Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

SATUAN OPERASI
ACARA IV
KARAKTERISTIK PERPIPAAN DAN POMPA

Disusun oleh :
Nama : Rakha Haykal Alfaridzi
NIM : 19/446812/TP/12615
Golongan : 2A
Co. Ass : Hagi Argitama Putra
Fertika Nur Fitriyana

LABORATORIUM TEKNIK PANGAN DAN PASCAPANEN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi memiliki persentase perairan lebih dari 70% yang berupa lautan dan
perairan di daratan. Indonesia adalah negara maritim yang memiliki potensi air yang
cukup tinggi. Dengan adanya pontensi tersebut, air dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan manusia dalam keperluan hidup sehari – hari, pertanian maupun di dunia
industri. Prinsip kerja pompa adalah menghisap dan melakukan penekanan terhadap
fluida.

Sistem perpipaan dalam suatu sistem pertanian merupakan suatu hal yang
mutlak. Penyediaan air bersih, pembuangan air kotor, maupun jaringan untuk
penyuburan pertanian sangat diperlukan suatu jaringan pipa yang tertata baik. Dengan
demikian, sistem perpipaan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam
kegiatan pertanian. Pompa berperan sangat penting dalam dunia pertanian, karena
berfungsi untuk memindahkan fluida dari satu tempat ke tempat yang lain melalui
saluran pipa dengan cara meningkatkan energi mekanik dari fluida tersebut. Untuk
meningkatkan energi, metode yang paling umum digunakan adalah aksi sentrifugal.
Pompa yang dipergunakan sebelumnya harus diketahui karakteristik pada kondisi kerja
yang berbeda, Oleh karena itu dilakukan praktikum tentang karakteristik perpipaan dan
pompa.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari hambatan aliran dalam pipa dan karakteristik perpipaan
2. Mempelajari karakteristik pipa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara alami, kebutuhan air untuk tanaman dapat dipenuhi dari air hujan dan
sistem irigasi. Namun, kenyataannya ketersediaan air tidak merata sepanjang waktu
dan setiap tempat Di beberapa tempat dan dalam waktu-waktu tertentu jumlah air hujan
tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan, serta masih banyak lokasi pertanaman
yang berada diluar sistem daerah irigasi di mana distribusi airnya belum dikelola secara
teratur. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendukung penyediaan air guna
memenuhi kebutuhan air untuk pertanian, yaitu dengan irigasi perpipaan dengan sistem
pompa (PSP, 2019).

Pompa merupakan alat yang digunakan untuk menggerakan cairan atau adonan.
Pompa menggerakan cairan dari tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan
yang lebih tinggi, untuk mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga
(energi). Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian
masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa berfungsi
mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga
kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan
mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran (Kustori, 2017).

Sistem perpipaan adalah suatu sistem kompleks yang diciptakan seefektif dan
seefisien mungkin untuk memenuhi kebutuhan dalam pengairan. Secara umum, sistem
pipa didefinisikan sebagai bagian utama dari suatu sistem yang menghubungkan titik
dimana fluida cair yang di simpan ke arah titik pengeluarannya (Windyandari dan
Jannah, 2013).

Gesekan aliran merupakan hambatan berupa gesekan dalam pipa fluida yang
mengakibatkan berkurangnya laju aliran dan penurunan tekanan. Besarnya hambatan
aliran karena gesekan sangat tergantung dari kekasaran dinding pipa. Semakin kasar
dinding suatu pipa, semakin besar terjadinya penurunan atau kehilangan tekanan aliran
(Sihombing, 2010). Gesekan antara aliran fluida dengan permukaan sudut-sudut
dinding pompa menyebabkan sebagian energi yang diangkut oleh aliran air hilang
untuk mengatasi gesekan-gesekan tersebut (Soekardi, 2015). Sementara itu, kenaikan
tekanan cairan digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-
hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau
hambatan gesek. Pada pompa sentrifugal, fluida dipindahkan dengan menggunakan
gaya sentrifugal yang diakibatkan gerak impeller dan sekaligus mengubah tenaga
kinetik fluida menjadi tenaga tekan (Armila, 2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:
1. Sistem perpipaan bahan acrylic
2. Pompa Sentrifugal
3. Manometer
4. Gelas ukur atau ember yang sudah tertera

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:


1. Pewarna Makanan

3.2 Cara Kerja


a. Pengukuran Hambatan Aliran dalam Katup dan Belokan
Langkah yang dilakukan adalah pertama rangkaian perpipaan 3 belokan
disiapkan dengan katup putar sebanyak 3 buah, sedangkan untuk rangkaian
perpipaan 5 belokan sebanyak 5 buah. Masing-masing memiliki 1 katup yang
diubah-ubah bukaannya. Kemudian, manometer dipasangkan apda kedua ujung
sistem perpipaan. Lalu, pompa sentrifugal dirangkai. Ember yang sudah ditera
disiapkan dan diletakkan di ujung air keluar pada sistem perpipaan. Kemudian,
pompa dinyalakan, lalu katup dibuka pada bukaan 1/3. Kemudian, tekanan di
kedua ujung diamati dan waktu alir dihitung menggunakan stopwatch. Lalu,
volume air yang tertampung di ember dihitung. Setelah itu, pengulangan
dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap bukaan. Kemudian, pengukuran
dilakukan dengan langkah yang sama pada variasi bukaan 2/3 dan 3/3.
b. Pengukuran Karakteristik Pompa
Langkah yang dilakukan adalah pertama rangkaian perpipaan 1 belokan
disiapkan dengan katup putar sebanyak 1 buah yang divariasi bukaannya.
Kemudian, pompa sentrifugal dirangkai. Lalu, manometer dipasang pada posisi
sebelum dan sesudah pompa, tetapi sebelum katup. Setelah itu, ember yang
sudah ditera disiapkan dan diletakkan di ujung air keluar pada sistem perpipaan.
Kemudian, popmpa dinyalakan. Lalu, katup dibuka pada bukaan 1/3. Setelah
itu, besar tekanan di kedua ujung diamati dan dihitung waktu alir menggunakan
stopwatch. Kemudian, volume air yang tertampung di ember dihitung. Lalu,
pengukuran dilakukan dengan langkah yang sama pada variasi bukaan 2/3 dan
3/3.
c. Pengukuran Karakteristik Pipa
Pada percobaan ini, dilakukan sama dengan seperti pada percobaan B. Data
yang diambil adalah data percobaan B untuk 3 karakteristik pompa, lalu
dianalisis dengan perhitungan penentuan karakteristik pipa. Perhitungan
karakteristik pipa yaitu P1 menggunakan perhitungan P2 pompa dan P2 dianggap
nol, tidak dihitung yang dekat dengan pompa.

3.3 Cara Analisa Data


1) Hambatan pada Katup, Belokan, dan Gesekan
a. Menghitung debit aliran (Q) dan kecepatan aliran aliran v (m/s)
𝑽 𝑽 𝑽
[ 𝒕 𝟏 + 𝒕 𝟐 + 𝒕 𝟑]
𝟏 𝟐 𝟑
𝑸=
𝟑
Dengan V =volume (m3), t = waktu (s)
𝑸 𝒎
𝒗= ( )
𝑨 𝒔
Karena pipa berbentuk silinder, maka A = π r2(m2)
Setiap bukaan dihitung untuk 3 belokan 3 katup dan 5 belokan 3 katup.
b. Menentukan hambatan karena belokan (hf)
𝒗𝟐
𝒉𝒇 = (𝑲𝒇 𝟐𝒈)

Nilai Kf bergantung pada jenis belokan. Belokan pada pipa diasumsikan


membentuk sudut 90o = 0,75. Nilai hf dihitung untuk n = 3 dan 5 belokan.
c. Menghitung hambatan karena katup (hc)
𝒗𝟐
𝒉𝒄 = 𝑲𝒄
𝟐𝒈
Dengan nilai Kc tergantung pada jenis katup dan bukaan

Tabel 3.3.1 Nilai KC untuk Jenis Ball Valve


d. Menghitung hambatan karena gesekan (Ff)
1. Menentukan bilangan Reynolds (Re)
𝝆. 𝒗. 𝑫
𝑹𝒆 =
𝝁
Dengan:
ρ = densitas air (1000 kg/m3)
v = kecepatan alir (m/s)
D = diameter pipa (m)
η = viskositas air (1,005 x 10-3 kg / m.s)
2. Menentukan relative roughness
𝜺 𝜺 𝒎𝒂𝒕𝒆𝒓𝒊𝒂𝒍 𝒑𝒊𝒑𝒂
=
𝑫 𝑫 𝒑𝒊𝒑𝒂
Dengan:
ɛ = roughness equivalent (m)
D = diameter pipa (m)
Tabel 3.3.2 Nilai roughness ekuivalen, ɛ (mm)
3. Menentukan Darcy-Weisbach friction factor (f)
64
Re ≤ 2300  aliran laminar, f dicari dengan persamaan 𝑓 = 𝑅𝑒

2300 < Re < 4000  aliran transisi


Re ≥ 4000  aliran turbulen, f dicari dengan moody chart.
∆𝑳 𝒗𝟐
𝑭𝒇 = 𝒇. .
𝑫 𝟐𝒈
Dengan:
f : Darcy-Weisbach friction factor
D : diameter pipa (m)
v : kecepatan alir (m/s)
ΔL : panjang pipa (m)
g : percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s2)

Moody chart dapat dilihat pada lampiran 1.


e. Menghitung hambatan total (HT)
𝑯𝑻 = 𝑭𝒇 + 𝒉𝒇 + 𝒉𝒄 (𝒎)
f. Menghitung hambatan karena katu total pada percobaan
∆𝑷
𝑯𝑻 =
𝝆. 𝒈
Dengan:
1 kg/cm2 = 98066,5 N/m2
1 cmHg = 1333,2 N/m2
Lalu dibuat tabel untuk mencari nilai Q2, kemudian dari data HT dan Q2
dibuat grafik.
2) Pengukuran Karakteristik Pompa
a. Menghitung debit aliran (Q) dan kecepatan aliran v (m/s)
𝑽 𝑽 𝑽
[ 𝒕 𝟏 + 𝒕 𝟐 + 𝒕 𝟑]
𝟏 𝟐 𝟑
𝑸=
𝟑
Dengan V = volume (m3), t = waktu (s)
b. Menentuhkan HT percobaan pompa
∆𝑷 𝑷𝟏 − 𝑷𝟐
𝑯𝑻 = =
𝝆. 𝒈 𝝆. 𝒈
Dengan g = 9,81 m/s2
c. Menentukan CT pompa
𝑯𝒑𝒐 = 𝑯𝒎𝒂𝒙 − 𝑯𝑻 = 𝟑𝟑 − (𝑪𝑻 𝒙 𝑸𝟐)
Dengan a = slope = CT
y = b – ax; kemudian dibuat grafik antara Hpo terhadap Q2
3) Pengukuran Karakteristik Pipa
a. Menghitung debit aliran (Q) dan kecepatan aliran v (m/s)
𝑽 𝑽 𝑽
[ 𝒕 𝟏 + 𝒕 𝟐 + 𝒕 𝟑]
𝟏 𝟐 𝟑
𝑸=
𝟑
3
Dengan V = volume (m ), t = waktu (s)
b. Menghitung Hpi
|𝑷𝟏 − 𝑷𝟐 |
𝑯𝒑𝒊 = 𝑯𝒛 +
𝝆. 𝒈
Dengan Hz (hambatan karena beda tinggi) = 0
Lalu dibuat grafik antara Hpi terhadap Q2
c. Menentukan bentuk persamaan Hpi dan kurva Hpi terhadap Q2
𝑯𝒑𝒊 = 𝑪𝒑 𝒙 𝑸𝟐
y = ax; sehingga a =slope = Cp
4) Menentukan Titik Kerja Pompa dan Pipa
Setelah menentukan nilai Q, maka H pi dan Hpo dapat dicari, kemudian dibuat
𝐻𝑝𝑖
grafik antara terhadap Q. Hasil perpotongan keduanya merupakan titik
𝐻𝑝𝑜

kerja.

𝒌𝒖𝒓𝒗𝒂 𝒑𝒐𝒎𝒑𝒂 = 𝑯𝒑𝒐 = 𝟑𝟑 − (𝑪𝑻 𝒙 𝑸𝟐 )


𝒌𝒖𝒓𝒗𝒂 𝒑𝒊𝒑𝒂 = 𝑯𝒑𝒊 = 𝒂𝑸𝟐

3.4 Skema Alat

Gambar 3.4.1 Skema alat perpipaan dan pompa


Gambar 3.4.2 Skema perpipaan dan pompa 3 katup, 3 belokan

Gambar 3.4.3 Skema perpipaan dan pompa 5 katup, 5 belokan


Gambar 3.4.4 Skema pengukuran karakteristik perpipaan dan pompa

Gambar 3.4.5 Skema alat dan bahan yang digunakan


Keterangan:
a. Sistem perpipaan (acrylic) : sistem perpipaan menggunakan bahan acrylic
agar mudah dilihat aliran pipa tersebut
b. Manometer analog : berfungsi untuk mengukur dan menunjukan tekanan
c. Pompa sentrifugal : berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi
energi fluida
d. Manometer raksa : berfungsi untuk mengukur tekanan
e. Gelas ukur : berfungsi untuk menghitung volume yang tertampung dalam
ember
f. Ember : berfungsi untuk menampung air pada ujung sistem perpipaan
g. Stopwatch : berfungsi untuk menghitung waktu alir
h. Pewarna makanan : berfungsi untuk mempermudah melihat/menganalisis
aliran air pada pipa acrylic
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Pengukuran Hambatan Aliran dalam Katup dan Belokan
a. Pengukuran 3 belokan 3 katup
Panjang total pipa = 3.37 m, Diameter pipa = 0.02 m, Waktu variasi ulangan
= 15 s

Gambar 4.1.1 Grafik HT percobaan vs Q2 pada 3 belokan


b. Pengukuran 5 belokan 5 katup
Panjang total pipa = 3.37, Diameter pipa = 0.02 m, Waktu variasi ulangan
= 15 s
Gambar 4.1.2 Grafik HT percobaan vs Q2 pada 5 belokan
c. Pengukuran Karakteristik Pompa
Panjang total pipa = 2,84m, Diameter pipa = 0,2m, Waktu variasi
ulangan = 15s

Grafik 4.1.3 Grafik Hpo vs Q2


d. Pengukuran Karakteristik Pipa
Panjang total pipa = 2,84m, Diameter pipa = 0,2m, Waktu variasi
ulangan = 15s

Grafik 4.1.4 Grafik Hpi vs Q2


e. Penentuan Titik Kerja Pompa dan Pipa

Grafik 4.1.5 Grafik Titik Kerja Pompa dan Pipa


4.2 Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui prinsip kerja dari
pompa dalam pipa adalah menggerakan cairan dari tempat bertekanan rendah ke tempat
dengan tekanan yang lebih tinggi, untuk mengatasi perbedaan tekanan ini maka
diperlukan tenaga (energi). Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan
tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata
lain, pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak)
menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan
cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran dalam pipa (Kustori,
2017).

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dihasilkan nilai pengukuran


hambatan total pada 3 belokan dan 3 katup dengan bukaan 1/3, 2/3 dan 3/3 secara
berturut-turut yaitu sebesar 11,428, 9,928 meter dan 7,484 meter. Sedangkan, nilai
debit aliran yang diperoleh dengan bukaan 1/3, 2/3 dan 3/3 secara berturut-turut
0.0001082, 0.0002116, dan 0.0002756.

Pengukuran hambatan total pada 5 belokan dan 5 katup pada bukaan 1/3, 2/3
dan 3/3 secara berturut-turut sebesar 11,360, 4,363, dan 3,295. Sedangkan, nilai debit
aliran yang diperoleh pada bukaan 1/3, 2/3 dan 3/3 secara berturut-turut yaitu 0.00031,
0.00028, dan 0.00036.

Berdasarkan variabel hambatan dan nilai debit aliran, dapat ditarik informasi
yaitu semakin besar nilai bukaan, maka hambatan akan semakin kecil. Sedangkan,
untuk variabel debit aliran, nilai yang dihasilkan berbanding lurus dengan besar
bukaan. Oleh karena itu, semakin besar nilai bukaan, maka nilai debit aliran yang
dihasikan pun semakin besar. Hal tersebut merupakan bukti bahwa besar bukaan
berpengaruh terhadap variabel hambatan dan debit aliran.
Hal tersebut sudah sesuai dengan jurnal tentang “Pengujian Pompa Spiral
dengan Kincir Air pada Aliran Irigasi” yang menyatakan bahwa bukaan pompa
menyebabkan meningkatnya debit aliran irigasi dan bukaan pompa yang rendah
menyebabkan debit aliran irigasi semakin kecil. Hal ini dikarenakan jika debit aliran
irigasi semakin besar membuat jumlah air yang masuk kedalam lilitan dari pompa
tersebut bertambah, yang mengakibatkan bukaan pompa meningkat.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pada praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:

1. Pompa dalam pipa menggerakan cairan dari tempat bertekanan rendah ke


tempat dengan tekanan yang lebih tinggi, untuk mengatasi perbedaan
tekanan ini maka diperlukan tenaga (energi).
2. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara
bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge).
3. Bukaan berpengaruh terhadap variabel hambatan dan debit aliran.
DAFTAR PUSTAKA
Armila, M.T., 2018. PEMANFAATAN POMPA CENTRIFUGAL UNTUK
MENGOPTIMALKAN LAHAN MATI MENJADI LAHAN PRODUKTIF.
Rang Teknik Journal, 1(1).
Direktorat Pengembangan Irigasi, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian,
Departemen Kementerian Pertanian., 2019. Petunjuk Teknis Pengembangan
Irigasi Perpipaan. Jakarta.
Kustori, K., 2017. Rancangan Alat Kontrol Pemadam Kebakaran Otomatis Berbasis
Mikrokontroler Arduino Mega Dengan Menggunakan Sensor Asap, Suhu dan
HMI (Human Machine Intrface) di Bandar Udara. Jurnal Penelitian, 2(3),
pp.155-162.
Marwanto, M. and Asral, A., 2017. Pengujian Pompa Spiral dengan Kincir Air pada
Aliran Irigasi. Jurnal Teknik Mesin, 4(2), pp.1-5.
Sihombing, R., 2010. Aliran Fluida dalam Pipa. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Soekardi, C., 2015. Termodinamika Dasar Mesin Konversi Energi. Penerbit Andi.
Windyandari, A. and Janah, J.I., 2013. Perancangan Sistem Perpipaan KM. Nusantara
(Piping System). KAPAL: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan,
10(3), pp.154-163.
LAMPIRAN

1. Contoh Perhitungan pada variasi bukaan 1/3


1.1. Hambatan pada katup, belokan dan gesekan
a. Menghitung debit aliran (Q) dan kecepatan aliran aliran v (m/s)
𝑽 𝑽 𝑽
[ 𝒕 𝟏 + 𝒕 𝟐 + 𝒕 𝟑]
𝟏 𝟐 𝟑
𝑸=
𝟑
0,00154 0,00165 0,00168
[ 15 + 15 + 15 ]
𝑄=
3
𝑄 = 0,0001082

b. Menentukan hambatan karena belokan (hf)


𝒗𝟐
𝒉𝒇 = (𝑲𝒇 )
𝟐𝒈

𝟎,𝟑𝟒𝟒𝟖𝟐𝟐
𝒉𝒇 = (𝟎, 𝟕𝟓 ) = 𝟎, 𝟎𝟏𝟑𝟔𝟎𝟖𝟕
𝟐.𝟗.𝟖𝟏

c. Menghitung hambatan karena katup (hc)


𝒗𝟐
𝒉𝒄 = 𝑲𝒄
𝟐𝒈
0,344822
ℎ𝑐 = 800
2.9.81
ℎ𝑐 = 4,838649
d. Menghitung hambatan karena gesekan (Ff)
𝝆. 𝒗. 𝑫
𝑹𝒆 =
𝝁
1000.0,34482.0,02
𝑅𝑒 =
0,001005
𝑅𝑒 = 6855,34
e. Menentukan relative roughness
𝜺 𝜺 𝒎𝒂𝒕𝒆𝒓𝒊𝒂𝒍 𝒑𝒊𝒑𝒂
=
𝑫 𝑫 𝒑𝒊𝒑𝒂
𝜀 0
=
𝐷 0,02
𝜀
= 0
𝐷
f. Menentukan Darcy-Weisbach friction factor (f)
Dicari dengan moody chart (ditampilkan di lampiran di bawah).
g. Menghitung hambatan total (HT)
𝑯𝑻 = 𝑭𝒇 + 𝒉𝒇 + 𝒉𝒄 (𝒎)
𝐻𝑇 = 0,034854604 + 0,0136087 + 4,838649 (𝑚)
𝐻𝑇 = 4,8871125
h. Menghitung hambatan karena katup total pada percobaan
∆𝑷
𝑯𝑻 =
𝝆. 𝒈
112109,865
𝐻𝑇 =
1000 . 9,81
𝐻𝑇 = 11,4281208
1.2. Pengukuran Karakteristik Pompa
a. Menghitung debit aliran (Q) dan kecepatan aliran v (m/s)
𝑽 𝑽 𝑽
[ 𝒕 𝟏 + 𝒕 𝟐 + 𝒕 𝟑]
𝟏 𝟐 𝟑
𝑸=
𝟑
0,00425 0,00390 0,00400
[ 15 + 15 + 15 ]
𝑄=
3
𝑄 = 0,00027000
b. Menentukan HT percobaan pompa
∆𝑷 𝑷𝟏 − 𝑷𝟐
𝑯𝑻 = =
𝝆. 𝒈 𝝆. 𝒈
132389,775 − 666,610
𝐻𝑇 =
1000. 9,81
131723,165
𝐻𝑇 =
1000. 9,81
𝐻𝑇 = 13,42743782
1.3. Pengukuran Karakteristik Pipa
a. Menghitung debit aliran (Q) dan kecepatan aliran v (m/s)
𝑽 𝑽 𝑽
[ 𝒕 𝟏 + 𝒕 𝟐 + 𝒕 𝟑]
𝟏 𝟐 𝟑
𝑸=
𝟑
0,00425 0,00390 0,00400
[ 15 + 15 + 15 ]
𝑄=
3
𝑄 = 0,0002700
b. Menghitung Hpi
|𝑷𝟏 − 𝑷𝟐 |
𝑯𝒑𝒊 = 𝑯𝒛 +
𝝆. 𝒈
666.610
𝐻𝑝𝑖 =
1000. 9.81
𝐻𝑝𝑖 = 0,06795209
c. Menentukan bentuk persamaan Hpi terhadap Q2
𝑯𝒑𝒊 = 𝑪𝒑 𝒙 𝑸𝟐
𝐻𝑝𝑖 = 1000000 𝑥 0,0000000729000
𝐻𝑝𝑖 = 0,0729
1.4. Menentukan Titik kerja pompa dan pipa
𝒌𝒖𝒓𝒗𝒂 𝒑𝒐𝒎𝒑𝒂 = 𝑯𝒑𝒐 = 𝟑𝟑 − (𝑪𝑻 𝒙 𝑸𝟐 )
𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 𝐻𝑝𝑜 = 33 − ((7,00𝐸 + 07) 𝑥 (7,29𝐸 − 08))

𝒌𝒖𝒓𝒗𝒂 𝒑𝒊𝒑𝒂 = 𝑯𝒑𝒊 = 𝒂𝑸𝟐


𝑘𝑢𝑟𝑣𝑎 𝑝𝑖𝑝𝑎 = 𝐻𝑝𝑖 = 𝑎 𝑥 (7,29𝐸 − 08)
2. Lampiran Moody Chart

Lampiran 1. Hasil Moody Chart Variasi Bukaan 1/3


Re ≥ 4000, sehingga alirannya turbulen.
PENGUJIAN POMPA SPIRAL DENGAN KINCIR AIR PADA ALIRAN IRIGASI
Marwanto1,Asral2,

Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru 28293
1
marwantotm@yahoo.com, 2asral@lecturer.unri.ac.id

Abstract

Irrigation water flow can be utilized by installing a tool that is a waterwheel. Now it has been developed in the
form of a water wheel pump, where this water pump serves to pump water without using electrical energy but
with the help of irrigation flow. The aim of this research was know the characteristics of spiral pump and
efficiency of spiral pump with waterwheel. The method used an experimental research that was test directly in
the field. The waterwheel used a type of undershot flat blade 2 m diameter with 18 pieces of blade. The flexible
hose was 38.1 mm diameter with a total coil of 4.55 windings, and an input diameter of 76.2 mm. The highest
flow rate was 0.29 m3/s, the highest spiral pump discharge output was 0.27 l/s with a spiral pump efficiency of
1.54 % and the head was 3.38 m. The lowest flow rate was 0.11 m3/s, the lowest spiral pump discharge output
was 0.15 l/s with a spiral pump efficiency of 0.81% and the head was 1.21 m. Therefore, the irrigation flow is
influence of the rotation of shaft, the discharge of pump, efficiency and head spiral pump.

Keyword: spiral pump, flow rate, head, efficiency.

1. Pendahuluan 2. Metode
Aliran air irigasi dapat dimanfaatkan dengan Metode penelitian yang digunakan adalah
memasang sebuah alat yaitu kincir air. Dalam metode penelitian eksperimental (experimental
perkembangan zaman kincir air semakin research method), yaitu dengan melakukan
berkembang dari segi bentuk maupun pengujian secara langsung dilapangan untuk
pemanfaatnya. Kini telah dikembangkan berupa memperoleh data sebab akibat melalui eksperimen
pompa roda air, dimana pompa air ini berfungsi guna mendapatkan data empiris. Penelitian ini
untuk memompakan air tanpa menggunakan energi dilakukan untuk mengetahui karakteristik pompa
listrik melainkan dengan bantuan energi aliran spiral, dan efisiensi pompa spiral dengan kincir air.
irigasi [1].
Haryanto pada tahun 2012 mengembangkan 2.1 Perencanaan Pompa Spiral dengan Kincir Air.
pompa air spiral mekanik dengan penggerak aliran Tipe kincir air yang digunakan adalah tipe
arus sungai melalui proyek Tugas Akhir Politeknik undershot, dengan sudu yang digunakan adalah
Negeri Semarang. Hasil pengujian yang dilakukan sudu datar. Pompa spiral dengan kincir air yang
didapatkan hasil yang sesuai, yaitu efisiensi dibuat dapat dilihat pada Gambar 1 dan spesifikasi
tertinggi pada head statis 4 meter adalah 5,205% dapat dilihat pada Tabel 1.
dengan debit keluaran 1,25 x 10-5 m3/s pada putaran
1 rpm. Efisiensi tertinggi pada head statis 5 meter
adalah 7,601 % dengan debit keluaran 2,16 x 10-5
m3/s pada putaran 2 rpm [2].
Thompson dkk, pada tahun 2011
mengembangkan pompa roda air atau pompa spiral
di tepi sungai zambezi. Hasil uji dari pompa spiral
yang dilakukan ini dapat mengalirkan 30 l/m
dengan jarak penampungan airnya 30 meter.
Dimana ketinggian tempat penampungan air ini 10
meter lebih tinggi dari permukaan air sungai
zambezi [3].
Pada penelitian ini aliran air irigasi bertempat
di Desa Koto Tibun Kecamatan Kampar Kabupaten
Kampar. Penelitian ini tentang pengujian pompa
spiral atau juga disebut pompa roda air (water Gambar 1. Pompa Spiral dengan Kincir Air
wheel pump) dengan kincir air pada aliran irigasi.
Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini
adalah ingin mengetahui karakteristik pompa spiral,
dan efisiensi pompa spiral dengan kincir air.

JOM FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 1


Tabel 1. Spesifikasi Pompa Spiral dengan Kincir 2.3 Pengolahan Data Pengujian.
Air Setelah didapatkan data-data pengujian yang
No Nama Dimensi diinginkan, maka dilakukan analisis untuk
1 Diameter Luar Kincir (D1) 2m mengetahui karakteristik pompa spiral, efisiensi
2 Lebar Kincir (l) 0,7 m kombinasi pompa spiral dengan turbin air, dan
3 Panjang Sudu Kincir (p) 0,7 m fenomena yang terjadi. Adapun parameter-
4 Diameter Dalam Kincir (D2) 0,6 m parameter yang akan dihitung adalah :
5 Jumlah Sudu (N) 18 buah 1. Kecepatan Air (v)
6 Diameter Poros 38,1 mm Kecepatan air dapat diartikan sebagai jarak
7 Bearing UC208-24 per detik (m/s), dimana kecepatan air dapat
Diameter Masukan Pompa dicari dengan persamaan berikut ini [1].
8 76,2 mm
Spiral (d1) l
Diameter Selang Fleksibel v (1)
9
(d2)
38,1 mm t
10 Jumlah Coil Atau Lilitan (n) 4,55 lilitan dimana l adalah jarak alir pelampung (m),
dan t adalah waktu alir pelampung (s).
2.2 Pengujian Pompa Spiral dengan Kincir Air.
Pengujian dilakukan di desa Koto Tibun, Kec. 2. Debit Aliran (Q)
Kampar, Kab. Kampar pada tanggal 16-11-2016. Debit dapat diartikan sebagai volume air
Variabel pengujian yang dilakukan berupa debit yang mengalir setiap detik (m3/s), dimana
aliran irigasi yang divariasikan dengan tinggi air debit aliran air dapat dicari dengan
aliran irigasi dengan mengatur bukaan pintu air persamaan berikut ini [4].
bendungan utama sebanyak 12 kali. Pengambilan Q  A. v (2)
data pengujian berupa waktu alir pelampung (t),
putaran poros kincir (nk), luas penampang irigasi dimana A adalah luas penampang basah
(A) dan debit pompa spiral (Qp). Skematik irigasi (m2), dan v adalah kecepatana aliran
pengujian waktu alir pelampung dapat dilihat pada irigasi (m/s).
Gambar 2. Skematik pengujian pompa spiral 3. Daya Air (Ph)
dengan kincir air dapat dilihat pada Gambar 3. Karena daya air ini berasal dari energi air
jatuh (energi potensial) dan energi air
mengalir (energi kinetik) maka besarnya
daya air yang merupakan potensi sumber
dari energi air pada suatu wilayah,
ditentukan melalui persamaan berikut ini [5].
1 3 (3)
Ph   . Q . g . h  .  . A . v
2
Dimana ρ adalah masa jenis air (kg/m3), g
adalah percepatan gravitasi bumi (m/s2), dan
Gambar 2. Skematik Pengujian Waktu Alir h adalah head air (m).
Pelampung
4. Daya Mekanik (Pm)
Daya mekanik adalah daya yang diakibatkan
oleh putaran poros kincir air. Daya mekanik
dapat dicari dengan persamaan berikut ini
[6].
PM  T .  (4)
Dimana T adalah torsi pada poros kincir
akibat gaya yang diterima dari air (N.m) dan
ω adalah kecepatan sudut.
5. Efisiensi Pompa Spiral (ƞcp)
Efisiensi pompa spiral merupakan
Gambar 3. Skematik Pengujian Pompa Spiral perbandingan antara daya mekanik (Pm)
dengan Kincir Air dengan daya air (Ph) [2].
P
Ket :  cp  M x100% (5)
1. Debit Keluaran Pompa Spiral Ph
2. Putaran Kincir Air

JOM FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 2


6. Head Pompa Spiral (hp) Tabel 3. Data Hasil Pengujian Pompa Spiral
Head pompa spiral dapat diartikan sebagai (lanjutan…)
suatu besaran spesifik dari tekanan air di atas Tinggi Putaran Poros Debit Pompa
titik referensi tertentu yang ditunjukan No Air Kincir Spiral
berupa ketinggian permukaan air. Head (m) (rpm) (l/s)
pompa dapat dicari dengan menurunkan 9 0,65 3,2 0,191
persamaan daya pompa berikut [4]. 10 0,63 2,9 0,173
P   .Q . g . hp (6) 11 0,61 2,7 0,162
12 0,59 2,5 0,152
Menjadi,
PM
hp  (7) Selanjutnya data pengukuran dan pengujian
 .Q p . g dianalisa menggunakan parameter-parameter yang
Dimana hp adalah head pompa spiral (m), Pm telah dibahas sebelumnya.
adalah daya mekanik pompa spiral (watt), ρ
3.2 Analisa Hasil Pengujian.
adalah masa jenis air (kg/m3), Qp adalah
Untuk analisa daya air dapat dilihat pada tabel
debit keluaran pompa spiral (m3/s), dan g
4, dan untuk analisa pompa spiral dapat dilihat
adalah percepatan gravitasi bumi (m/s2).
pada tabel 5.
3. Hasil dan Pembahasan
Tabel 4. Hasil Perhitungan Daya Air
Dengan membuka pintu air bendungan utama
Luas
maka ketinggian air dan debit aliran terdapat 12 Kecepatan Daya
Penampang Debit
variasi. Setiap satu variasi bukaan pintu air utama No Rata-Rata 3 air
Basah (m /s)
dilakukan pengujian. 2 (m/s) (Watt)
(m )
3.1 Data Pengukuran dan Pengujian. 1 1,48 0,20 0,29 575,96
Untuk data hasil pengukuran waktu aliran 2 1,40 0,19 0,27 525,77
pelampung dapat dilihat pada tabel 2. dan data hasil 3 1,35 0,19 0,25 501,10
pengujian pompa spiral dengan kincir air dapat 4 1,30 0,19 0,24 480,65
dilihat pada tabel 3. 5 1,25 0,18 0,23 458,82
Tabel 2. Data Hasil Pengukuran Waktu Aliran 6 1,21 0,17 0,21 412,01
Pelampung 7 1,16 0,16 0,19 371,20
Jarak Alir Rata-Rata 8 1,12 0,16 0,18 345,96
No Pelampung Waktu Alir 9 1,08 0,15 0,16 314,83
(m) Pelampung (s) 10 1,03 0,14 0,15 286,97
1 5 25,53 11 0,99 0,12 0,12 236,75
2 5 26,30 12 0,95 0,12 0,11 221,82
3 5 26,47
4 5 26,80 Tabel 5. Hasil Analisa Perhitungan Pompa Spiral
5 5 27,06 Head
Kecepatan Daya
6 5 29,01 Torsi ηcp Pompa
No Sudut Mekanik
7 5 30,97 (Nm) (%) Spiral
(rad/s) (Watt)
(m)
8 5 31,95
9 5 33,72 1 16,89 0,42 8.85 1.54 3.38
10 5 35,50 2 16,48 0,42 7.97 1.52 3.07
11 5 41,22 3 16,08 0,41 7.59 1.51 2.94
12 5 42,15
4 15,54 0,41 7.32 1.52 2.92
Tabel 3. Data Hasil Pengujian Pompa Spiral 5 14,15 0,40 7.00 1.53 2.86
Tinggi Putaran Poros Debit Pompa 6 12,78 0,40 5.79 1.41 2.47
No Air Kincir Spiral 7 11,60 0,39 4.95 1.33 2.20
(m) (rpm) (l/s)
1 0,82 4,5 0,267 8 10,30 0,38 4.27 1.23 2.07
2 0,80 4,3 0,265 9 9,21 0,37 3.61 1.15 1.92
3 0,79 4,2 0,263 10 8,05 0,35 2.95 1.03 1.74
4 0,77 4,1 0,256
11 7,10 0,33 2.04 0.86 1.28
5 0,75 4,0 0,249
6 0,72 3,8 0,239 12 6,30 0,29 1.80 0.81 1.21
7 0,70 3,7 0,229
8 0,67 3,4 0,210

JOM FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 3


3.3 Hubungan Tinggi Air dengan Debit Aliran. Dari grafik terlihat bahwa saat pengujian
Gambar 4 menunjukan grafik hubungan antara pompa spiral, debit keluaran pompa spiral tertinggi
tinggi air (z) dengan debit aliran irigasi (Q). pada debit aliran 0,29 m3/s yaitu 0,27 l/s,
sedangkan untuk debit keluaran pompa terendah
Tinggi Air VS Debit Aliran
pada debit aliran 0,11 m3/s yaitu 0,15 l/s. Debit
0.85 keluaran pompa spiral akan semakin meningkat
0.80
seiring dengan meningkatnya debit aliran irigasi.
Dan debit keluaran pompa akan semakin rendah
Tinggi Air (m)

0.75
jika debit aliran irigasi semakin kecil. Hal ini
0.70 dikarenakan jika debit aliran irigasi semakin besar
0.65
membuat jumlah air yang masuk kedalam lilitan
pompa spiral bertambah, yang mengakibatkan debit
0.60 keluaran pompa spiral meningkat.
0.55
0.10 0.12 0.14 0.16 0.18 0.20 0.22 0.24 0.26 0.28 0.30
3.5 Hubungan Efisiensi Pompa Spiral dengan
Debit Aliran (m³/s)
Debit Aliran
Gambar 6 menunjukan hubungan antara
Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Tinggi Air efisiensi pompa spiral (ƞcp) dengan debit aliran
dengan Debit irigasi (Q).

Dari grafik terlihat bahwa pada saat pengujian


Efisiensi Pompa Spiral VS Debit Aliran
pompa spiral debit aliran terendah pada ketinggian 1.6

air 0,59 m yaitu 0,11 m3/s, sedangkan untuk debit 1.5


aliran tertinggi pada ketinggian air 0,82 m yaitu
Efisiensi Pompa Spiral (%)

0,29 m3/s. Semakin tinggi aliran irigasi maka luas 1.3


penampang basah aliran irigasi akan semakin
1.2
tinggi, hal ini sesuai dengan persamaan Q = v.A,
dimana debit (Q) berbanding lurus dengan 1.0
kecepatan aliran air (v) dan luas penampang aliran
air (A). Akan tetapi berbeda dengan luas 0.9

penampang (A) dan kecepatan aliran air (v) yang


0.7
berbanding terbalik pada debit (Q) yang sama. 0.10 0.12 0.14 0.16 0.18 0.20 0.22 0.24 0.26 0.28 0.30
Dimana perubahan ini akan menghambat aliran air Debit Aliran (m³/s)
pada irigasi yang mengakibatkan bertambahnya
luas penampang basah, sehingga terjadi kenaikan Gambar 6. Hubungan Efisiensi Pompa Spiral
tinggi air pada saluran irigasi. dengan Debit Aliran

3.4 Hubungan Debit Keluaran Pompa Spiral Dari grafik terlihat bahwa pada saat pengujian
dengan Debit Aliran. pompa spiral, efisiensi pompa spiral tertinggi pada
Gambar 5 menunjukan hubungan antara debit debit aliran 0,29 m3/s yaitu 1,54 %, sedangkan
keluaran pompa spiral (Qp) dengan debit aliran untuk efisiensi pompa spiral terendah pada debit
irigasi (Q). aliran 0,11 m3/s yaitu 0,81 %. Analisa hubungan
efisiensi pompa spiral dengan debit aliran adalah
Debit Keluaran PompaVS Debit Aliran semakin besar debit aliran irigasi maka semakin
0.28
besar pula efisensinya. Hal ini dikarenakan
0.26
semakin besar debit aliran irigasi membuat daya
Debit Keluaran Pompa (l/s)

0.24 mekanik pompa spiral semakin besar, sehingga


0.22 mengakibatkan bertambahnya efisiensi pompa
0.20
spiral.
0.18
3.6 Hubungan Head Pompa dengan Debit Aliran
0.16 Gambar 7 menunjukan hubungan antara head
0.14 pompa spiral (hp) dengan debit aliran irigasi (Q).
0.10 0.12 0.14 0.16 0.18 0.20 0.22 0.24 0.26 0.28 0.30
Dari grafik terlihat bahwa pada saat pengujian
Debit Aliran (m³/s)
pompa spiral, head pompa spiral tertinggi pada
debit aliran 0,29 m3/s yaitu 3,38 m, sedangkan
Gambar 5. Hubungan Debit Keluaran Pompa Spiral untuk head pompa spiral terendah pada debit aliran
dengan Debit Aliran 0,11 m3/s yaitu 1,21 m.

JOM FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 4


Head Pompa VS Debit Aliran 4. Kesimpulan
3.5
Dari penelitian pompa spiral dengan kincir air
3.3
yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
3.0
2.8
kesimpulan sebagai berikut :
Head Pompa (m)

2.5
1. Semakin besar debit aliran irigasi maka
2.3 semakin besar pula putaran kincir, debit
2.0 keluaran pompa spiral, efisiensi dan
1.8 headnya.
1.5 2. Putaran kincir semakin meningkat seiring
1.3 dengan bertambahnya debit aliran irigasi.
1.0
0.10 0.12 0.14 0.16 0.18 0.20 0.22 0.24 0.26 0.28 0.30
Putaran kincir tertinggi adalah 4,5 rpm pada
Debit Aliran (m³/s) debit aliran irigasi tertinggi yaitu 0,29 m3/s.
3. Debit keluaran pompa spiral semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya
Gambar 7. Hubungan Head Pompa Spiral dengan debit aliran irigasi. Debit keluaran pompa
Debit Aliran spiral tertinggi adalah 0,27 l/s pada debit
aliran irigasi tertinggi yaitu 0,29 m3/s.
Analisa hubungan antara head pompa spiral
4. Efisiensi pompa spiral semakin meningkat
dengan debit aliran irigasi adalah head pompa akan seiring dengan bertambahnya debit aliran
semakin besar jika debit aliran semakin besar, atau irigasi. Efisiensi pompa spiral tertinggi
sebaliknya. Hal ini dikarenakan debit aliran irigasi adalah 1,54 % pada debit aliran irigasi
semakin besar akan membuat jumlah air yang tertinggi yaitu 0,29 m3/s.
masuk kedalam lilitan pompa spiral akan semakin 5. Head pompa spiral semakin meningkat
besar, yang mengakibatkan tekanan di dalam lilitan seiring dengan bertambahnya debit aliran
menjadi meningkat, sehingga head pompa akan irigasi. Head pompa spiral tertinggi adalah
meningkat. 3,38 meter pada debit aliran irigasi tertinggi
yaitu 0,29 m3/s.
3.7 Hubungan Putaran Kincir dengan Debit Aliran
6. Karakteristik dari pompa spiral dengan
Gambar 8 menunjukan hubungan antara kincir ini adalah putaran kincir, debit
putaran kincir (nk) dengan debit aliran irigasi (Q). keluaran pompa, efisiensi, dan head pompa
spiral yang berbanding lurus dengan debit
Putaran Turbin VS Debit Aliran
4.7 aliran irigasi.

4.2 Daftar Pustaka


Putaran Turbin (rpm)

3.7 [1] Prayatmo, W. 2007. Turbin Air. Graha Ilmu.


Yogyakarta.
3.2
[2] Haryanto, P. 2012. Rekondisi Pompa Air
2.7 Spiral Mekanik Dengan Penggerak Aliran
Arus Sungai. Skripsi. Politeknik Negeri
2.2 Semarang, Semarang.
0.10 0.12 0.14 0.16 0.18 0.20 0.22 0.24 0.26 0.28 0.30

Debit Aliran (m³/s)


[3] Thompson, P.L., Milonova, S., Reha, M.,
Mased, F., Dan Tromble, I. 2011. Coil Pump
Gambar 8. Hubungan Putaran Kincir dengan Debit Design for a Community Fountain in Zambia.
Aliran International Journal for Service Learning in
Engineering. Vol.6 (1): 33-45.
Dari grafik terlihat bahwa pada saat pengujian
[4] White, F.M. 2003. Fluid Mechanics. 4th
pompa spiral, putaran poros kincir tertinggi pada
Edition. McGrawHill. New York.
debit aliran 0,29 m3/s yaitu 4,5 rpm, sedangkan
untuk putaran poros kincir terendah pada debit [5] Wibawa, U. 2001. Sumber Daya Energi
aliran 0,11 m3/s yaitu 2,5 rpm. Debit aliran irigasi Alternatif. Skripsi. Universitas Brawijaya,
mempengaruhi putaran poros kincir, semakin besar Malang.
debit aliran maka semakin besar pula putaran poros
[6] Sule, L., Wardana I.N.G., Soenoko, R., dan
kincir, begitupun sebaliknya. Hal ini dikarenakan
Wahyudi, S. 2014. Angled and curved blades
semakin besar debit aliran irigasi, maka daya air
of deep-water wheel efficiency. Australian
akan semakin besar, daya air inilah yang akan
Journal of Basic and Applied Sciences, AENSI
menumbuk sudu kincir, sehingga membuat putaran
Journals.
kincir akan meningkat.

JOM FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 5

Anda mungkin juga menyukai