Disusun oleh:
Ambarwati
203203005
(M.Noviyanto,S.Kep.Ns.,M.Kep) ( ) (Ambarwati)
1. PENGKAJIAN
1. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
a. Dx Medis : Fraktur Femur Dextra
b. Jenis Operasi : ORIF ( Open Reduction Internal Fixation)
c. Jenis Anastesi : Regional anestesi SAB (Subacrachniod Blok)
d. Riwayat pemakaian obat-obatan : Klien mengatakan sebelum
masuk rumah sakit klien tidak mengkonsumsi obat-obatan.
e. Riwayat merokok :Klien mengatakan dirumah
merokok
f. Riwayat mengkonsumsi alkohol :Klien mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi alcohol
g. Riwayat peyakit kronik : Klien mengatakan sebelumnya
tidak pernah mempunyai riwayat sakit kronik sebelumnya.
5. Pernapasan
Inspeksi : RR: 20 x/menit, bentuk dada simetris, tidak ada jejas atau
luka, tidak tampak benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat massa
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler pada kedua lapang paru
6. Sirkulasi
TD : 110/60 mmHg , N: 80 x / menit. Suhu: 36.5 °C RR: 20x/mnt
DO:
Klien mengungkapkan secara
verbal ketidaknyamanan
nyeri
TD: 110/60 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
36,50C
2 DS: Ansietas Krisis
Klien mengatakan sedikit Situasional
cemas dan khawatir karena (Pre ORIF)
operasi pertamanya
Klien mengatakan sedikit
takut namun klien pasrah
dengan dan berdoa agar
dimudahkan dan diberi
kelancaran oleh Allah.
DO :
Wajah tampak tegang.
Klien tampak gelisah
TD: 110/60 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36,5°C
No NOC NIC
1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri :
keperawatan selama 1 x 15 menit. 1. Kaji secara menyeluruh tentang nyeri,
Diharapkan keluhan klien dapat meliputi: lokasi, karakteristik, waktu
teratasi dengan kriteria hasil : kejadian, lama, frekuensi, kualitas,
Kontrol nyeri : intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor
1. Klien dapat menggunakan pencetus
tehnik nonfarmakologi untuk 2. Observasi reksi non verbal dari
menghilangkan nyeri ketidaknyamanan, khususnya dalam
2. Klien merasa nyaman ketidakmampuan untuk komunikasi secara
efektif
3. Kontrol faktor-faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi respon klien
terhadap ketidaknyamanan (contoh :
temperatur ruangan, penyinaran, dll)
4. Ajarkan penggunaan teknik non-
farmakologi (ex:relaksasi napas dalam)
5. Evaluasi keefektifan dari tindakan
mengontrol nyeri
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tingkat kecemasan
keperawatan selama 1 x 15 menit, 2. Temani pasien untuk memberikan
diharapkan keluhan klien dapat keamanan dan mengurangi takut
teratasi dengan kriteria hasil : 3. Dengarkan dengan penuh perhatian
Kontrol kecemasan : 4. Instruksikan pasien untuk berdoa sesuai
1. Klien mampu dengan kepercayaannya.
mengidentifikasi dan 5. Memberikan sesi khusus untuk
mengungkapkan gejala cemas mengurangi kecemasan pasien (Berikan
2. Vital sign dalam batas informasi faktual mengenai penyakit,
normal diagnosis, tindakan prognosis).
3. Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas
DX
1 09.40 1. Mengkaji secara menyeluruh S:
tentang nyeri, meliputi: lokasi, Klien mengatakan
karakteristik, waktu kejadian, sudah sedikit lebih
lama, frekuensi, kualitas, nyaman
intensitas/beratnya nyeri, dan
faktor-faktor pencetus O:
2. Mengkaji TTV Klien tampak Ambar
09.50 3. Mengobservasi reksi non verbal mampu melakukan
dari ketidaknyamanan, nafas dalam
khususnya dalam TD: 110/60 mmHg
ketidakmampuan untuk N : 80x/menit
komunikasi secara efektif RR : 20x/menit
4. Mengontrol faktor-faktor Suhu : 36,5°C
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon klien A: masalah nyeri akut
terhadap ketidaknyamanan teratasi sebagian
(contoh : temperatur ruangan,
penyinaran, dll) P: lanjutkan intervensi
5. Mengajarkan penggunaan teknik Anjurkan klien
non-farmakologi (ex:relaksasi tetap melakukan
napas dalam) nafas dalam dan
6. Evaluasi keefektifan dari berdoa sebelum
tindakan mengontrol nyeri operasi dilakukan
b. Prosedur anastesi
1) Jenis anastesi
Anastesi yang digunakan adalah Regional Anastesi Subarachniod Blok
2) Persiapan anastesi
Sarung tangan steril, alkohol 70%, povidone iodine 10% dan obat
Vopicain 10 mg, area anastesi di space Lumbal 3-4.
3) Posisi nastesi
Posisi anastesi pasien duduk dengan kepala meunduk.
2) Alat steril
Set bedah ortopedi, plat
3) Bahan medis habis pakai
Sarung tangan steril, kassa steril, povidone iodine 10%, alcohol 70%,
supratul, hypafix, elastic bandage
d. Prosedur operasi
Prosedur operasi yang dilakukan meliputi:
1. Memposisikan pasien supinasi dan memasang restrain ditangan pasien
2. Melepas bidai dengan gunting
3. Mencuci tangan steril dengan chlorhexidine 4% dan air mengalir
sesuai prosedur
4. Memakai jas operasi
5. Memakai handscoon steril
6. Disinfektan area operasi dengan alcohol 70% kemudian povidone
iodine 10%
7. Penutupan area operasi (drapping) dengan duk besar 1 lobang, duk
tanggung rapat 2
8. Tim operasi melakukan time out Insisi lokasi operasi femur lateral
dextra dari mulai kulit-subcutis menggunakan bisturi
9. Menghentikan perdarahan dengan menggunakan ESV
10.Menggunting facia dengan gunting jaringan
11.Memperjelas area pandang operasi dengan menghisap perdarahan
menggunakan suction
12.Menghentikan perdarahan dengan kassa kering
13.Memasang hak besar
14.Memisahkan otot dengan tulang menggunakan rasparatorium
15.Mengambil jaringan tulang yang tak berfungsi dengan nagle tang
16.Mencari ujung kedua tulang yang patah
17.Memasang cobra
18.Menyatukan kedua ujung tulang yang patah degan bone klem
19.Kuretase tulang dengan kuret
20.Memasang reduction ditenagh-tengah ujung tulang yang patah
21.Memasang plat tulang
22.Mengebor tulang sesuai jumlah lubang pada plat dan mengukur
kedalaman lubang
23.Membuat lubang untuk masuk baut
24.Memasang baut sejumlah lubang yang ada dengan menggunakan scrub
driver
25.Setelah baut terpasang semua bersihkan dengan nacl
26.Disinfeksi luka operasi dengan povidone iodine
27.Memasang drain dengan NGT no 14
28.Menjahit facia jarum dalam dan benang dexon no 1
29.Menjahit subcutis dengan benang cromik no 0
30.Menjahit kulit dengan jarum luar dan benang silk No 2/0 cutting
31.Membersihkan luka operasi dengan Nacl 0,9%
32.Disinfektan luka operasi dengan povidone iodine 10% dan kassa steril
33.Menutup luka dengan kassa steril dan hypafix dan elastic bandage
34.Menghitung instrument bekas operasi
35.Menghitung kassa bekas operasi
36.Membersihkan dan merapikan alat
37.Memindahkan pasien ke bed
38.Mendokumentasikan status pasien
2. Posisi pembedahan
( √ ) supine ( ) Tengkurap ( ) miring kanan
( ) miring kiri ( ) litotomi ( ) lain-lain
3. Restrain/pengaman klien
Posisi: supinasi
Restrain: di kedua tangan klien
Area yang dibersihkan: area yang dibersihkan pada daerah kaki kanan
Jenis cairan yang digunakan: menggunakan kasa yang telah diberi
cairan povidone iodine 10% dan alcohol 70%
II ANALISA DATA
No Data Masalah Penyebab
1. DS: - Risiko Pembedahan
DO: perdarahan
Klien tampak dilakukan pembedahan terbuka
ORIF dengan pemasangan plat
Posisi klien supinasi dengan regional anastesi
SAB
Terdapat luka pembedahan pada kaki kanan
bagian femur.
Kedalaman luka kurang lebih 2-3 cm
Panjang luka kurang lebih 15 cm
Klien tampak lemah
Perdarahan ±50 cc
TTV :
TD 112/64
Nadi 65x/Menit
Spo 99%
2 DS:- Resiko
DO: infeksi
Klien tampak dilakukan pembedahan terbuka
ORIF dengan pemasangan plat
Posisi klien supinasi dengan regional anastesi
SAB
Pasien terpasang infus pada tangan kiri
TTV :
TD 112/64
Nadi 65x/Menit
Spo 99%