Proposal Innaaa )
Proposal Innaaa )
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia ialah suatu proses penuaan yang dengan perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau menggantikan dan mempertahankan fungsi normalnya mengalami penurunan sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi atau kerusakan. Lansia merupakan individu yang berusia diatas 60 tahun dimana tubuh memiliki
tanda-tanda penurunan fungsi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi yang terus menerus secara alamiah. Ada
beberapa batasan-batasan umur pada lansia diantaranya yaitu usia pertengahan (middle age) yakni usia 45-59 tahun,
lanjut usia (elderly) yakni usia 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) yakni usia 75-90 tahun dan usia sangat tua (verry old)
Diabetes Melitus (DM) atau yang sering juga disebut sebagai penyakit kencing manis merupakan suatu keadaan
dimana tubuh tidak dapat lagi menghasilkan hormon insulin yang dibutuhkan atau tubuh tidak dapat memanfaatkan
secara optimal hormon insulin yang dihasilkan, sehingga terjadi kenaikan kadar gula dalam darah yang melebihi batas
normal. Diabetes Melitus dapat juga terjadi karena hormon insulin yang dihasilkan oleh tubuh tidak dapat bekerja
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis yang memerlukan strategi dan penanganan yang cepat
untuk mengurangi berbagai resiko yang terkait akibat peningkatan kadar gula darah dalam tubuh. Diabetes melitus
seringkali undiagnosed selama bertahun-tahun karena kadar gula darah dalam tubuh meningkat secara bertahap dan
gejala yang dirasakan pasien masih ringan. Pasien dengan kondisi peningkatan kadar gula darah memiliki resiko untuk
mengalami komplikasi penyakit mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi jangka pendek yang akan dialami
penderita DM adalah kadar gula yang tinggi dalam waktu yang panjang dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan
organ tubuh yang terjadi pada saat tubuh tidak mampu menggunakan glukosa sebagai energi karena kekurangan
insulin. Komplikasi jangka panjang DM adalah kerusakan mata, gangguan pada jantung dan pembuluh darah,
Diabetes Melitus (DM) yang tidak dapat terkendali akan menyebabkan komplikasi metabolik ataupun komplikasi
vaskuler pada jangka panjang. Komplikasi kronik dapat terjadi pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah. Diabetes
Melitus klinis adalah suatu kondisi sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya
sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau dengan keduanya
(Kartika, 2017).
Dibetes Melitus (DM) merupakan salah satu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
(kadar gula darah tinggi) yang dapat terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Klasifikasi
DM secara umum terdiri atas DM tipe II atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan DM tipe II atau Non
Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM). Diabetes Melitus tipe 2 terjadi karena sel B pankreas memproduksi
insulin dalam jumlah yang sedikit atau mengalami resistensi insulin. Jumlah penderita DM tipe 2 diperkirakan
Pemyakit diabetes melitus disebabkan karena hormon insulin gagal bekerja dengan baik. Akibat dari kekurangan
insulin maka di dalam tubuh glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula darah mengalami
peningkatan dan terjadi hiperglikemia. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemia, karena batas normal untuk gula
darah adalah 180mg sehingga apabila terjadi hiperglikemia maka ginjal tidak bisa lagi menyaring dan mengabsorbsi
kadar glukosa dalam darah. Gula yang dapat bersifat untuk menyerap air maka kelebihan kadar gula akan dikeluarkan
bersamaan dengan urine yang disebut glukosuria. Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan penurunan
transport glukosa ke sel-sel sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein yang
menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga
menyebabkan klien mengonsumsi banyak makanan yang disebut poliphagia (Margareth TH, 2019).
Upaya dalam mengendalikan gula darah tidak efektif jika dilakukan dengan pengobatan saja. Hal ini dikarenakan
penderita yang mengalami diabetes melitus disebabkan oleh kerusakan pankreas dalam memproduksi insulin, dimana
insulin ini berfungsi dalam mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh. Penurunan kadar gula darah sebagai salah
satu indikasi dapat terjadinya perbaikan diabetes melitus yang dialami penderita. Oleh karena itu pemberian aktivitas
senam kaki menjadi salah satu cara untuk pengobatan yang efektif dalam mengelola penyakit diabetes melitus (Ruben,
Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2017 prevalensi DM di dunia mencapai 424,9 juta
jiwa dan diperkirakan akan mencapai 628,6 juta jiwa pada tahun 2045, negara paling banyak penderita DM adalah
China dengan jumlah penderita mencapai angka 11,4 juta, sedangkan Indonesia peringkat ke-6 dengan jumlah
penderita DM dengan 10,3 juta jiwa. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) kejadian DM di Indonesia
terus meningkat pada tahun 2018, penderita DM mencapai angka 22,9 juta jiwa dari 1,5% pada tahun 2013 menjadi
Bagaimana cara penerapan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Diabetes Melitus Tipe II
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui dan dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit diabetes melitus tipe II
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan penyakit Diabtes Melitus Tipe II.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan penyakit Diabetes Melitus Tipe II.
c. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit Diabetes Melitus Tipe II.
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan untuk mengatasi masalah pada klien dengan penyakit Diabetes Melitus Tipe II.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah diberikan pada klien dengan penyakit Diabetes
f. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawtaan pada klien dengan Diabetes Melitus Tipe II.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menambah untuk menambah pengetahuan dan informasi dalam menerapkan asuhan keperawatan
Memberikan informasi dan bahan masukkan dalam kegiatan pelaksanaan studi kasus yang digunakan sebagai sebagai
acuan bagi mahasiswa yang sedang melaksanakan pendidikan di STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.
3. Bagi Institusi
Sebagai bahan masukkan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek keperawatan khususnya pada klien
4. Bagi Pembaca
Sebagai sarana menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengambilan keputusan tepat dalam melakukan asuhan