dilakukan menurut tata cara yang
diatur dalam peraturan perundang-undangan sehingga para pihak
mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.
 Asas keterbukaan, dalam proses pengadaan tanah, masyarakat yang
terkena dampak berhak memperoleh informasi tentang proyek dan
dampaknya, kebijakan ganti kerugian, jadwal pembangunan, rencana
pemukiman kembali dan lokasi pengganti bila ada, dan hak masyarakat
untuk mencapai keberatan.
 Asas kesepakatan, yakni seluruh kegiatan pengadaan tanah dan
Pemegang Hak Atas Tanah dilakukan berdasarkan kesepakatan antara
pihak yang memerlukan tanah dengan Pemegang Hak Atas Tanah.
Kegiatan fisik pembangunan baru dapat dilaksanakan bila telah terjadi
kesepakatan antara para pihak dan ganti kerugian telah diserahkan.
 Asas keikutsertaan/ partisipasi, peran serta seluruh pemangku
kepentingan dalam setiap tahap pengadaan tanah (perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi) diperlukan agar menimbulkan rasa ikut memiliki
dan dapat meminimalkan penolakan masyarakat terhadap kegiatan
yang bersangkutan.
 Asas Kesejahteraan, bahwa pengadaan tanah untuk pembangunan
dapat memberikan nilai tambah bagi kelangsungan kehidupan pihak
yang berhak dan masyarakat secara luas.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 8


 Asas keberlanjutan, kegiatan pembangunan dapat berlangsung secara
terus-menerus, berkesinambungan, untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
 Asas keselarasan, bahwa Pengadaan Tanah untuk pembangunan dapat
seimbang dan sejalan dengan kepentingan Masyarakat dan Negara.

2.4. Kebijakan Pengadaan Tanah Skala Kecil.


Pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk pengadaan tanah
Skala Kecil sering disebut dengan pengadaan tanah dengan skala kecil,
pengadaan tanah ini dapat dilakukan secara langsung tanpa melalui
tahapan-tahapan penyelenggaraan pengadaan tanah yang terdapat pada
UU Nomor 2 Tahun 2012 dengan cara jual beli atau tukar menukar atau cara
lain yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Tahapan-tahapan penyelenggaraan pengadaan tanah yang dimaksud
tersebut terdapat di dalam Pasal 13 UU Nomor 2 Tahun 2012 jo Pasal 2
Perpres Nomor 71 Tahun 2012 yaitu:
 Perencanaan,
 Persiapan,
 Pelaksanaan dan
 Penyerahan hasil.

Dalam pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan


umum dengan pengadaan Skala Kecil, maka Instansi yang membutuhkan
tanah dapat langsung melakukan transaksi membebaskan tanah dengan
cara yang disepakati oleh pihak instansi dan pihak yang berhak. Kebijakan
untuk tidak menggunakan panitia pengadaan tersebut tertuang dalam Bab
VII , pasal 121 Perpres Nomor 71 tahun 2012 :
“Dalamjrangka efisiensi dan efektifitas,”pengadaan tanah untuk
Kepentingan Umum yang memiliki luas tidak lebih dari 1 (satu)
hektar, dapat dilakukan secaraulangsung oleh Instansi yang
memerlukan tanah dengan pemegang hak atas tanah, dengan
cara jual beli atau tukar menukar”atau cara lain yang disepakati
oleh kedua belah pihak.” 1

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 9


Pada tahun 2014, setelah diundangkannya Perpres Nomor 40 Tahun 2014
terdapat berubahan pada Pasal 121 sebagai berikut :
“Dalam rangka efisiensi dan”efektifitas, pengadaan tanah untuk
KepentingannUmum yang luasnya tidak lebih dari 5 (lima)
hektar, dapatndilakukan langsung oleh Instansi yang memerlukan
tanah dengan”para pemegang hak atas tanah, dengan cara jual
beliiatau tukar menukar atau cara lain yang disepakati
keduaabelah pihak.
Dalam Pasal 121, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 148 Tahun
2015 Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum di jelaskan bahwa :

 Dalam rangka efisiensi dan efektifitas, pengadaan tanah untuk kepentingan


umum yang luasnya tidak lebih dari 5 (lima) hektar, dapat dilakukan
langsung oleh instansi yang memerlukan tanah dengan pihak yang berhak.
 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang luasnya tidak lebih dari 5
(lima) hektar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan
tata ruang wilayah.
 Pengadaan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak memerlukan penetapan lokasi.
 Penilaian tanah dalam rangka pengadaan tanah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Instansi yang memerlukan tanah menggunakan hasil
penilaian jasa penilai.”
Bila disimak isi dari pasal 121 yang belum diubah dan sesudah diubah
terdapat kata “dapat” yaitu pengadaan tanah dalam skala kecil dapat
dilakukan secara langsung yang bermakna boleh dilakukan dan boleh tidak
dilakukan.

Dalam Petunjuk tehnis pengadaan tanah di dalam Perkaban Nomor 5 Tahun


2012 pada BAB VI Pengadaan Tanah Skala Kecil, tertuang sebagai berikut:
Pasal 53 ayat (1) : menyatakan bahwa “Dalam rangka efisiensi dan
efektifitas, pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum yang luasnya tidak
lebih dari 1 (satu) hektar, dapat dilakukan langsung oleh Instansi yang
memerlukan tanah dengan Pihak yang Berhak, dengan cara jual beli atau
tukar menukar atau cara lain yang disepakati kedua belah pihak.”

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 10


Pasal 53 ayat (2) : menyatakan bahwa, “Pengadaan Tanah untuk
kepentingan umum yang luasnya tidak lebih dari 1 (satu) hektar, merupakan
satu hamparan dan satu tahun anggaran.” (catatan : Ketentuan satu tahun
anggaran ini telah dihapus oleh Pasal 58 Perpres 148 Tahun 2015 tentang
Perubahan ke-empat Perpres 71 tahun 2012)
Pasal 53 ayat (3) : menyatakan bahwa, “Pengadaan tanah yang dilakukan
langsung, dapat dilakukan tanpa melalui tahapan penyelenggaraan
pengadaan tanah yang diatur dalam UU Nomor 2 Tahun 2012, dan
peraturan pelaksanaannya.
Pasal 53 ayat (4) : menyatakan bahwa, “Instansi yang memerlukan tanah
dapat menggunakan hasil penilaian jasa penilai dalam menentukan nilai jual
beli atau tukar menukar atau cara lain yang disepakati kedua belah pihak.”
Pasal 53 ayat (5) : menyatakan bahwa, “Pengadaan tanah, dilaksanakan
sesuai dengan tata ruang wilayah.”
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang, No 6 tahun 2015 tentang
perubahan atas peraturan kepala Badan Pertanahan Nasional No. 5 Tahun
2012, telah menghapus pasal 53 ayat 2, tetapi didalam pelaksanaannya
pengadaan tanah dengan skala kecil sebaiknya diselesaikan dengan 1
(satu) kali anggaran karena untuk menghindari berbagai permasalahan
dengan tertundanya kegiatan.

2.5. Rangkuman
Dasar-dasar dalam pengadaan tanah adalah Asas Kemanusiaan, Asas
Keadilan, Asas Kemanfaatan, Asas Kepastian, Asas Keterbukaan, Asas
Kesepakatan, Asas Keikutsertaan/partisipasi, Asas Kesejahteraan, Asas
Keberlanjutan dan Asas Keselarasan.
Berdasarkan pasal 13 UU nomor 2 Tahun 2012 jo pasal 2, dalam proses
pengadaan tanah terdapat 4 tahapan, yaitu:
 Perencanaan;
 Persiapan;
 Pelaksanaan;
 Penyerahan hasil.
Berdasarkan Ketentuan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 11


Umum menjelaskan bahwa, “Dalam rangka efisiensi dan efektifitas,
pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum yang luasnya tidak lebih dari 5
Hektar, dapat dilakukan oleh instansi yang memerlukan tanah dengan para
pemegang hak atas tanah, dengan cara jual beli atau tukar-menukar atau
cara lain yang disepakati kedua belah pihak. Dengan ketentuan sebagaimana
tercantum dalam Pasal 121, Perpres RI nomor 148 tahun 2015 tentang
Perubahan keempat atas peraturan Presiden nomor 71 tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk kepentingan
umum yaitu harus sesuai dengan tata ruang wilayah, tidak memerlukan
penetapan lokasi, instansi yang memerlukan tanah menggunakan hasil
penilaian jasa penilai.
Dan dalam pelaksanaan pengadaan tanah dengan skala kecil sebaiknya
diselesaikan dalam 1 Tahun anggaran untuk menghindari permasalahan
karena tertundanya kegiatan.

2.6. Latihan
1. Sebutkan dasar hukum pengadaan tanah !
2. Jelaskan perubahan kebijakan dalam pengadaan tanah Skala Kecil?

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 12


3. KEGIATAN BELAJAR II PELAKSANAAN
KEGIATAN PENGADAAN TANAH SKALA
KECIL

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR HASIL BELAJAR


Kompetensi yang akan dicapai dalam pembahasan materi pokok ke-II ini adalah
diharapkan mampu memahami mekanisme pelaksanaan pengadaan tanah dengan
skala kecil. Untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar yang diinginkan maka
dirumuskanlah ke dalam indikator pembelajaran sebagai berikut:
1. Mampu mengidentifikasi data-data yang diperlukan dalam pelaksanaan
kegiatan pengadaan tanah Skala Kecil
2. Mampu menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengadaan tanah skala kecil

URAIAN MATERI
3.1 Pelaksana Kegiatan Pengadaan Skala kecil
Untuk melaksanakan kegiatan pengadaan skala kecil, tidak dibutuhkan
Panitia seperti yang terdapat pada pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah
diatas 5 Ha. Instansi yang memerlukan tanah dapat membentuk Tim
Pengadaan Tanah dengan Keputusan Satker atau PPK yang melaksanakan
kegiatan pengadaan tanah. Sebagai Anggota Tim dapat melibatkan unsur
dari Kantor Pertanahan setempat, Dinas yang membidangi keciptakaryaan
dan Dinas Pertanian

3.2 Data-data pelaksanaan Pengadaan dengan skala kecil


Dalam pengadaan tanah dengan skala kecil harus dilengkapi Data
perencanaan Pengadaan Tanah yang memuat:
 Maksud dan tujuan rencana pembangunan, menguraikan maksud dan
tujuan pembangunan yang direncanakan serta manfaat bagi
pembangunan untuk kepentingan umum;
 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana
Pembangunan Nasional dan Daerah; menguraikan kesesuaian rencana
lokasi pembangunan dengan rencana tata ruang wilayah dan prioritas
pembangunan

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 13


 Letak tanah; menguraikan wilayah administrasi desa/kelurahan,
kecamatan. Kabupaten/kota dan provinsi letak lokasi rencana
pembangunan
 Luas tanah yang dibutuhkan, menguraikan perkiraan luas, disertai sket
atau denah
 Gambaran umum status tanah; menguraikan data awal mengenai
penguasaan pemilikan tanah
 Perkiraan waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah; yang dirinci untuk
masing-masing tahapan pelaksanaan disertai workschedule, karena
pelaksanaan dengan skala kecil sebaiknya dilakukan dengan 1 kali
anggaran ( untuk menghindari permasalahan permasalahan dalam
pelaksanaannnya)
 Perkiraan nilai tanah dan rencana penganggaran. Menguraikan perkiraan
nilai Ganti Kerugian meliputi tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah,
bangunan, tanaman, benda yang berkaitan dengan tanah dan/atau
kerugian lain yang dapat dinilai.
 Kegiatan Pengadaan Tanah Dengan Skala Kecil (<5.00 Ha) dilakukan
dengan cara a.l :
- Pendataan Pemilik yang Berhak oleh Tim Pengadaan Tanah yang
dibentuk oleh Satker/PPK
- Sosialisasi atau Pemberitahuan Rencana Pembangunan Kepada
Pemilik yang Berhak
- Pematokan Lokasi Rencana Pembangunan
- Pengajuan Permohonan Pengukuran ke Kantor BPN setempat
- Pelaksanaan Inventarisasi Bangunan dan Tanaman oleh Tim
Pengadaan Tanah
- Pengadaan Apraisal untuk menilai Harga ganti Rugi
- Musyawarah Bentuk dan Besarnya Ganti Rugi oleh Tim Pengadaan
Tanah
- Pelepasan hak dan Pembayaran Ganti Rugi kepada Pemilik yang
berhak (catatan : Pelepasan hak sebaiknya dilakukan di hadapan
Kepala Kantor Pertanahan setempat atau Camat sebagai PPAT
Sementara dan bila tidak bersedia dapat menggunakan jasa
Notaris/PPAT)
- Pengajuan Pemecahan Sertifikat (spitzing) Sertifikasi berupa Sertifikat
Hak Pakai a.n Kementerian PUPR cq Ditjen Bina Marga

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 14


3.3 Penyediaan Anggaran
Biaya yang diperlukan untuk Pelaksanaan Pengadaan Tanah Skala Kecil, a.l :
 Biaya Honorarium Tim termasuk Biaya ATK dan Perjalanan Dinas
 Biaya Pematokan
 Biaya Pengukuran
 Biaya Apraisal
 Biaya Ganti Rugi Tanah
 Biaya Materai, Splitzing dan Sertifikasi
 Biaya Sosialisasi
 Dan lain-lain dalam rangka perolehan tanah untuk kepentingan umum

Pengadaan Tanah dengan Skala Kecil, dengan mempertimbangkan kondisi


sosial dan lingkungan Rencana Lokasi Pembangunan, sesuai dengan
ketentuannya dapat juga dilakukan melalui 4 Tahapan Pengadaan Tanah
untuk memberikan kepastian Perolehan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
Pendanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
dengan skala kecil yang dilakukan oleh Instansi yang memerlukan tanah,
melalui 4 tahapan pengadaan tanah dituangkan dalam dokumen
penganggaran, sesuai peraturan perundang-undangan. Alokasi dana untuk
penyelenggaraan Pengadaan Tanah, terdiri dari :
 Biaya Ganti Kerugian,
 Biaya operasional dan
 Biaya pendukung untuk kegiatan:
 perencanaan,
 persiapan,
 pelaksanaan,
 penyerahan hasil,
 administrasi dan pengelolaan serta
 sosialisasi.
3.3.1 Biaya Perencanaan
Biaya yang disediakan untuk perencanaan pengadaan tanah sesuai
dengan kegiatan:
 Penelitian dan analisa terhadap rencana pembangunan dengan
tata ruang, prioritas pembangunan, rencana pembangunan

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 15


jangka menengah, rencana strategis, dan rencana kerja
pemerintah;
 Koordinasi dengan instansi teknis terkait;
 Membuat analisa rencana pembangunan;
 Melakukan kajian teknis dengan instansi terkait;
 Melakukan kajian oleh lembaga profesional;
 Merumuskan rencana pengadaan tanah;
 Melakukan dan menganalisa maksud dan tujuan serta rencana
pembangunan;
 Merumuskan hasil kajian yang menguraikan maksud dan tujuan
rencana pembangunan;
 Mendata objek dan subjek atas rencana lokasi pengadaan
tanah;
 Menentukan kepastian letak, status tanah dan luas tanah yang
diperlukan;
 Memperhitungkan jangka waktu yang diperlukan untuk proses
pengadaan tanah, karena pengadaan skala kecil untuk 1 tahun
anggaran.
 Melakukan analisa, waktu yang diperlukan termasuk tahapan
pengadaan tanah meliputi:
 Persiapan pelaksanaan pengadaan tanah;
 Pelaksanaan pengadaan tanah;
 Penyerahan hasil pengadaan tanah;
 Melakukan kegiatan survei/sosial, kelayakan lokasi, termasuk
kemampuan pengadaan tanah dan dampak yang akan terkena
rencana pembangunan;
 Melakukan studi budaya masyarakat, politik, keagamaan,
budaya, dan kajian amdal;
 Melakukan perhitungan ganti rugi ruang atas tanah dan bawah
tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan
dengan tanah;
 Menyusun rencana kebutuhan biaya dan sumber;
 Melakukan perhitungan alokasi anggaran meliputi
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, penyerahan hasil,
administrasi, pengelolaan, sosialisasi;
 Melakukan perhitungan dan analisis biaya yang diperlukan;
 Melakukan analisa dan manfaat pembangunan.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 16


3.3.2 Biaya Persiapan
Biaya yang disediakan untuk persiapan pengadaan tanah sesuai
dengan kegiatan yang dilaksanakan Tim Persiapan, meliputi:
 Pemberitahuan rencana pembangunan;
 Pendataan awal lokasi;
 Konsultasi publik/konsultasi publik ulang;
3.3.3 Biaya Pelaksanaan
Biaya yang disediakan untuk pelaksanaan pengadaan tanah sesuai
dengan kegiatan yang dilaksanakan Tim Pelaksana Pengadaan
Tanah, meliputi:
 penyiapan pelaksanaan;
 Pemberitahuan kepada pihak yang berhak;
 inventarisasi dan identifikasi aspek fisik dan aspek yuridis;
 Publikasi hasil inventarisasi dan identifikasi serta daftar nominatif;
 Menilai dan membuat berita acara penilaian;
 musyawarah penetapan bentuk ganti kerugian;
 pemberian ganti kerugian;
 pemberian ganti kerugian dalam keadaan khusus;
 pelepasan objek pengadaan tanah;
 pemutusan hubungan hukum antara pihak yang berhak dengan
objek pengadaan tanah; dan
 pendokumentasian peta bidang, daftar nominatif dan data
administrasi pengadaan tanah.
3.3.4 Biaya Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah
Biaya yang disediakan dalam rangka penyerahan hasil Pengadaan
Tanah meliputi biaya untuk kegiatan :
 Penyerahan hasil pengadaan tanah;
 Pemantauan dan evaluasi; dan
 Sertifikasi Hak Atas tanah.
3.3.5 Biaya Administrasi dan Pengelolaan
Kegiatan administrasi dan pengelolaan yang dapat dibiayai meliputi
biaya administrasi dan pengelolaan untuk mendukung tertib
administrasi dan tertib pengelolaan dalam pelaksanaan pengadaan
tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 17


3.3.6 Biaya Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi yang dapat dibiayai meliputi biaya pelaksanaan
sosialisasi atau tatap muka mengenai rencana pembangunan yang
dilakukan oleh Tim Persiapan baik secara langsung maupun tidak
langsung baik melalui media cetak maupun media elektronik.

3.4 Sumber Anggaran


Terdapat tiga hal dalam pengaturan pendanaan Pengadaan Tanah, yaitu:
Pertama, sumber anggaran Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum dibebankan pada APBN dan/atau APBD. Dalam hal
Pengadaan Tanah dilakukan oleh BUMN/BUMD yang mendapatkan
penugasan khusus, pendanaan bersumber dari internal perusahaan atau
sumber lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penugasan
khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kedua, adanya jaminan alokasi pendanaan meliputi anggaran:
 perencanaan
 persiapan
 pelaksanaan
 penyerahan hasil
 administrasi dan pengelolaan dan
 sosialisasi
Ketiga, pengaturan biaya operasional dan biaya pendukung:
 Biaya operasional dan biaya pendukung yang berasal dari APBN diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan.
 Biaya operasional dan biaya pendukung yang berasal dari APBD diatur
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.
 Biaya operasional dan biaya pendukung pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan oleh Badan
Hukum Milik Negara/Badan Usaha Milik Negara yang mendapatkan
penugasan khusus, mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 18


3.5 Standar Biaya
Ketentuan tentang standar biaya Pengadaan Tanah mengacu pada Lampiran
II dan Lampiran III Peraturan Menteri Keuangan No 13/PMK.02/2013 jo
Peraturan Menteri Keuangan No 10/PMK.02/2016 Tentang Biaya
Operasional dan Biaya Pendukung penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang bersumber dari APBN.
Peraturan Menteri Keuangan, tentang Standar Biaya Masukan.
Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 3061/2.1/VII/2016,
Ketentuan pengelolaan biaya Satgas A dan Satgas B dalam rangka pengadaan
Tanah untuk kepentingan Umum.
Penetapan standar harga satuan untuk biaya operasional dan biaya
pendukung dengan memperhatikan satuan biaya yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan serta mempedomani biaya tarif penerimaan negara
bukan pajak sesuai peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan.

3.5.1. Biaya Biaya Operasional dan Biaya Pendukung untuk Kegiatan pada
Tahapan pelaksanaan dan Penyerahan Hasil
Biaya Operasional dan Biaya Pendukung untuk Kegiatan pada
Tahapan pelaksanaan dan Penyerahan Hasil mengacu pada
ketentuan Lampiran II Peraturan Menteri Keuangan No
13/PMK.02/2013, yang telah diperbaharui dengan Peraturan
Menteri Keuangan No 10/PMK.02/2016, Ditentukan berdasarkan
perhitungan dimulai dari 4 % (empat persen) untuk nilai Ganti
Kerugian tanah sampai dengan atau setara dengan Rp 10 000 000
000,- (sepuluh milyar rupiah) pertama dan selanjutnya dengan
prosentase menurun sebagai berikut:

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 19


Tabel 3. 1 Perhitungan Biaya Operasional Dan Biaya Pendukung Pada
Tahapan Pelaksanaan Dan Penyerahan Hasil

Biaya-biaya yang berkaitan dengan Biaya Operasional dan Biaya


pendukung dalam rangka kegiatan pada tahapan penyerahan hasil
antara lain untuk :
 Honorarium,
 Pengadaan bahan,
 Alat tulis kantor,
 Cetak/stensil,fotokopi/penggandaan,
 Rapat, sidang-sidang yang berkaitan dengan proses pengadaan
tanah,
 Biaya keamanan,
 Penunjang musyawarah,
 Sosialisasi,
 Biaya perjalanan dinas dalam rangka penyelenggaraan
Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum.
3.5.2. Struktur dan Besaran Honorarium
Peraturan Menteri Keuangan, tentang Standar Biaya Masukan
(BSM).
Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang No.
3061/2.1/VII/2016, Ketentuan pengelolaan biaya Satgas A dan
Satgas B dalam rangka pengadaan Tanah untuk kepentingan Umum.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 20


3.5.3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Operasional dan Biaya
Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan
Bagi Kepentingan umum pada lokasi tertentu diperkenankan
menggunakan jenis satuan biaya di luar standar biaya yang
ditetapkan/disetujui oleh Menteri Keuangan. Untuk itu, harus
membuat Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak dengan format
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Menteri
Keuangan No 13/PMK.02/2013.
Penggunaan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak dikecualikan
untuk honorarium dan/atau fasilitas yang menambah penghasilan
dengan mempertimbangkan prinsip kewajaran, kepatutan, efisiensi
dan efektifitas.Bentuk SPTJM sebagaimana format berikut :

Gambar 3. 1 Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 21


Gambar 3.2 Petunjuk Pengisisan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak

3.5.4. Pengelolaan Anggaran


Biaya operasional dan biaya pendukung dikelola secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis,
transparan dan akuntabel
Biaya operasional dan biaya pendukung dianggarkan ke dalam
program dan kegiatan, kelompok belanja langsung yang diuraikan
sesuai jenis, obyek dan rincian obyek belanja berkenaan. Kode
rekening penganggaran biaya operasional dan biaya pendukung
tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pelaksanaan dan pertanggungjawaban biaya operasional dan biaya
pendukung berpedoman pada peraturan perundang-undangan di
bidang pengelolaan keuangan pusat dan daerah.

3.6 Penyiapan Data Perencanaan Pengadaan tanah


Mengacu pada Perpres no. 71 tahun 2012 tentang pengadaan tanah,
substansi data perencanaan secara umum berisi:
3.6.1 Maksud dan tujuan rencana pembangunan.
Maksud dan tujuan rencana pembangunan adalah menguraikan
maksud dan tujuan pembangunan yang direncanakan dan manfaat
pembangunan untuk kepentingan umum.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 22


3.6.2 Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
Rencana Pembangunan Nasional dan Daerah.
Menguraikan kesesuaian rencana lokasi Pengadaan Tanah dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
yang menyatakan bahwa instansi yang memerlukan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum didasarkan atas:
 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
 Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi; dan/atau
 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Dan Prioritas
Pembangunan.
3.6.3 Letak tanah.
Menguraikan wilayah administrasi kelurahan/desa atau nama lain,
Kecamatan, Kabupaten/Kota, dan Provinsi, tempat lokasi
pembangunan yang direncanakan.

3.6.4 Luas tanah yang dibutuhkan


Dilakukan dengan cara menguraikan perkiraan luas tanah yang
diperlukan pengadaan tanah untuk pembangunan jalan.
3.6.5 Gambaran umum status tanah
Dengan cara menguraikan data awal mengenai penguasaan dan
pemilikan atas tanah. Sesuai Pasal 4 jo. Pasal 16 jo. Pasal 53 jo. PP
40/1996 dan PP 41/1996 jo. Negara memberikan berbagai jenis hal
atas tanah yang terdiri dari:
1. Hak individual yang bersifat perdata
Hak individual yang bersifat perdata terdiri dari
a. Hak primer yaitu hak yang langsung diberikan oleh negara
kepada pemegang haknya yang meliputi:
 Hak Milik yang merupakan hak terkuat dan terpenuh dan
bisa dimiliki turun temurun tanpa ada batas waktu
berakhirnya. Diatasnya bisa dibebani oleh hak-hak
sekunder yang lebih rendah seperti HGB, HGU, Hak Pakai,
Hak Sewa dan Hak Numpang karang.
 Hak Guna Bangunan (HGB) adalah hak yang diberikan oleh
negara untuk dapat mendirikan bangunan di atas tanah-
tanah yang dikuasai oleh negara untuk jangka waktu
tertentu yaitu maksimal 30 tahun dan dapat diperpanjang

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 23


selama 20 tahun. Jika sudah lewat pengguna hak ini dapat
mengajukan pembaruan hak selama 30 tahun lagi.
 Hak Guna Usaha (HGU) adalah hak yang diberikan oleh
negara untuk mengolah/ mengusahakan tanah-tanah
tertentu dengan luas minimal 5 ha dan biasanya digunakan
untuk perkebunan dan pertanian.
 Hak Pakai terdiri dua macam: Hak Pakai atas tanah negara
yang dikuasai langsung oleh negara dan tidak memiliki nilai
ekonomis yaitu Hak Pakai atas tanah negara bagi instansi-
instansi pemerintah spt TNI, departemen, kantor
perwakilan negara lain (kedutaan besar/ konsulat); Hak
Pakai atas tanah negara yang memiliki nilai ekonomis,
maksudnya bisa diperjualbelikan atau dialihkan kepada
orang/ pihak lainnya.

b. Hak Sekunder (Derivatif)


Hak yang timbul atau dibebankan diatas hak atas tanah yang
sudah ada. Hak ini bisa timbul karena perjanjian antara
pemilik tanah sebagai pemegang hak primer dan calon
pemegang Hak Sekunder.

Yang termasuk Hak atas tanah ini antara lain:


 Hak sekunder yang ditumpangkan di atas hak lain yang
memiliki derajat yang lebih tinggi misalnya HGB/HGU/Hak
Pakai di atas tanah Hak Milik.
 Hak Sewa di atas tanah Hak Milik/ HGB/ HG/ Hak
Pengelolaan atas tanah negara
 Hak Sewa atas tanah pertanian
 Hak membuka tanah dan memungut hasil hutan
 Hak usaha bagi hasil
 Hak menumpang (Hak Numpang Karang)
 Hak Jaminan atas tanah,yang terdiri dari gadai dan hak
tanggungan.
2. Hak pengelolaan yaitu hak istimewa yang diberikan oleh negara
pada instansi-instansi tertentu untuk dikelola dan diambil
manfaat atasnya.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 24


3. Tanah wakaf yaitu hak atas tanah yang semula merupakan hak
primer (HM, HGB, HGU, HP atau tanah girik) dan kemudian
diwakafkan atau diserahkan oleh pemiliknya kepada badan
keagamaan ataupun badan sosial lainnya untuk di wakafkan
4. Tanah- Tanah TNI

3.6.6 Perkiraan waktu pelaksanaan Pengadaan Tanah.


Menguraikan perkiraan waktu yang diperlukan untuk masing-masing
tahapan pelaksanaan Pengadaan Tanah antara lain pada tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyerahan hasil.
3.6.7 Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan.
pada tahap ini dilaksanakan dengan cara menguraikan perkiraan
waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan.

3.6.8 Perkiraan nilai tanah.


Perkiraan nilai tanah dilakukan dengan cara menguraikan perkiraan
nilai Ganti Kerugian obyek Pengadaan Tanah, meliputi: tanah, ruang
atas tanah dan bawah tanah, bangunan, tanaman, benda yang
berkaitan dengan tanah, dan/atau kerugian lain yang dapat dinilai.
3.6.9 Rencana penganggaran.
Rencana penganggaran dilakukan dengan cara menguraikan
besarnya:
1. Dana
2. Sumber dana
3. Rincian alokasi dana untuk :
a. Perencanaan
b. Persiapan
c. Pelaksanaan :
 Menetapkan Penilai
 Ganti Rugi
d. Penyerahan hasil
e. Administrasi dan pengelolaan
f. Sistem monitoring.
Dokumen perencanaan itu disusun berdasarkan studi kelayakan
dan studi lain yang bersifat khusus sebagai pelengkap.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 25


3.7 Koordinasi Dengan kepala Daerah Kabupaten/Kota Lokasi
Rencana Pembangunan Jalan
Data Perencanaan Pembangunan jalan selanjutnya di koordinasikan oleh
Instansi yang memerlukan tanah kepada kepala Daerah yang melingkupi
wilayah dimana letak tanah berada. Koordinasi dilakukan dalam rangka
sinkronisasi Rencana Pembangunan Jalan kesesuaian dengan RTRW dan
perencanaan pembangunan jangka menengah wilayah provinsi dan
kabupaten/kota, serta persiapan pengadaan tanahnya.
Pembahasan mencakup:
 Maksud dan tujuan rencana pembangunan jalan
 Inventarisasi dan Indentifikasi
 Perencanaan teknis jalan,
 Letak tanah dan luas tanah yang dibutuhkan
 Kesesuaian dengan RTRW dan perencanaan pembangunan jangka
menengah wilayah provinsi dan kabupaten/kota,
 Tahapan rencana pengadaan tanah
 Menyiapkan langkah koordinasi kedalam maupun keluar didalam
pelaksanaan
 Inventarisasi dan alternatif solusi faktor penghambat dalam pelaksanaan.
 Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pengadaan tanah
 Perkiraan jangka waktu pelaksanaan pembangunan dan
 Informasi lain yang dianggap perlu, seperti Sistem informasi monitoring
pelaksanaan.

Setelah Instansi yang memerlukan tanah melakukan koordinasi dengan


kepala pemerintah daerah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota lokasi
tanah yang diperlukan dalam kegiatan pembangunan infrasktur bidang PU,
maka akan diperoleh persetujuan untuk kegiatan pengadaan tanah untuk
pembangunan bagi kepentingan umum. Dalam rapat koordinasi
kemungkinan terjadi pergeseran lokasi atau trase jalan/infrastruktur
pendukung yang menjadi kesepakatan adanya perubahan FS dan DED.

3.8 Penilaian Ganti Kerugian


3.8.1 Menetapkan Penilai Ganti Kerugian /Penilai Publik
Ketua Tim Pelaksana Pengadaan Tanah (Berdasarkan Perpres No
99/2014 diadakan oleh Instansi yang memerlukan tanah, jo

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 26


Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 148 Tahun 2015
Tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 71
Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan umum) menetapkan Penilai
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Pelaksanaan pengadaan jasa
Penilai dilakukan dengan seleksi sederhana atau seleksi umum
dengan jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja.
Apabila pengadaan jasa Penilai gagal atau tidak dapat dilaksanakan
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerja, Instansi yang
memerlukan tanah menunjuk Penilai Publik yang merupakan penilai
pemerintah yang sudah ditetapkan/memperoleh izin dari Menteri
Keuangan untuk memberikan jasa penilaian. Penunjukan Penilai
Publik dilakukan oleh Instansi yang membawahi penilai pemerintah
setelah berkoordinasi dengan Ketua Tim Pelaksana Pengadaan
Tanah.
3.8.2 Melaksanakan Penilaian Ganti Kerugian
Dalam melakukan tugasnya Penilai atau Penilai Publik meminta peta
bidang tanah, daftar nominatif dan data yang diperlukan untuk
bahan penilaian dari Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah. Atas
permintaan dimaksud, Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah
menyerahkan data yang diminta untuk dibuat penilaian.
Penilai bertugas melakukan penilaian besarnya ganti kerugian
bidang per bidang tanah, meliputi:
 tanah
 ruang atas tanah dan bawah tanah
 bangunan
 tanaman
 benda yang berkaitan dengan tanah; dan/atau
 kerugian lain yang dapat dinilai.
Besarnya nilai Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian oleh
Penilai disampaikan kepada Ketua Tim Pelaksana Pengadaan Tanah.
Hasil Penilaian dijadikan dasar musyawarah untuk menetapkan
bentuk ganti kerugian.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 27


3.9 Musyawarah besaran dan bentuk Ganti Kerugian
3.9.1 Mengundang Pihak yang Berhak
Ketua Tim Pelaksana Pengadaan Tanah (skala kecil) menyampaikan
undangan kepada Pihak yang Berhak untuk pelaksanaan
musyawarah besaran dan bentuk Ganti Kerugian. Surat undangan
disampaikan lima hari sebelum pelaksanaan musyawarah. Ketua
Tim Pelaksana juga mengundang Camat dan Kepala Desa/Lurah
untuk menyaksikan pelaksanaan musyawarah.
3.9.2 Melaksanakan musyawarah Ganti Kerugian
Musyawarah untuk penetapan Ganti Kerugian dilakukan secara
langsung untuk menetapkan bentuk Ganti Kerugian berdasarkan
hasil penilaian Ganti Kerugian. Bentuk Ganti Kerugian, dapat berupa:
 Tanah
 Tanah pengganti
 Pemukiman kembali
 Kepemilikan saham; atau
 Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.

3.9.3 Proses kesepakatan besaran dan bentuk Ganti Kerugian


1. Musyawarah dipimpin oleh Ketua Tim Pelaksana Pengadaan
Tanah atau pejabat yang ditunjuk dilakukan secara langsung
untuk menetapkan bentuk Ganti Kerugian berdasarkan hasil
penilaian Ganti Kerugian.
2. Pelaksanaan musyawarah dapat dibagi dalam beberapa
kelompok dengan mempertimbangkan jumlah Pihak yang
Berhak, waktu dan tempat pelaksanaan musyawarah
penetapan Ganti kerugian. Jika belum tercapai kesepakatan,
musyawarah dapat dilaksanakan lebih dari 1 (satu) kali.
3. Jika Pihak yang Berhak berhalangan hadir dalam musyawarah
dapat memberikan kuasa kepada:
 seorang dalam hubungan darah ke atas, ke bawah atau ke
samping sampai derajat kedua atau suami/istri bagi Pihak
yang Berhak berstatus perorangan;
 seorang yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan anggaran
dasar bagi Pihak yang Berhak berstatus badan hukum; atau
 Pihak yang Berhak lainnya.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 28


 Pihak yang Berhak hanya dapat memberikan kuasa kepada 1
(satu) orang penerima kuasa atas 1 (satu) atau beberapa
bidang tanah yang terletak pada 1 (satu) lokasi pengadaan
tanah.
 Dalam pelaksanaan musyawarah dibuat Berita Acara
Kesepakatan yang memuat:
 Pihak yang Berhak yang hadir atau kuasanya, yang setuju
beserta bentuk ganti kerugian yang disepakati;
 Pihak yang Berhak yang tidak hadir dan tidak memberikan
kuasa.
Berita Acara ditandatangani Pelaksana Pengadaan Tanah dan
Pihak yang berhak yang hadir atau kuasanya.
3.10 Pelepasan Objek Pengadaan Tanah
3.10.1 Menyiapkan surat pernyataan pelepasan/penyerahan objek
Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah, dilakukan dihadapan
Notaris dan atau PPAT dan dilaksanakan bersamaan pada saat
pemberian Ganti Kerugian. Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah
dimaksud dibuat pelepasan hak sesuai hak yang dilepaskan.,
disertakan dengan penyerahan bukti-bukti penguasaan atau
kepemilikan objek pengadaan tanah. Selanjutnya dibuat Berita Acara
Daftar Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah yang ditandatangani
oleh Pihak yang Berhak dihadapan Notaris dana tau PPAT setempat
berita Acara Daftar Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah. Dalam
hal pelepasan hak tersebut, dibuat Berita Acara Daftar Pelepasan
Hak Objek Pengadaan Tanah ditandatangani ketua Tim Pelaksana
Pengadaan Tanah.
Dalam hal pelepasan Objek Pengadaan Tanah merupakan milik atau
dikuasai Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik
Daerah, Ketua Tim Pelaksana Pengadaan Tanah membuat
Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah sesuai hak yang dilepaskan.
Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah tersebut dibuat Berita Acara
Daftar Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah yang merupakan milik
atau dikuasai Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha
Milik Daerah.
3.10.2 Menarik tanda bukti penguasaan pemilikan tanah
Dalam pelaksanaan pelepasan hak Objek Pengadaan Tanah,
Pelaksana Pengadaan Tanah:

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 29


1. Menyiapkan surat pernyataan pelepasan/penyerahan hak atas
tanah atau penyerahan tanah dan/atau bangunan dan/atau
tanaman dan/atau benda-benda lain yang berkaitan dengan
tanah
2. Menarik bukti penguasaan atau kepemilikan Objek Pengadaan
Tanah dari Pihak yang Berhak, berupa :
a. Sertifikat SHM, Girik, Petok C , dan lain lain surat
keterangan yang menyatakan kepemilikan atau
penguasaaan atas Tanah.
b. Data pendukung kepemilikan hak atas tanah :
 KTP yang masih berlaku
 Kartu Keluarga yang masih berlaku
 Surat Nikah (apabila sudah Menikah)
 Bukti pembayaran PBB (minimal 1 tahun terakhir)
 Surat Keterangan Waris dan Kuasa para ahli Waris.
 Surat pernyataan dari pemilik tanah, bahwa tanah
tidak dalam sengketa
 Surat keterangan Riwayat tanah dari kepala Desa
setempat yang dikuatkan oleh Camat setempat (untuk
tanah tanah yang belum bersertifikat)
3. Memberikan tanda terima pelepasan, dan
4. Membubuhi tanggal, paraf dan cap pada sertifikat dan buku
tanah bukti kepemilikan yang sudah dilepaskan kepada Negara
3.11 Pemutusan hubungan hukum Pihak yang Berhak dengan
Objek Pengadaan Tanah
Pada saat pemberian Ganti Kerugian dan pelepasan hak yang telah
dilaksanakan di hadapan Kepala Kantor Pertanahan atau Notaris setempat,
kepemilikan atau hak atas tanah dari Pihak yang Berhak menjadi hapus dan
alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku dan tanahnya menjadi tanah
yang dikuasai langsung oleh Negara.
Kepala Kantor Pertanahan atau Notaris selanjutnya melakukan pencatatan
hapusnya hak dalam Buku Tanah dan daftar umum lainnya.
Pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah disampaikan kepada Ketua Tim
Pelaksana Pengadaan Tanah paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak ditetapkan
berita acara pelepasan Hak Objek Pengadaan Tanah tersebut.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 30


3.12 Pendokumentasian Pengadaan Tanah
3.12.1 Mengumpulkan, mengelompokan, mengolah,menyimpan data
Pelaksana Pengadaan Tanah melakukan pengumpulan,
pengelompokan, pengolahan dan penyimpanan data Pengadaan
tanah yang meliputi:
 Peta bidang tanah
 Daftar nominatif
 Data administrasi
Data Pengadaan Tanah tersebut berupa:
 Data perencanaan Pengadaan Tanah
 Surat pemberitahuan rencana pembangunan
 Data subyek dan Objek
 Berita Acara inventarisasi dan identifikasi
 Peta bidang Objek Pengadaan tanah dan daftar nominatif
 Daftar nominative yang sudah disahkan
 Dokumen Pengadaan Penilai
 Dokumen hasil penilaian Pengadaan Penilaian
 Undangan dan daftar hadir musyawarah penetapan Ganti
Kerugian
 Berita Acara kesepakatan musyawarah penetapan Ganti
Kerugian
 Berita Acara pemberian Ganti Kerugian dan pelepasan hak
 Alat Bukti penguasaan dan pemilikan Objek Pengadaan Tanah
 Berita Acara penyerahan hasil Pengadaan Tanah
 Dokumentasi dan rekaman

3.12.2 Menyimpan, mendokumentasi dan mengarsipkan data


Data Pengadaan Tanah dimaksud disimpan, didokumentasikan dan
diarsipkan oleh Kepala Kantor Pertanahan setempat yang dapat
disimpan dalam bentuk data elektronik
Data Pengadaan Tanah dimaksud dibuat salinan rangkap 2 (dua). Asli
dan 1 (satu) salinan data dimaksud diserahkan kepada Instansi yang
memerlukan tanah, sedangkan 1 (satu) salinan menjadi dokumen di
Kantor Pertanahan setempat

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 31


Bentuk, cara penyimpanan, penyajian dan penghapusan data
Pengadaan Tanah dilaksananakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

3.13 Penyerahan Hasil pengadaan Tanah


Penyerahan hasil pengadaan tanah yang harus dilakukan oleh Tim
pengadaan tanah dalam pengadaan skala kecil:
3.13.1 Menyerahkan berkas hasil pengadaan tanah
Ketua Tim Pelaksana Pengadaan Tanah instansi yang memerlukan
tanah membuat dokumen dalam rangkap 2 (dua), yaitu 1 (satu) asli
dan 1 (satu) fotokopi.
Penyerahan hasil pengadaan tanah dilaksanakan dengan membuat
Berita Acara Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah dari ketua tim
pengadaan tanah kepada PPK atau kepada Satker Pengadaan
Tanah.
1. Menyiapkan dokumen untuk pendaftaran dan sertipikasi
tanah
PPK atau kepada Satker Pengadaan Tanah paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja sejak menerima penyerahan hasil Pengadaan
Tanah, mengajukan permohonan sertipikat hak atas tanah
kepada kantor pertanahan setempat. Kantor Pertanahan
menerbitkan Surat Ukur yang didasarkan atas peta bidang
tanah hasil inventarisasi dan identifikasi Pelaksana Pengadaan
Tanah Instansi yang memerlukan tanah. Kantor Pertanahan
menyelesaikan permohonan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Setelah menerima hasil
pengadaan tanah Instansi yang memerlukan tanah dapat mulai
melaksanakan kegiatan pembangunan.
2. Pengamanan Hasil Pengadaan Tanah
Hasil Pengadaan Tanah untuk Jalan yang telah diserahkan oleh
Ketua Tim/ Satker Pelaksana Pengadaan Tanah kepada Ditjen
Bina Marga/Satker Jalan adalah milik Kementrian Pekerjaan
Umum yang perlu dikelola sesuai dengan Pasal 48 ayat (2) dan
Pasal 49 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
Untuk itu, Menteri Pekerjaan Umum selaku Pengguna Barang

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 32


wajib melakukan pengamanan barang milik Negara yang berada
dalam penguasaannya.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No
22/PRT/M/2006 tentang Pengamanan dan Perkuatan Hak Atas
Tanah, maka seluruh tanah dan bangunan Departemen
Pekerjaan Umum termasuk hasil Pengadaan Tanah, perlu
dilakukan pengamanan fisik, administrasi dan haknya
Pengertian Pengamanan Fisik, Administrasi dan Hak menurut
Peraturan Menteri PU No 22/PRT/M/2006, tanggal 16 Oktober
2006, adalah sebagai berikut
a. Barang Milik Negara, selanjutnya disebut BMN adalah semua
barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau
berasal dari peraturan lainnya yang sah
b. Tanah adalah bagian dari Barang Milik Negara Departemen
berupa lahan yang diatasnya telah atau belum dibangun
Prasarana dan Sarana Pekerjaan Umum (PSPU) dan telah
atau belum dicatat dalam Inventarisasi Barang Departemen
c. Satuan Kerja adalah bagian dari satminkal yang
melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu
program yang bertanggung jawab atas pengadaan,
penggunaan, pengamanan, pemeliharaan atas tanah dan
BMN lainnya yang dikuasainya
d. Kepala Satuan Kerja adalah pejabat yang ditunjuk oleh
menteri sebagai Kuasa Penggunan Barang untuk melakukan
kegikatan pengadaan , pengurusan, penggunaan,
pengamanan atas tanah dan BMN lainnya di lingkungan
Satuan Kerjanya
e. Pengamanan fisik adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengamankan penggunaan dan penguasaan BMN dan
tanah milik departemen dari pihak yang tidak berhak dengan
pemberian tanda batas, pagar pengumuman dan cara lain
yang dianggap memadai
f. Pengamanan hak adalah kegiatan untuk melengkapai
legalitas BMN dan tanah khususnya dengan dokumen
administrasi yang membuktikan bahwa tanah tersebut
secara hukum sah dikuasai Departemen

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 33


g. Dokumen administrasi adalah dokumen yang diterbitkan
oleh yang berwenang yang berkaitan dengan keberadaan
tanah seperti sertifikat hak, akta jual beli, akta notaris,
keputusan panitia pengadaan tanah, berita acara ganti rugi,
berita acara pelepasan hak tanah, daftar/kuitansi
pembayaran ganti rugi, perjanjian jual beli, perjanjian tukar-
menukar, perjanjian sewa menyewa, perjanjian pinjam
meminjam, keputusan penyerahan hak pengelolaan, IMB,
dan dokumen lain yang terkait.
h. Inventarisasi adalah kegiatan mendata, mencatat dan
melaporkan keberadaan kondisi dan status tanah
Departemen.

3.14 Rangkuman
Instansi yang memerlukan tanah membentuk Tim Pelaksana melalui
penunjukkan Satker dan PPK pengadaan tanah.
Data-data pelaksana antara lain Maksud dan Tujuan Rencana Pembangunan,
Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang, Letak Tanah, Luas Tanah,
Gambaran Umum Status Tanah, Perkiraan Waktu Pelaksanaan, Perkiraan
Nilai Tanah dan Rencana Penganggaran.
Pendanaan Pengadaan tanah dilakukan oleh Instansi yang memerlukan
tanah. Dana tersebut digunakan untuk Biaya Perencanaan, Biaya Persiapan,
Biaya Pelaksanaan, Biaya Penyerahan Hasil Pengadaan Tanah, Biaya
Administrasi dan Pengelolaan, dan Biaya Sosialisasi. Sumber anggaran
dibebankan pada APBN dan/atau APBD. Biaya operasional dan biaya
pendukung yang berasal dari APBN diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan, biaya operasional dan biaya pendukung yang berasal dari APBD
diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri, sementara biaya
operasional dan biaya pendukung pengadaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum yang dilaksanakan oleh Badan Hukum Milik
Negara/Badan Usaha milik Negara yang mendapat penugasan khusus
mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan.
Penetapan standar harga satuan untuk biaya operasional dan biaya
pendukung dengan memperhatikan satuan biaya yang ditetapkan oleh

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 34


Menteri Keuangan serta mempedomani biaya tarif penerimaan Negara
bukan pajak sesuai peraturan perundang-undangan di bidang pertanahan.
Biaya operasional dan biaya pendukung ditentukan berdasarkan perhitungan
dimulai dari 4% untuk nilai Ganti Kerugian Tanah sampai dengan atau setara
dengan Rp.10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) pertama dan
selanjutnya dengan prosentase menurun. Apabila Penyusunan Rencana
Anggaran Biaya Operasional dan Biaya Pendukung di luar standar biaya yang
ditetapkan/disetujui oleh Menteri Keuangan, maka harus membuat Surat
Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak kecuali untuk honorarium dan/atau
fasilitas yang menambah penghasilan dengan mempertimbangkan prinsip
kewajaran, kepatutan, efisiensi, dan efektifitas.
Pengelolaan biaya operasional dan biaya pendukung dikelola secara tertib,
taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis,
transparan dan akuntabel. Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban biaya
operasional dan pendukung berpedoman pada peraturan perundang-
undangan di bidang pengelolaan keuangan pusat dan daerah.
Hak atas tanah yang diberikan oleh Negara terdiri dari Hak Individu yang
bersifat perdata (Hak Primer dan Hak Sekunder), Hak Pengelolaan, Tanah
wakaf, dan Tanah-tanah TNI.
Dokumen perencanaan anggaran disusun berdasarkan studi kelayakan dan
studi lain yang bersifat khusus sebagai pelengkap.
Koordinasi dengan Kepala Daerah Kabupaten/Kota Lokasi Rencana
Pembangunan Jalan dilakukan untuk mensinkronisasi Rencana
Pembangunan Jalan kesesuaian dngan RTRW dan perencanaan
pembangunan jangka menengah wilayah provinsi dan kabupaten/kota, serta
persiapan pengadaan tanahnya.
Setelah berkoordinasi, dilakukan kegiatan penilaian melalui jasa Penilai.
Seleksi Pengadaan jasa penilai dilakukan dengan jangka waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari kerja, namun apabila gagal dilaksanakan dalam jangka
waktu tersebut dapat menunjuk Penilai Publik yang telah memperoleh izin
Menteri Keuangan.
Dalam melaksanakan tugas, Penilai Publik akan meminta data dari Ketua
Pelaksana Pengadaan Tanah, berupa peta bidang tanah, daftar nominative,
dan data lainnya yang diperlukan sebagai bahan penilaian.Hasil penilaian

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 35


menjadi bahan untuk musyawarah penentuan besaran dan bentuk Ganti
Kerugian.
Bentuk Ganti Kerugian berupa tanah, tanah pengganti, pemukiman kembali,
kepemilikan saham, atau bentuk lain yang disetujui kedua belah pihak.
Setelah dicapai kesepatan Ganti Kerugian, maka dilakukan Pelepasan Objek
Pengadaan Tanah melalui pembuatan surat pernyataan
pelepasan/penyerahan objek dan penarikan tanda bukti penguasaan
penilikan tanah.
Jika pelepasan objek pengadaan tanah dan Ganti Kerugian diberikan,
dilakukanlah Pemutusan hubungan hukum Pihak yang berhak dengan
Objek pengadaan tanah, yaitu melakukan pencatatan hangusnya hak milik
atas tanah dan alat bukti haknya dinyatakan tidak berlaku dan tanahnya
menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara.
Data Pengadaan tanah kemudian disimpan, didokumentasikan, dan
diarsipkan oleh Kepala Kantor Pertanahan setempat. Sementara itu hasil
pengadaan tanah diserahkan oleh Ketua tim pelaksanaan pengadaan tanah
kepada PPK atau Satker Pengadaan tanah untuk kemudian didaftarkan
sertifikasi tanah dalam 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya.
Kemudian Satker Pengadaan tanah menyerahkan hasil pengadaan tanah
tersebut kepada Ditjen Bina Marga dan menjadi milik Kementrian PU dan
dilakukan Pengaman fisik, administrasi dan hak dilakukan oleh Departemen
PU.

3.15 Latihan
1. Data apa saja yang diperlukan dalam pelaksanaan pengadaan tanah
Skala Kecil?
2. Jelaskan urutan pelaksanaan pengadaan tanah Skala Kecil?

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 36


4. PENUTUP
Dalam Proses Pengadaan Tanah perlu diketahui bahwa terdapat kondisi dimana
Pengadaan Tanah dengan skala kecil yaitu sesuai dengan Ketentuan Peraturan
Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum menjelaskan bahwa, “Dalam rangka
efisiensi dan efektifitas, pengadaan tanah untuk Kepentingan Umum yang luasnya
tidak lebih dari 5 Hektar, dapat dilakukan oleh instansi yang memerlukan tanah
dengan para pemegang hak atas tanah, dengan cara jual beli atau tukar-menukar
atau cara lain yang disepakati kedua belah pihak.” , dapat dilakukan oleh instansi
yang memerlukan tanah tersebut. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas
pengadaan tanah Skala Kecil dapat dilakukan oleh instansi yang memerlukan tanah
tersebut, namun dengan memperhatikan beberapa hal seperti pada uraian materi
di atas.
Penting sekali bagi para PNS di lingkungan Kementerian PU untuk menguasai
materi mengenai tahapan persiapan pengadaan tanah ini, karena terdapat hal-hal
yang khusus dalam prosedur pengadaan tanah ini sehingga dalam prakteknya
dapat melaksanakan dengan sebaik-baiknya. Seperti dibahas dalam modul lV ini,
bahwa pengadaan tanah Skala Kecil dapat dilakukan secara mandiri oleh instansi
yang memerlukan tanah secara mandiri.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 37


5. DAFTAR PUSTAKA
Undang Undang No. 2 tahun 2012 , Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum
Peraturan Presiden RI No. 71 tahun 2012, Penyelenggaraan pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Peraturan Presiden RI No. 40 tahun 2014, Perubahan atas Perpres No.71 tahun
2012, Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Peraturan Presiden RI No. 99 tahun 2014, Perubahan kedua atas Perpres No.71
tahun 2012, Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum
Peraturan Presiden RI No. 30 tahun 2015, Perubahan ketiga atas Perpres No.71
tahun 2012, Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum
Peraturan Presiden RI No. 148 tahun 2015, Perubahan keempat atas Perpres No.71
tahun 2012, Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No. 5 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Tehnis Pelaksanaan Pengadaan Tanah
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No. 6 Tahun 2015 Tentang
perubahan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.5 tahun 2012 tentang
Petunjuk Tehnis Pelaksanaan Pengadaan Tanah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 72 tahun 2012, Tentang Biaya Operasional
dan Biaya pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
Peraturan Menteri Keuangan RI No. 13/PMK.02/2013, Tentang Biaya Operasional
dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara
Peraturan Presiden RI No.3 Tahun 2016, Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 38


6. GLOSARIUM
Badan Usaha Milik Daerah adalah perusahaan yang didirikan dan dimiiki oleh
pemerintah daerah.
Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sepenuhnya atau sebagian
besar modalnya dikuasai oleh negara melalui penyertaan langsung yang berasal
dari kekayaan negara yang dipisahkan.
DED (Detailed Engineering Design) adalah perencanaan fisik; proyek untuk
membuat sebuah perencanaan detail bangunan sipil (gedung, jalan, jembatan,
bendungan, dll. Digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan .
Feasibility Study (FS) adalah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu proyek
bisnis yang biasanya merupakan proyek yang dilakukan perusahaan.
Hak Primer adalah hak yang langsung diberikan oleh negara kepada pemegang
haknya.
Hak Sekunder adalah hak yang timbul atau dibebankan diatas hak atas tanah yang
sudah ada .
Objek Pengadaan Tanah adalah tanah, ruang atas tanah dan bawah tanah,
bangunan, tanaman, benda yang berkaitan atas tanah.
Sengketa adalah pertentangan antara dua pihak atau lebih yang berawal dari
persepsi yang berbeda tentang suatu kepentingan.
Trase Jalan adalah sumbu jalan.

5-Pengadaan Tanah Skala Kecil/1 39

Anda mungkin juga menyukai