Anda di halaman 1dari 19

ANALISA KEGAGALAN KATUP BUANG PADA SEPEDA

MOTOR SUZUKI SATRIA F

SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana S-1

Disusun Oleh:
NAMA : IRIANSYAH MAULANA
NIM : H1F112003

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2016

i
ANALISA KEGAGALAN KATUP BUANG PADA SEPEDA MOTOR SUZUKI
SATRIA F

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh:
NAMA : IRIANSYAH MAULANA
NIM : H1F112003
Prodi : Teknik Mesin

Menyetujui
Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Dr. Abdul Gofur, MT Hajar Isworo, S.Pd., M.T.


NIP. 19700717 199802 1 001 NIDN. 1124128102

Mengetahui
Ketua Program Studi Teknik Mesin

Ach. Kusairi S, S.T., M.T., M.M.


NIP. 19780415 201212 1 001

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

ii
2016
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu

Wa Ta’ala, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Analisa Kegagalan Katup

Buang Pada Sepeda Motor Suzuki Satria F”. Tugas akhir ini adalah salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Teknik Mesin, Fakultas

Teknik, Universitas Lambung Mangkurat.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

demi penyempurnaan kedepannya.

Akhir kata, penulis mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya

apabila ada kekurangan dan kekhilafan. Semoga Tugas Akhir ini dapat

memberikan manfaat dan masukan bagi pembacanya.

Banjarbaru, Oktober 2016

Iriansyah Maulana

H1F112003

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Katup atau bisa disebut valve adalah suatu bagian dari mesin motor

yang bersifat dinamis yang terpasang pada kepala silinder. Fungsi katup

adalah untuk membuka dan menutup pintu saluran masuk gas baru dari

karburator keruang bakar dan silinder (Intake), sementara Exhaust berfungsi

untuk membuka dan menutup saluran gas buang. Katup hanya digunakan

pada motor 4 tak saja, dimana pada setiap kepala silinder mempunyai 2

buah klep. Katup ini terdiri dari katup masuk yang memiliki seting lebih

besar / lebar, dan katup buang yang setingnya lebih kecil.

Penelitian ini dilatar belakangi karena ada kerusakan pada sepeda

motor Suzuki Satria F. Setelah diperiksa oleh mekanik ternyata terdapat

komponen yang patah yaitu pada bagian katup buang. Sedangkan pada

katup masuk tidak mengalami kerusakan.

Mekanisme kegagalan katup buang ini pada umumnya dapat berasal

dari beberapa penyebab seperti karena overheat, kekurangan oli dan

sebagainya. Tapi pada kasus ini kegagalan akibat kelelahan sangat mungkin

karena mesin dimodifikasi untuk balapan. Dengan uraian diatas maka

penulis mengambil judul pada penelitian ini dengan judul “Analisa

Kegagalan Katup Buang pada Sepeda Motor Suzuki Satria F”.

1.2. Rumusan Masalah

Pentingnya meneliti kerusakan Katup Buang dirumuskan sebagai

berikut: Apa penyebab kegagalan pada Katup Buang ?

1
2

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dilakukan untuk :

1. Mengetahui retakan patahan pada Katup Buang.

2. Mengetahui nilai tingkat kekerasan bahan.

3. Mengetahui tegangan yang terjadi pada katup buang.

1.4. Batasan Masalah

Tujuan pembatasan masalah pada penelitian ini agar tidak biasa

dalam memecahkan persoalan, serta dapat fokus menuju ke sasaran yang

ingin dicapai, maka batasan masalah adalah sebagai berikut: “Menganalisis

gagalnya Katup Buang pada sepeda motor Suzuki Satria F“.

1.5. Manfaat Penelitian

Diharapkan setelah penelitian ini selesai dapat memberikan manfaat :

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi

untuk penelitian lebih lanjut terutama bagi pihak yang berkepentingan.

2. Bagi perusahaan atau bengkel yang bersangkutan, dari hasil

penelitian ini dapat menghasilkan rekomendasi pencegahan dan

pengendalian kerusakan komponen mesin Satria F.

3. Bagi Universitas, dari hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang

berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang studi

teknik mesin.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis memaparkan tiga penelitian terdahulu

yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang analisa

perpatahan pada logam.

1. Goli Udaya Kumar (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Failure

Analysis Of Internal Combustion Engine Valves By Using Ansys”

memaparkan intake dan exhaust katup komponen mesin yang sangat

penting yang digunakan untuk mengontrol aliran dari intake dan exhaust

Gas dalam mesin pembakaran internal. Mereka digunakan untuk menutup

ruang kerja di dalam silinder terhadap manifold dan dibuka dan ditutup

dengan cara apa yang dikenal sebagai katup kereta. Katup ini mengalami

kegagalan karena kelelahan, efek suhu tinggi, dan kegagalan karena

beban dampak yang tergantung pada beban dan waktu. Untuk

mempelajari kehidupan kelelahan, gabungan SN (max. Stres v/s jumlah

siklus) kurva disiapkan. Kurva seperti membantu dalam membandingkan

kegagalan kelelahan untuk berbeda bahan pada suhu tinggi yang

berbeda dan juga dapat membantu para peneliti dalam mengembangkan

bahan katup dengan berkepanjangan waktu.

2. Yuvraj K Lavhale (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Overview

Of Failure Trend Of Inlet & Exhaust Valve” memaparkan Mesin diesel

terdiri dari sejumlah komponen penting yang melakukan berbagai fungsi

dan dikenakan kekuatan yang berbeda, beban termal dan tekanan. Inlet &

katup buang yang paling komponen penting dari mesin diesel. Fungsi

katup Inlet adalah untuk memberikan jalan bagi diinginkan aliran udara ke

3
4

ruang bakar. Fungsi katup buang adalah untuk memberikan pembukaan,

untuk lulus gas terbakar melalui silinder. Pembukaan dan penutupan inlet

dan exhaust katup dikontrol oleh katup Mekanisme selama operasi mesin.

Katup dikenai pembebanan termal karena tinggi temperatur dan tekanan

dikembangkan di dalam silinder. Makalah ini berfokus pada kegagalan

tren inlet dan katup buang. Kegagalan berlangsung dari inlet dan katup

buang dengan cara yang berbeda karena kelelahan, pemuatan termal,

memakai, korosi dan erosi yang menyebabkan hilangnya sifat mekanik

material dan performa mesin dll .

3. Nurten Vardar (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Investigation

of Exhaust Valve Failure in Heavy – duty Diesel Engine” Katup buang

dari mesin diesel yang terkena overstress termal dan mekanik yang

mungkin sumber kegagalan katup. Katup exhaust biasanya gagal sebagai

akibat dari kegagalan mode yang berbeda seperti memakai, kelelahan

dan korosi. Dalam rangka untuk menggambarkan mode ini sebuah katup

buang gagal yang milik tugas berat mesin diesel diselidiki. Penyelidikan

kegagalan itu dilakukan dengan menggunakan beberapa tes

eksperimental termasuk spektroskopi emisi optik, mikroskop optik,

mikroskop elektron SEM dan EDX. Saya ditemukan bahwa kandungan

karbon dari bahan katup gagal menurun. Fase titanium sudut yang

ditemukan dalam struktur mikro dari bahan katup gagal. BBM kelahiran

vanadium dan kromium karbida yang terdeteksi pada permukaan katup.

Disimpulkan bahwa katup rusak sebelum nya diharapkan kehidupan

pelayanan.
5

2.2 Kegagalan Elemen Mesin

Elemen mesin dikatakan gagal atau mengalami kegagalan jika elemen-

elemen mesin tersebut menujukkan gejala yang menyebabkan tidak dapat

lagi melakukan fungsinya. Kegagalan elemen mesin tersebut dapat

disebabkan oleh beban statik ataupun beban dinamik yang melebihi

kekuatan elemen mesin. Kegagalan suatu komponen atau bagian dari

peralatan sewaktu dipergunakan biasanya dapat berakibat fatal.

Selain resiko yang berkaitan dengan keselamatan manusia, mungkin

pula menyangkut masalah ekonomi. Kegagalan elemen mesin dapat

dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Perubahan bentuk atau deformasi yang terlalu besar yang mungkin

terjadi berupa :

a. Deformasi plastis atau deformasi permanen

b. Buckling

c. Deformasi elastisitas yang terlalu besar sehingga mengganggu kerja

elemen mesin lainnya.

2. Patah atau fracture yang dapat berupa :

a. Patah akibat dilampauinya tegangan batas kekuatan.

b. Patah berkeping-keping akibat impact.

c. Retak, yaitu retak kecil merambat pada sebagian elemen mesin, jika

dibiarkan terus akan mengakibatkan patah.

3. Kerusakan permukaan, yaitu dapat berupa :

a. Aus yang melebihi aus yang di ijinkan.

b. Permukaan terkelupas dan berlubang-lubang.

c. Korosi yang menyebabkan patah atau kerusakan permukan.

elemen mesin.
6

Penyebab kegagalan mekanisme metalurgi kelelahan logam

disebabkan oleh beban berulang . Kerusakan lokal progresif akibat tekanan

dan berfluktuasi strain pada bahan. Retakan kelelahan logam memulai dan

menyebar ke daerah di mana tekanan yang paling parah. Proses kelelahan

terdiri dari 3 (tiga ) tahap yaitu :

1. Retak awal inisiasi.

2. Progresif pertumbuhan retak di bagian tersebut.

3. Final tiba-tiba fraktur penampang yang tersisa.

Logam yang sebagian besar mengandung bahan rekayasa

diskontinuitas, maka kelelahan dan keretakan logam biasanya dimulai dari

diskontinuitas di daerah yang sangat menekan komponen, kegagalan ini

mungkin disebabkan oleh : diskontinuitas, desain, salah perawatan atau

penyebab lain.

Metode yang paling efektif untuk meningkatkan kinerja dan mencegah

kegagalan adalah dengan :

1. Mendesain ulang produk yang gagal.

2. Menghilangkan atau mengurangi stress pengumpulan oleh perampingan

bagian.

3. Hindari permukaan tajam akibat geser atau proses lain.

4. Mengurangi tegangan sisa tarik yang disebabkan oleh manufaktur.

5. Mencegah perkembangan diskontinuitas permukaan selama pemrosesan.

6. Meningkatkan rincian pabrikasi dan prosedur manufaktur.

Korosi secara kimiawi disebabkan kerusakan pada bahan yang

mengakibatkan kerusakan pada material dan propertinya. Korosi ini dapat

disebabkan kegagalan dari komponen. Beberapa faktor yang harus

dipertimbangkan saat analisis suatu kegagalan untuk menentukan dan

mempengaruhi korosi dalam suatu kegagalan adalah :


7

1. Jenis korosi

2. Tingkat korosi

3. Luasnya korosi dan

4. Interaksi antara korosi dan mekanisme kegagalan.

Korosi adalah suatu proses alamiah, korosi jarang bisa dicegah, tetapi

dapat diminimalkan atau dikendalikan oleh materi pilihan yang tepat, desain,

pelapisan dan kadang-kadang dengan mengubah lingkungan. Berbagai jenis

logam dan bukan logam pelapisan secara teratur digunakan untuk

melindungi bagian logam dari korosi.

2.3 Mekanisme Kerja Mesin Satria F

Satria FU adalah motor keluaran Suzuki yang menggunakan mesin

dengan tipe DOHC atau Double Overhead Camshaft tanpa Rocker Arm.

Maksud dari sistem DOHC ini adalah mesin dengan 2 Noken As yang ada di

posisi kepala silinder yang menyebabkan klep keluar atau masuk menjadi

terpisah.

Susunan klep yang ada pada mesin Satria FU itu berbentuk V tanpa

bantuan dari Rocker Arm namun bentuk ruang bakarnya menjadi sangat

sempurna. Ada beberapa keunggulan yang dimiliki mesin DOHC Satria FU,

dan jika anda ingin mengetahuinya lebih lanjut, anda bisa lihat rangkuman

lengkapnya di bawah ini.


8

Gambar 2.1. Mekanisme mesin DOHC

Di bawah ini adalah beberapa keunggulan mesin DOHC Satria FU

1. Karena mesin DOHC tidak menggunakan bantuan Rocker Arm,

membuat mesin DOHC tidak mengalami kehilangan tenaga yang di

akibatkan gesekan antar komponen dari komponen Rocker Arm itu

sendiri. Selain itu, mesin yang menggunakan perangkat Rocker Arm bisa

membuat kerugian tenaga akibat gesekan Rocker Arm, maka dari itu

banyak penambahan Roller pada perangkat Rocker Arm agar bisa

mengurangi kerugian akibat gesekan Rocker Arm itu.

2. Banyak dari mesin motor lain yang bekerja dengan menggunakan

proses Rocker Arm, hal tersebut menyebabkan tenaga yang di hasilkan

lebih lambat, berbeda dengan mesin DOHC yang membuat kinerja mesin

lebih cepat akibat noken as langsung ke bagian klep dan akselerasi motor

itu lebih cepat dan efisien.

3. Mesin DOHC menggunakan 4 klep yang lebih ringan di banding

mesin SOHC 2 klep karena klep yang di aplikasikan di buat lebih halus

dan ringan agar performa mesin DOHC lebih ringan dan cepat.

4. Mesin motor dengan tipe DOHC yang memakai 4 klep lebih baik

penggunaan aliran udaranya di banding mesin dengan 2 klep, bahkan


9

presentase kelebihan penggunaan aliran udara mesin DOHC lebih baik

20 %. itulah yang menyebabkan tenaga motor bermesin DOHC lebih baik

dari SOHC karena aliran udara yang masuk dan keluar dari ruang bakar

lebih baik.

2.4 Mekanisme Kerja Katup Buang

Mekanisme katup adalah suatu mekanisme pengaturan proses

pembukaan dan penutupan katup pada saluran masuk dan buang motor

bakar. Mekanisme tersebut berfungsi untuk membuka dan menutup katup

isap dan katup buang yang sesuai dengan firing order suatu silinder dan

proses pengerjaannya, yang memasukkan campuran bahan bakar dan

udara serta mengeluarkan gas buang sisa pembakaran.

Untuk menghasilkan satu langkah kerja pada sebuah motor bakar

empat langkah, membutuhkan siklus empat langkah gerakan piston atau dua

langkah putaran crankshaft yang sempurna. Siklus empat langkah ini dikenal

sebagai siklus otto, yang ditemukan oleh Nikolaus August Otto pada tahun

1867. Empat langkah tersebut terdiri dari :

Langkah Isap, adalah langkah piston dari TMA (Titik Mati Atas) dimana

katup buang tertutup dan katup isap terbuka, dan piston begerak menuju

TMB (Titik Mati Bawah) sehingga dapat menghisap campuran bahan bakar

dan udara ke dalam ruang pembakaran melalui katup isap.

1. Langkah Kompresi, adalah langkah piston menekan campuran bahan

bakar dan udara dengan bergerak dari TMB ke TMA, dimana katup isap

dan katup buang sama – sama dalam posisi tertutup. Sehingga campuran

bahan bakar dan udara tadi terkompresi. Kompresi tersebut membuat

tekanan di dalam ruang pembakaran menjadi tinggi. Sesaat piston

mendekati TMA, busi memancarkan percikan api untuk membakar


10

campuran bahan bakar dan udara yang terkompresi tadi. Sehingga

terjadilah ledakan di dalam ruang pembakaran.

2. Langkah Ekspansi, adalah langkah piston yang bergerak turun dari

TMA ke TMB akibat terdorong oleh ledakan di dalam ruang pembakaran

tersebut dan memaksa crankshaft berputar. Posisi katup isap dan buang

masih sama-sama tertutup. Langkah inilah yang dapat menghasilkan

tenaga dan mesin dapat bekerja.

3. Langkah Buang, adalah langkah dimana piston bergerak ke atas dari

TMB ke TMA, dimana katup isap tertutup dan katup buang terbuka.

Sehingga piston dapat membuang sisa pembakaran. Pada saat piston

mencapai TMA maka katup buang tertutup dan katup isap terbuka

sehingga siklus empat langkah dapat dimulai kembali.

Gambar 2.2. Siklus Empat Langkah

2.5 Analisis Tegangan

2.5.1 Gaya Tekan dan Gaya Tarik

Dalam analisis vektor seperti penjumlahan dan perkalian biasanya

keadaan tekan dan tarik bukanlah hal yang begitu penting, namun

demikian dalam ilmu kekuatan bahan merupakan hal yang penting, karena

kemampuan bahan menahan beban dan tarik adalah berbeda.


11

2.5.2 Tegangan Normal

Kita lihat gambar 2.15 dengan asumsi bahwa penampang bahan

seragam. Diagram bebas tersebut menunjukkan sistem dalam keadaan

keseimbangan gaya maupun momen. Artinya pada setiap bagian bahan

dimanapun mengambilnya, bagian tersebut ada dalam keseimbangan

statik. Apabila diambil antara ujung kiri sampai dengan penampang a-a

pada gambar 2.15, maka juga akan terjadi keseimbangan statik.

Gaya P pada penampang a-a tersebut. Terlihat bahwa gaya yang

bekerja arahnya tegak lurus dengan penampang bahan, oleh karena itu

gaya P disebut sebagai gaya normal. Maka resultan gaya yang bekerja

pada penampang A adalah sebesar σA.

Gambar 2.3. Resultan gaya yang bekerja pada penampang A.


Timoshenko, (1985)

2.6 Metode Analisis Menggunakan Program ANSYS

ANSYS adalah program paket yang dapat memodelkan elemen hingga

menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan mekanika, termasuk di

dalamnya masalah statika, dinamika, analisis struktural (baik linier, maupun

non linier), masalah perpindahan panas, masalah fluida dan juga masalah

yang berhubungan dengan akustik dan elegtromagnetik.

ANSYS workbench adalah salah satu perangkat lunak berbasiskan

metode elemen hingga yang dipakai untuk menganalisis masalah-masalah

rekayasa (engineering). ANSYS workbench juga berintegrasi dengan


12

perangkat lunak CAD sehingga memudahkan pengguna dalam membangun

model geometri dengan berbagai perangkat lunak CAD. Sependek

pengetahuan saya, beberapa perangkat lunak tersebut adalah Catia dan

Solidwork. ANSYS dapat berjalan sistem operasi windows dan Linux.

ANSYS workbench berisi beberapa fasilitas diantaranya:

1. Mechanical, untuk analisis struktur (statik) dan thermal (perpindahan

panas).

2. Fluid Flow, yang teridiri dari ANSYS CFX dan Fluent, untuk analisis CFD

(Computationa fluid dynamic).

3. Engineering Data, sebagai database material lengkap dengan

propertisnya.

4. Design modeler, digunakan untuk membangun model geometri yang akan

dianalisis. Juga dapat digunakan untuk memodifikasi hasil gambar dari

perangkat lunak CAD.

5. Meshing Application, fasilitas untuk meshing menjadi bagian kecil-kecil

untuk mencari distribusi tegangan (static structural) dan distribusi

temperatur (heat transfer).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

c.1 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data Teknis

Menentukan Geometri

Desain Model Tiga Dimensi

Perhitungan Beban

Simulasi

Data Hasil Simulasi

Evaluasi Perbandingan Hasil


Simulasi

Selesai

c.2 Jenis Metode Penelitian

Berdasarkan kasus tersebut, penelitian yang akan dilaksanakan

mencakup bahan/komponen yang diteliti dan cara penelitian. Metode

13
14

penilitian yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode stress analysis

dengan dengan menggunakan program ANSYS untuk mengetahui aspek

keamanan suatu komponen dalam kondisi ketika sedang operasi.

c.3 Studi Literatur

Studi literatur merupakan langkah paling awal sebelum memulai suatu

penelitian, studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah data yang

diperlukan dari berbagai sumber yang berhubungan dengan topik yang

diangkat dalam penelitian. Sumber studi literatur penelitian ini bisa didapat

diantaranya jurnal atau penelitian terdahulu yang berkaitan.

c.4 Pengumpulan Data Teknis

Data teknik (Engineering data) adalah data-data yang berhasil

dihimpun melalui studi literatur. Data teknik yang diperlukan dalam penelitian

ini diantaranya material dan gaya-gaya yang bekerja pada mekanisme katup.

c.4.1 Material Katup

Material yang digunakan adalah stainless steel SUH-35 dengan sifat

mekanik pada tabel dibawah ini (china steel suppliers):


15

c.4.2 Gaya yang Terjadi pada Katup

Gaya yang terjadi pada katup adalah gaya yang tekan (preasure)

yang berasal dari kompresi ruang bakar yang berkisar antara 140 PSI (9,5

BAR) hingga 220 PSI (15 BAR) dengan suhu ruang bakar sekitar 700ºC.

c.5 Variabel penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang dipilih umtuk menentukan adanya

suatu hubungan pada keadaan yang akan diteliti. Dalam penelitisn ini

variabel bebasnya adalah suhu dan tekanan dalam ruang bakar yang

mendorong katup buang pada saat proses pembuangan hasil

pembakaran.

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang diteliti apakah menunjukan adanya

pengaruh dari perlakuan variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel

terikatnya adalah nilai stress analysis yang terjadi pada katup buang.

3. Variabel kontrol

Variabel kontrol adalah variabel kendali antara variabel bebas dan

variabel terikat, yang artinya variabel ini bersifat netral. Dalam penelitian

ini katup buang menggunakan jenis material yang sama yaitu stainless

steel SUH-35 sebagai variabel kontrol.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Simulasi

Dari hasil menggunakan software Ansys

4.2 Hasil Perbandingan Simulasi

4.3 Pembahasan

4.4 Apa lagi

16

Anda mungkin juga menyukai