Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KESEHATAN MASYARAKAT

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA KEBIDANAN PRENATAL

Tingkat I Reguler
Kelompok : 6

1. Emilia Dewi
2. Fitri Dwi Wulandari
3. Fitri Cempaka Indah
4. Ghina Mardhiyah
5. Gita Tri Wahyuni

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG


PRODI KEBIDANAN METRO
TAHUN AJARAN 2012/2013
penerapan teknologi tepat guna kebidanan prenatal adalah penerapan
teknologiyang sederhana yang digunakan pada masa sebelum kehamilan.
1. Ultrasonografi

Ultrasonografi (USG) adalah sebuah metode untuk


memvisualisasikan bagian-bagian internal tubuh atau janin dalam rahim,
dengan menggunakan gelombang suara ultrasonik, yaitu gelombang suara
yang memiliki frekuensi sangat tinggi (250 kHz – 2000 kHz). Ultrasonografi
merupakan salah satu teknologi kesehatan yang bermanfaat untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan. Ultrasonografi atau disingkat USG
adalah suatu kaidah pemeriksaan tubuh menggunakan gelombang bunyi
pada frekuensi tinggi. Teknologi USG tidak asing bagi kaum ibu karena
mereka biasanya menggunakannya pada masa kehamilan untuk memonitor
keadaan janin dalam kandungan. USG ini adalah salah satu aplikasi
teknologi radar dan telah ada sejak puluhan tahun lalu. Lebih jauh kea rah
medis, USG medis (sonografi) dapat diartikan sebagai sebuah teknik
diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk
mencitrakan organ internal dan otot, struktur, dan luka patologi, sehingga
teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Namun biasanya sonografi
obstetrik digunakan ketika masa kehamilan.

Prinsip USG adalah penggunaan gelombang ultrasonik, yaitu


gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan
pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama
sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20
– 20.000 cpd (Cycles per detik- Hertz). Sedangkan dalam pemeriksaan USG
ini mengunakan frekuensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz). Perangkat USG terdiri
dari transducer, monitor, dan mesin USG. Transducer adalah komponen
USG yang ditempelkan  pada bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti
dinding perut atau dinding poros usus besar pada pemeriksaan prostat. Di
dalam transducer terdapat kristal yang digunakan untuk menangkap
pantulan gelombang yang disalurkan oleh transducer. Monitor merupakan
perangkat yang digunakan untuk menampilkan display hasil USG dan
mengetahui arah dan gerakan jarum menuju sasaran. Mesin USG
merupakan bagian dari USG dimana fungsinya untuk mengolah data yang
diterima dalam bentuk gelombang. Mesin USG merupakan CPU dalam
teknologi USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-komponen yang
sama seperti pada CPU pada PC termasuk untuk mengubah gelombang
hasil USG menjadi gambar.

Dalam pemeriksaan kandungan dengan USG, ada dua metode yang


lazim ditempuh. Pertama, metode transabdominal. Metode ini paling
dikenal karena ditemukan lebih dahulu. Dokter akan mengoleskan
semacam jelly di perut lalu menggerakkan transducer untuk memperoleh
gambaran yang dikehendaki. Secara sederhana, jelly berfungsi
mempertinggi kemampuan mesin USG untuk mengantarkan gelombang
suara. Metode kedua adalah transvaginal. Pada metode ini, transducer
dimasukkan ke vagina. Dengan cara ini, gambar yang dihasilkan lebih jelas
karena resolusi yang lebih tinggi. Maklum, obyek yang diperiksa berada
lebih dekat dengan transducer ketimbang pada metode transabdominal.
Sebagai catatan, metode transvaginal dijamin tidak berefek negatif apa pun
untuk wanita hamil dan janin yang dikandungnya. Prosedur pemeriksaan
dengan metode ini memakan waktu sekitar 15 menit. Selama pemeriksaan,
pasien dapat menyaksikan gambar-gambar bayinya melalui monitor.

Pemeriksaan USG tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan


ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. USG juga tidak
berbahaya bagi janin karena USG tidak mengeluarkan radiasi gelombang
suara yang bisa berpengaruh buruk pada otak si jabang bayi. Hal ini
berbeda dengan penggunaan sinar rontgen. USG baru berakibat negatif jika
telah dilakukan sebanyak 400 kali. Dampak yang timbul dari penggunaan
USG hanya efek panas yang tak berbahaya bagi ibu maupun bayinya. Dalam
20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya,
sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk menentukan
kelainan berbagai organ tubuh. Jadi, jelas bahwa dalam penggunaan USG
untuk menegakkan diagnosa medis tidak memiliki kontra indikasi atau efek
samping terhadap pasien.

Ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam penggunaan


USG, yaitu lebih kepada persiapan pasien, walaupun sebenarnya tidak
diperlukan persiapan khusus. Walaupun demikian pada penderita obstivasi,
sebaiknya semalam sebelumnya diberikan laksansia. Untuk pemeriksaan
alat- alat rongga di perut bagian atas, sebaiknya dilakukan dalam keadaan
puasa dan pagi hari dilarang makan dan minum yang dapat menimbulkan
gas dalam perut karena akan mengaburkan gambar organ yang diperiksa.
Untuk pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-
kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh dilatasi pasif yang
maksimal. Untuk pemeriksaan kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus
penuh. Pasien akan diminta untuk menurunkan  celana/rok hingga pangkal
paha. Setelah itu gel dingin, sebagai konduktor gelombang  suara akan
dioleskan di atas perut pasien. Sonografer akan menggunakan suatu alat
untuk menghasilkan gelombang suara ke dalam rahim. Alat tersebut
digerakan perlahan di atas perut pasien. Gelombang suara dipantulkan oleh
tulang dan jaringan tubuh kembali ke alat pemindai sebagai sinyal listrik
untuk mengghasilkan citra berwarna hitam dan putih dari si janin.
Biasaanya pada kehamilan trimester 1, dianjurkan agar pasien tidak buang
air kecil dulu atau banyak minum agar dapat melihat rahim dan janin
dengan lebih baik.

Setelah dilakukan proses USG, akan diperoleh hasil berupa print out
USG. Pada hasil USG, selain gambar janin, terdapat tabel-tabel atau angka-
angka yang diukur dari pengukuran dokter terhadap tungkai lengan, kaki,
dan diameter kepala. Itu semua bisa menghasilkan rumus yang
menunjukkan berat janin. Namun hanya dokter yang bisa membacanya.
Adapun istilah umum yang biasa diketahui, yaitu :

1. LMP (last menstrual period):  hari pertama haid terakhir.


2. EDD (LMP): taksiran persalinan berdasarkan tanggalan menstruasi.

3. GA (Gestational Age). Ini menunjukkan perkiraan umur kehamilan,


berdasarkan panjang tungkai lengan, tungkai kaki ataupun diameter kepala.
Jika salah satu dari GA di foto USG menunjukkan besaran yang tidak
normal, dokter langsung bisa mendeteksinya sebagai kelainan. Terutama
GA di bagian kepala
Dalam print out hasil USG juga terdapat kolom Fetal Biometry, dari kolom
ini dapat d ibaca informasi-informasi sebagai berikut :

1. BPD: Biparietal diameter. Ini adalah ukuran tulang pelipis kiri dan kanan.
Biasa digunakan untuk mengukur janin di trimester dua atau tiga.
2. HC: Head Circumferencial atau lingkaran kepala

3. AC: Abdominal Circumferencial. Ukuran lingkaran perut bayi. Jika


dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan berat bayi.

4. FL: Femur Length. Merupakan ukuran panjang tulang paha bayi.

5. FW: Fetal weight atau berat janin

Biasanya, yang diperiksa saat USG adalah mengenai hal-hal yang


berhubungan dengan kehamilan, yaitu :

1. Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat dilihat pada


awal kehamilan 5 ½ minggu, kemudian detak jantung janin biasanya
diketahui dalam usia tujuh minggu.
2. Mengetahui usia kehamilan

3. Menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan.

4. Masalah dengan plasenta. USG bisa menilai dan mengetahui kondisi


plasenta, apakah ada masalah misalnya seperti plasenta previa.

5. Kehamilan kembar. Dengan pemeriksaan USG bisa mengetahui apakah ada


satu atau lebih fetus di rahim.
6. Mengukur cairan ketuban. Jumlah cairan ketuban dapat dinilai dengan USG,
sehingga jika terjadi masalah ketika kandungan kelebihan cairan ketuban
atau terlalu sedikit.

7. Kelainan letak janin. Tidak saja kelainan janin dalam rahim, tetapi bisa juga
mengetahui kelainan yang bisa diketahui dengan USG, seperti ;
hydrocefalus, kelainan jantung, down syndrome.

8. Mengetahui jenis kelamin bayi.

Penggunaan USG tidak hanya untuk masalah kandungan dan kebidanan,


tapi juga dapat memberikan kemudahan dalam memberikan pelayanan
kesehatan, yaitu dapat dengan mudah dan murah mendeteksi sesuatu.
Diantaranya adalah : USG mampu menemukan dan menentukan letak massa
dalam rongga perut dan pelvis, dapat membedakan kista dengan massa yang 
solid, dapat mempelajari pergerakan organ ( jantung, aorta, vena kafa),
maupun pergerakan janin dan jantungnya. USG dapat digunakan untuk
pengukuran dan penetuan volum, pengukuran aneurisma arterial,
fetalsefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi.
USG juga dapat menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu
(misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dan lain-lain).
Dari hasil diagnosis seperti ini, dapat ditentukan bagaimana tindakan medis
selanjuntnya, contohnya adalah menentukan perencanaan dalam suatu
radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat
dihitung dengan cepat.
2. Fetal doppler

Fetal dopler adalah alat diagnostik yang digunakan untuk mendeteksi denyut
jantung janin yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik.
Alat ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan janin, dan aman
digunakan dan bersifat non invasif.

B.     Sejarah Perkembangan Doppler


Prinsip doppler pertamakali diperkenalkan oleh Cristian Jhann Doppler dari
Australia pada tahun 1842. Di bidang kedokteran penggunakaan tekhnik Doppler
Ultrasound pertamakali dilakukan oleh Shigeo Satomura dan Yosuhara Nimura
untuk mengetahui pergerakan katup jantung pada tahun 1955. Kato dan Izumi
pada tahun 1966 adalah yang pertama menggunakan ociloscope pada
penggunaan Doppler Ultrasound sehingga pergerakan pembulauh darah dapat
didokumentasikan.
Pada tahun 1968 H. Takemura dan Y. Ashitaka dari Jepang
memperkenalkan penggunaan Doppler velocimetri di bidang kebidanan dengan
menggambarkan tentang spektrum Doppler dari arteri umbilikalis. Sementara itu,
di Barat penggunaann velocimetri Doppler di bidang kebidanan baru dilakukan
pada tahun1977. Pada awal penggunaan Doppler Ultrasound difokuskan pada
arteri umbilikalis, tetapi pada perkembangan selanjutnya banyak digunakan untuk
pembuluh darah lainnya.
Sedangkan untuk fetal dopler sendiri diciptakan pada tahun 1958 oleh Dr
Edward H.Hon, yakni sebuah Doppler monitor janin atau Doppler monitor denyut
jantung janin dengan transduser genggam ultrasound yang digunakan untuk
mendeteksi detak jantung dari janin. Edward menggunakan Efek Doppler untuk
memberikan stimulasi terdengar dari detak jantung. Untuk perkembangan
selanjutnya, alat ini menampilkan denyut jantung janin per menit. Penggunaan
alat ini dikenal sebagai auskultasi doppler.

C.    Aplikasi Klinis


Aplikasi klinis dari Doppler yaitu:
1.      Mendeteksi dan mengukur kecepatan aliran darah dengan sel darah merah
sebagai reflektor yang bergerak.
2.      Pada bidang kebidanan, fungsi alat ini dispesifikkan untuk menghitung jumlah
dan menilai ritme denyut jantung bayi.

D.    Diagnostik Doppler


Pemeriksaan dengan menggunakan Doppler adalah suatu pemeriksaan
dengan menggunakan efek ultrasonografi dari efek Doppler. Prinsip efek doppler
ini sendiri yaitu ketika gelombang ultrasound ditransmisikan kearah sebuah
reflektor stationer, gelombang yang dipantulkan memiliki frekuensi yang sama.
Jadi, jika reflektor bergerak kearah transmiter, frekuensi yang dipantulakn akan
lebih tinggi, sedangkan jika reflektor bergerak menjauhi maka frekuensi yang
dipantulkan akan lebih rendah. Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan
dan yang diterima sebanding dengan kecepatan bergeraknya reflektor menjauhi
atau mendekati transmiter. Fenomena ini dinamakan efek Doppler dan
perbedaan antar frekuensi tersebut dinamakan Doppler shift.
Fetal Doppler hanya menggunakan teknik auskultasi tanpa teknik
pencitraan seperti pada velocimetri Doppler maupun USG. Untuk fetal Doppler,
agar bisa menangkap suara detak jantung, transduser ini memancarkan
gelombang suara kearah jantung janin. Gelombang ini dipantulkan oleh jantung
janin dan ditangkap kembali oleh transduser. Jadi, transduser berfungsi sebagai
pengirim gelombang suara dan penerima kembali gelombang pantulnya (echo).
Pantulan gelombang inilah yang diolah oleh Doppler menjadi sinyal suara. Sinyal
suara ini selanjutnya diamplifikasikan. Hasil terakhirnya berupa suara cukup keras
yang keluar dari mikrofon. Dengan alat ini energi listrik diubah menjadi energi
suara yang kemudian energi suara yang dipantulkan akan diubah kembali menjadi
energi listrik. Pada velocimetri Doppler maupun USG, pencitraan yang diperoleh
dan ditampilkan pada layar adalah gambaran yang dihasilkan gelombang pantulan
ultrasound.
Fetal Doppler memberikan informasi tentang janin mirip dengan yang
disediakan oleh stetoskop janin . Satu keuntungan dari fetal Doppler dibanding
dengan stetoskop janin (murni akustik) adalah output audio elektronik, yang
memungkinkan orang selain pengguna untuk mendengar detak jantung. Fetal
dopler juga mempermudah seorang bidan dalam menghitung denyut jantung
janin tanpa harus berkonsentrasi penuh dalam menghitung DJJ.

Anda mungkin juga menyukai