Anda di halaman 1dari 3

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF

1.  PEMECAHAN MASALAH
1.1 Masalah Yang Ditemukan
Setelah mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada di Puskesmas Asam-Asam,
maka terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :
1. Pelayanan Obat
Masalah yang ditemukan dalam pelayanan obat antara lain:
a. Penerimaan dan Penyerahan obat yang dilakukan pada loket yang sama.
b. Penulisan etiket belum memenuhi standar

2. Pengelolaan Pembekalan farmasi


a. Perencanan
Terdapat beberapa jenis obat yang sering mengalami kekurangan dan
kelebihan obat sehingga beberapa obat ada yg Exp date

b. Penyimpanan
1. Tempat penyimpanan obat (gol. Psikotropika) belum efektif karena
penyimpanannya tidak di tempat yang khusus.
2. Penyimpanan obat tidak pada suhu yang sesuai
3. Jumlah obat terkadang tidak sesuai dengan yang ada di kartu stock.
4. Kurangnya sarana penunjang pelaksanaan administrasi (komputer)

3. Jumlah Tenaga
Dalam hal kebutuhan tenaga di Puskesmas, sampai sekarang belum ada pedoman
yang dapat diikuti berapa sebenarnya kebutuhan nyata tenaga Asisten Apoteker,
tenaga juru obat pada Puskesmas rawat jalan dan Puskesmas pembantu tetapi
disesuaikan dengan kebutuhan instansi tersebut.

        Dengan dua orang tenaga apoteker masih teratasi dengan beban kerja pengelolahan


perbekalan farmasi yang mempunyai ruang lingkup yang luas.
III.2. Alternatif Pemecahan Masalah

1.  Pelayanan  Obat

a.      Bentuk pelayanan farmasi yang memadai akan menunjang kebutuhan pasien dalam
menggunakan obat.

b.      Pengaturan alur penerimaan resep dan penyerahan obat sebaiknya tidak dilakukan pada
loket yang sama karena dapat mengganggu konsentrasi dan aktifitas petugas di kamar obat.
Sebaiknya obat yang akan diberikan pada pasien dikemas pada saat diberikan resep, atau
tidak dibungkus sebelum ada resep yang masuk.

2.  Pengelolaan Pembekalan Farmasi

a.      Bagian perancanaan

Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya kekurangan obat-obatan di puskesmas dan


salah satu faktor yang sangat menentukan adalah faktor perencanaan / perhitungan perkiraan
kebutuhan obat yang belum tepat, belum efektif dan kurang efisien. Perencanaan obat juga
tergantung dari ketersediaan obat yang ada di Instalasi Gudang Farmasi.

Alternatif perencanaan yang dapat dilakukan antara lain Menghambat penggunaan obat-obat
tertentu dengan jalan subsidi menggunakan obat alternatif yang mempunyai efektifitas yang
sama.

b.      Bagian Penyimpanan

1.     Tersedianya tempat penyimpanan obat-obatan yang memerlukan suhu tertentu sepeti


sediaan suppositoria, injeksi, dan lain-lain.Supaya tidak mengalami perubahan fisik dan
kimiawi, sehingga mutu dan khasiat dari obat tersebut dapat terjaga dengan baik pada waktu
diterima pasien sampai pada penggunaannya tetap utuh tanpa mengalami perubahan.
2.     Penyimpanan obat gol. Psikotropika hendaknya ditempatkan lemari khusus, dan hanya
tenaga apoteker penanggung jawab yang boleh membuka lemari tersebut.

3.     Kunci ruangan obat hendaknya dipegang oleh apoteker penanggung jawab, untuk
menghindari hilangnya obat.

4.     Menyediakan sarana untuk menunnjang administrai apotek seperti komputer.

c.      Jumlah Tenaga

Menurut Undang-Undang  Kesehatan No. 23 Tahun 1992 63 ayat 1 : pekerjaan kefarmasian


dalam pengadaan, promosi distribusi dan pelayanan sediaan farmasi harus dilakukan oleh
Tenaga kesehatan  yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.

Menunjukkan pada ketentuan itu, maka kegiatan pelayanan sediaan farmasi harus dilakukan
oleh Apoteker atau Asisten Apoteker (AA).Namun kiranya ketentuan ini perlu di cermati
mengingat kurangnya pengangkatan Pegawai Negri Sipil khususnya tenaga
kefarmasian.Maka ada baiknya dipertimbangkan untuk memperkerjakan Asisten Apoteker
(AA) di Puskesmas sebagai tenaga honorer. Dan adapun pembiayaan dapat diperoleh dari kas
puskesmas atau cara lain yang dapat dipertimbangkan. Dengan demikian, kurangnya tenaga
kefarmasian di Puskesmas dapat ditanggulangi yang dengan sendirinya memperlancar dan
memperbaiki pelayanan kesehatan kepada masyarak

Anda mungkin juga menyukai