Anda di halaman 1dari 15

PERTEMUAN II

2.1. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran

Ruang Lingkup Isi : Teknik Integral

2.2. Sasaran Pembelajaran

Sasaran utama pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah untuk mengingatkan kembali
kepada mahasiswa teknik teknik pengintegralan mulai dari fungsi aljabar, fungsi pecahan,
fungsi trigonometri, fungsi invers trigonometri, fungsi siklometri dan lain lain fungsi,
demikian pula dengan aturan-aturan dalam mengintegralkan fungsi.

2.3. Kegiatan Belajar

2.3.1. Pembelajaran

Pembelajaran pada pertemuan kedua, ini menggunakan metode Ceramah interaktif yang
dipadu dengan metode Cooperative/Collaborative Learning.

2.3.2. Materi Teknik Integral

Bila y  f (x) maka differensial atau turunan dari y (dilambangkan dengan dy ) diberikan
oleh dy  f ( x)dx , dimana dx merupakan suatu bilangan real yang tidak nol. Bila dx  x
maka dy  y dimana y  f ( x  x)  f ( x) .

Defenisi :
Suatu fungsi F (x) disebut suatu anti turunan dari suatu fungsi yang diberikan f (x) bilamana
F ( x)  f ( x) . Disini F (x) adalah suatu fungsi dimana turunannya adalah f (x) . Jadi bila F (x)
adalah suatu anti turunan dari f (x) maka F ( x)  c dengan c suatu konstanta sembarang, juga
merupakan anti turunan dari f (x) .

Sebagai contoh fungsi-fungsi


F ( x)  x 3 , G ( x)  x 3  6 , H ( x)  x 3  17 .3 , (2.1)

semuanya merupakan anti turunan dari 3x 2 .

Penulisan anti turunan sering pula dituliskan sebagai

 f ( x)dx  F ( x)  c . (2.2)

9
Disini F ( x)  f ( x) , c disebut konstanta integrasi, f (x) disebut integran dan  f ( x)dx disebut

integral tak tentu. Berikut ini diberikan beberapa rumusan integral.

*
d
dx 
 
f ( x) dx  f ( x) .

*  f ( x) dx  f ( x)  c , c sembarang konstan.

*  k dx  kx  c , k merupakan konstan.

*  kf ( x) dx  k  f ( x) dx
*   f ( x)  g ( x) dx   f ( x) dx   g ( x) dx .
x n 1
 x dx  c,
n
*
n 1 n  1.
du u n 1
* un dx  c, n  1.
dx n 1
*  e x dx  e x  c .
du (2.3)
e dx  e u  c .
u
*
dx

Lebih lanjut, dan oleh karena


d
ln ( x)  1 , d
ln (u )  1 du , (2.4)
dx x dx u dx
maka
1
*  dx  ln x  c .
x
1 du 1
*  dx   du  ln u  c . (2.5)
u dx u
*  f ( g ( x))g ( x) dx  F ( g ( x))  c .

2.3.3. Teknik Integral Dengan Pemisalan

Teknik ini merupakan bagian dasar pemikiran cara mengintegralkan suatu fungsi dengan
memperhatikan pengelompokan variabel variabel atas kelompok tertentu. Fungsi dipandang
sebagai sebagai pengelompokan fungs fungsi tertentu.

Contoh : Selesaikanlah integral berikut


(𝑥 − 1)4 𝑑𝑥.

Penyelesaian :

10
Integral diatas, dapat dengan mudah diselesaikan dengan menyatakan perpangkatan fungsi
aljabar integran terlebih dahulu. Akan tetapi hal tersebut akan menjadi sangat panjang dan
membosankan terlebih bilamana integran memiliki fungsi perpangkatan yang lebih tinggi lagi.

Dengan memisalkan
𝑑𝑢
𝑢 = 𝑥 − 1, diperoleh = 1, atau 𝑑𝑢 = 𝑑𝑥.
𝑑𝑥

Nilai integral sekarang dapat ditulis

1 5 1
(𝑥 − 1)4 𝑑𝑥 = 𝑢4 𝑑𝑢 = 𝑢 + 𝑐 = (𝑥 − 1)5 + 𝑐. (2.6)
5 5

Disini perlu dicatat bahwa sebagaimana integral pada umumnya, terdapat perbedaan nilai
konstan pada persamaan (2.6) diatas dengan nilai konstant bilamana suku banyak integran
diekspansikan terlebih dahulu kemudian diintegralkan. Perlu senantiasa diingat bahwa
perubahan nilai konstan sering kali merubah bentuk hasil integral tak tentu. Akan tetapi hal ini
bukanlah kesalahan ataupun perbedaan.

Contoh : Selesaikanlah integral berikut


3𝑥 2 + 𝑥 2 𝑑𝑥.

Penyelesaian :

Dengan memisalkan
𝑑𝑢 3
𝑢 = 2 + 𝑥2, diperoleh = 2𝑥, atau 𝑑𝑢 = 2𝑥 𝑑𝑥, atau 3𝑥 𝑑𝑥 = 𝑑𝑢.
𝑑𝑥 2

Jadi
3 1 3 3
3𝑥 2 + 𝑥 2 𝑑𝑥 = 𝑢2 𝑑𝑢 = 𝑢2 + 𝑐 = (2 + 𝑥 2 )2 + 𝑐. (2.7)
2

Contoh : Selesaikanlah integral berikut


sec2 (𝑥 + 3) 𝑑𝑥.

Penyelesaian :

Dengan memisalkan
𝑑𝑢
𝑢 = 𝑥 + 3, diperoleh = 1, atau 𝑑𝑢 = 𝑑𝑥,
𝑑𝑥
maka

11
sec2 (𝑥 + 3) 𝑑𝑥 = sec2 𝑢 𝑑𝑢 = tan(𝑢) + 𝑐 = tan(𝑥 + 3) + 𝑐 . (2.8)

Contoh : Selesaikanlah integral berikut


cos 2 𝑥 − sin2 𝑥 3
sin 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥.

Penyelesaian :

Dengan memisalkan
𝑑𝑢
𝑢 = cos 2 𝑥 − sin2 𝑥, diperoleh = −2 cos 𝑥 sin 𝑥 − 2 sin 𝑥 cos 𝑥,
𝑑𝑥
atau
1
− 𝑑𝑢 = sin 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥
4

1 1 4
cos 2 𝑥 − sin2 𝑥 3
sin 𝑥 cos 𝑥 𝑑𝑥 = − 𝑢3 𝑑𝑢 = − 𝑢 +𝑐
4 16

1
=− (cos 2 𝑥 − sin2 𝑥)4 + 𝑐. (2.9)
16

2.3.4. Teknik Integral Invers Trigonometri

Teknik integral dengan invers fungsi trigonometri, biasanya dilakukan bilamana integran
merupakan fungsi polinomial dengan derajat yang berbeda 2 (dua). Hal ini disederhanakan
dengan rumus trigonometri

sin2 𝑢 + cos 2 𝑢 = 1, dan tan2 𝑢 + 1 = sec2 𝑢.

Contoh : Hitunglah
𝑑𝑥
.
𝑎2 + 𝑥2
Penyelesaian :
Disini, terlihat bahwa integran merupakan fungsi pecahan dengan derajat pembilang dan
penyebut yang berbeda 2 (dua). Rumus trigonometri yang cocok adalah rumusan tangen,
sehingga dengan menuliskan

𝑥 = 𝑎 tan 𝑢, maka 𝑑𝑥 = 𝑎 sec2 𝑢 𝑑𝑢.

Nilai

12
1 1 1 1
= = 2 = 2 2 .
𝑎2 +𝑥 2 𝑎2 2 2 2
+ 𝑎 tan 𝑢 𝑎 (1 + tan 𝑢) 𝑎 sec 𝑢

Jadi
𝑑𝑥 𝑎 sec2 𝑢 𝑑𝑢 1 1 1 𝑥
= = 𝑑𝑢 = 𝑢 + 𝑐 = arctan +𝑐. (2.10)
𝑎2 + 𝑥 2 𝑎2 sec2 𝑢 𝑎 𝑎 𝑎 𝑎

Contoh : Hitunglah
𝑑𝑥
.
𝑎2 − 𝑥 2
Penyelesaian :
Terlihat pula bahwa integran merupakan fungsi pecahan dengan derajat pembilang dan penyebut
yang berbeda 2 (dua). Rumus trigonometri yang cocok adalah disini adalah rumusan sinus,
sehingga dengan menuliskan

𝑥 = 𝑎 sin 𝑢, maka 𝑑𝑥 = 𝑎 cos 𝑢 𝑑𝑢.

Nilai
1 1 1 1 1
= = = = .
𝑎2 − 𝑥 2 𝑎2 − 𝑎2 sin2 𝑢 𝑎2 (1 − sin2 𝑢) 𝑎2 cos 2 𝑢 𝑎 cos 𝑢

Jadi substitusi ke integral asal

𝑑𝑥 𝑎 cos 𝑢 𝑑𝑢 𝑥
= = 𝑑𝑢 = 𝑢 + 𝑐 = arcsin + 𝑐. (2.11)
𝑎2 − 𝑥2 𝑎 cos 𝑢 𝑎

2.3.5. Teknik Integral Substitusi Fungsi Trigonometri

Teknik dengan substitusi fungsi trigonometri dapat dilakukan unuk mereduksi fungsi
trigonometri menjadi fungsi aljabar. Teknik ini, biasanya mengsbustitusikan nilai

𝑥 2𝑑𝑢
𝑢 = tan , atau 𝑥 = 2 arctan 𝑢 , sehingga 𝑑𝑥 = .
2 1 + 𝑢2

Dengan nilai substitusi 𝑢 diatas, dapat diperoleh hubungan

1 − 𝑢2 2𝑢
cos 𝑥 = , dan sin 𝑥 = .
1 + 𝑢2 1 + 𝑢2

13
Contoh : Hitunglah
𝑑𝑥
.
1 + cos 𝑥
Penyelesaian :
Dengan menggunakan substitusi fungsi diatas, segera diperoleh

2
𝑑𝑥 1 + 𝑢2 𝑑𝑢 = 𝑥
= 𝑑𝑢 = 𝑢 + 𝑐 = tan + 𝑐 . (2.12)
1 + cos 𝑥 1 − 𝑢2 2
1+
1 + 𝑢2

Contoh : Hitunglah
𝑑𝑥
.
2 + sin 𝑥
Penyelesaian :

2
𝑑𝑥 1 + 𝑢2 𝑑𝑢 = 𝑑𝑢 𝑑𝑢
= = .
2 + sin 𝑥 2𝑢 𝑢2 +𝑢+1 (𝑢 + 12)2 + 34
2+
1 + 𝑢2

𝑑𝑢 2 2𝑥 + 1
= 2 = arctan + 𝑐. (2.13)
1 2 3
3 3
(𝑢 + 2
) + 4

2.3.6. Teknik Integral Dengan Pecahan Parsil

Teknik integral dengan pecahan parsil merupakan teknik yang menyelesaikan integran
dengan integran merupakan fungsi pecahan. Fungsi pecahan inilah yang selanjutnya dipecah
pecah menjadi pecahan parsil penyusunnya dan selanjutnya diintegralkan.

Contoh : Hitunglah
𝑥
𝑑𝑥.
𝑥−2 𝑥+4
Penyelesaian :
Disini integrannya akan dipecah menjadi dua pecahan penyusunnya yakni

14
𝑥 𝐴 𝐵
= + ,
𝑥−2 𝑥+4 𝑥−2 𝑥+4

Dengan mengalikan kedua ruas persamaan dengan 𝑥 − 2 𝑥 + 4 , kemudian membandingkan


kedua ruas persamaan

𝑥 ≡ 𝐴 𝑥 + 4 + 𝐵 𝑥 − 2 = 𝐴 + 𝐵 𝑥 + 4𝐴 − 2𝐵 ,
atau
1 = 𝐴 + 𝐵,
0 = 4𝐴 − 2𝐵.

Sistim persamaan linier diatas bersolusikan 𝐴 = 13 dan 𝐵 = 23. Jadi integral menjadi

1 2
𝑥 3 3 1 2
𝑑𝑥 = + 𝑑𝑥 = ln 𝑥 − 2 + ln 𝑥 + 4 + 𝑐 . (2.14)
𝑥−2 𝑥+4 𝑥−2 𝑥+4 3 3

Contoh : Hitunglah
12𝑥
𝑑𝑥.
(𝑥 + 1) 2𝑥 − 3 𝑥 − 3
Penyelesaian :
Disini integrannya akan dipecah menjadi tiga pecahan penyusunnya yakni

12𝑥 𝐴 𝐵 𝐶
≡ + + . (2.15)
(𝑥 + 1) 2𝑥 − 3 𝑥 − 3 𝑥 + 1 2𝑥 + 3 𝑥 − 3

Dengan mengalikan kedua ruas persamaan dengan 𝑥 + 1 diperoleh

12𝑥 𝐵(𝑥 + 1) 𝐶(𝑥 + 1)


≡𝐴+ + .
2𝑥 − 3 𝑥 − 3 2𝑥 + 3 𝑥−3

Substitusi 𝑥 = −1, segera terlihat nilai

12. (−1) −12


𝐴= = = 3.
2. −1 − 3 ( −1 − 3) −4

Dengan cara yang sama yakni mengalikan kedua ruas persamaan (2.5) dengan 2𝑥 − 3, dan
mengsubstitusikan nilai 𝑥 = −32, dapat dengan mudah diperoleh nilai 𝐵 = −8. Demikian pula
dengan mengalikan kedua persamaan dengan nilai 𝑥 − 3, kemudian mengsubstitusikan nilai
𝑥 = 3, akan memberikan nilai 𝐶 = 1.

15
12𝑥 −32 −8 1
𝑑𝑥 = + + 𝑑𝑥,
(𝑥 + 1) 2𝑥 − 3 𝑥 − 3 𝑥 + 1 2𝑥 + 3 𝑥 − 3

3
= − ln 𝑥 + 1 − 4 ln 2𝑥 + 3 + ln 𝑥 − 3 + 𝑐. (2.16)
2

Untuk integran yang mempunyai akar yang berulang, pemecahan parsil digunakan akar dan
kuadrat akarnya.

Contoh : Hitunglah
9 + 4𝑥 2
𝑑𝑥.
(1 − 2𝑥)2 (2 + 𝑥)
Penyelesaian :
Integran disini dipecahkan dalam tiga pecahan parsilnya yaitu

9 + 4𝑥 2 𝐴 𝐵 𝐶
2
≡ 2
+ + .
(1 − 2𝑥) (2 + 𝑥) (1 − 2𝑥) 1 − 2𝑥 2 + 𝑥

Dengan mengalikan kedua ruas persamaan dengan (1 − 2𝑥)2 diperoleh

9 + 4𝑥 2 𝐶 1 − 2𝑥 2
≡ 𝐴 + 𝐵 1 − 2𝑥 + .
(2 + 𝑥) 2+𝑥
1
Substitusi nilai 𝑥 = 2, segera diperoleh nilai 𝐴 = 4.
Kalikan kedua ruas persamaan dengan (2 + 𝑥) diperoleh

9 + 4𝑥 2 𝐴(2 + 𝑥) 𝐵(2 + 𝑥)
2
≡ + + 𝐶.
(1 − 2𝑥) (1 − 2𝑥)2 1 − 2𝑥

Substitusi 𝑥 = −2, segera diperoleh nilai 𝐶 = 1. Jadi

9 + 4𝑥 2 4 𝐵 1
2
≡ 2
+ + .
(1 − 2𝑥) (2 + 𝑥) (1 − 2𝑥) 1 − 2𝑥 2 + 𝑥

Disini, nilai 𝐵 dicari dengan menggunakan aljabar sederhana

𝐵 9 + 4𝑥 2 4 1 0
≡ 2
− 2
− = = 0.
1 − 2𝑥 (1 − 2𝑥) (2 + 𝑥) (1 − 2𝑥) 2 + 𝑥 (1 − 2𝑥)2 (2 + 𝑥)

Jadi
9 + 4𝑥 2 4 1 2
𝑑𝑥 = + 𝑑𝑥 = + ln 2 + 𝑥 + 𝑐. (2.17)
(1 − 2𝑥)2 (2 + 𝑥) (1 − 2𝑥) 2 2+𝑥 1 − 2𝑥

16
2.3.7. Teknik Integral Parsil

Teknik integral parsil adalah teknik yang menggunakan aturan rantai dari turunan (differensial)
Dengan memperhatikan aturan differensial

(uv)  uv  u v ,
atau
uv  (uv)  u v , (2.18)

diperoleh formulasi integral parsil


dv du
 u dx dx  uv   v
dx
dx . (2.19)

Contoh : Hitunglah
ln(2𝑥 − 1) 𝑑𝑥.
Penyelesaian :

2𝑥 1
ln(2𝑥 − 1) 𝑑𝑥 = 𝑥 ln 2𝑥 − 1 − 𝑑𝑥 = 𝑥 ln 2𝑥 − 1 − 1+ 𝑑𝑥
2𝑥 − 1 2𝑥 − 1
1 1
= 𝑥 ln 2𝑥 − 1 − 𝑥 − 2 ln 2𝑥 − 1 + 𝑐 = (𝑥 − 2) ln 2𝑥 − 1 + 𝑐 (2.20)

Contoh : Hitunglah
𝑥 2 𝑒 𝑚𝑥 𝑑𝑥.
Penyelesaian :

2 𝑚𝑥
𝑥2 𝑚𝑥
𝑥 2 𝑒 𝑚𝑥 2𝑥 𝑚𝑥 𝑥 2 𝑒 𝑚𝑥 2𝑥 𝑚𝑥
𝑥 𝑒 𝑑𝑥 = 𝑑𝑒 = − 𝑒 𝑑𝑥 = − 𝑑𝑒 ,
𝑚 𝑚 𝑚 𝑚 𝑚2

𝑥 2 𝑒 𝑚𝑥 2𝑥𝑒 𝑚𝑥 2𝑒 𝑚𝑥 𝑥 2 𝑒 𝑚𝑥 2𝑥𝑒 𝑚𝑥 2𝑒 𝑚𝑥
= − + 𝑑𝑥 = − + + 𝑐 (2.21)
𝑚 𝑚2 𝑚2 𝑚 𝑚2 𝑚3

Contoh : Hitunglah
arcsin 𝑥 𝑑𝑥
Penyelesaian :
𝑥 𝑑𝑥
arcsin 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 arcsin 𝑥 − ,
1 − 𝑥2

17
1 −12
= 𝑥 arcsin 𝑥 + 1 − 𝑥2 𝑑 1 − 𝑥2 ,
2

= 𝑥 arcsin 𝑥 + 1 − 𝑥 2 + 𝑐, (2.22)

2.3.8. Penyelesaian Soal Campuran

Disini diperlihatkan beberapa contoh soal menarik integral yang memerlukan pengertian dan
pemahaman akan teknik yang diperlihatkan sebelumnya diatas.

Contoh : Hitunglah
(𝑥 2 + 1)4 𝑥 𝑑𝑥.
Penyelesaian :

1 1 2
(𝑥 2 + 1)4 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥2 + 1 4
𝑑 2(𝑥 2 + 1) = 𝑥 +1 5
+ 𝑐. (2.23)
10

Contoh : Hitunglah
2
ln(𝑥)
𝑑𝑥.
𝑥
Penyelesaian :
2
ln(𝑥) 1
𝑑𝑥 = ln(𝑥) 2 𝑑 ln(𝑥) = ln(𝑥) 3
+ 𝑐. (2.24)
𝑥 3

Contoh : Hitunglah
𝑑𝑥
.
𝑥 ln 𝑥
Penyelesaian :
𝑑𝑥 𝑑 ln 𝑥
= = ln (ln 𝑥) + 𝑐 . (2.25)
𝑥 ln 𝑥 ln 𝑥

Contoh : Hitunglah
2 −5𝑥
𝑒𝑥 2𝑥 − 5 𝑑𝑥.
Penyelesaian :
2 −5𝑥 2 −5𝑥 2 −5𝑥
𝑒𝑥 2𝑥 − 5 𝑑𝑥 = 𝑒𝑥 𝑑 𝑥 2 − 5𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝑐. (2.26)

18
Contoh : Hitunglah
3 +1
𝑥2𝑒 𝑥 𝑑𝑥.
Penyelesaian :
3 +1 3 +1 1 1 3
𝑥2𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒𝑥 𝑑 3(𝑥 3 + 1) = 𝑒 𝑥 +1 + 𝑐. (2.27)
3

Contoh : Hitunglah
2𝑥 + 3 𝑑𝑥.
Penyelesaian :
1 1 1 3
2𝑥 + 3 𝑑𝑥 = 2𝑥 + 3 2 𝑑 2𝑥 + 3 = 2𝑥 + 3 2 + 𝑐. (2.28)
2 3

Contoh : Hitunglah
𝑥 1 − 𝑥 𝑑𝑥.
Penyelesaian :
2 3 2𝑥 3 2 3
𝑥 1 − 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥𝑑 − 1−𝑥 2 =− 1−𝑥 2 + 1 − 𝑥 2 𝑑𝑥 .
3 3 3

2𝑥 3 2 3
=− 1−𝑥 2 − 1 − 𝑥 2 𝑑 (1 − 𝑥)
3 3

2𝑥 3 5 5
=− 1−𝑥 2 − 1−𝑥 2 + 𝑐. (2.29)
3 15

Contoh : Hitunglah
𝑥 2 ln 𝑥 𝑑𝑥.
Penyelesaian :
1 3 1 1 31 1 1
𝑥 2 ln 𝑥 𝑑𝑥 = ln 𝑥 𝑑 𝑥 = 𝑥 3 ln 𝑥 − 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 3 ln 𝑥 − 𝑥 3 + 𝑐. (2.30)
3 3 3 𝑥 3 9

Contoh : Hitunglah
𝑑𝑥
.
𝑥2 − 2𝑥 − 3
Penyelesaian :

19
1
𝑑𝑥 4
−14 1 1
= + 𝑑𝑥 = ln 𝑥 − 3 − ln 𝑥 + 1
𝑥 2 − 2𝑥 − 3 𝑥−3 𝑥+1 4 4

𝑥−3
= ln + 𝑐. (2.31)
𝑥+1

Contoh : Hitunglah
2𝑥 − 1
𝑑𝑥.
𝑥2 + 2𝑥 + 2
Penyelesaian :
2𝑥 − 1 2𝑥 + 2 − 3 𝑑(𝑥 2 + 2𝑥 + 2) 3𝑑(𝑥 + 1)
2
𝑑𝑥 = 𝑑𝑥 = −
𝑥 + 2𝑥 + 2 𝑥 2 + 2𝑥 + 2 𝑥 2 + 2𝑥 + 2 (𝑥 + 1)2 + 1

= ln 𝑥 2 + 2𝑥 + 2 − 3 arctan 𝑥 + 1 + 𝑐 (2.32)

Contoh : Hitunglah
2𝑥 + 1
𝑑𝑥.
𝑥2 − 6𝑥 + 18
Penyelesaian :
2𝑥 + 1 2𝑥 − 6 + 7 𝑑(𝑥 2 − 6𝑥 + 18) 𝑑(𝑥 − 3)
2
𝑑𝑥 = 𝑑𝑥 = +7
𝑥 − 6𝑥 + 18 𝑥 2 − 6𝑥 + 18 𝑥 2 − 6𝑥 + 18 (𝑥 − 3)2 + 32

7 𝑥−3
= ln 𝑥 2 − 6𝑥 + 18 + arctan + 𝑐. (2.33)
3 3

Contoh : Hitunglah

𝑑𝑥
.
16 + 6𝑥 − 𝑥 2
Penyelesaian :
𝑑𝑥 𝑑(𝑥 − 3) 𝑥−3
= = arcsin + 𝑐. (2.34)
16 + 6𝑥 − 𝑥 2 52 − (𝑥 − 3)2 5

Contoh : Hitunglah

𝑑𝑥
.
𝑥 2 − 4𝑥 − 5
Penyelesaian :
𝑑𝑥 𝑑𝑥
= ,
𝑥 2 − 4𝑥 − 5 (𝑥 − 2)2 − 32

20
Selanjutnya, dengan memisalkan
𝑥 − 2 = 3 sec 𝑎, atau 𝑑𝑥 = 3 tan a sec 𝑎,
diperoleh
𝑑𝑥 3 tan 𝑎 sec 𝑎 𝑑𝑎
= = ln tan 𝑎 + sec 𝑎 + 𝑐 ,
(𝑥 − 2)2 − 32 3 tan 𝑎
atau
𝑑𝑥 𝑥−2
= ln + 𝑥 2 − 4𝑥 − 5 + 𝑐 . (2.35)
2
𝑥 − 4𝑥 − 5 3

Contoh : Hitunglah

𝑥𝑑𝑥
.
𝑥 2 + 2𝑥 + 5
Penyelesaian :
𝑥𝑑𝑥 1 2𝑥 + 2 𝑑𝑥 𝑑𝑥
= − ,
𝑥 2 + 2𝑥 + 5 2 𝑥 2 + 2𝑥 + 5 (𝑥 + 1)2 + 22
𝑥+1
= 𝑥 2 + 2𝑥 + 5 − ln + 𝑥 2 + 2𝑥 + 5 + 𝑐. (2.36)
2

Contoh : Hitunglah

𝑑𝑥
.
(𝑥 2 + 2)2
Penyelesaian :
Dengan menuliskan
𝑥 = tan 𝑎, dengan 𝑑𝑥 = sec2 𝑎 𝑑𝑎,

integral diatas dapat dituliskan menjadi

sec2 𝑎 𝑑𝑎 1 1 1 1
= cos 2 𝑎 𝑑𝑎 = + cos 2𝑎 𝑑𝑎 = 𝑎 + sin 2𝑎 + 𝑐,
sec4 𝑎 2 2 2 4
1 1 𝑥 1
= arctan 𝑥 + +𝑐,
2 2 1 + 𝑥2 1 + 𝑥2

1 𝑥
= arctan 𝑥 + + 𝑐. (2.37)
2 2(1 + 𝑥 2 )

Contoh : Hitunglah

𝑑𝑥
.
(𝑎2 − 𝑥 2 )2
Penyelesaian :
21
Dengan menuliskan
𝑥 = 𝑎 sin 𝑢, dengan 𝑑𝑥 = 𝑎 cos 𝑢 𝑑𝑢,
Segera diperoleh
𝑑𝑥 𝑎 cos 𝑢 𝑑𝑢 1 1 1
= = 3 𝑑𝑢 = 3 sec3 𝑢 𝑑𝑢 ,
(𝑎2 − 𝑥 2 )2 2 2
(𝑎 cos 𝑢) 2 𝑎 3
cos 𝑢 𝑎

1 1 1
= sec 𝑢 𝑑 tan 𝑢 = sec 𝑢 tan 𝑢 − 3 tan2 𝑢 sec 𝑢 𝑑𝑢,
𝑎3 𝑎 3 𝑎

1 1
= sec 𝑢 tan 𝑢 − sec3 𝑢 − sec 𝑢 𝑑𝑢,
𝑎3 𝑎3

1 1
= 3
sec 𝑢 tan 𝑢 + 3 ln tan 𝑢 + sec 𝑢 + 𝑐,
2𝑎 2𝑎
1 𝑎 𝑥 1 𝑎 𝑥
= 3
+ 3 ln + + 𝑐,
2𝑎 𝑎2 − 𝑥 2 𝑎2 − 𝑥 2 2𝑎 𝑎2 − 𝑥 2 𝑎2 − 𝑥 2

1 𝑥 1 𝑎 𝑥
= 2 2 2
+ 3 ln + + 𝑐, (2.38)
2𝑎 𝑎 − 𝑥 2𝑎 𝑎2 − 𝑥 2 𝑎2 − 𝑥 2

Contoh : Hitunglah

2𝑥 + 3
𝑑𝑥.
(𝑥 2 − 4𝑥 + 5)2
Penyelesaian :

2𝑥 + 3 2𝑥 − 4 7𝑑𝑥
𝑑𝑥 = 𝑑𝑥 + ,
(𝑥 2 − 4𝑥 + 5)2 (𝑥 2 − 4𝑥 + 5)2 (𝑥 2 − 4𝑥 + 5)2

−1 𝑑𝑥
= +7 .
𝑥2 − 4𝑥 + 5 ( 𝑥 − 2 2 + 1)2

Untuk menghitung nilai integral pada suku kedua persamaan diatas, ditulis

𝑥 − 2 = tan 𝑎, dengan 𝑑𝑥 = sec2 𝑎 𝑑𝑎,

𝑑𝑥 sec2 𝑎 𝑑𝑎 1 1
= = cos 2 𝑎 𝑑𝑎 = 𝑎 + sin 𝑎 cos 𝑎 + 𝑐.
( 𝑥 − 2 2 + 1)2 sec4 𝑎 2 2

Dengan substitusi balik diperoleh

2𝑥 + 3 −1 7 7 𝑥−2 1
𝑑𝑥 = 2 + arctan 𝑥 − 2 + +𝑐
(𝑥 2 − 4𝑥 + 5) 2 𝑥 − 4𝑥 + 5 2 2 𝑥 2 − 4𝑥 + 5 𝑥 2 − 4𝑥 + 5

22
−1 7 7 𝑥−2
= + arctan 𝑥 − 2 + 2 +𝑐
𝑥2 − 4𝑥 + 5 2 2 𝑥 − 4𝑥 + 5

7𝑥 − 16 7
= 2
+ arctan 𝑥 − 2 + 𝑐 (2.39)
2(𝑥 − 4𝑥 + 5) 2

2.3.9. Materi / Bahan Bacaan / Daftar Pustaka

1. Thomas Finney, Calculus and analytic Geometry, Addison-Wesley Publishing Coompany.


2. Purcell, Edwin J. & Varberg Dale, Calculus and Analytic Geometry.
3. Boycee Di Prima, Elementary Differential Equations and Boundary Value Problems, John
Willey Sons.
4. Zill, Differential Equation.

23

Anda mungkin juga menyukai