Anda di halaman 1dari 4

G.

Prinsip Variasi
Variasi Latihan adalah satu dari komponen kunci yang diperlukan untuk
merangsang penyesuaian pada respon latihan. Prinsip variasi bertujuan untuk
menghindari kejenuhan, keenganan, dan keresahan yang merupakan kelelahan
secara psikologis.
Cara untuk memvariasikan latihan dapat dengan mengubah bentuk, tempat
,saran dan prasarana latihan, atau teman berlatih tetapi tujuan utama latihan tidak
boleh berubah. Variasi latihan lebih menekankan pada pemeliharaan keadaan
secara psikologis atlet agar tetap bersemangat dalam latihan. Bentuk-bentuk
latihannya harus mengacu pada karakteristik cabang olahraga dan mengandung
komponen-komponen pembentukan yang memang dibutuhkan untuk suatu cabang
olahraga tertentu
H. Prinsip Pemanasan dan Pendinginan (Warm-up and Cool Down)
Dalam satu tatap muka, latihan selalu terdiri atas: (a) pengantar/pengarah,
(b) pemanasan, (c) latihan inti, (d) latihan suplemen untuk kebugaran otot dan
kebugaran energy, dan (e) cooling down atau penutup.
Tujuan dari pemanasan adalah untuk mempersiapkan fisik dan psikis atlet
memasuki latihan inti dan diharapkan dapat terhindar dari kemungkinan terjadinya
cedera dan rasa sakit. Adapun prinsip pemanasan adalah (a) aktivitas yang
bertujuan untuk menaikkan suhu badan, (b) aktivitas peregangan aktif dan pasif,
(c) aktivitas senam khusus cabang olahraga, dan (d) aktivitas gerak teknik cabang
olahraganya.
Aktivitas cooling down merupakan proses penurunan kondisi tubuh dari
latihan berat ke normal tidak terjadi secara mendadak. Dengan aktivitas jogging
dan dilanjutkan stretching pada saat pendinginan akan membantu kelancaran
peredaran darah, menurunkan ketegangan otot, dan memperlancar pengangkutan
sisa pembakaran. Pada umunya bentuk latihan pendinginan diawali dengan
jogging, skipping, dan diakhiri dengan stretching
I. Prinsip Latihan Jangka Panjang (Long Term Training)
Untuk meraih prestasi terbaik diperlukan proses latihan dalam jangka waktu
yang lama. Pengaruh beban latihan tidak dapat diadaptasi oleh tubub secara
mendadak, tetapi memerlukan waktu dan harus bertahap serta kontinyu.
Pencapaian prestasi maksimal harus didukung oleh berbagai kemampuan dan
keterampilan gerak. Persiapan yang dilakukan melalui proses latihan yang teratur,
intensif, dan progresif dan membutuhkan waktu 4-10 tahun (Sukadiyanto, 2005:
21). Oleh karena itu, latihan jangka panjang selalu dipengaruhi oleh pertumbuhan
dan perkembangan anak, peletakan dasar dan gerak dasar teknik cabang olahraga,
penambahan keterampilan dan pengayaaan gerak, serta strategi pembelajaran.
Hindari pirnsip memperbanyak latihan dan pemaksaan beban latihan yang tidak
sesuai dengan tujuan latihan, karena akan menghasilakn atlet yang matang
sebelumnya.
J. Prinsip Berkebalikan (Reversbility)
Prinsip berkebalikan artinya bila atlet berhenti dari latihan dalam waktu
tertentu bahkan dalam waktu lama, maka kualitas organ tubuhnya kaan
mengalami penurunan fungsi secara otomatis. Sebab proses adaptasi dari latihan
akan menurun bahkan menghilang apabila tidak dipraktikan dan dipelihara
melalui latihan yang kontinyu
Atlet yang tidak latiha n dan beristrirahat total tanpa ada aktivitas lain akan
mengalami penurunan tingkat kebugaran rata-rata 10% setiap minggunya.
Sedangkan pada komponen biomotor kekuatan (strength) akan mengalami
penurunan secara perlahan yang diawali dengan proses atropi (pengecilan) pada
otot).
K. Prinsip tidak berlebih (Moderat)
Keberhasilan jangka panjang sangat ditentukan oleh pembebanan yang
tidak berlebihan. Artinya, pembebanan harus disesuaikan dengan tingkat
kemampuan, pertumbuhan, dan perkembangan atler, sehingga beban latihan yang
diberikan benar-benar tepat (tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan).
Sebab, bila beban latihan terlalu ringan tidak akan berdampak terhadap
peningkatan kualitas kemampuan fisik,psikis, dan keterampilan. Sebaliknya, bila
beban latihannya terlalu berat akan mengakibatkan cedera dan sakit. Keadaan itu
sering dinamakan overtraining. Oleh sebab itu, perlu dilakukan tes dan
pengukuran kemampuan atlet pada setiap periode waktu tertentu
L. Prinsip Sistematik
Prestasi atlet sifatnya labil dan sementara, sehingga prinsip ini berkaitan
dengan ukuran (dosis) pembebanan dan skala prioritas sasaran latihan. Setiap
sasaran latihan memiliki aturan dosis pembebanan yang berbeda-beda. Skala
prioritas latihan berhubungan dengan urutan sasaran dan materi latihan utama
yang disesuaikan dengan periodisasi latihan. Sebab pada setiap periodisasi latihan
memiliki penekanan tujuan latihan yang berbeda-beda baik dalam aspek fisik,
teknik,taktik maupun psikologis. Namun dalam satu kali tatap intensitas yang
diberikan disesuaikan dengan waktu periodisasi latihan yang sedang berlangsung.
C. Kesimpulan
Prinsip-prinsip latihan terdapat 12 prinsip yang harus ketahui orang
seorang pelatihan yang berguna untuk memaksimalkan latihan bagi seorang atlit
untuk mencapai prestasi yang maksimal. Pun berguna untuk memudahkan pelatih
dalam melatih seorang atlit serta pelatih mempunyai dan berlandaskan prisip
tersebut agar proses pelatihan berjalan dengan baik yaitu dengan adanya
peningkatan-peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai