Anda di halaman 1dari 16

TINJAUAN KRIMINOLOGIS ANAK YANG MELAKUKAN

TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN DI WILAYAH HUKUM


POLISI DAERAH BENGKULU

Oktavianto Akbar
Program Studi Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Email: okta31877@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan berdasarkan adanya kasus kejahatan yang dilakukan


anak di Wilayah Hukum Polisi Daerah Bengkulu. penelitian ini berfokus
pada kejahatan pembunuhan yang dilakukan oleh anak untuk mengetahui
faktor penyebab dan upaya penanggulangan dalam mengantisipasinya.
Tindak kejahatan bisa dilakukan oleh siapapun dari anak hingga dewasa, pria
maupun wanita. Tindak pidana ini diatur dalam kitab undang-undang hukum
pidana (KUHP) pada buku II Title XIX (pasal 338 sampai dengan pasal 350).
Lokasi penelitian ini dilakukan di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polisi
Daerah Bengkulu dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bengkulu.
Sumber data yang digunakan adalah melalui wawancara, observasi dan studi
dokumentasi kemudian data disajikan secara deskriptif yaitu menjelaskan,
menguraikan, dan menggambarkan seseuai dengan permasalahan penelitian
ini. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor yang menyebabkan anak
melakukan kejahatan pembunuhan, terdiri atas dua faktor internal dan faktor
exsternal. Faktor internal berasal dari kepribadian anak serta adanya faktor
biologis dan faktor psikologis akibat dari terlantarnya anak dan pemakaian
alkohol sedangkan faktor eksternal yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor
lingkungan pergaulan, faktor proses belajar yang menyimpang, faktor adanya
peran korban dan faktor ekonomi. Serta upaya penanggulangan kejahatan
pembunuhan yang dilakukan anak yaitu upaya preventif dengan cara
penyuluhan hukum dan pendekatan orang tua sedangkan upaya represif
melalui pemberian sanksi pidana sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Kata kunci: Kriminologi, Kejahatan, Anak, Tindak Pidana Pembunuhan.

1
ABSTRACT

This research was conducted based on the existence of crimes committed by


children in the Bengkulu Regional Police Legal Area. This study focuses on
murder crimes committed by children to determine the causative factors and
prevention efforts in anticipating them. Crime can be committed by anyone
from children to adults, men and women. This criminal act is regulated in the
criminal law book (KUHP) in book II Title XIX (articles 338 to article 350).
The location of this research was conducted at the Directorate of General
Criminal Investigation of the Bengkulu Regional Police and the Class II
Bengkulu Special Development Institute for Children. Sources of data used
are through interviews, observation and documentation study then the data is
presented descriptively, namely explaining, describing, and describing
according to the problem of this research. The conclusion of this study is that
the factors that cause children to commit the crime of murder, consist of two
internal factors and external factors. Internal factors come from the child's
personality as well as the presence of biological and psychological factors as
a result of child abandonment and alcohol use, while external factors are
family environmental factors, social environmental factors, deviant learning
process factors, the role of victims and economic factors. As well as efforts to
tackle the crime of murder by children, namely preventive efforts by means of
legal counseling and parental approaches, while repressive measures are
through the provision of criminal sanctions in accordance with Law Number
11 of 2012 concerning the Child Criminal Justice System.

Keywords: Criminology, Crime, Children, The Crime of Murder.

I. PENDAHULUAN
Anak merupakan aset bangsa perbuatan yang melanggar hukum
sebagai bagian dari generasi muda, yang termasuk tindak pidana. Tindakan yang
menurut pandangan Islam juga memiliki demikian disebabkan karena dalam masa
kedudukan istimewa dan mulia yang pertumbuhan, sikap dan mental anak
harus diperlakukan secara manusiawi dan belum stabil dan juga tidak terlepas dari
diberikan pendidikan, pengajaran, dan lingkungan pergaulannya. disamping itu
keterampilan agar anak tersebut kelak keadaan ekonomi pun juga bisa menjadi
akan bertanggung jawab dalam pendorong bagi anak untuk melakukan
mensosialisasikan diri dalam memenuhi perbuatan yang dilarang.1
kebutuhan hidupnya. Namun sejalan
dengan kehidupan nya, anak dapat
melakukan perbuatan yang merugikan 1
Soerjono Soekanto, Hengkie Liklikuwata
Mulyana W. 1981. Kriminologi Suatu Pengantar.
orang lain, bahkan dapat melakukan Jakarta Timur: Ghalia Indonesia, halaman 43

2
Pada umumnya anak yang masih dapat diartikan dengan faktor kejahatan
dibawah umur belum mampu membeda yang timbul secara ekstern (faktor luar)
kan mana perbuatan yang melanggar maupun (faktor dalam) dari pelaku tindak
hukum dan mana perbuatan yang sesuai pidana kejahatan seseorang. Secara
dengan aturan hukum. Anak juga belum implisit berbagai faktor dapat dijadikan
mampu menghadapi sendiri masalah- sebagai sistem untuk merumuskan
masalah remaja yang biasanya begitu kejahatan pada umumnya ataupun
komplek dan datang silih berganti. Oleh kejahatan anak pada khususnya, tampak
karena itu, sudah menjadi tanggung bahwa faktor apapun yang didapat pada
jawab bersama sebagai orang tua untuk diri anak yang jelas semuanaya tidak
memberi arahan serta membina mereka terstruktur maupun disikapi terlebih
untuk menentukan kepribadiannya dan dahulu.
memberikan kesadaran akan kedudukan Tindak pidana adalah perbuatan
nya sebagai makhluk yang diberi akal dan yang dilarang oleh suatu aturan hukum
fikiran. mental anak yang masih dalam larangan mana disertai ancaman (sanksi)
tahap pencarian jati diri, kadang mudah yang berupa pidana tertentu, bagi barang
terpengaruh dengan situasi dan kondisi siapa yang melanggar larangan tersebut.2
lingkungan di sekitarnya. kejahatan pembunuhan merupakan suatu
Pengertian anak secara khusus perbuatan yang merampas nyawa orang
dapat diartikan menurut undang-undang dan sangat meresahkan masyarakat
nomor 35 tahun 2014 perubahan atas apalagi melibatkan anak sebagai pelaku
undang-undang nomor 23 tahun 2002 tindak kejahatan pembunuhan.
tentang perlindungan anak pasal 1 ayat Seperti kejahatan pembunuhan
(1), menyebutkan bahwa anak adalah yang dilakukan oleh anak banyak terjadi
seseorang yang belum berusia 18 Di Wilayah Hukum Polisi Daerah
(delapan belas) tahun termasuk anak yang Bengkulu berdasarkan data e-Penyidikan
masih dalam kandungan. Adapun Polisi Daerah Bengkulu pidana khusus
undang-undang nomor 11 tahun 2012 ada beberapa anak yang berhadapan
yang mengatur tentang Sistem Peradilan dengan hukum. Yang mencatat sejak
Pidana Anak yang merupakan pengganti mulai 2017 ada 5 kejahatan pembunuhan
dari undang-undang nomor 3 Pasal 23 yang dilakukan anak dibawah umur, dari
Tahun 1997 agar dapat terwujud ke lima kejahatan yang dilakukan anak
peradilan yang benar-benar menjamin di bawah umur tersebut diantaranya
perlindungan kepentingan terbaik ter- pembunuhan berencana disertai pen-
hadap anak yang berhadapan dengan curian, pembunuhan biasa, pembunuhan
hukum. Sebab-sebab kejahatan menjadi terhadap anggota keluarga nya dan
faktor utama dalam proses terbentuknya penganiayaan yang mengakibatkan
tindak pidana baik secara langsung kematian.
maupun tidak langsung.Untuk mencari
faktor yang lebih esensial dari bentuk
tindak pidana atau kejahatan yang 2
Roeslan Saleh. 1981. Perbuatan Dan
Pertanggung Jawaban Pidana. Jakarta: Aksara
dilakukan secara utuh kedudukan ini Baru, halaman 80

3
Kejahatan-kejahatan terjadi di waktu BENGKULU / RES R.L, pada
yang berlainan yaitu: Tanggal 27 Febuari 2020 terjadi
1. Berdasarkan Laporan Polisi kasus pembunuhan dengan korban
Nomor: LP- B / 1 / I / 2017 / anak. Pembunuhan dilakukan
BENGKULU / RES BKL terjadi menggunakan parang, senjata
tanggal 30 Desember 2016 jenis tajam kris, obeng dan batu yang
kejahatan pembunuhan berencana berlokasi di Lapangan Setia
disertai pencurian pembunuhan Negara Kabupaten Rejang
dilakukan menggunakan senapan Lebong, dengan melibatkan
angin lalu dikubur dilubang yang pelaku 4 orang anak yang
telah disediakan berlokasi di berinisial (DPT) 15 tahun, (RE) 17
Kecamatan Ratu Agung Kota tahun, (FFA) 17 tahun, (GFP) 17
Bengkulu, dengan tersangka tahun.
pelaku 3 orang anak yang 5. Berdasarkan Laporan Polisi
berinisial (DW) 16 tahun, (DE) 17 Nomor : LP/ 396.B / IV / 2020/
tahun, (FR) 17 tahun. BENGKULU / RES BKL,terjadi
2. Berdasarkan Laporan Polisi pada Tanggal 11 april 2020
Nomor : LP / B-937 / XII / 2017 / kejahatan pembunuhan yang
BENGKULU / RES R.L, pada dilakukan menggunakan pisau
Tanggal 09 Desember 2017 jenis milik korban dan balok kayu yang
kejahatan pembunuhan yang berlokasi di Kecamatan Ratu
dilakukan menggunakan pisau, Agung Kota Bengkulu, dengan
lokasi kejadian di Kel. Air Putih melibatkan pelaku 1 orang anak
Baru Kabupaten Rejang Lebong berinisial (YAP) berumur 17
dengan pelaku 1 orang anak tahun.3
berinisial (EAJ) berumur 14 tahun. Berdasarkan latar belakang di atas
3. Berdasarkan Laporan Polisi penulis tertarik untuk mengangkat
Nomor : LP / B-895 / XII / 2017 / judul “Tinjauan Kriminologis
BENGKULU / RES KPH, terjadi Anak Yang Melakukan Tindak
Tanggal 21 Desember 2017 juga Pidana Pembunuhan di Wilayah
terjadi kejahatan pembunuhan Hukum Polisi Daerah Bengkulu”.
terhadap anggota keluarganya Berdasarkan latar belakang di atas, maka
(neneknya) pembunuhan dilaku permasalahan yang diangkat dalam
kan menggunakan pisau yang penelitian ini adalah :
ditusukkan berkali-kali hingga 1. Apakah faktor-faktor yang menyebab
korban terjatuh yang berlokasi di kan terjadinya kejahatan pembunuhan
Desa Tebat Monok Kabupaten yang dilakukan oleh anak di Wilayah
Kepahiang, dengan pelaku 1 orang Hukum Polisi Daerah Bengkulu ?
anak berinisial (NN) berumur 16
tahun.
3
“e-Penyidikan Layanan Polisi Daerah
4. Berdasarkan Laporan Polisi Bengkulu ” https://robinops.bareskrim.go.id
Nomor : LP / B-62 / II / 2020 / diakses tanggal 04 April 2020

4
2. Bagaimanakah upaya penanggulangan pembunuhan yang dilakukan oleh anak.
oleh aparat penegak hukum terhadap Tindak pidana pembunuhan merupakan
kejahatan pembunuhan yang di suatu pebuatan melanggar hukum,
lakukan oleh anak di Wilayah Hukum dimana tindakan pembunuhan tersebut
Polisi Daerah Bengkulu? menyebabkan hilangnya nyawa
Penelitian ini yang digunakan adalah seseorang. Tindak pidana pembunuhan
penelitian studi empiris. Penelitian yang dilakukan oleh anak pada umumnya
empiris adalah penelitian yang bersifat dilakukan secara perseorangan maupun
menjelajah, melukiskan dan menjelaskan. secara berkelompok oleh anak dengan
Fokus utama dari penelitian ini adalah temannya, yang mana usia pelaku
meneliti suatu fenomena atau keadaan pembunuhan tersebut dikatagorikan
dari objek penelitian secara detail dengan anak-anak yaitu belum mencapai umur 18
menghimpun kenyataan yang terjadi serta Tahun.
mengembangkan konsep yang ada. Melalui hasil wawancara dengan
II. PEMBAHASAN informasi yang menangani kasus
A. Gambaran Umum kejahatan anak sebagai pelaku tindak
Masalah kriminalitas sebagai pidana pembunuhan. Kompol Elly Efendi
kenyataan sosial tidak berdiri sendiri selaku Kepala Sub Bagian Rencana
tetapi berkaitan dengan sosial ekonomi, Admnistrasi Reserse Kriminal Umum
politik dan budaya sebagai fenomena Polisi Daerah Bengkulu sejak mulai
yang ada dalam masyarakat dan saling terhitung dari tahun 2017 sampai dengan
mempengaruhi satu sama lain.4 Salah satu tahun 2020 kasus pembunuhan yang
masalah kriminalitas yang terjadi dalam dilakukan oleh anak akan dipaparkan
masyarakat dan meresahkan masyarakat dalam bentuk tabel dibawah ini:5
belakangan ini adalah tindak pidana

Tabel 1 : Jumlah keseluruhan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak di Wilayah
Hukum Polisi Daerah Bengkulu dari Tahun (2017-2020)
No Tahun Jumlah Kasus Jenis Kasus Lokasi Kejadian
1 2017 3 Kasus Pembunuhan Berencana Kota Bengkulu Kabupaten
Pembunuhan Biasa Kepahiang Dan Kabupaten
Rejang Lebong
2 2018 1 Kasus Penganiayaan Kota Bengkulu
Mengakibatkan
Kematian
3 2019 - - -
4 2020 2 Kasus Pembunuhan Biasa Kota Bengkulu Dan
Kabupaten Rejang Lebong

4
Ninik Widiyanti dan Panji Anoraga. 1987.
5
Wawancara Dengan Elly Efendi Tanggal 8
Perkambangan Kejahatan Dan Masalah nya Mei 2020 Di Direktorat Reserse Kriminal
Ditinjau Dari Segi Kriminologi Dan Sosial. Umum Polisi Daerah Bengkulu
Jakarta: Pradnya Paramita, halaman 149

5
Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah kasus dan pembunuhan biasa 2 kasus
kejahatan pembunuhan yang dilakukan untuk penganiayaan mengakibatkan
oleh anak, Polisi Daerah Bengkulu kematian 1 kasus terjadi pada tahun 2018
menangani 6 kasus yaitu pada tahun 2017 dan untuk tahun 2020 yaitu 2 kasus
terdapat 3 kasus, tahun 2018 yaitu 1 kasus pembunuhan biasa. ini lah data yang yang
dan tahun 2020 yaitu 2 kasus untuk pada diperoleh kasus pembunuhan yang
tahun 2019 tidak terdapat kasus dilakukan anak di Wilayah Hukum Polisi
pembunuhan. Berdasarkan tabel tersebut Daerah Bengkulu. Adapun Jumlah pelaku
juga dapat diketahui bahwa kasus kasus pembunuhan yang dilakukan oleh
kejahatan pembunuhan pada tahun 2017 anak akan dipaparkan dalam tabel
yaitu 3 kasus pembunuhan berencana 1 dibawah ini:
Tabel 2 : Jumlah pelaku kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak di Wilayah
Hukum Polisi Daerah Bengkulu dari tahun (2017-2020).
No Tahun Jumlah Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan
2 2017 5
3 2018 1
4 2020 5
Total 11

Berdasarkan data tersebut pada tahun Berdasarkan hasil wawancara dan


Tahun 2017 ada 5 pelaku dengan rincian informasi dari Bapak Idirman selaku
ada 3 pelaku dalam kasus yang sama 2 kepala urusan tata usaha di Lembaga
pelaku anak dengan Kasus yang berbeda, Pembinaan Khusus Anak Kelas II
Tahun 2018 ada 1 pelaku anak dengan 1 Bengkulu (Selanjutnya Disebut Kaur
kasus untuk Tahun 2020 ada 5 pelaku Tata Usaha LPKA Kelas II Bengkulu)
anak dengan rincian 1 anak 1 kasus dan 4 wawancara pada hari Kamis rekapitulasi
anak dalam 1 kasus yang sama. dengan data sejak mulai dari tahun 2017 sampai
total jumlah keseluruhan Anak Sebagai dengan tahun 2020 Daftar narapidana
Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan pada anak dalam kasus pembunuhan diwilayah
tahun 2017 sampai 2020 sebanyak 11 provinsi Bengkulu dalam bentuk tabel
pelaku. dibawah ini:
Tabel 3 : Daftar Data Anak Yang Melakukan Pembunuhan Di Lembaga Pembinaan
Khusus Anak Kelas II Bengkulu (2017-2020).
No Nama Pelaku Jenis
Dan Umur Kelamin Dikenakan Pasal Masa Hukuman

1 *DE 17 Tahun Laki-Laki Pasal 340 Kuhp Jo Pasal 10 Tahun


*DW16 Tahun 55 Ayat (1) Ke-1 Kuhp
*FR 17 Tahun
2 *EAJ 14 Tahun Laki-Laki Primair Pasal 338 Kuhp 4 Tahun 6 Bulan
Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1
Kuhp, Subdair Pasal 170
Ayat (2) Ke-3 Kuhp

6
3 *NN 16 Tahun Wanita Pasal 338 Kuhp Jo UU 2 Tahun 6 Bulan
R.I No 11 Tahun 2012
4 *AYS 17 Tahun Laki-Laki Pasal 170 Ayat (2) Ke-3 2 Tahun 6 Bulan
Kuhp Jo UU R.I No 11
Tahun 2012
5 *DPT 15 Tahun Laki-Laki Pasal 76 C UU No.35 6 Tahun
*FFA 17 Tahun Tahun 2014 Jo Pasal 80
*GFP 17 Tahun ayat (3) No.35 Tahun
*RE 17 Tahun 2014 perubahan UU
No.23 tahun 2002
6 *YAP 17 Tahun Laki-Laki Pasal 338 Kuhp Sub Pasal 2 Tahun 6 Bulan
170 Ayat (2) Ke-3 Kuhp

Berdasarkan data yang diperoleh di bangunan yang cepat serta arus


Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas globalisasi di bidang komunikasi dan
II Bengkulu, terdapat 6 (enam) kasus informasi dan kemajuan ilmu penge-
tindak pidana pembunuhan yang tahuan dan teknologi serta perubahan
dilakukan oleh anak. Keterangan pasal gaya hidup dan cara hidup sebagian orang
yang diberikan kepada anak yaitu pasal tua telah membawa perubahan sosial
338 KUHP, pasal 340 KUHP,170 ayat (3) yang mendasar dalam kehidupan
KUHP dan Undang-Undang perlindungan masyarakat yang pada gilirannya sangat
anak.6 berpengaruh terhadap nilai dan perilaku
B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadi anak. Oleh sebab itu, tidak bisa secara
nya Kejahatan Pembunuhan Yang sepihak dikatakan bahwa anak yang
Dilakukan Anak melakukan tindak pidana merupakan
Kejahatan-kejahatan yang dilaku murni kesalahan anak tersebut,
kan oleh anak pada umumnya dilakukan dikarenakan banyak faktor yang dapat
karena kurang pemahaman terhadap hal mempengaruhinya. Faktor yang men-
yang baik dan buruk. Masa anak-anak yebabkan kejahatan pembunuhan yang
adalah masa yang sangat rawan dilakukan oleh anak adalah faktor
melakukan tindakan, karena masa anak- internal dan faktor eksternal. Berdasarkan
anak suatu masa yang rentan dengan uraian diatas, faktor yang menyebabkan
berbagai keinginan dan harapan untuk tindak pidana pembunuhan yang
mencapai sesuatu ataupun melakukan dilakukan oleh anak penulis mengguna-
sesuatu.Sebenarnya seorang anak yang kan teori mengenai sebab terjadinya
melakukan tindak pidana dapat disebab juvenile deliquancy yaitu teori biologis,
kan oleh banyak faktor, misalnya akibat teori psikogenesis (psikologis dan
dampak negatif dari perkembangan pem- psikiatris), teori sosiogenesis dan teori
subkultur.7

6
Wawancara Dengan Idirman Tanggal 14 7
Kartini Kartono. 2014. Patoogi Sosial 2
Mei 2020 Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kenakalan Remaja. Jakarta: Rajawali Pers,
Kelas II Bengkulu halaman 25

7
1. Faktor Internal dihasilkan oleh anak perempuan tidak
a. Teori yang mencari sebab kejahatan sebanyak jumlah kejahatan yang
dari aspek fisik (Biologi Kriminal) dihasilkan oleh anak laki-laki pada
Tingkah laku sosiopatik atau delikuen umur tertentu. Perbedaan jenis
pada anak-anak dan remaja dapat muncul kelamin itu secara otomatis juga
karena faktor-faktor fisiologis dan menimbulkan perbedaaan tidak hanya
struktur jasmaniah seseorang, juga dapat dari kuantitas saja melainkan dari segi
oleh cacat jasmani yang dibawa sejak kualitas kejahatan tersebut.
lahir.Berdasarkan data yang diperoleh di b. Teori yang mencari sebab kejahatan
Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas dari faktor psikologis dan psikiatris
II Bengkulu dengan mencari sebab yang (psikologi kriminal)
dikaitkan dengan biologis yaitu dilihat Psikologi kriminal adalah mempelajari
dari segi:8 ciri-ciri dari para pelaku kejahatan yang
“sehat”, artinya sehat dalam pengertian
1) Umur
psikologi.9 psikologis ini berasal dari
Umur adalah faktor yang paling
dalam jiwa atau keadaan tertentu yang
penting dalam sebab - musabab
sedang dialami oleh seseorang. Dengan
terjadinya suatu kejahatan, sehingga
kata lain seseorang yang mengalami
dapat dikatakan bahwa umur
gangguan psikologis sering melakukan
seseorang dapat mempengaruhi orang
kejahatan-kejahatan, tingkah laku dan
tersebut untuk melakukan suatu
relasi sosialnya selalu buruk.
kejahatan. Berdasarkan wawancara
Berdasarkan hasil wawancara kasus
data yang penulis peroleh dari
tindak pidana pembunuhan yang
lembaga pembinaan khusus anak kelas
dilakukan anak Wilayah Hukum Polisi
II bengkulu terdapat 27 anak sejak
Daerah Bengkulu, Bapak Irwansyah
menjadi warga binaan usianya masih
selaku Penyidik pembantu di Kepolisian
dibawah umur yaitu usia rata-rata
dan EAJ anak yang berhadapan dengan
dibawah 18 tahun. Adapun kejahatan-
hukum penulis menganalisa bahwa ada
kejahatan yang dilakukan oleh
beberapa faktor yang mempengaruhi
narapidana anak ini seperti: kejahatan
psikologis anak adalah:
kesusilaan, kejahatan pencurian,
1) Terlantarnya Anak
kejahatan pembunuhan, dan kejahatan
Kriminalitas yang melibatkan anak
penganiayaan.
sering kali dikaitkan dengan faktor
2) Jenis kelamin
terlantarnya anak. pada saat ini
Kejahatan yang dilakukan anak dapat
terlantarnya anak diakibatkan karena
dilakukan oleh anak laki-laki maupun
orang tua yang sibuk kerja, tidak ada
oleh anak perempuan, walaupun
pengasuhan dan keluarga tidak
dalam praktek jumlah kejahatan yang
harmonis. seperti anak NN yang seha-

8
Wawancara Dengan Idirman Tanggal 14 9
Soerjono Dirjosisworo.1984. Ruang Lingkup
Mei 2020 Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kriminologi. Bandung: Armico, halaman 137
Kelas II Bengkulu

8
rusnya tinggal dengan orang tuanya, Menyatakan bahwa penyebab tingkah
harus dititipkan tinggal bersama laku jahat pada anak-anak adalah murni
neneknya dikarena orang tua sosiologis atau sosial-psikologis sifatnya.
berkehidupan menengah kebawah Objek utama sosiologi kriminal adalah
berkerja sebagai petani hanya bisa mempelajari hubungan antara masyarakat
memberikan makanan saja, karena dengan anggotanya, antara kelompok
kurangnya kasih sayang dan perhatian baik karena hubungan tempat maupun
orang tua menyebabkan anak tersebut etnis dengan anggotanya, antara
menjadi temperamen dan tertutup kelompok dengan kelompok, sepanjang
ditambah hubungan antara anak dan hubungan tersebut dapat menimbulkan
nenek yang kurang harmonis sehingga kejahatan.10 Misalnya disebabkan oleh
terjadilah pembunuhan dikarenakan pengaruh struktur sosial yang deviatif,
anak merasa kesal dan tertekan tinggal tekanan kelompok, peranan sosial, status
bersama neneknya yang sering sosial atau internalisasi simbolis yang
memarahinya dan menuduh hal-hal keliru.
yang tidak pernah dia lakukan. Berdasarkan hasil wawancara kasus
2) Pemakaian Alkohol tindak pidana pembunuhan yang
Pengaruh alkoholisme terhadap dilakukan anak Wilayah Hukum Polisi
kejahatan sampai sekarang masih Daerah Bengkulu, Bapak Sudirman jaya
menempati posisi yang cukup besar Selaku Kepala Lembaga Pembinaan
dan beragam. sesorang yang sudah Khusus Anak Kelas II Bengkulu Bapak
kecanduan dapat mengakibatkan Angga wahyu selaku Penyidik pembantu
seseorang melakukan tindak kejahatan dan narapidana anak mengungkapkan
berbagai macam jenisnya. Sifat bahwa faktor sosiologis yang
demikian berakibat pula untuk mempengaruhi anak adalah:
melakukan tindak kekerasan dan 1) Faktor Lingkungan Keluarga
kejahatan pembunuhan. Contohnya Faktor lingkungan keluarga memiliki
yakni kasus pembunuhan di Kel. Air peranan yang sangat penting terhadap
Putih Baru Kabupaten Rejang Lebong perkembangan anak itu sendiri.
pada Tanggal 09 Desember 2017 yang Lingkungan keluarga yang baik akan
dilakukan EAJ umur 14 tahun. berpengaruh positif bagi
Sebelum kejadian pembunuhan bahwa perkembangan anak, sedangkan
anak dipengaruhi oleh alkohol pada lingkungan keluarga yang buruk akan
saat berkumpul dengan temannya menimbulkan pengaruh negatif
yaitu meminum-minuman beralkohol terhadap perkembangan anak tersebut.
jenis tuak sebelum pergi kepesta Oleh karena itu sangat wajar apabila
malam. lingkungan keluarga sangat
2. Faktor Exsternal mempengaruhi perilaku anak. Mela-
c. Teori yang mencari sebab kejahatan
dari faktor sosiologi kultural
(Sosiologi Kriminal) .
10
Soerjono Dirjosisworo, Op. Cit

9
2) Faktor Lingkungan Pergaulan dilakukan dengan adanya pengaruh
Lingkungan pergaulan sangatlah perbuatan menyimpang. Contohnya
berpengaruh terhadap perkembangan seperti kasus pembunuhan yang
anak, karena anak menjadi nakal bertempat Lapangan Setia Negara
karena banyak dipengaruhi oleh Kabupaten Rejang lebong pada
berbagai tekanan pergaulan yang tanggal 27 Febuari 2020 terhadap
semuanya memberikan pengaruh yang korban anak bahwa pelakunya rata-
menekan dan memaksa pada rata masih dalam pendidikan tingkat
pembentukan prilaku buruk. contoh SMA. Pengaruh proses pembelajaran
kasus pembunuhan yang bertempat di lingkungan sekolah sangatlah
Lapangan Setia Negara Kabupaten mendorong kepribadian seseorang
Rejang lebong pada tanggal 27 menjadi yang baik ataupun yang
Febuari 2020 terhadap korban anak, buruk. Salahnya pemilihan kelompok
Rata-rata usia tersangka yang pergaulan dalam belajar dapat
melakukan pembunuhan masih membuat tingkah laku anak menjadi
berumur DPT (16), RE (17), FFT menyimpang sehinga anak dapat
(17),GF (17) Tahun. Bahwa peristiwa melakukan perbuatan melanggar
pembunuhan yang terjadi tidak hukum.
terlepas dari salahnya pergaulan anak 4) Faktor Adanya Peran Korban
dengan lingkungan dengan remaja Korban dalam hal ini terjadinya tindak
nakal yang biasa rutin berkumpul pidana pembunuhan biasa menjadi
tengah malam melakukan aksi penyebab untuk terjadinya suatu
kenakalan remaja seperti merokok, tindak kejahatan. peranan korban
mabuk-mabukan, aksi balapan liar dan merupakan suatu tindakan atau prilaku
tawuran sehingga cendrung merusak yang dilakukan korban secara sadar
moral anak.11 maupun tidak sadar, membuat ikut
3) Proses Belajar Yang Menyimpang berpartisipasi dalam terjadinya suatu
Seseorang yang tidak sanggup tindak pidana. Contoh kasus kejahatan
menyerap norma-norma kebudayaan pembunuhan di Kecamatan Ratu
kedalam kehidupan sehari-hari maka Agung Kota Bengkulu pada Tanggal
orang tersebut tidak dapat 11 april 2020 yang dilakukan YAP 17
membedakan antara perbuatan yang tahun dan rekannya kepada korban
pantas dilakukan dengan perbuatan koko. kejahatan pembunuhan dikarna-
yang tidak pantas dilakukan. kan korban menuduh hal yang tak
Mekanisme proses belajar yang jelas, emosi korban memuncak dan
menyimpang sama dengan proses mengeluarkan pisau sehingga teman-
belajar yang ada dilingkungan nya menjadi obyek sasaran kekerasan
masyarakat, tentunya proses belajar itu mengalami luka robek atas perlakuan
korban koko. YAP dan rekannya
merasa tidak senang atas perbuatannya
11
Wawancara Dengan Sudirman Jaya
Tanggal 14 Mei 2020 Di Lembaga Pembinaan
dan langsung mengeroyok korban
Khusus Anak Kelas II Bengkulu serta merebut kembali pisau

10
kukan aksi pembalasan dengan 17 tahun. mengatakan bahwa
menusukkan pisau serta memukul kejahatan pembunuhan sudah
menggunakan balok kayu ke direncanakan dan sudah saling
korban.12 menghubungi dengan rekan lainnya
d. Teori sub budaya delinkuen, teori agar berkumpul untuk membagi tugas
ini mencoba mencari sebab-sebab dan mempelancar aksi dikarnakan
kenakalan remaja adanya tekanan kebutuhan yang
perilaku jahat adalah sifat-sifat struktur mendesak sehingga mempunyai
sosial dengan pola budaya yang khas pemikiran serta mengumpulkan
dari lingkungan dan masyarakat yang teman-teman lainya membahas untuk
dialami oleh penjahat. Hal itu terjadi mencari orang yang bakal di jadikan
karena populasi yang padat, status sosial- korban untuk diambil sepeda
ekonomis penghuninya. bentuk sub motornya dan dibunuh.14
kultur delinkuen yaitu criminal sub Menyimak dari hasil wawancara
culture, yaitu suatu bentuk gang yang sebagaimana diuraikan di atas beberapa
terutama melakukan pencurian, faktor tersebut sesuai dengan teori
pemerasan dan bentuk kejahatan lain kriminologi mengenai sebab terjadinya
dengan tujuan memperoleh uang.13 juvenile deliquancy. Disini terlihat
Berdasarkan hasil wawancara adanya keterkaitan yaitu faktor internal
dengan DE, DW, Dan FR Narapidana meliputi dari kepribadian anak serta
Anak pelaku kasus tindak pidana adanya faktor biologis yang dilihat dari
pembunuhan Wilayah Hukum Polisi segi umur dan jenis kelamin dan faktor
Daerah Bengkulu terdapat faktor yang psikologis yang dipangaruhi oleh akibat
membentuk criminal sub culture adalah: terlantarnya anak dan faktor pemakaian
1) Faktor ekonomi Kasus pembunuhan alkohol. Sedangkan untuk Faktor
yang dilakukan oleh anak diwilayah eksternal meliputi faktor sosiologis yang
hukum polisi daerah Bengkulu ada dipengaruhi dari faktor lingkungan
yang bermotif oleh kebutuhan keluarga, faktor lingkungan pergaulan,
ekonomi, seseorang yang melakukan faktor proses belajar yang menyimpang
kejahatan didasarkan atas rendahnya Serta faktor adanya peran korban. Dan
tarif dan kesejahteraan hidupnya. faktor subkultural delikuensi yang
Contoh kasus kejahatan pembunuhan membentuk criminal sub culture menjadi
berencana disertai pencurian pada faktor ekonomi.
tanggal 30 Desember 2016 berlokasi
di Kecamatan Ratu Agung Kota
Bengkulu oleh Anak yang berumur
(DW) 16 tahun, (DE) 17 tahun, (FR)

12
Wawancara Dengan YAP Narapidana
Anak Tanggal 14 Mei 2020 Di Lembaga
14
Wawancara DE,DW,Dan FR Narapidana
Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bengkulu Anak Tanggal 14 Mei 2020 Di Lembaga
13
Soerjono Dirjosisworo, Op. Cit.,halaman Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bengkulu
139

11
C. Upaya Penanggulangan Terhadap kegiatan-kegiatan yang menunjang
Anak Yang Melakukan Kejahatan pemikiran anak untuk kritisi terhadap
Pembunuhan keadaan disekitarnya dapat membuat
Kejahatan merupakan suatu anak cenderung melakukan kegiatan
masalah yang dapat menggangu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri.
ketertiban dan keamanan masyarakat, Berdasarkan hasil wawancara
sehingga kejahatan dapat juga diartikan tanggal 8 Mei 2020 dengan Kasubag
sebagai sumber dari perbuatan perilaku Renmin Reskrimum Polisi Daerah
yang bertentangan dengan norma Bengkulu Kompol Elly Efendi,
hukum dan merugikan masyarakat. upaya Preventif yang dilakukan oleh
Sehingga kejahatan seperti pembunuhan pihak polda bengkulu merupakan
yang dilakukan anak di perlu ditanggu- wewenang yang dimiliki kepolisian
langi. dalam kaitannya dengan upaya- dalam upaya penanggulangan kasus
upaya penangnggulangan kejahatan tindak pidana pembunuhan yang
melalui tindakan upaya preventif dan dilakukan anak di wilayah hukum
represif atau pencegahan kejahatan pada Polisi Daerah Bengkulu. Adapun
umumnya dalam perkembangannya, bentuk upaya preventif yang
kebijakan kriminal berkembang kearah dilaksanakan oleh anggota
tindakan-tindakan proaktif yang ter- kepolisian untuk menghilangkan
nyata lebih murah dan menjanjikan hasil kesempatan pelaku yang ingin
yang lebih baik dalam memerangi melakukannya kejahatan yaitu:16
kejahatan.15 a. Pengawasan dan razia di tempat
Upaya penanggulangan tindak hiburan malam.
pidana pembunuhan yang dilakukan Kegiatan ini merupakan upaya
oleh anak terhadap anak dalam konteks yang pengaruh preventif bagi
kriminologis, penulis menggunakan calon ataupun pelanggar hukum.
teori penanggulangan tindak pidana kepolisian daerah bengkulu
yang dilakukan oleh aparat penegak biasanya mengadakan penga-
hukum adalah sebagai berikut : wasan di tempat pesta hiburan
1. Upaya Preventif malam.
Upaya pertama yang dilakukan yaitu b. Penyuluhan.
upaya preventif, dikarenakan upaya Penyuluhan sebagai upaya diluar
ini bertujuan untuk menghilangkan penerapan hukum dilakukan
kesempatan anak untuk melakukan dengan memberikan penyuluhan
kejahatan. Ketika anak telah dibekali berupa workshop kepada
pendidikan yang baik oleh setiap masyarakat melalui lembaga,
komponen tersebut seperti diberikan sekolah dan instansi yang ada
penyuluhan - penyuluhan yang ber- dalam lingkungan provinsi
kaitan dengan ilmu hukum dan bengkulu.

15
Abintoro Prakoso. 2013. Kriminologi 16
Wawancara Dengan Elly Efendi Tanggal
Dan Hukum Pidana. Yogyakarta: Laksbang, 8 Mei 2020 Di Direktorat Reserse Kriminal
halaman 180 Umum Polisi Daerah Bengkulu

12
Berdasarkan hasil wawancara baik agar tidak terpengaruh oleh
tanggal 8 Mei 2020 dengan Kasubag prilaku yang buruk.
Renmin Reskrimum Polisi Daerah 2. Upaya Represif
Bengkulu Kompol Elly Efendi, terkait Upaya Represif adalah suatu upaya
upaya penanggulangan tindak pidana penaggulangan kejahatan secara
pembunuhan yang dilakukan oleh anak konseptual yang ditempuh setelah
dalam meminimalisir pengaruh buruk terjadinya kejahatan. Penanggula-
terhadap anak selain pihak kepolisian ngan dengan upaya represif
dapat dilakukan dengan cara dimaksudkan untuk menindak para
pendekatan melalui: pelaku kejahatan sesuai dengan
1) Peranan Orang Tua perbuatannya serta memperbaikinya
Dalam lingkungan keluarga tugas kembali agar mereka sadar bahwa
pembinaan dan pembentukan perbuatanya adalah perbuatan yang
kondisi yang berdampak positif bagi melanggar hukum dan merugikan
perkembangan mental anak sebagian masyarakat, sehingga tidak akan
besar menjadi tanggung jawab orang menggulanginya dan orang lain juga
tua. Keluarga menjalankan peranan- tidak akan melakukannya.17
nya sebagai suatu sistem yang dapat Berdasarkan hasil wawancara
membentuk karakter serta moral Briptu Hardian Sastro selaku
seorang anak. Penyidik pembantu Reserse
2) Pendidik Atau Sekolah Kriminal Umum Polisi Daerah
Peranan lembaga pendidikan formal Bengkulu, anak yang melakukan
atau sekolah dalam hal ini adalah tindak pidana pembunuhan tetap
pendidik, berperan penting dalam akan menghadapi proses hukum
usaha pencegahan kenakalan anak. yang berlaku. Anak akan menjalani
Sebab sekolah secara nyata adalah proses pemeriksaan dan pada
tempat yang paling sering bahkan akhirnya akan dijatuhi vonis
setiap hari dikunjungi oleh anak. hukuman oleh hakim. selanjutnya
adapun upaya yang dapat dilakukan anak akan menjalani masa pidana
oleh sekolah yaitu dengan menegak- yang telah ditentukan di lembaga
kan disiplin yang baik dan wajar pembinaan khusus anak. Didalam
dapat diterapkan dengan pembentu- penyidikan anggota kepolisan
kan aturan aturan yang sesuai. mengacu pada ketentuan peraturan
3) Tokoh Agama perundang-undangan yang berlaku,
Peran tokoh agama menjadi sangat baik menurut Kitab Undang-Undang
penting, pesan-pesan untuk pengasu- Hukum Pidana (KUHP), Undang-
han keluarga bisa disampaikan Undang Nomor 11 Tahun 2012
dimasjid, digereja, diwihara dan Tentang Sistem Peradilan Pidana
dirumah ibadah lainnya, dengan
adanya tokoh agama dapat
melakukan pendekatan secara rohani 17
Denny Achmad dan Firganefi. 2016.
guna memberikan pemahaman yang Pengantar Kriminologi Dan Viktimokogi.
Bandar Lampung: Justice Publisher halaman 64

13
Anak, dan Peraturan pemerintah kepada majelis hakim 10 (sepuluh)
Nomor 65 tahun 2015 Tentang tahun penjara.18
Pelaksanaan Diversi hukum pidana Menurut penulis, berdasarkan
itu sendiri. KUHAP mengatur hasil wawancara dengan para nara-
bagaimana tata cara mengajukan sumber, penulis sependapat bahwa
suatu perkara pidana kedepan upaya penanggulangan tindak pidana
pengadilan. pembunuhan yang dilakukan oleh anak
Pihak penyidik polda bengkulu adalah upaya preventif dilakukan oleh
lebih dahulu mengupayakan diversi pihak kepolisian dengan cara
bagi anak yang berusia dibawah 18 memberikan pengawasan dan razia
tahun yang diduga melakukan tindak ketempat hiburan malam dan
pidana. Apabila upaya diversi memberikan pendidikan hukum melalui
menemui kata sepakat antara kedua penyuluhan namun pendekatan juga
belah pihak yaitu antara pihak korban bisa melalui peranan orang tua yaitu
dan pelaku dan tidak ada perlawanan memberikan rasa kasih sayang dan
dari pihak manapun. contoh upaya perhatian kepada anak, serta peran aktif
diversi yang pernah dilakukan oleh pendidik sekolah dalam mengawasi,
Ditreskrimum Polda bengkulu gagal mencegah timbulnya perilaku menyim-
dilaksanakan dalam menyelesaikan pang dikalangan anak, dan Peran tokoh
pembunuhan beren- cana disertai agama menjadi sangat penting dalam
pencurian yang terjadi di Kebun mencegah anak agar tidak terpengaruh
Pisang Jalan Merapi 7A RT 05 dengan perbuatan yang buruk dengan
Kebun Tebeng Kota Bengkulu, Pada melalui penyampaian secara religius
tanggal 30 Desember 2016 dimana dari tokoh agama.
korban yang bernama Doni dibunuh III. PENUTUP
oleh anak yang diantaranya pelaku A. Simpulan
tersebut berinisial berinsial DE (17) Berdasarkan hasil dan pembahasan
merupakan pelaku utama yang permasalahan mengenai tindak pidana
menembakan kepala korban dengan pembunuhan dilakukan oleh anak di
senapan angin. Sehingga pihak Wilayah Hukum Polisi Daerah
Ditreskrimum Polda bengkulu tidak Bengkulu, maka dapat ditarik
dapat melakukan upaya Diversi kesimpulan yakni sebagai berikut :
khususnya bagi pelaku yang 1. Faktor internal yang menyebabkan
berinisial (DE) dan juga temannya tindak pidana pembunuhan yang
(DW) (FR) sehingga Ditreskrimum dilakukan oleh anak meliputi dari
Polda bengkulu menyerahkan kasus kepribadian dari si anak, faktor
ini kepada pihak Kejaksaan untuk biologis yang dibagi menjadi bebe-
dilanjutkan proses peradilan pidana
karena upaya Diversi tidak dapat
persetujuan dari pihak keluarga
korban karena menimbulkan korban
18
Wawancara Dengan Hardian Sastro
Tanggal 8 Mei 2020 Di Direktorat Reserse
jiwa dan Hukuman yang dijatuhkan Kriminal Umum Polisi Daerah Bengkulu

14
rapa sub yaitu umur dan jenis kelamin dalam melakukan penyelidikan,
serta faktor psikologis yang penyidikan, dan penuntutan sampai
dipangaruhi oleh faktor terlantarnya dilaksanakanya pidana. Didalam
anak dan faktor pemakaian alkohol. penyidikan khusus anak anggota
Faktor eksternal yang menyebabkan kepolisan mengacu pada Undang-
tindak pidana pembunuhan yang Undang Nomor 11 Tahun 2012
dilakukan oleh anak yaitu faktor Tentang Sistem Peradilan Pidana
sosiologis dan faktor subkultural Anak, dan Peraturan pemerintah
delikuensi menjadi criminal sub Nomor 65 tahun 2015 Tentang
culture yang dipengaruhi dari faktor Pelaksanaan Diversi dan Penanganan
lingkungan keluarga, faktor lingku- Anak Yang Belum 12 (dua belas)
ngan pergaulan, faktor proses belajar Tahun.
yang menyimpang, faktor adanya B. Saran
peran korban dan faktor ekonomi. Adapun saran yang dapat penulis
2. Upaya penanggulangan terhadap sampaikan terhadap kejahatan pembunu-
tindak pidana pembunuhan yang han yang dilakukan anak di Wilayah
dilakukan oleh anak dilakukan dengan Hukum Polisi Daerah Bengkulu untuk
dua upaya yaitu upaya preventif dan menghindari terulangnya lagi kasus
upaya represif. Upaya preventif, kejahatan pembunuhan yang dilakukan
dikarenakan upaya ini bertujuan kelompok anak yang pelakunya masih
untuk menghilangkan kesempatan belum dewasa, hendaknya kepolisian
anak untuk melakukan kejahatan. berperan aktif dan lebih meningkatkan
Ketika anak telah dibekali pendidikan lagi dalam melakukan sosialisasi
yang baik oleh setiap komponen penyuluhan hukum dan pembinaan
tersebut seperti diberikan penyuluhan kepada para siswa-siswa mulai dari
penyuluhan yang berkaitan dengan tingkat Sekolah Menengah Pertama
ilmu hukum dan kegiatan-kegiatan (SMP) hingga tingkat Sekolah
positif yang menunjang pemikiran Menengah Atas (SMA). Hendaknya
anak. Adapun bentuk upaya preventif orang tua harus memberikan penga-
yang dilaksanakan oleh anggota wasan yang lebih terhadap anak-anaknya
kepolisian untuk menghilangkan agar tidak melakukan perbuatan yang
kesempatan pelaku yang ingin melanggar hukum berupa tindak pidana
melakukannya kejahatan. kepolisian kekerasan dan sebisa mungkin orang tua
daerah bengkulu biasanya mengada- harus mengetahui kegiatan anak-
kan pengawasan di tempat pesta anaknya di luar rumah. Orang tua
hiburan malam dan melaksanakan memiliki peranan yang sangat penting
kegiatan penyuluhan. Upaya represif terhadap perkembangan anak itu sendiri
bermaksud untuk menindak para dan harus bisa menjadi teman mengatasi
pelaku kejahatan sesuai dengan kesulitan anak serta membantu anak
perbuatannya. tindakan represif dalam memilih teman di lingkungan
kewenangan oleh penegak hukum pergaulannya.

15
DAFTAR PUSTAKA B. Peraturan Undang-undang
A. Buku Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Abintoro Prakoso, 2013, Kriminologi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Dan Hukum Pidana, Laksbang, Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014
Yogyakarta. Tentang Perubahan Atas Undang-
Arif Gosita, 1983, Hukum dan Hak-hak Undang Nomor 23 Tahun 2002
anak, Rajawali, Bandung. Tentang Perlindungan Anak
Bambang Sunggono, 1999, Metode Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012
Penelitian Hukum, PT Raja Tentang Sistem Peradilan Pidana
Grafindo Persada, Jakarta. Anak
Indah Sri Utami, 2012, Aliran Dan Teori C. Jurnal
Dalam Kriminologi, Thafa Media, Niken Candra Lupita. 2017. Analisis
Yogyakarta. Kriminoligis Terjadinya Pem
Kartini Kartono, 2005, Patologi Sosial, bunuhan Yang Dilakukan Oleh
Raja Grafindo Persada, Jakarta. Anak (Studi Kasus Di Polres
Lamintang P.A.F Dan Lamintang Theo, Lampung Selatan) Jurnal Hukum,
2012, Kejahatan Terhadap Nyawa Vol 5.No 6 Hal 5
Tubuh Dan Kesehatan, Cetakan D. Website
Kedua. Sinar Grafika, Jakarta. “Hal-hal Penting yang diatur dalam UU
Nashriana, 2014, Perlindungan Hukum Sistem Peradilan Pidana Anak”, Melalui
Pidana Bagi Anak Indonesia, http://hukumonline.com,Diakses
Rajawali Pers, Jakarta. Tanggal 14 Febuari 2020
Sudrajat Bassar, M, 1986, Tindak-
Tindak Pidana Tertentu Di Dalam
KUHP, Remaja karya, Bandung.

16

Anda mungkin juga menyukai