Anda di halaman 1dari 14

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TINDAKAN ORIF FRAKTUR


FEMUR DEXTRA
DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD SLEMAN

Disusun oleh:
Ambarwati
203203005

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XV


UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN TINDAKAN ORIF FRAKTUR
FEMUR DEXTRA
DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD SLEMAN

Telah disetujui pada 


Hari : 
Tanggal : 

      Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik      Mahasiswa

       

(M.Noviyanto,S.Kep.Ns.,M.Kep)              ( ) (Ambarwati)
1. PENGKAJIAN

NAMA MAHASISWA : Ambarwati


NPM : 203203005

A. ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERATIF


Identitas
Nama : Tn M
Umur : 24 Tahun
Status : Mahasiswa
Agama : Islam
Tanggal pengkajian : 10 Desember 2020

1. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan
a. Dx Medis : Fraktur Femur Dextra
b. Jenis Operasi : ORIF ( Open Reduction Internal Fixation)
c. Jenis Anastesi : Regional anestesi SAB (Subacrachniod Blok)
d. Riwayat pemakaian obat-obatan : Klien mengatakan sebelum
masuk rumah sakit klien tidak mengkonsumsi obat-obatan.
e. Riwayat merokok :Klien mengatakan dirumah
merokok
f. Riwayat mengkonsumsi alkohol :Klien mengatakan tidak pernah
mengkonsumsi alcohol
g. Riwayat peyakit kronik : Klien mengatakan sebelumnya
tidak pernah mempunyai riwayat sakit kronik sebelumnya.

2. Kondisi umum dan penampilan fisik


Keadaan umum baik, klien sudah menggunakan baju operasi, topi, dan
masker. Kaki kiri klien tampak terbidai, klien mengatakan kaki kirinya
terasa nyeri
P: fraktur femur dextra
Q: terasa berdenyut-denyut
R: femur dextra
S: 7 (Sedang)
T: terus-menerus

3. Status emosional dan tingkat kesadaran


Kesadaran klien composmentis, GCS 15 E4M6V5. Klien sedikit cemas
dan khawatir karena ini operasi pertamanya. Klien mengatakan sedikit
takut namun klien pasrah dan berdoa agar dimudahkan dan diberi
kelancaran oleh Allah. Wajah tampak tegang, tampak gelisah. 
4. Rentang gerak
Rentang gerak : terbatas

5. Pernapasan
Inspeksi : RR: 20 x/menit, bentuk dada simetris, tidak ada jejas atau
luka, tidak tampak benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat massa 
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler pada kedua lapang paru

6. Sirkulasi 
TD :   110/60    mmHg ,     N:   80   x / menit. Suhu: 36.5 °C RR: 20x/mnt

7. Reaksi alergi dan pasca transfuse


Klien memiliki alergi udang

8. Pemakaian obat-obatan yang berkaitan dengan pembedahan

Nama obat Rut Dosis Kegunaan


e
Ceftriaxon  Iv  1 gr Antibiotik 
Vopicain Iv  10 mg Anestesi
Dexametason Iv  1 mg/kg Mengatasi peradangan, reaksi alergi
Ketorolac  Iv  30 mg Anti nyeri
Cefazolin  Iv  2 gr Antibiotik

No Item Observasi observasi


Ya Tidak
1. Pencukuran area yang akan dioperasi √
2. Baju Operasi √
3. Cat kuku √
4. Make Up √
5. Inform consent √
6. Assesoris, jam tangan, gelang, jepit rambut, cincin √
7. Gigi palsu, kontak lens, alat pendengaran √
8. Pemeriksaan penunjang √
Darah √
Urin √
Radiologi  √
Lain-lain : EKG, RDT.PITC √
9 Personal hygiene (mandi) √
10 Premedikasi preoperasi  √
11 Pemasangan kateter √
12 Topi, masker √
Persiapan saat diruang penerimaan

ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERASI


I. ANALISA DATA
No Data Masalah Penyebab
1 DS: Nyeri akut  Agen cedera
Klien mengatakan nyeri berat fisik
dibagian paha sebelah kanan
Pengkajian :
P: fraktur femur dextra
Q: terasa berdenyut-denyut
R: femur dextra
S: 7 (Sedang)
T: terus-menerus

DO:
 Klien mengungkapkan secara
verbal ketidaknyamanan
nyeri
 TD: 110/60 mmHg
 N : 80x/menit
 RR : 20x/menit
 36,50C
2 DS: Ansietas Krisis
 Klien mengatakan sedikit Situasional 
cemas dan khawatir karena (Pre ORIF)
operasi pertamanya
 Klien mengatakan sedikit
takut namun klien pasrah
dengan dan berdoa agar
dimudahkan dan diberi
kelancaran oleh Allah. 
DO :
 Wajah tampak tegang.
 Klien tampak gelisah
 TD: 110/60 mmHg
 N : 80x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 36,5°C

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (Pre-ORIF)
III. RENCANA KEPERAWATAN

No NOC NIC
1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri :
keperawatan selama 1 x 15 menit.  1. Kaji secara menyeluruh tentang nyeri,
Diharapkan keluhan klien dapat meliputi: lokasi, karakteristik, waktu
teratasi dengan kriteria hasil : kejadian, lama, frekuensi, kualitas,
Kontrol nyeri : intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor
1. Klien dapat menggunakan pencetus
tehnik nonfarmakologi untuk 2. Observasi reksi non verbal dari
menghilangkan nyeri ketidaknyamanan, khususnya dalam
2. Klien merasa nyaman ketidakmampuan untuk komunikasi secara
efektif
3. Kontrol faktor-faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi respon klien
terhadap ketidaknyamanan  (contoh :
temperatur ruangan, penyinaran, dll)
4. Ajarkan penggunaan teknik non-
farmakologi (ex:relaksasi napas dalam)
5. Evaluasi keefektifan dari tindakan
mengontrol nyeri
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tingkat kecemasan
keperawatan selama 1 x 15 menit, 2. Temani pasien untuk memberikan
diharapkan keluhan klien dapat keamanan dan mengurangi takut
teratasi dengan kriteria hasil : 3. Dengarkan dengan penuh perhatian
Kontrol kecemasan : 4. Instruksikan pasien untuk berdoa sesuai
1. Klien mampu dengan kepercayaannya.
mengidentifikasi dan 5. Memberikan sesi khusus untuk
mengungkapkan gejala cemas mengurangi kecemasan pasien (Berikan
2. Vital sign dalam batas informasi faktual mengenai penyakit,
normal diagnosis, tindakan prognosis).
3. Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No Jam Implementasi Evaluasi Paraf 

DX
1 09.40 1. Mengkaji secara menyeluruh S: 
tentang nyeri, meliputi: lokasi, Klien mengatakan
karakteristik, waktu kejadian, sudah sedikit lebih
lama, frekuensi, kualitas, nyaman 
intensitas/beratnya nyeri, dan
faktor-faktor pencetus O:
2. Mengkaji TTV  Klien tampak Ambar
09.50 3. Mengobservasi reksi non verbal mampu melakukan
dari ketidaknyamanan, nafas dalam
khususnya dalam  TD: 110/60 mmHg
ketidakmampuan untuk  N : 80x/menit
komunikasi secara efektif  RR : 20x/menit
4. Mengontrol faktor-faktor  Suhu : 36,5°C
lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon klien A: masalah nyeri akut
terhadap ketidaknyamanan  teratasi sebagian
(contoh : temperatur ruangan,
penyinaran, dll) P: lanjutkan intervensi
5. Mengajarkan penggunaan teknik  Anjurkan klien
non-farmakologi (ex:relaksasi tetap melakukan
napas dalam) nafas dalam dan
6. Evaluasi keefektifan dari berdoa sebelum
tindakan mengontrol nyeri operasi dilakukan

2 09.50 1. Mengidentifikasi tingkat S: -


kecemasan O:
2. Menemani pasien untuk Klien tampak lebih
memberikan keamanan dan tenang
mengurangi takut  TD: 110/60 mmHg
09.55 3. Mendengarkan dengan penuh  N : 80x/menit
perhatian  RR : 20x/menit
4. Menginstruksikan pasien untuk  Suhu : 36,5°C
berdoa sesuai dengan A: masalah kecemasan 
kepercayaannya. Ambar
teratasi sebagian
5. Memberikan sesi khusus untuk
mengurangi kecemasan pasien P: lanjutkan intervensi
(Berikan informasi faktual   Anjurkan klien
mengenai penyakit, diagnosis, tetap melakukan
tindakan prognosis). nafas dalam dan
berdoa sebelum
operasi dilakukan

B. ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERASI


1. Pengkajian
a. Persiapan perawat
Perawat yang mengikuti tindakan operasi sebanyak 4 orang, terdiri dari 1
perawat instrument, 1 perawat sirkuler, 1 asisten operator dan 1 orang
operator (dokter). Sebelum melakukan tindakan perawat terlebih dahulu
mencuci tangan dengan tehnik steril, menggunakan baju operasi, dan
menggunakan sarung tangan steril sesuai dengan prosedur. Sebelumnya
ruangan, instrument, dan kebutuhan selama operasi telah dipersiapkan. 

b. Prosedur anastesi
1) Jenis anastesi
Anastesi yang digunakan adalah Regional Anastesi Subarachniod Blok
2) Persiapan anastesi
Sarung tangan steril, alkohol 70%, povidone iodine 10% dan obat
Vopicain 10 mg, area anastesi di space Lumbal 3-4.

3) Posisi nastesi
Posisi anastesi pasien duduk dengan kepala meunduk.

c. Persiapan alat dan ruang


1) Alat tidak steril
Alat tidak steril meliputi: tempat tidur, perlak, standar infuse, mesin
suction, lampu operasi, dan gunting verban

2) Alat steril
Set bedah ortopedi, plat 
3) Bahan medis habis pakai
Sarung tangan steril, kassa steril, povidone iodine 10%, alcohol 70%,
supratul, hypafix, elastic bandage

d. Prosedur operasi
Prosedur operasi yang dilakukan meliputi:
1. Memposisikan pasien supinasi dan memasang restrain ditangan pasien
2. Melepas bidai dengan gunting
3. Mencuci tangan steril dengan chlorhexidine 4%  dan air mengalir
sesuai prosedur
4. Memakai jas operasi
5. Memakai handscoon steril
6. Disinfektan area operasi dengan alcohol 70% kemudian povidone
iodine 10%
7. Penutupan area operasi (drapping) dengan duk besar 1 lobang, duk
tanggung rapat 2
8. Tim operasi melakukan time out Insisi lokasi operasi femur lateral
dextra dari mulai kulit-subcutis menggunakan bisturi
9. Menghentikan perdarahan dengan menggunakan ESV
10.Menggunting facia dengan gunting jaringan
11.Memperjelas area pandang operasi dengan menghisap perdarahan
menggunakan suction
12.Menghentikan perdarahan dengan kassa kering
13.Memasang hak besar
14.Memisahkan otot dengan tulang menggunakan rasparatorium
15.Mengambil jaringan tulang yang tak berfungsi dengan nagle tang
16.Mencari ujung kedua tulang yang patah
17.Memasang cobra
18.Menyatukan kedua ujung tulang yang patah degan bone klem
19.Kuretase tulang dengan kuret
20.Memasang reduction ditenagh-tengah ujung tulang yang patah
21.Memasang plat tulang
22.Mengebor tulang sesuai jumlah lubang pada plat dan mengukur
kedalaman lubang
23.Membuat lubang untuk masuk baut
24.Memasang baut sejumlah lubang yang ada dengan menggunakan scrub
driver
25.Setelah baut terpasang semua bersihkan dengan nacl
26.Disinfeksi luka operasi dengan povidone iodine
27.Memasang drain dengan NGT no 14
28.Menjahit facia jarum dalam dan benang dexon no 1
29.Menjahit subcutis dengan benang cromik no 0
30.Menjahit kulit dengan jarum luar dan benang silk No 2/0 cutting
31.Membersihkan luka operasi dengan Nacl 0,9%
32.Disinfektan luka operasi dengan povidone iodine 10% dan kassa steril
33.Menutup luka dengan kassa steril dan hypafix dan elastic bandage
34.Menghitung instrument bekas operasi
35.Menghitung kassa bekas operasi
36.Membersihkan dan merapikan alat
37.Memindahkan pasien ke bed
38.Mendokumentasikan status pasien

e. Kaji data-data berikut selama prosedur operasi


1. IV line (jenis cairan, banyaknya cairan masuk)
Jenis cairan : Ringer laktat (RL)
Banyaknya cairan : 600 cc

2. Posisi pembedahan
(   √  ) supine (      ) Tengkurap         (     ) miring kanan
( ) miring kiri (      ) litotomi (    ) lain-lain

3. Restrain/pengaman klien
Posisi: supinasi
Restrain: di kedua tangan klien

4. Posisi Negative plate: di bawah kaki sebelah kiri

5. Persiapan area operasi

Area yang dibersihkan: area yang dibersihkan pada daerah kaki kanan
Jenis cairan yang digunakan: menggunakan kasa yang telah diberi
cairan povidone iodine 10% dan alcohol 70%

6. Monitoring tanda-tanda vital

Waktu (tiap Pernapasa Suh Masalah terkait Inter


TD Nadi
30 menit) n u sirkulasi vensi
10.30 117/76 81x/m 20x/mnt - Saturasi : 99% -
mmHg nt
11.00 112/64 80x/m 20x/mnt - Saturasi : 99% -
mmHg nt
11.30 115/66 81x/m 20x/mnt - Saturasi : 99% -
mmHg nt
11.45 118/69 82x/m 22x/mnt - Saturasi : 99% -
mmHg nt

7. Temuan data yang lain selama prosedur operasi: tidak ada:


Klien tampak dilakukan tindakan ORIF, panjang luka kurang lebih 15
cm, kedalaman kurang lebih 2-3 cm, luka tamapak merah pada
jaringan, terdapat darah kurang lebih 50 cc.

II ANALISA DATA
No Data Masalah Penyebab
1. DS: - Risiko Pembedahan
DO: perdarahan
 Klien tampak dilakukan pembedahan terbuka
ORIF dengan pemasangan plat
 Posisi klien supinasi dengan regional anastesi
SAB
 Terdapat luka pembedahan pada kaki kanan
bagian femur. 
 Kedalaman luka kurang lebih 2-3 cm
 Panjang luka kurang lebih 15 cm
 Klien tampak lemah
 Perdarahan ±50 cc
 TTV :
TD 112/64
Nadi 65x/Menit
Spo 99%
2 DS:- Resiko
DO:  infeksi 
 Klien tampak dilakukan pembedahan terbuka
ORIF dengan pemasangan plat
 Posisi klien supinasi dengan regional anastesi
SAB
 Pasien terpasang infus pada tangan kiri
 TTV :
TD 112/64
Nadi 65x/Menit
Spo 99%

III. RENCANA KEPERAWATAN


No Diagnosa NOC NIC
1. Resiko Setelah dilakukan tindakan Pencegahan perdarahan :
perdarahan  keperawatan selama 1 x 60 menit 1. Monitor ketat tanda-tanda
diharapkan klien: perdarahan
Keparahan kehilangan darah : 2. Monitot vital sign
1. Tidak Kehilangan darah 3. Lindungi dari trauma yang
>500cc dapat menyebabkan perdarahan
2. Tekanan darah dalam Berikan cairan intravena
batas normal sistol dan
diastole
3. Hemoglobin dan
hematokrit dalam batas
normal

2 Resiko Setelah dilakukan tindakan Kontrol infeksi :


infeksi keperawatan selama 1 x 60 menit 1. Bersihkan lingkungan
diharapkan klien: setelah dipakai pasien lain
Kontrol risiko : 2. Batasi jumlah personil
1. Klien terhindar dari tanda diruang operasi
dan gejala infeksi 3. Gunakan sabun antimikroba
untuk cuci tangan
4. Cuci tangan setelah maupun
sebelum tindakan 
5. Gunakan baju dan sarung
tangan sebagai alat pelindung
6. Pertahankan lingkungan
aseptic selama pemasangan alat
7. Berikan antibiotic bila perlu

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa Jam  Implimentasi Evaluasi Paraf 


Risiko 10.30 1. Memonitor ketat S: -
perdarahan tanda-tanda O:
perdarahan  Lokasi operasi pada
2. Memonitor vital femur lateral dextra
sign  Panjang luka kurang
3. Melindungi dari lebih 15 cm
trauma yang dapat  Posisi pasien supinasi
menyebabkan dengan regional anastesi
perdarahan spinal
4. Memberikan cairan  Perdarahan kurang lebih Ambar 
intravena 50cc
 Tindakan operasi yang
dilakukan sesuai dengan
prosedur
A: risiko perdarahan teratasi
P: hentikan intervensi
Resiko 11.00 1. Membersihkan S:-
infeksi  lingkungan setelah O : 
dipakai pasien lain  Petugas operasi
2. Membatasi jumlah melakukan cuci tangan,
personil diruang memakai jas operasi,
operasi memakai sarung tangan,
3. Menggunakan dan memasang duk operasi Ambar 
sabun antimikroba sesuai prosedur
untuk cuci tangan  Operasi berjalan dengan
4. Mencuci tangan baik dan kesterilan terjaga
setelah maupun dengan baik 
sebelum tindakan   Luka operasi dan
5. Menggunakan baju keadaan sekitar luka bersih
dan sarung tangan A: risiko infeksi teratasi
sebagai alat pelindung sebagian
6. Mempertahankan P: 
lingkungan aseptic 1. Monitor keadaan luka
11.45 selama pemasangan
alat
7. Memberikan
antibiotic bila perlu

C. ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI


1. PENGKAJIAN
a. Tanda-tanda vital

Wakt Pernapasa Saturasi Temperatu


TD Nadi Masalah
u n Oksigen r
117/68 82x/mn
11.50 22x/mnt 99 % - -
mmHg t
120/66 83x/mn
12.00 20x/mnt 100 % - -
mmHg t

b. Kondisi umum klien

Hasil observasi Kapan reflek kembali


Total intake Total output
Reflek Tidak ada -
Jenis
muntah : Ringer laktat Jumlah: Jenis : darah , urin,
600ml
Reflek batuk Tidak ada -
Cairan infuse: 600 Drain: -
Kesadaran  Composmetis, E4V6M5 -
cc
Tranfusi - Urin : -
Perdarahan :  50 cc
IWL:  540
Total : 600cc Total : 590
c. Balance cairan
BC: Input-Output = 600-590= 10cc

IWL : 10 x kgBB/24 jam


: 10 x 54
:  540/24jam
d. Bromage score
Bromage score 2 : hanya bisa menggerakan lutut tanpa fleksi

e. Status keamanam dan kenyamanan klien


1. Nyeri (P,Q,R,S,T)
Selama di recofery room klien belum merasakan nyeri karena masih dalam kondisi
anastesi.
2. Side rail: pada tempat tidur dipasang side rail
3. Restrain: klien tidak di lakukan  restrain

II. ANALISA DATA

N Data Masalah Penyebab


o
1. DS:- Resiko jatuh -
DO: 
 Klien masih mengalami kelemahan (belum
bisa menggerakan anggota tubuh bagian 
bawah secara keseluruhaan )
 Obat anastesi masih belum hilang
 Klien sudah dipindahkan ke recovery room
 Side rail terpasang

III. RENCANA KEPERAWATAN


No Diagnosa NOC NIC
1 Resiko Setelah dilakukan tindakan Pencegahan jatuh :
jatuh keperawatan selama 1 x 15 menit,klien 1. Sediakan lingkungan yang
terhindar dari jatuh dengan karteristik aman dan nyaman
hasil: 2. Identifikasi karakteristik
Kontrol risiko : lingkungan yang berpotensi
1. Klien terbebas dari cidera meningkatkan resiko jatuh
2. Klien komunikatif 3. Posisikan tidur sesuai
3. Klien kooperatif instruksi anastesi
4. TTV dalam rentang normal 4. Kaji tingkat kesadaran
5. Kunci roda pada tempat
tidur selama memindahkan
klien
6. Gunakan side rails untuk
mencegah resiko jatuh
7. Memonitor ttv

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Diagnosa Jam  Implementasi Evaluasi Paraf
Resiko 12.00 1. Memonitor vital S : klien mengatakan hanya bisa
Jatuh sign menekuk lutut kanan dan kaki
2. Memposisikan klien masih terasa lemas
supinasi O:
3. Mengkaji tingkat  Posisi klien supinasi
kesadaran klien dengan kepala 30º lebih
4. Mengunci roda pada tinggi dari kaki
tempat tidur selama  Klien sudah mampu
memindahkan klien
5. Memasang side trail menekuk lutut Ambar
tempat tidur  terpasang  side rail pada
bed.
 TD: 120/66 mmHh
 N: 82 x/mnt
 RR: 20 x/mnt
 Spo 100%
A: risiko jatuh teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi sampai
pasien kembali ke bangsal

Anda mungkin juga menyukai