Fajar Kurnia 18112212 Dinas Interne
Fajar Kurnia 18112212 Dinas Interne
Disusun Oleh :
FAJAR KURNIA
(18112212)
1. DEFENISI
HIV adalah virus penyebab Acquired Immuno Deficiensi Syndrom (AIDS). Virus ini
memiliki kemampuan untuk mentransfer informasi genetic, mereka dari RNA ke DNA
kebalikan dari proses transkripsi dari RNA & DNA dan transflasi dari RNA ke protein
HIV merupakan salah satu penyakit menular seksual yang berbahaya di dunia
(Silalahi, Lampus, dan Akili, 2013). Seseorang yang terinfeksi HIV dapat diibaratkan
sebagai gunung es (Lestary, Sugiharti dan Susyanty, 2016) yang dimana HIV memang
AIDS adalah Suatu kumpulan kondisi tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi
oleh HIV ( Virginia Macedolan, 2008 ) AIDS Kependekan dari A: Acquired: Didapat,
KekuranganSyndrome
Jadi AIDS adalah berarti kumpulan gejala akibat kekurangan dan kelemahan system
2. ETIOLOGI
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus
(HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-
1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2.
HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flulikes illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai system
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun
3. MANIFESTASI
Pada suatu WHO Workshop yang diadakan di Bangui, Republik Afrika Tengah, 22–
24 Oktober 1985 telah disusun suatu defmisi klinik AIDS untuk digunakan oleh negara-
negara yang tidak mempunyai fasilitas diagnostik laboratorium. Ketentuan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. AIDS dicurigai pada orang dewasa bila ada paling sedikit dua gejala mayor dan satu
gejala minor dan tidak terdapat sebab sebab imunosupresi yang diketahui seperti
a. Gejala mayor :
b. Gejala minor :
- Candidiasis oro-faring
- Limfadenopati umum
2. AIDS dicurigai pada anak ( bila terdapat paling sedikit dua gejala mayor dan dua
gejala minor dan tidak terdapat sebab sebab imunosupresi yang diketahui seperti
a. Gejala mayor :
b. Gejala minor :
- Limfadenopati umum
- Candidiasis oro-faring
- Infeksi umum yang berulang (otitis, faringitis, dsb).
- Batuk persisten
- Dermatitis umum
mempunyai prevalensi AIDS tinggi dan mungkn tidak sesuai untuk digunakan di
digunakan defmisi WHO/CDC yang telah direvisi dalam tahun 1987. Sesuai
Desember 1985, dianggap perlu bahwa kasus-kasus pertama yang akan dilaporkan
sebagai AIDS kepada WHO mendapat konfrrmasi dengan tes ELISA dan Western
Blot.
4. ANATOMI FISIOLOGI
Imunologi Sistem
- Sistem imun
Sistem pertahanan internal tubuh yang berperan dalam mengenali dan
menghancurkan bahan yang bukan “normal self” (bahan asing atau abnormal
cells)
berbahaya
a. Sel B
tertentu. Sel B merupakan nama bursa fabrisius, yaitu jaringan limfoid yang
ditemukan pada ayam. Jaringan sejenis yang ada pada mamalia yaitu sumsum
tulang, jaringan limfe usus, dan limpa. Sel B matur bermigrasi ke organ-organ
limfe perifer seperti limpa, nodus limfe, bercak Peyer pada saluran
permukaan yang terikat dengan membran selnya. Saat diaktifasi oleh antigen
tertentu dan dengan bantuan limfosit T, sel B akan derdiferensiasi melalui dua
cara, yaitu :
1. Sel plasma adalah: Sel ini mampu menyintesis dan mensekresi antibodi
2. Sel memori B adalah Sel memori menetap dalam jaringan limfoid dan siap
dengan respons imun sekunder yang lebih cepat dan lebih besar.
b. Sel T
Sel T juga menunjukan spesifisitas antigen dan akan berploriferasi jika ada
antigen, tetapi sel ini tidak memproduksi antibodi. Sel T mengenali dan
sel yang terikat membran dan analog dengan antibodi. Sel T memproduksi zat
aktif secara imulogis yang disebut limfokin. Sub type limfosit T berfungsi
tertentu, dan mengatur respons imun. Respons sel T adalah :Sel T, seperti sel
B berasal dari sel batang prekusor dalam sumsum tulang. Pada periode akhir
perkembangan janin atau segera setelah lahir, sel prekusor bermigrasi menuju
maturasi, sel T bermigrasi menuju organ limfoid seperti limpa atau nodus
limfe. Sel ini dikhususkan untuk melawan sel yang mengandung organisme
intraselular.
c. Sel T efektor :
permukaannya
- Sel T pembantu
d. Sel T supersor
Setelah diaktifasi sel T pembantu akan menekan respon sel B dan sel T
e. Makrofag
5. KLASIFIKASI
a. Fase 1
Umur infeksi 1 – 6 bulan (sejak terinfeksi HIV) individu sudah terpapar dan
terinfeksi. Tetapi ciri – ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakukan tes
darah. Pada fase ini antibody terhadap HIV belum terbentuk. Bisa saja
sembuh sendiri).
b. Fase 2
Umur infeksi: 2 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini individu
sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit. Sudah dapat menularkan
pada orang lain. Bisa saja terlihat/mengalami gejala – gejala ringan, seperti flu
c. Fase 3
Mulai muncul gejala – gejala awal penyakit. Belum disebut gejala AIDS. Gejala –
gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu malam,
diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh
– sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah, serta berat badan
terus berkurang. Pada fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai berkurang.
d. Fase 4
Sudah masuk fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan tubuh
sangat berkurang dilihat dari jumlah sel T nya. Timbul penyakit tertentu yang
disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru – paru yang
sariawan, kanker kulit atau sarcoma kaposi, infeksi usus yang menyebabkan diare
6. PANTOFISIOLOGI
Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV. Masa inkubasi AIDS diperkirakan antara
10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50% orang yang terinfeksi HIV
akan menunjukan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama, dan mencapai 70% dalam
sepuluh tahun akan mendapat AIDS. Berbeda dengan virus lain yang menyerang sel
target dalam waktu singkat, virus HIVmenyerang sel target dalam jangka waktu lama.
Supaya terjadi infeksi, virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih
yang disebut limfosit. Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang
serta melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian
yang memiliki suatu reseptor protein yangdisebut CD4, yang terdapat di selaput
bagian luar. CD4 adalah sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-
sel darah putih manusia, terutama sel-sel limfosit.Sel-sel yang memiliki reseptor CD4
biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit penolong. Limfosit T penolong berfungsi
mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya pada sistem kekebalan (misalnya limfosit
sel-sel ganas dan organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan hancurnya limfosit T
7.WOC
7. KOMPLIKASI
a. Oral lesi
b. Neorologik
meningitis / ensefalitis. Dengan efek : sakit kepala, malaise, demam, paralise, total
c. Gastrointestinal
- Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan
atritis.
- Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang
sebagai akibat infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rectal, gatal-
d. Respirasi
Infeksi karena Pneumocystic Carinii, cytomegalovirus, virus influenza,
pendek,batuk,nyeri,hipoksia,keletihan,gagal nafas.
e. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena
xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri,gatal,rasa
f. Sensorik
8. PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan keperawatan
2. Aspek sosial
diperhatikan
dukungan social :
a. Dukungan emosional
b. Dukungan penghargaan
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan informatif
B. Penatalaksanaan medis
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif
traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya
mm3
- Didanosin
- Ribavirin
- Diedoxycytidine
aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit infeksi HIV.
aktivitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh. Tambahkan energi sebanyak 13%
jaringan sel tubuh yang rusak. Pemberian protein disesuaikan bila ada kelainan
- Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) Angka Kecukupan Gizi
Magnesium, Seng dan Selenium. Bila perlu dapat ditambahkan vitamin berupa
tubuh.
- Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien dengan gangguan
dengan konsistensi yang sesuai. Konsistensi cairan dapat berupa cairan kental
(thick fluid), semi kental (semi thick fluid) dan cair (thin fluid).
kondisi dan toleransi pasien. Apabila terjadi penurunan berat badan yang
cepat, maka dianjurkan pemberian makanan melalui pipa atau sonde sebagai
maupun kimia.
Diet AIDS diberikan pada pasien akut setelah terkena infeksi HIV,
getah bening).
Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui tiga cara, yaitu secara oral,
enteral(sonde) dan parental(infus). Asupan makanan secara oral sebaiknya dievaluasi secara
rutin. Bila tidak mencukupi, dianjurkan pemberian makanan enteral atau parental sebagai
Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II dan III
1. Diet AIDS I
Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, dengangejala panas tinggi,
sariawan, kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare akut, kesadaran menurun,
atau segera setelah pasien dapat diberi makan.Makanan berupa cairan dan bubur
susu, diberikan selama beberapa hari sesuai dengan keadaan pasien, dalam porsi
kecil setiap 3 jam. Bila ada kesulitan menelan, makanan diberikan dalam bentuk
sonde atau dalam bentuk kombinasi makanan cair dan makanan sonde. Makanan
sonde dapat dibuat sendiri atau menggunakan makanan enteral komersial energi
dan protein tinggi. Makanan ini cukup energi, zat besi, tiamin dan vitamin C. bila
polyjoule).
2. Diet AIDS II
Diet AIDS II diberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap akut
teratasi. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau cincang setiap 3 jam.
Makanan ini rendah nilai gizinya dan membosankan. Untuk memenuhi kebutuhan
energy dan zat gizinya, diberikan makanan enteral atau sonde sebagai tambahan
Diet AIDS III diberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau kepada pasien
dengan infeksi HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak atau biasa, diberikan
dalam porsi kecil dan sering. Diet ini tinggi energy, protein, vitamin dan mineral.
Apabila kemampuan makan melalui mulut terbatas dan masih terjadi penurunan
d. Kacang – kacanga
HARI KE 2 :
SAMPAI INTERVENSI )
1. Pengkajian
a. Identitas
- Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan
dengan pasien
b. Keluhan utama
Mudah lelah, tidak nafsu makan, demam, diare, infermitten, nyeri panggul, rasa
terbakar saat miksi, nyeri saat menelan, penurunan BB, infeksi jamur di mulut,
c. Riwayat kesehatan
Riwayat menjalani tranfusi darah, penyakit herper simplek, diare yang hilang
dengan penderita HIV positif, kontak langsung dengan darah penderita melalui
ASI.
d. Pemeriksaan fisik
- - Aktifitas Istirahat
- Gejala subyektif
Demam kronik, demam atau tanpa mengigil, keringat malam hari berulang
- Psikososial
- Status Mental
Marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl, hilanginterest
- Neurologis
- Muskuloskletal
- Integument Kering, gatal, rash dan lesi, turgor jelek, petekie positif.
makan
HARI KE 3 :
MUNCUL )
2. BUATLAH PENGKAJIAN SAMPAI INTERVENSI SESUAI DENGAN
SKALANYA )
LAPORAN KASUS
Tn. E ke rumah sakit dr.Achmad mochtarkiriman atau rujukan dari Rumah Sakit Yarsi
Bukittinggi melalui IGD pada tanggal 22 februari 2021 dengan keluhan demam hilang
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Tn. E
Umur : 20 Tahun
No. MR : 499193
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Bukittinggi
Nama : Ny. M
Umur : 42 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
2. Alasan masuk
Rumah Sakit Yarsi Bukittinggi melalui IGD pada tanggal 05 juni 2018 dengan
keluhan demam hilang timbul sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit
3. Riwayat kesehatan
mengatakan badan nya terasa lemas, nyeri pada perut nyeri tekan ( + )
skala nyeri 5-6, pasien merasakan nyeri pada persendian saat istirahat dan
bagian kanan, pasien mengatakan dia tidak mampu untuk beraktivitas dari
berbaring ke posisi duduk sangat lemah, pasien mengalami penurunan
berat badan seberat8 Kg, klien tampak pucat.BAB ( - ) sejak 1 hari saat
porsi makan nya, hanya 2 sendok makan, klien tampak lemah dan letih,
klien tampak susah untuk beraktifitas secara mandiri, klien tampak kurus,
klien tampak meringis menahan sakit, klien tampak pucat, mulut klien
sakit sebelumnya.
yang sama dengan yang diderita klien dan tidak memiliki penyakit
4. Pemeriksaan fisik
BB sehat : 51 kg
BB sakit : 43 kg
TB : 160 cm
Tanda-tanda vital :
Nadi : 104x/i
Temperatur : 36,9 C
Pernafasan : 22 x/i
1. Kepala Rambut :
beruban, rambut tampak kering, mulai rontok, bau tidak sedap, dan rambut
1. Mata
2. Telinga
tidak ada pembesaran disekitar telinga, tidak ada oedema, tidak ada
3. Hidung
2. Leher
Paru-paru
frekuensipernafasan 22x/menit
- P: bunyi sonor
Jantung
- I: Tidak terlihat pembengkakan, iktus kordis tidak terlihat P: Tidak ada nyeri
4. Abdomen
5. Punggung
6. Ekstermitas Atas
kanan klien Bawah :simetris kiri dan kanan mengalami kelemahan,ada otot
B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI
HARI KE 4, KE 5 DAN KE 6 :
A: Masalah
belum
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
2. Sabtu Nyeri akut b.d 08:0 1. Melakukan S: Klien
27-02- agen injuri fisik 0 pengkajian nyeri mengatakan
2021 secara komprehensif persendian
termasuk lokasi, nya nyeri
karakteristik, durasi, saat
frekuensi, kualitas beraktivitas
dan faktor . Klien
presipitasi. mengatakan
2. Mengontrol nyerinya
lingkungan yang hilang-
dapat hilang
mempengaruhi timbul.
08:3 nyeri, seperti suhu
5 ruangan, O: Klien
pencahayaan dan tampak
kebisingan. meringis
3. Mengajarkan saat
tentang tehnik melakukan
nonfarmakologi. aktivitas.
4. Memberikan Skalanya
analgetik untuk nyeri klien
08:5 mengurangi nyeri. 5-6.
5 5. Mengjarkan teknik Mengajarka
relaksasi nyeri n klien
09:1 teknik
0 napas
dalam
untuk
mengurangi
11:0 nyeri
0
A: Masalah
belum
teratasi
Tindakan
2,3
P:
Intervensi
dilanjutkan
Tindakan
2,3
3. Sabtu Intoleransi 08:0 1. Memonitoring vital S: pasien
27-02- aktifitas b.d 0 sign mengatakan
2021 penurunan sebelum/sesudah susah untuk
kekuatan otot latihan dan lihat bergerak
respon pasien saat karena
latihan. penurunan
2. Berkonsultasi kekuatan
09:1 dengan terapi fisik otot
5 tentang rencana
ambulasi sesuai O: Ttv
dengan kebutuhan klien Td :
3. Bantu klien untuk 92/57mmH
menggunakan g.
tongkat saat Nadi :
09:5 berjalan dan cegah 104x/i.
0 terhadap cedera. Temperatur
4. Mengajarkan pasien : 36,9. P:
tentang teknik 22x/i
Ambulasi. Klien
5. Mengkaji tampak
kemampuan pasien susah saat
11:0 dalam mobilisasi melakukan
0 6. Melatihatih pasien aktivitas
dalam menuhan
kebutuhan A: Masalah
12:0 7. Membantu ADLs belum
0 secara mandiri teratasi
sesuai kemampuan Tindakan
13:0 8. Mendampingi dan 2,4,7,8
0 membantu pasien
saat mobilisasi dan P:
bantu penuhi Intervensi
13:1 kebutuhan dilanjutkan
5 9. Mengajarkan pasien Tindakan
bagaimana merubah 2,4,7,8
posisi berikan
13:3 bantuan jika
0 diperlukan
14:0
0
1 Minggu ketidakseimban 08:0 1. Kolaborasi dengan S: Klien
28-02- gan nutrisi 0 dokter untuk mengatakan
2021 kurang dari pemasangan NGT tidak nafsu
kebutuhan 2. Kolaborasi dengan makan
tubuh b.d ahli gizi untuk
penurunan nafsu menentukan jumlah O: Klien
makan 09:0 kalori dan nutrisi tampak
0 yang dibutuhkan terpasang
pasien NGT
3. Memberikan
makanan yang A: Masalah
sudah belum
dikonsultasikan teratasi
dengan ahli gizi
P:
Intervensi
dilanjutkan
2. Minggu Nyeri akut b.d 08:0 1. Mengontrol S: Klien
28-02- agen injuri fisik 0 lingkungan yang mengatakan
2021 dapat persendian
mempengaruhi nya nyeri
nyeri, seperti Suhu saat
ruangan, beraktivita
pencahayaan dan
kebisingan. O: Klien
2. Mengajarkan tampak
10:0 tentang tehnik non meringis
0 farmakologi. saat
melakukan
aktivitas
Mengajarka
n klien
teknik nafas
dalam
A: Masalah
belum
teratasi
Tindakan 2
P:
Intervensi
dilanjutkan
2
3. Minggu Intoleransi 08:0 1. Berkonsultasi S: pasien
28-02- aktifitas b.d 0 dengan terapi fisik mengatakan
2021 penurunan tentang rencana susah untuk
kekuatan otot ambulasi sesuai bergerak
dengan kebutuhan karena
2. Mengajarkan pasien penurunan
tentang teknik kekuatan
09:0 ambulasi otot
0 3. Membantu ADLs
secara mandiri O: klien
09:2 sesuai kemampuan tampak
0 4. Mendampingi dan susah saat
membantu pasien melakukan
saat mobilisasi dan aktivitas .
bantu memenuhi Membantu
09:4 kebutuhan klien saat
5 melakukan
mobilisasi
duduk di
tempat tidur
A: masalah
belum
teratasi
Tindakan
1,2
P:
intervensi
dilanjutkan
Tindakan
1,2
1. Senin ketidakseimban 08:0 1. Kolaborasi dengan S: Klien
01-03- gan nutrisi 0 dokter untuk mengatakan
2021 kurang dari pemasangan NGT tidak nafsu
kebutuhan 2. Kolaborasi dengan makan
tubuh b.d ahli gizi untuk
penurunan nafsu 09:0 menentukan jumlah O: Klien
makan 0 kalori dan nutrisi tampak
yang dibutuhkan tidak
pasien menghabisk
3. Memberikan an porsi
makanan yang makannya,
sudah hanya 2-3
dikonsultasikan sendok
dengan ahli gizi makan
10:0
0 A: Masalah
belum
teratasi
Tindakan 3
P:
Intervensi
dilanjutkan
Tindakan 3
2. Senin Nyeri akut b.d 08:0 1. Mengajarkan S: Klien
01-03- agen injuri fisik 0 tentang tehnik mengatakan
2021 nonfarmakologi. persendian
nya nyeri
saat
beraktivita
O: Klien
tampak
meringis
saat
melakukan
aktivitas
A: Masalah
belum
teratasi
Tindakan 1
P:
Intervensi
dilanjutkan
Tindakan 1
3. Senin Intoleransi 08:0 1. Berkonsultasi S: pasien
01-03- aktifitasb.d 0 dengan terapi fisik mengatakan
2021 penurunan tentang rencana susah untuk
kekuatan otot ambulasi sesuai bergerak
dengan kebutuhan karena
penurunan
kekuatan
otot
O: klien
tampak
susah saat
melakukan
aktivitas
A: masalah
belum
teratasi
Tindakan 1
P:
intervensi
dilanjutkan
Tindakan 1