Laporan Difusi Kelompok 6docx
Laporan Difusi Kelompok 6docx
LAPORAN UOP 2
DIFUSI
Kelompok : 6
DEPOK 2014
DIFUSI Page 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan akhir modul difusi ini.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan makalah Industri Kertas ini.
Pihak-pihak yang turut membantu penulisan antara lain:
1. Tim dosen pengampu mata kuliah praktikum unit operasi proses 2 yang telah
memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan dan nasihat dalam pembuatan
makalah ini
2. Kedua orang tua dan keluarga penulis yang selalu memberikan dukungan dan
semangat kepada penulis
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh sebab itu saya memohon maaf apabila terjadi kesalahan teknis maupun non
teknis didalam makalah ini.
Akhir kata, saya berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Terimakasih
Depok, April 2014
Tim Penulis
DIFUSI Page 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
DIFUSI Page 3
BAB IV ANALISIS ........................................................................................................... 38
3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 54
DIFUSI Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
Praktikan akan mengamati proses difusi fasa gas (menggunakan aseton volatil
dan udara bebas) dan juga difusi fasa cair (menggunakan larutan KCl 1M dan aquades)
kemudian memonitor dan mencatat parameter yang menunjukkan intensitas terjadinya
peristiwa difusi. Untuk difusi fasa gas parameter yang perlu dicatat adalah level cairan
dan untuk difusi fasa cair, parameternya adalah konduktivitas. Dengan mencatat
parameter – parameter terjadinya difusi pada kedua fasa, Praktikan dapat mengolah data
tersebut untuk menentukan koefisien difusivitas keduanya. Dalam praktikum ini,
Praktikan juga dapat mengetahui pengaruh suhu terhadap proses difusi pada fasa gas
dan pengaruh konsentrasi larutan KCl terhadap proses difusi pada fasa cair.
DIFUSI Page 5
Mengulangi percobaan
untuk suhu aseton 60 0C.
Mencatat waktu (t) dan level cairan setiap
interval waktu 3 menit.
DIFUSI Page 6
Memasang konduktometer.
DIFUSI Page 7
Konduktometer
DIFUSI Page 8
BAB II
DASAR TEORI
Secara garis besar terdapat dua jenis difusi; yaitu difusi molekular dan difusi
konvektif. Difusi molekular adalah perpindahan massa yang paling dasar dimana suatu
molekul – molekul A berpindah dalam molekul – molekul B (biasanya pelarut) karena
perbedaan gradien konsentrasi. Pada gambar 1b dapat dilihat bahwa gerak dari bawah
ke atas dari molekul A terjadi karena area relatif atas lebih sedikit molekul A
dibandingkan area yang relatif bawah (lebih banyak molekul A). Karena pergerakan
melekul berlangsung dalam gerakan acak, maka pergerakan molekul sering disebut
sebagai Random-Walk Process.
DIFUSI Page 9
Pada gambar 2.2 merupakan peristiwa yang terjadi saat tidak ada
pengadukan atau pergolakan dalam badan larutan. Ini artinya molekul – molekul B yang
dilalui oleh molekul – molekul A berada dalam keadaan stagnan atau cenderung diam
satu sama lain. Pada saat difusi terjadi pada lapisan – lapisan cairan stagnan, difusi ini
dinamakan difusi molekular. Untuk difusi semacam ini, Hukum Fick berlaku untuk
meregulasi perpindahan massa yang terjadi pada difusi molekul A diantara molekul B
tersebut dengan campuran molekul A dan B.
dimana :
fluks molar komponen A pada arah molekular sumbu z ()
difusi molekular molekul A melalui molekul – molekul B ()
jarak difusi ()
konsentrasi A dan B ( )
DIFUSI Page 10
Dengan mensubstitusi persamaan Hukum Fick tadi dengan persamaan diatas, akan
didapatkan persamaan difusi untuk konsentrasi konstan :
Persamaan diatas digunakan sangat luas dalam proses – proses skala mikroskopik,
laboratorium maupun skala pabrik yang melibatkan difusi molekular dengan
memanfaatkan gradien konsentrasi. Di lain sisi, jika difusi yang terjadi melibatkan
perpindahan molekular seperti yang telah dijelaskan diatas ditambah pergolakan, maka
difusi ini menjadi difusi pada aliran massa yang turbulen. Untuk difusi semacam itu
dengan konsentrasi konstan berlaku persamaan berikut ini :
(4)
Difusi yang terjadi pada suatu larutan sangat penting dalam proses industri,
khususnya pada proses separasi misalnya ekstraksi cair-cair, absorpsi gas dan distilasi.
Difusi cairan juga terjadi di alam misalnya berdifusinya garam pada air laut.
Laju difusi molekular untuk cairan lebih kecil apabila dibandingkan terhadap
laju difusi molekul gas. Hal ini disebabkan jarak antara molekul dalam fasa liquid lebih
rapat apabila dibandingkan dalam fasa gas. Umumnya koefisien difusi untuk gas lebih
besar hingga 105 kali koefisien difusi cairan. Namun flux pada gas tidak berbeda jauh
dari flux dalam liquid yaitu 100 kali lebih cepat, hal itu disebabkan karena konsentrasi
liquid lebih besar daripada konsentrasi dalam fasa gas.
Jarak molekul dalam cairan lebih rapat daripada dalam fasa gas, maka densitas
dan hambatan difusi pada cairan akan lebih besar. Hal ini juga menyebabkan gaya
DIFUSI Page 11
interaksi antar molekul sangat penting dalam difusi cairan. Perbedaan antara difusi
cairan dan difusi gas adalah bahwa pada difusi cairan difusifitas sering bergantung pada
konsentrasi daripada komponen yang berdifusi.
1 2
M 1 M 2 (6)
M av 2
dimana cAV merupakan konsentrasi rata-rata total dari A+B dalam kgmol/m 3, M1
merupakan berat molekul rata-rata larutan pada keadaan 1 dalam kg masssa/ kgmol, dan
ρ1 merupakan densitas rata-rata pada keadaan 1.
Pada penentuan koefisien difusi cairan digunakan sel difusi. Sel difusi tersebut
terdiri atas N pipa kapiler yang panjangnya 5 mm dan diameternya 1 mm. Untuk satu
pipa kapiler proses difusi dapat digambarkan pada alat :
DIFUSI Page 12
Jumlah mol yang telah berdifusi selama selang waktu dt melalui N pipa kapiler
adalah:
.d 2 c A 1 c A2
dc A
dt
=
4 L N
(8)
Keterangan :
Temperatur Difusifitas
Terlarut Pelarut 0 0 2
C F (cm /s)
12 285 1,64
NH3 air
15 288 1,77
DIFUSI Page 13
18 291 1,98
O air
25 298 2,41
CO2 air 25 298 2
H2 air 25 298 4,8
metil alkohol air 15 288 1,26
10 283 0,84
etil alkohol air
25 298 1,24
9.7 282,7 0,769
air
acetic acid 25 298 1,26
benzena 25 298 2,09
2.2 Difusi Fasa Gas
Pada Gambar 2.4 terdapat dua jenis gas, A dan B pada tekanan total P dimana
difusi molekular dalam keadaan tak transienterjadi antara dua buah tangki yang saling
terhubungkan dengan pipa. Putaran pengaduk menjaga agar konsentrasi pada setiap
tangki adalah homogen/uniform. Tekanan parsial pA1> pA2 dan pB2> pB1. Molekul A
akan berdifusi ke tangki sebelah kanan dan molekul B akan berdifusi ke tangki sebalah
kiri.
Karena tekanan total P konstan, maka junlah total molekul A yang berdifusi ke
tangki sebelah kanan harus sama dengan jumlah molekul B yang berdifusi ka tangki
sebelah kiri. Jika hal ini tidak berlangsung maka tekanan total tidak akan konstan.
Sehingga jika kita memasuki persamaan matematis;
DIFUSI Page 14
(12)
(13)
Lalu dilakukan substitusi persamaan diatas kepada Hukum Fick molekul B, diperoleh :
DIFUSI Page 15
Persamaan tersebut menunjukkan pada campuran biner gas A dan B, koefisien difusi
D (menentukan laju difusi gas A melalui gas B) akan sama dengan D (difusi
AB BA
sebaliknya).
Pada dasar teori ini, Praktikan secara khusus membawa perihal yang sama dengan yang
akan dilakukan pada praktikum ini, yaitu peristiwa difusi gas satu arah. Peristiwa
berdifusinya molekul A melalui molekul B yang tidak berdifusi sering terjadi. Pada
keadaan ini terdapat daerah batas yang tidak memungkinkan molekul B berdifusi ke
dalam daerah yang lebih banyak molekul B.
Sebagai contoh adalah berdifusinya aseton (A) yang terdapat pada bagian
bawah pipa kapiler menuju bagian atas dimana terdapat molekul udara (B) yang
mengalir pada bagian atas. Dapat diilustrasikan pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Difusi Komponen A melalui Komponen B yang Stagnan : (a) Difusi
Aseton ke Udara, (b) Ammonia diserap oleh Air.
Molekul udara (B) tidak dapat berdifusi ke daerah yang mayoritas aseton, hal ini
disebabkan oleh karena adanya daerah batas 1 dimana udara tidak dapat larut dalam
aseton. Pada titik 2 tekanan parsial p A= 0, karena tidak sebanding dengan volume udara
yang melalui titik tersebut.Contoh lainnya adalah seperti ditunjukkan pada gambar
dimana terjadi absorbsi uap NH3 (A) yang berada dalam udara menuju air. Permukaan
air bersifat imepermebel terhadap uadara (B), karena udara hanya sedikit larut dalam
air. Karena komponen B tidak dapat berdifusi, maka N B = 0.
DIFUSI Page 16
P
(16)
z
z
z 2 P A1
dz = D
z 1
AB
RT 1 dP
P A 2
p / P
A
A
Persamaan di atas merupakan persamaan akhir yang dapat digunakan untuk menghitung
flux A. karena , maka dan .
Persamaan tersebut juga sering dituliskan dalam bentuk lain, nilai log mean inert B
dapat didefinisikan sebagai berikut :
D AB P (19)
DIFUSI Page 17
Salah satu metode penentuan koefisien difusi gas adalah dengan menggunakan
tabung kapiler yang diisi dengan cairan A murni dengan di atas bibir tabung dialirkan
gas B horizontal. Laju transfer massa diberikan oleh persamaan :
RTLP BM
(20)
Akibat penguapan maka cairan dalam tabung akan berkurang. Laju pengurangan
cairan dalam tabung adalah sama dengan flux N A dikalikan dengan luas area
penampang tabung,
dL
BM A
A
dt
(21)
A
L t
A D AB P T P BM
BM A L0 LdL =
R.T . L. P BM ( P A1 P A2 ) to dt
Karena gas B terus mengalir, maka konsentrasi gas A di bibir tabung selalu sama
dengan nol atau p A2 = 0.
(24)
2 BM R D.T . P P ( P )
A
A AB T A1
BM
DIFUSI Page 18
A R.T . P
BM 2 BM A D AB P
T ( P
A1 )
2 BM A D AB p
(25)
Dimana, A = densitas cairan A
1.00 x10 7 T 1.75 .(1 / M A 1 / M B ) 0.5
2 (27)
P v B 3
1 1
v 3
A
Temperatur Difusifitas
Sistem
0 0 2
C F (cm /s)
Udara-NH3 0 273 0,198
0 273 0,220
Udara-H2O 25 298 0,260
42 315 0,288
3 276 0,142
Udara-CO2
44 317 0,177
Udara-H2 0 273 0,611
DIFUSI Page 19
DIFUSI Page 20
BAB III
t (menit) L (mm)
0 60
3 60.2
6 60.3
9 60.4
12 60.5
15 60.6
18 60.7
21 60.8
24 60.9
27 70
30 70.2
o
3.1.2 Percobaan Difusi Gas - Cair Pada Suhu 60 C
Dari percobaan didapatkan data sebagai berikut :
o
Tabel 3.2 Data Percobaan Difusi Gas - Cair pada Suhu 60 C
t (menit) L (mm)
0 70.2
3 70.4
6 70.5
9 70.6
12 70.7
15 70.8
18 70.9
21 80
24 80.1
27 80.2
30 80.4
DIFUSI Page 21
DIFUSI Page 22
b. Udara
Berat Molekul : 29 gr/mol
Masa jenis : 1,2943 x 10-3 gr/cm3 (pada T= 25 ºC)
Konstanta R : 82.06 cm3 atm/mol K
o
Tabel 3.5 Data Percobaan Difusi Gas - Cair pada Suhu 50 C
2 2
t (menit) L (mm) ∆L (mm) L -Lo (mm)
0 60 0 0
3 60.2 0.2 24.04
6 60.3 0.3 36.09
9 60.4 0.4 48.16
12 60.5 0.5 60.25
15 60.6 0.6 72.36
DIFUSI Page 23
Langkah perhitungan :
1. Menghitung tekanan uap aseton (P ) menggunakan persamaan Antoine
A1
Persamaan Antoine
B
log P sat A
T C
dengan P sat dalam torr dan T dalam ºC
Berdasarkan Perry’s Chemical Handbook table 13-4, p.13-21, nilai koefisien A, B,
dan C dari persamaan Antoine untuk aseton adalah:
A = 7,11714
B = 1210,595
C = 229,664
Maka, tekanan uap pada suhu 50ºC dapat dihitung dengan persamaan Antoine,
yaitu:
B
sat
log P A
T C
1210,595
log P A1 7,11714
50 229,664
P A1 614,3161 torr
P A1 0,8083 atm
2. Menghitung Tekanan Uap Standar Aseton (PA10) dengan Persamaan Antoine
Suhustandar T = 25ºC
B
log P sat A
T C
DIFUSI Page 24
P A1 P A1
1 atm P
T
P A1 0,8083
P T 1 atm 1 atm 2,6606 atm
P A1 0,3038
P B 2 P
T 2,6606 atm
y = b x ± a
Dengan memplot grafik antara L2 Lo (sumbu y) dan t (sumbu x), akan
2
diperoleh grafik perubahan tinggi cairan aseton pada tabung kapiler terhadap
DIFUSI Page 25
160
y = 4.4073x + 6.3709
140 R² = 0.9917
120
100
2
o
L
-
80
2
L
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35
t (menit)
DIFUSI Page 26
10 T 3
M M M A M B
1, 75 A B
D AB
P T v A
1/ 3
v B 1 / 3
2
0, 5
10 T 3 1, 75 M A M B
M A M B
D AB
. P T v
A
1/ 3
v B 1 / 3
2
0,5
10 3 323,15
1, 75 58,08 29
58,08 29
D AB
0,791 g/cm3 2,6606 atm 66,861 / 3 20,11 / 3 2
1 atm
D AB literatur 0,4409 cm2 /s
DIFUSI Page 27
o
3.2.2 Percobaan Difusi Gas - Cair pada suhu 60 C
o
Tabel 3.6 Data Percobaan Difusi Gas - Cair pada Suhu 60 C
Langka perhitungan:
1. Menghitung tekanan uap aseton (PA1) menggunakan persamaan Antoine
Persamaan Antoine Untuk menghitung tekanan uap aseton pada suhu 60ºC,
digunakan persamaan Antoine, sebagai berikut:
B
log P sat A
T C
dengan P sat dalam torr dan T dalam ºC
DIFUSI Page 28
B
log P sat A
T C
1210,595
log P A1 7,11714
60 229,664
P A1 866,6271 torr
P A1 1,1403 atm
log P sat A B
T C
1210,595
log P A1 7,11714
25 229,664
P A1 230,9112 torr
P A1 0,3038 atm
P A1 P A1
1 atm P T
P A1 1,1403
P T 1 atm 1 atm 3,7535 atm
P A1 0,3038
P B 2 P
T
3,7535 atm
DIFUSI Page 29
y = b x ± a
Dengan memplot grafik antara L2 Lo (sumbu y) dan t (sumbu x), akan
2
diperoleh grafik perubahan tinggi cairan aseton pada tabung kapiler terhadap
waktu seperti pada gambar di bawah ini:
160
100
2
o
L
- 80
2
L
60
40
20
0
0 5 10 15 20 25 30 35
t (menit)
2 2 0
Gambar 3.2 Grafik L -L0 vs t untuk aseton pada suhu 60 C
Dari grafik di atas didapat persamaan y =62,973 + 364.54, maka D AB hasil
percobaan adalah:
DIFUSI Page 30
2 58,08 g/mol 3,7535 atm (1,1403 0) atm
8625,07 mm 2 /menit
1,438 cm2 /s
0 ,5
10 3 T 1, 75
M A M B
A
D AB M M B
P T v A
1/ 3
v B 1/ 3 2
0 ,5
10 3 T 1, 75
M A M B
M A M B
D AB
. P T v A
1/ 3
v B
1/ 3 2
0,5
10 3 333,15
1, 75 58,08 29
58,08 29
D AB
3,7535 atm
0,791 g/cm3 66,86 1/ 3
20,11 / 3
2
1 atm
D AB 0,3296 cm2 /s
DIFUSI Page 31
1,438 0,3296
100% 336,3%
0,3296
Chart Title
1800
1600
1400
1200
2
1000
o
L
-
800 T=50C
2
L
600 T=60C
400
200
0
-200 0 10 20 30 40
t (menit)
Gambar 3.3. Grafik Perbandingan Perubahan Tinggi Cairan Aseton pada Tabung
Kapiler terhadap Waktu untuk T = 50ºC dan T = 60ºC
DIFUSI Page 32
Diketahui:
Langkah Perhitungan :
1.00E-04
)
S
(
s 8.00E-05 y = 1E-08x + 9E-05
a
t
i
v
i
R² = 0.9078
t 6.00E-05
k
u K vs t
d
n 4.00E-05
o
K Linear (K vs t)
2.00E-05
0.00E+00
0 500 1000 1500 2000
Waktu (s)
Gambar 3.4 Grafik hubungan antara konduktifitas (K) dengan waktu (t)
DIFUSI Page 33
Kemudian kita menggunakan rumus untuk mencari D yang telah diturunkan pada
modul. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
DIFUSI Page 34
DIFUSI Page 35
Diketahui:
Langkah Perhitungan :
0.0001
)
S
(
s 0.00008 y = 3E-08x + 5E-05
a
t
i
v
i
R² = 0.9754
t 0.00006
k
u K vs t
d
n 0.00004
o
K Linear (K vs t)
0.00002
0
0 500 1000 1500 2000
Waktu (s)
Gambar 3.5 Grafik hubungan antara konduktifitas (K) dengan waktu (t)
DIFUSI Page 36
Kemudian kita menggunakan rumus untuk mencari D yang telah diturunkan
pada modul. Perhitungannya adalah sebagai berikut.
DIFUSI Page 37
Θ = faktor asosiasi
M b = berat molekul air
n b = viskositas air = 0,01 gr/cm.detik
Va = volum molar KCl = 2 x 10-3 mol/cm3
DIFUSI Page 38
BAB IV
ANALISIS
Pada percobaan kali ini ada dua peristiwa difusi, yakni difusi dari cair ke gas dan
difusi dari cair ke cair. Untuk percobaan difusi cair ke gas digunakan zat aseton. Difusi
cari-gas ini dilakukan dengan meletakkan cairan aseton pada suatu wadah berbentuk
huruf T lalu setelah itu wadah tersebut dipanaskan. Pemanasan ini dilakukan dengan
mengkontakkan wadah berisi aseton tadi dengan air pemanas. Air pemanas yang
digunakan lalu diatur berada pada suhu tertentu setelah itu praktikan melakukan
pengukuran terhadap perubahan ketinggian dari aseton dengan menggunakan mistar dan
dengan bantuan lensa pembesar. Ketinggian dari aseton diamati dan diukur setiap tiga
DIFUSI Page 39
menit sekali selama selang waktu tiga puluh menit. Dari percobaan ini akan didapatkan
perbedaan ketinggian setiap selang waktu tersebut. Perbedaan ketinggian inilah yang
nantinya akan mewakili laju difusi cair-gas dari senyawa aseton tersebut.
Zat yang digunakan sebagai zat terdifusi adalah aseton. Dan aseton dimasukkan
ke dalam pipa kapiler pada jarak tertentu dari permukaan pipa kapiler, kemudian udara
dialirkan pada permukaan atas pipa kapiler (bibir tabung) dengan kecepatan rendah
sehingga konsentrasi gas aseton di atas pipa kapiler selalu sama dengan nol agar proses
difusi menjadi tidak terhambat dan terjadi difusi konstan. Pipa kapiler berisi aseton ini
Difusi cair-gas ini dilakukan dua kali percobaan dengan mengubah suhu air
pemanas. Suhu air pemanas pada percobaan pertama adalah 500C sementara itu suhu
pemanas pada variasi kedua adalah 600C. Dengan melakukan variasi suhu nantinya
dapat disimpulkan bagaimana pengaruhnya terhadap laju difusi. Secara teoritis dengan
suhu yang lebih tinggi akan menyebabkan difusi juga semakin cepat karena adanya
energi kinetik tambahan pada partikel. Selain itu, tingginya suhu juga membuat cairan
aseton akan semakin mudah menguap.
Selain difusi Gas - Cair, pada percobaan juga dilakukan pengamatan terhadap
proses difusi dari fasa cair ke cair. Pertama-tama pada percobaan kali ini adalah
melakukan proses pembuatan larutan KCl dengan konsentrasi tertentu. Larutan yang
dipilih untuk digunakan dalam percobaan ini adalah larutan KCl merupakan larutan
elektrolit kuat yang terionisasi sempurna di dalam air sehingga larutan ini mudah
terionkan menjadi ion K + dan Cl- dalam deionized water . Dengan kedua larutan tersebut
nantinya diamati bagaimana pengaruh dari konsentrasi larutan tersebut terhadap laju
difusi.
DIFUSI Page 40
Gambar 4.1 Deskripsi Perpindahan Massa antara Larutan KCl Konsentrasi Tinggi
DIFUSI Page 41
Pada saat sel difusi ini diletakkan didalam water bath, lapisan semipermeabel
ini tidak diletakkan terlalu jauh di bawah permukaan deionized water. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk menghindari terjadinya difusi dini antara larutan KCl dengan
deionized water . Peristiwa difusi yang perlahan diperlukan agar mempermudah
pengamatan peristiwa difusi oleh praktikan. Pengamatan pada percobaan difusi cair-cair
ini tidak dilakukan dengan mengukur ketinggian larutan seperti halnya percobaan
pertama.
Dengan digunakannya KCl sebagai senyawa terlarut, maka tentunya akan terjadi
perubahan konduktivitas pada air akibat proses difusi KCl tadi. Setelah larutan
dicelupkan dilakukan pengadukan pada air aquades dengan menggunakan magnetic
stirrer pada dasar wadah. Tujuan pengadukan ini adalah agar ion KCl yang telah
berdifusi tadi tersebar secara merata ke air aquades. Waktu total pengamatan adalah 30
menit. Perubahan konduktivitas itulah yang menunjukkan seberapa cepat proses difusi
terjadi. Proses pengadukan yang tadi dilakukan akan membantu persebaran yang merata
dari ion KCl sehingga pengukuran konduktivitas diharapkan akan lebih akurat.
DIFUSI Page 42
DIFUSI Page 43
……..………………….(4.2)
dengan mengasumsikan konsentrasi gas aseton pada bibir pipa kapiler, bernilai nol
(0) dan m adalah gradient kurva yang terbentuk dari persamaan 5.1.
Untuk itu perlu dihitung terlebih dahulu nilai ( ) sebagai
berikut.
mendapatkan nilai peningkatan beda ketinggian kuadrat dari cairan aseton ( ).
Perhitungan ini akan bernilai hampir sama jika kita memperhitungkan dengan
DIFUSI Page 44
3)
Tekanan total sistem dihitung dengan persamaan:
……………………………..(4.4)
di mana merupakan tekanan uap aseton pada suhu 25°C.
4)
Log Mean Inert B ini merupakan tekanan rata-rata udara pada keseluruhan posisi
transfer massa yaitu dari permukaan aseton sampai bibir pipa kapiler. Nilai ini diperoleh
dari persamaan:
difusivitas aseton ke udara. Namun untuk mengetahui seberapa kesalahan yang terjadi
selama percobaan dilakukan, maka dilakukan perhitungan koefisien difusivitas aseton
ke udara dengan persamaan yang diberikan oleh Fuller
.
………………….(4.6)
Dan kuantifikasi kesalahan yang terjadi dilakukan dengan menghitung kesalahan
………..….(4.7)
Hasil perhitungan koefisien difusivitas aseton – udara ditampilkan pada tabel di
bawah ini.
DIFUSI Page 45
Sementara itu, hasil perhitungan literatur menunjukkan bahwa peningkatan suhu justru
menurunkan koefisien difusivitas.
Menurut pengertiannya koefisien difusivitas adalah kemampuan suatu bahan
yang memungkinkan gas mengalir di bawah gradient konsentrasi. Koefisien difusivitas
pada sistem biner merupakan fungsi dari suhu, tekanan dan komposisi (Bird, 1960).
Pada percobaan difusi gas ini hanya terdapat variasi pada suhu sistem sehingga hanya
suhu yang mempengaruhi nilai koefisien difusivitas. Secara teoritis, suhu akan
meningkatkan laju difusi karena akan menambah driving force proses difusi dengan
meningkatnya laju penguapan aseton. Dengan demikian kemampuan suatu bahan untuk
mengalirkan gas semakin meningkat atau meningkatkan koefisien difusivitas. Namun,
diameter pipa kapiler yang sangat kecil membuat luas penampang aseton untuk
menguap sangat kecil. Selain itu, pipa kapiler tidak diberikan aliran udara mungkin
dapat menyebabkan penumpukkan konsentrasi gas aseton pada pipa kapiler sehingga
menurunkan gradient konsentrasi yang akhirnya menurunkan juga laju difusi. Hal inilah
DIFUSI Page 46
naiknya suhu. Kemungkinan besar terdapat kesalahan pada persamaan yang kami
gunakan. Pada kenyataannya seharusnya laju difusi akan semakin besar karena titik
didih dari aseton adalah 560C jadi dengan suhu berada di atas titik didih ini tentunya
akan semakin banyak aseton yang berubah menjadi fasa uap.
Secara nilai teoritis, nilai difusivitas akan semakin kecil karena terjadinya
perubahan tekanan uap total pada suhu 60oC. Nilai tekanan uap total pada suhu 60oC
lebih besar daripada suhu 50oC karena pada suhu 60oC, aseton mulai menguap.
Sementara itu, secara percobaan nilai DAB semakin besar seiring meningkatnya suhu.
Hal ini dikarenakan adanya penguapan aseton pada suhu 60oC selain dari proses difusi
yang terjadi. Inilah yang menyebabkan penyimpangan hasil percobaan yang diperoleh.
seiring berjalannya waktu hal ini terjadi karena semakin banyak KCl yang adalah garam
yang terbentuk dari asam dan basa kuat sangat mudah terionisasi menjadi ion logam
(K +) dan halogen (Cl-) terdifusi ke dalam deionized water yang tidak mempunyai ion-
ion tersebut melalui kapiler tube. Hal tersebut dapat terjadi karena difusi terjadi dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang rendah yang dapat dilihat pada deionized water
memiliki konsentrasi yang rendah akan KCl sedangkan dalam sel difusi memiliki
konsentrasi KCl yang tinggi.
Dari data tersebut kita akan menghitung koefisien difusi cairan (D AB) dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut
Sebelum itu kita harus mencari variable yang belum diketahui nilainya yaitu
dk/dt, dimana dk/dt merupakan perubahan konduktivitas terhadap waktu dimana hal
tersebut merupakan gradien dari grafik konduktivitas vs waktu. dk/dt dapat dengan
DIFUSI Page 47
(KCl 1M)
(KCl 2M)
Setelah kita mendapatkan dk/dt kita dapat menghitung DAB denggan rumus diatas.
koefisien literatur menggunakan persamaan Wilke – Chang sehingga dapat dicari %
kesalahan literatur dari percobaan ini. Persamaan Wilke – Chang adalah sebagai berikut.
Hasil yang diperoleh dari percobaan difusi cair-cair ini antara lain.
DIFUSI Page 48
KCl 1 M KCl 2 M
Dapat dilihat pada hasil tersebut kesalahan literature yang didapat sangatlah
tinggi hal tersebut dimungkinkan terjadi karena penggunaan air yang kurang baik serta
kesalahan teknis yang akan dijelaskan pada analisis kesalahan. Jika dibandingkan antara
penggunaan KCl 1M dan KCl 2M, dapat dilihat pada literature bahwa kenaikan
konsentrasi KCl dalam deionized water akan menghasilkan nilai koefisien difusivitas
yang semakin menurun. Hal tersebut sesuai dengan persamaan koefisien difusi dimana
konsentrasi KCl (CA) berbanding terbalik dengan koefisien difusi (D AB). Konsentrasi
larutan yang semakin besar akan menurunkan koefisien difusi karena konsentrasi
larutan yang lebih besar menyebabkan semakin banyak zat yang harus didifusikan ke
dalam deionized water dengan jarak antarmolekul yang semakin rapat.
besar dibandingkan effek Ca. Hal tersebut dapat terjadi karena seiring dengan penaikan
konsentrasi maka semakin besar KCl yang terdifusi ke dalam deionized water, dimana
KCl merupakan larutan yang mudah terionisasi menjadi ion-ion yang mampu
menghantarkan listrik sehingga mengakibatkan konduktivitas pada deionized water
bertambah besar
DIFUSI Page 49
Alat
1. Termometer : Dalam percobaan ini digunakan untuk mengukur suhu dalam tangki,
apakah suhu di dalam tangki sudah sama dengan suhu yang ditentukan di
temperature controller.
Gambar 4.2 Termometer
2. Waterbath merupakan tangki penampung air yang dicampur dengan aseton dalam
percobaan difusi gas ini
DIFUSI Page 50
3. Heater merupakan pemanas yang digunakan untuk memanaskan cairan pada tangki,
temperatur yang divariasikan adalah temperatur 50 0C dan 60 0C.
4. Scale merupakan alat pengukur yang diposisikan di sebelah tangki, dan digunakan
untuk mengukur beberapa perubahan ketinggian air yang disebabkan oleh difusi.
5. Mikroskop digunakan untuk mengukur dimana lapisan air berada dan juga kemudian
diukur berapa perubahan ketinggiannya menggunakan scale, mikroskop ini.
DIFUSI Page 51
6. Temperature Control digunakan untuk menjaga suhu dari heater agar tetap stabil.
7. Tabung kapiler merupakan tabung berbentuk huruf U yang digunakan untuk
mendukung terjadinya difusi gas dalam tangki.
Bahan
1. Aseton
Aseton merupakan suatu larutan yang digunakan pada percobaan ini. Aseton
memiliki tekanan uap yang rendah sehingga mudah untuk menguap ke udara. Aseton
memiliki titik didih 56oC (http://www.chemnet.com/cas/my/67-64-1/acetone.html).
2. Deionized Water
Deionized water atau aquades, merupakan air murni yang telah dihilangkan ion-
ion bebas pengotornya. Digunakan sebagai media penghantar panas dari heater ke
larutan aseton.
1. Konduktometer : Mengukur konduktansi larutan KCL yang dicampurkan dengan air
lalu diaduk menggunakan magnetic stirrer .
DIFUSI Page 52
3. Kapiler Tube merupakan tabung berbentuk huruf U yang digunakan untuk
mendukung terjadinya difusi cair-cair dalam tangki, karena kapiler tube yang
digunakan, sepenuhnya harus terendam larutan KCL yang dicampurkan dengan air.
Bahan
1. Larutan KCl 1 M dan 2 M
KCl sebagai larutan garam, bersifat mudah terionkan dalam deionized water
sehingga tergolong sebagai jenis larutan elektrolit kuat yang terionisasi sempurna di
dalam air. Dalam percobaan koefisien difusi cair, digunakan 2 jenis konsentrasi larutan
KCl untuk mengamati pengaruh konsentrasi terhadap laju difusi yang terjadi. Pengaruh
ini digambarkan melalui perbandingan perubahan konduktivitas terhadap waktu.
2. Deionized Water
Deionized water atau aquades, merupakan air murni yang telah dihilangkan ion-
ion bebas pengotornya. Digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan larutan KCl dan
media dimana ion-ion KCl akan berdifusi ke dalamnya.
DIFUSI Page 53
rendah dari ketinggian yang seharusnya terukur pada interval waktu 3 menit.
4. Suhu waterbath terkadang tidak konstan (naik-turun). Hal ini menyebabkan suhu
sistem yang diamati tidak tetap 500, sehingga mempengaruhi proses difusi yang
terjadi.
1. Adanya pengotor didalam sel difusi maupun di wadah deionized water sehingga
mempengaruhi nilai konduktivitas.
2. Adanya gelembung udara di dalam sel difusi, yang dapat memperlambat laju
difusi larutan KCl.
3. Permukaan membran semipermeabel yang terendam.
4. Pengadukan dengan menggunakan stirrer kurang sempurna karena stirrer berada
DIFUSI Page 54
BAB V
KESIMPULAN
2. Difusi terjadi karena adanya gradien konsentrasi yang akan berpindah dari
3. Laju kecepatan difusi suatu zat dipengaruhi oleh kondisi temperaturnya dimana
4. Nilai konduktivitas dan koefisien difusivitas pada cairan akan semakin meningkat
5. Semakin lama waktu difusi yang dilakukan, maka yang terjadi adalah semakin
besar pula jumlah zat terdifusi yang ditunjukkan dengan meningkatnya perbedaan
6. Pada peristiwa difusi kali ini kita dapat menyimpulkan bahwa, semakin besar
perbedaan konsentrasi maka semakin cepat laju difusi.
DIFUSI Page 55