Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ANTROPOLOGI

Konsep Dasar Individu dan Masyarakat

Oleh :

Maria Rosadalima Nubatonis

Yuli Damayanti

JURUSAN D3 KEPERAWATAN
POLTEKES KEMENKES KUPANG
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Konsep Dasar Individu dan Konsep
Dasar Masyarakat” ini tepat waktu.

Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk
itu, pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah
menyumbangkan pikiran serta saran, demi kesempurnaan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita.

Kami pun menyadari bahwa, dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran, demi penyempurnaan makalah ini.

Kupang, September 2020

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………………..
.......................................i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………......
……….............................ii
DAFTAR ISI…………………………………………....................................................
……………………iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………….....................................
….……………..1
B. Rumusan
Masalah………………………………………………..................................
………….2
C. Tujuan Penulisan…………………………………….............................
……………………………3

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
Individu……………………………………………................................…………4
B. Konsep Dasar
Masyarakat……………………………………………….........................………7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………...............
..............………...13
B. Saran……………………………………………………..........................................
...……………..13

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………...............................
………………………..14
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum kita mempelajari tentang konsep dasar individu dan masyarakat, terlebih
dahulu yang harus kita mengerti adalah pengertian dari individu dan masyarakat.
Individu adalah satu orang atau seorang manusia, sedangkan masyarakat adalah
sekumpulan individu yang hidup bersama disuatu tempat. Individu dan masyarakat
tidak dapat dipisahkan, karena tidak aka nada kata masyarakat, jika tidak ada
individu dan individu itu sendiri adalah pelaku didalam suatu masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang saling berinteraksi dan saling
membutuhkan satu sama lain.maka dari itu, jika kita ingin mengkaji tentang individu,
maka tidak akan bisa lepas dari masyarakat itu sendiri.
Manusia merupakan makhluk individu. Setiap individu pasti akan mengalami
pembentukan karakter atau kepribadian. Hal itu membutuhkan proses yang panjang
dan ada banyak factor yang mempengaruhinya, terutama lingkungan keluarga. Hal
ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih
banyak meluangkan waktu dengan keluarga.
Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat
lingkungan disekitarnya, maka secara tidak langsung individu akan menilai hal-hal
disekitarnya, apakah hal itu benar atau tidak. Dan ketika suatu individu berada
dimasyarakat yang memiliki suatu norma yang berlaku, maka ketika norma tersebut
dijalankan , akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian.

B. Rumusan Masalah.
1. Apa yang dimaksud dengan individu?
2. Apa itu individu menurut konsep sosiologis?
3. Apa saja aspek perkembangan individu?
4. Apa saja gejala dalam diri individu?
5. Sebutkan perbedaan karakteristik individu?
6. Apa yang dimaksud dengan masyarakat?
7. Apa itu masyarakat menurut para ahli?
8. Sebutkan ciri-ciri masyarakat?
9. Sebutkan ciri-ciri masyarakat yang ditinjau dari struktur sosial dan
kebudayaan?
10. Apa saja ciri-ciri masyarakat sehat?
11. Apa saja indikator masyarakat sehat?
12. Apa saja masalah-masalah kesehatan yang terdapat di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan.
1. Untuk mengetahui apa itu individu
2. Untuk mengetahui tentang individu menurut konsep sosiologis.
3. Untuk memahami berbagai aspek dalam perkembangan individu.
4. Untuk mengetahui gejala yang timbul dalam diri individu.
5. Untuk mengetahui perbedaan karakteristik apa saja dalam setiap individu.
6. Untuk mengetahui apa itu masyarakat.
7. Untuk mengetahui tentang masyarakat menurut para ahli.
8. Untuk mengatahui cirri-ciri dari suatu masyarakat.
9. Untuk memahami cirri masyarakat dari segi struktur sosial dan kebudayaan.
10. Dapat memahami cirri-ciri masyarakat sehat.
11. Dapat mengetahui apa saja indicator masyarakat sehat.
12. Dapat memahami masalah-masalah kesehatan yang terjadi di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Individu.


1. Pengertian Individu.
Individu adalah unit terkecil pembentuk masyarakat. Individu berasal dari bahasa
latin “individuum” artinya yang tidak terbagi. Maka kata individu merupakan sebutan
yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan
terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak
dapat dibagi, melainkan sebagai suatu kesatuan yang terbatas , yaitu sebagai manusia
perseorangan. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok
masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai
contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu
dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi kedalam satuan
yang lebih kecil.
2. Pengertian Individu Menurut Konsep Sosiologis.
Individu menurut konsep sosiologis beratri manusia yang hidup berdiri sendiri.
Individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan, didalam dirinya selalu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi:
a) Raga.
Merupakan bentuk jasad manusia yang khas, yang dapat membedakan
antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat
yang sama.
b) Rasa.
Merupakan perasaan manusia, yang dapat menangkap objek gerakan dari
benda-benda isi alam semesta.
c) Rasio atau akal pikiran.
Merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi
segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia, dan merupakan
alat untuk pencernaan, yang diterima oleh sebuah panca indra.
d) Rukun atau pergaulan hidup.
Merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan
satu dengan lain, secara damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang
dapat membantu manusia, untuk membentuk suatu kelompok sosial yang
sering disebut masyarakat.
3. Aspek Perkembangan Individu.
 Semua diri manusia mempunyai unsur-unsur yang ada dalam pola
perkembangannya.
 Di dalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan secara
biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Perbedaan ini disebut perbedaan individu atau perbedaan individual.

Dalam buku perkembangan karya Susanto dan B.Agung Hartanto,


mengkategorikan perbedaan individual seperti berikut:

 Perbedaan fisik, tingkat dan berat, jenis penglihatan, dan kemampuan


bertindak.
 Perbedaan sosial, termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga,
dan suku.
 Perbedaan kepribadian, termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
 Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.

4. Gejala Dalam Diri Individu.


 Aspek Fisik.
 Perubahan suara pada pria.
 Pertumbuhan payudara pada wanita.
 Aspek Intelektual.
 Perubahan dalam kemampuan mengatasi masalah.
 Kemampuan berfikir abstrak semakin berkembang.
 Aspek Emosi.
 Ketidakstabilan emosi pada remaja.
 Kemampuan dalam mengendalikan diri.
 Aspek Sosial.
 Berkembangnya sikap toleransi.
 Semakin santun dalam menyampaikan pendapat.
 Aspek Bahasa.
 Dapat menyampaikan ide dengan bahasa yang tertata dengan baik dan
benar.
 Aspek Bakat Khusus.
 Mudah mempelajari suatu bidang dengan cepat.
 Aspek Nilai, Moral, dan Sikap.
 Berkembangnya sikap untuk mentaati norma-norma yang berlaku.
 Terbentuknya pandangan hidup yang semakin jelas dan tegas.
5. Perbedaan Karakteristik Individu.
 Aspek Fisik.
 Ada anak yang memiliki fisik yang kuat dan ada yang lemah.
 Ada anak yang dapat bekerja dengan cepat dan ada yang bekerja
sangat lambat.
 Aspek Intelektual.
 Ada anak yang cerdas dan ada juga anak yang kurang cerdas.
 Ada yang sanggup berpikir abstrak dan ada juga yang dapat berpikir
kreatif.
 Aspek Emosi.
 Ada anak yang pemarah dan ada juga yang penyabar.
 Dan yang pemalu dan ada juga yang pemberani.
 Aspek Sosial.
 Ada yang mudah bergaul dan ada yang sulit bergaul.
 Ada yang memiliki peduli sosial yang tinggi dan ada juga yang tidak
peduli dengan lingkungannya.
 Aspek Bahasa.
 Ada anak yang dapat berbicara dengan lancer dan ada juga yang
mudah gugup.
 Ada yang berbicara dengan intonasi yang bagus dan ada juga yang
monoton.
 Aspek Bakat.
 Ada anak yang dari kecil dapat memainkan alat music dan ada juga
yang sampai dewasa belum bisa memainkannya.
 Ada anak yang begitu kreatif dalam melukis dan ada yang tidak bisa
melukis.
 Aspek Nilai, Moral, dan Sikap.
 Ada anak yang taat pada norma dan ada juga yang suka melanggar
norma.
 Ada anak yang bermoral tinggi dan ada juga yang tidak bermoral.

B. Konsep Dasar Masyarakat.


A. Pengertian Masyarakat.
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan,
yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.
Dalam ilmu sosiologi, kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat
paguyuban dan masyarakat petambayan. Masyarakat paguyuban terdapat hubungan
pribadi antara anggota-anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka.
Sedangkan pada masyarakat petambayan, terdapat hubungan pamrih antara anggota-
anggotanya.
1. Definisi Masyarakat Menurut Para Ahli.
a) Linton (1936)
Masyarakat merupakan sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan diri dan berpikir tentang
dirinya sebagai satu kesatuan sosial, dengan batas-batas tertentu.

b) Mac Laver (1957)


Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami territorial tertentu, dan
mempunyai sifat-sifat yang saling tergantung, mempunyai pembagian kerja dan
kebudayaan bersama.
c) Soejono Soekanto (1982)
Masyarakat atau komunitas menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tinggal disuatu wilayah dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi
dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya,
dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
d) Koentjaraningrat (1990)
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi menurut suatu
sistem adat istiadat tertentu, yang bersifat terikat oleh suatu rasa identitas
bersama.
2. Ciri-ciri Masyarakat.
a) Ada interaksi antara sesama anggota masyarakat.
Di dalam masyarakat terjadi interaksi sosial, yang merupakan hubungan
sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara perseorangan,
kelompok, maupun antara perseorangan dengan kelompok. Untuk terjadinya
interaksi sosial, terdapat 2 syarat, yaitu:
 Kontak sosial;
 Komunikasi.
b) Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu.
Suatu kelompok masyarakat menempati suatu wilayah tertentu, menurut
suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam ruang
lingkup yang kecil, maupun yang besar.
c) Saling tergantung satu dengan yang lainnya.
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu, saling
tergantung satu dengan yang lainnya, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
d) Memiliki adat istiadat/budaya tertentu.
Adat istiadat dan budaya diciptakan untuk mengatur tatanan kehidupan
masyarakat yang mencakup bidang yang sangat luas, diantaranya tata cara
berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat, diantaranya
perkawinan, kesenian, dan sebagainya.
e) Memiliki identitas bersama.
Identitas kelompok dapat berupa bahasa, pakaian, symbol-simbol tertentu
dari perumahan, benda-benda tertentu, seperti: alat pertanian, senjata tajam,
kepercayaan, dan sebagainya.

3. Ciri-ciri Masyarakat Indonesia.


Di tinjau dari struktur sosial dan kebudayaan, masyarakat Indonesia dibagi
menjadi 3 kategori, dengan cirri-ciri:
a) Masyarakat desa.
 Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat.
 Hubungan didasarkan pada adat isiadat yang kuat sebagai organisasi
sosial.
 Percaya pada kekuatan gaib.
 Tingkat buta huruf masih tinggi.
 Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat
kuat.
b) Masyarakat madya.
 Hubungan keluarga masih tetap kuat, dan hubungan kemasyarakatan
tidak begitu kuat.
 Adat istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai semakin
terbuka terhadap pengaruh dari luar.
 Timbul rasionalitas dalam berpikir, sehingga kepercayaan terhadap
kekuatan gaib mulai berkurang.
 Tingkat buta huruf mulai berkurang.
c) Masyarakat modern.
 Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi.
 Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka, dalam suasana
saling mempengaruhi.
 Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi, sebagai sarana untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
 Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.

4. Ciri-ciri Masyarakat Sehat.


a) Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat.
b) Mengatasi masalah kesehatan sederhana, melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative, terutama untuk ibu dan anak.
c) Peningkatan upaya kesehatan lingkungan, terutama penyediaan
sanitasi dasar, yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat,
untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup.
d) Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan
status sosial ekonomi.
e) Penurunan angka kesakitan dan kematian, dari berbagai sebab dan
penyakit.
5. Indikator Masyarakat Sehat.
Menurut WHO, beberapa indikator sehat, antara lain:
a) Indikator yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat.
 Indikator komprehensif.
 Penurunan angka kematian besar.
 Umur harapan hidup yang semakin meningkat.
 Indikator spesifik.
 Penurunan angka kematian ibu dan anak.
 Penurunan angka kematian karena penyakit menular.
 Penurunan angka kelahiran.
b) Indikator pelayanan kesehatan.
 Rasio antara jumlah penduduk dengan tenaga kesehatan yang seimbang.
 Distribusi tenaga kesehatan yang merata.
 Tersedianya iiformasi yang lengkap tentang sarana dan fasilitas pelayanan
kesehatan.
6. Masalah-masalah Kesehatan Masyarakat di Indonesia.
a) Jenis masalah.
 Tingginya angka pertumbuhan penduduk.
 Tingginya angka kematian ibu dan anak.
 Tingginya angka kesakitan dan kematian karena penyakit menular.
 Masalah kesehatan lingkungan :
 Keadaan lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai.
 Sarana air bersih dan fasilitas kesehatan yang belum merata.
 Pembinaan program peningkatan kesehatan lingkungan belum
berjalan seperti yang diharapkan.
b) Penyebab masalah.
 Faktor ekonomi sosial.
 Tingkat pendidikan yang masih rendah.
 Tingkat penghasilan yang rendah.
 Kurangnya kesadaran pemeliharaan kesehatan.
 Gaya hidup dan perilaku masyarakat.
 Banyak kebiasaan masyarakat yang meragukan kesehatan.
 Adat istiadat yang tidak menunjang peningkatan kesehatan.
 Lingkungan masyarakat.
 Kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan.
 Kurangnya tanggung jawab masyarakat dalam bidang kesehatan.
 Sistem pelayanan kesehatan.
 Cakupan pelayanan kesehatan yang belum menyeluruh.
 Upaya pelayanan kesehatan yang sebagian besar masih
berorientasi pada pelayanan kuratif.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.
Individu adalah unit terkecil pembentuk masyarakat. Individu berasal dari bahasa
latin “individuum” artinya yang tidak terbagi. Maka kata individu merupakan sebutan
yang dapat digunakan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.

Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan, yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.

Interaksi sosial bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Individu merupakan makhluk
sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Interaksi individu
dengan masyarakat tidak lepas dari struktur sosial, dimana terdapat penggolongan
masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat itu sendiri dan tidak terlepas dari norma yang
ada.
Terdapat berbagai karakteristik dan gejala yang terjadi dalam setiap individu yang
berdampak besar bagi masyarakat. Terdapat juga berbagai cirri-ciri masyarakat sehat dan
berbagai masalah kesehatan yang ada. Semua dapat terhindar hanya karena interaksi
antara individu dan masyarakat berjalan baik.

B. Saran.
Dari pembahasan yang telah diuraikan, terdapat berbagai saran kepada kita semua, bahwa
dalam berinteraksi sosial, sebaiknya kita dapat memilih dan memilah mana yang
berdampak positif dan berdampak negatif dalam kehidupan kita. Kita harus berpegang
pada norma atau aturan dalam masyarakat, sehingga tercipta keselarasan dalam proses
sosial dan kesehatan antara individu dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

http://rinitarosalinda.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-individu-masyarakat-struktur.html

http://yodibegundal.blogspot.co.id/2011/02/hubungan-antara-individu-dan-masyarakat.html

http://pelangi-iffah.blogspot.co.id/2011/04/individu-dan-masyarakat.html

Adam,K & Jessica, K (2000). Ensiklopedia Ilmu-ilmu Sosial. Edisi I. Jakarta:PT.Raja Grafindo
Persada

Notoatmojo,S (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rhineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai