Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Virus Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan virus Corona menjadi topik

yang paling banyak dibicarakan semua kalangan di seluruh negara di dunia

saat ini. World Health Organization (WHO) memberi nama virus baru tersebut

Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus-2 (SARS-CoV-2) dan

nama penyakitnya sebagai Corona virus disease 2019 (Covid-19). Jenis

patogen baru tersebut memiliki tingkat penularan antar manusia yang tinggi.

Dapat dilihat dari kasus 15 petugas medis terinfeksi oleh salah satu pasien.

Salah satu pasien tersebut dicurigai kasus “super spreader” (Channel News

Asia, 2020). Bagian tubuh yang menjadi sasaran utama infeksi virus Corona

ini adalah organ pernafasan. Menurut data WHO, sebanyak 87,9 persen pasien

mengalami gejala demam, batuk kering (67,7 persen), dan kelelahan (28,1

persen) (WHO,2020). Penyakit paling umum setelah terinfeksi adalah

pneumonia. Sampai saat ini virus ini dengan cepat menyebar dan angka kasus

yang terinfeksi terus meningkat setiap harinya.

Peristiwa penyebaran Covid-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan,

Provinsi Hubei, Tiongkok dan pada bulan Desember 2019 ditetapkan

sebagai pandemi oleh World Health Organisation (WHO). Pada Juni 2020

dilaporkan di 215 negara terjangkit dan 195 negara transmisi lokal, yang

1
2

mengakibatkan lebih dari 450.686 orang meninggal dunia (WHO,2020). Dan

untuk di Indonesia sendiri lebih dari 43.803 kasus, 2.373 orang meninggal

dunia. (PHEOC Kemkes RI) . Persebaran Covid-19, masih terus mengalami

lonjakan secara massif, kasus di beberapa negara. Menurut data dari Johns

Hopkins University, diseluruh Amerika Serikat jumlah kasus positif lebih dari

3.3 juta dengan pasien meninggal lebih dari 135.000. Tidak kurang dari satu

setengah (1,5) juta kasus hampir seluruh Negara di dunia, dan masih terus ada

peningkatan kasus pada setiap harinya (Data Word O Meterers).

Dengan lonjakan persebaran Covid-19 ini masyarakat dunia tidak dapat

mengelak dari perubahan-perubahan yang harus dirasakan selama masa

pandemik ini. Pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat untuk mengubah

makna, pola hidup dan kehidupan sehari-hari. Berbagai negara mengalami

krisis, segala tuntutan yang harus segera diselesaikan dengan cepat. Hal itu

kemudian menjadi tantangan bagi seluruh umat manusia di dunia. Semua

Negara tergerak membuat kebijakan untuk mengantisipasi perlambatan dan

pencegahan efek sebaran virus covid-19.

Perubahan-perubahan pada setiap sistem di berbagai negara pun diterapkan

demi mencegah terjadinya penyebaran virus lebih meluas. Seperti di

Indonesia, diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ,Work

From Home, Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), Social Distancing, Physical

Distancing, penutupan segala fasilitas umum : transportasi, perbelanjaan,


3

tempat wisata, tempat ibadah, dsb segala sesuatu harus dikerjakan di rumah.

Banyak karyawan yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK),

pemenuhan kebutuhan sehari-hari tidak tercukupi, aktivitas yang dibatasi,

tuntutan tetap harus dijalani. Perubahan-perubahan tersebut membuat

masyarakat merasa tertekan dari segala sisi.

Pandemi COVID-19 merupakan sebuah krisis global yang bukan hanya

mengancam kesehatan masyarakat secara fisik, namun juga secara ekonomi,

sosial, politik, hukum, mental dan bahkan dunia pendidikan pun ikut

mengalami perubahan. Khusus pada bidang pendidikan semua Negara

berupaya membuat kebijakan terbaiknya untuk keutuhan layanan pendidikan.

(Suharwoto, 2020)

Perubahan dari segi pendidikan pun tidak kalah menarik perhatian.

Diberlakukan nya pembelajaran daring yaitu pembelajaran yang menggunakan

model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS).

Sistem ini dipersiapkan untuk mencegah kumpulan manusia selama pandemik.

Tercatat 276 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia yang

menerapkan kuliah daring (Kompas,2020). Jumlah kampus yang meniadakan

kuliah tatap muka dipastikan akan terus bertambah di tengah penyebaran virus

corona.
4

Walaupun metode ini mempermudah akses dalam pembelajaran jarak jauh,

mahasiswa pun membutuhkan adaptasi untuk metode pembelajaran yang baru.

Banyak mahasiswa yang mengeluh. Dikarenakan banyak kendala yang

mahasiswa rasakan. Seperti tugas yang diberikan sangat banyak tetapi

deadline yang sangat cepat, ada tuntutan tugas akhir yang harus disegerakan,

mahasiswa yang memiliki kebiasaan aktif di luar rumah atau yang memiliki

masalah dalam keluarga, tetapi harus tetap berada dirumah dalam jangka

waktu yang lama, adanya pengaruh media social, kendala pada jaringan

internet, kendala pada media belajar, harus mengerjakan pekerjaan rumah,

bahkan sulitnya mencerna apa yang disampaikan dosen ketika penyampaian

materi melalui daring itu sendiri.

Hal-hal di atas dapat menimbulkan masalah pada kesehatan jiwa dan

psikososial mahasiswa biasanya akan memengaruhi seseorang dalam bersikap,

berpikir, serta bisa memicu berbagai masalah fisik maupun emosional. Salah

satu dampak yang ditimbulkan akibat situasi tersebut adalah gejala

kecemasan, stress, kesulitan tidur atau depresi pada mahasiswa.  Seseorang

yang mengalami gejala depresi bisa menimbulkan komplikasi yang berbahaya

jika tidak diobati sesegera mungkin.

Kecemasan yang dialami mahasiswa selama masa pandemik dapat dilihat dari

gejala fiologis dan psikologis. Gejala fisiologis yang dialami mahasiswa

seperti gangguan pencernaan, kesulitan tidur, pusing, hilangnya nafsu makan.


5

Dan gejala psikologis yaitu berupa perasaan takut yang berlebihan, serasa

akan jadi bahaya atau penyakit, tidak mampu memusatkan perhatian, hilang

kepercayaan dan ketenangan, Selain itu, pandemik ini menimbulkan dampak

psikososial lain yaitu stress dan depresi pada mahasiwa. Hal ini menimbulkan

beberapa gejala yang muncul, yaitu: mengalami kecemasan dan kekhawatiran

yang berlebihan, tidak stabil secara emosional, sulit berkonsentrasi , merasa

putus asa atau frustasi, selalu merasa lelah dan tidak bertenaga, mengalami

pusing dan rasa nyeri tanpa penyebab yang jelas, menurunnya selera makan,

menarik diri, perasaan ingin menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.

Jika hal tersebut tidak cepat direspon dan ditangani akan beresiko

menimbulkan gangguan kesehatan jiwa dan psikososial dan dapat

menghambat aktivitas perkuliahan mahasiswa maupun aktivitas di kehidupan

sehari-hari

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja stressor yang menyebabkan gangguan kesehatan jiwa dan

psikososial pada mahasiswa selama masa pandemik covid-19

1.2.2 Gangguan kesehatan jiwa dan psikososial apa saja yang dialami

mahasiswa selama masa pandemik covid 19?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


6

Untuk mengetahui “Gambaran kesehatan jiwa dan psikososial

mahasiswa selama masa pandemik Covid-19” dan mengetahui dampak

pandemik Covid-19 terhadap kesehatan jiwa dan psikosial mahasiswa.

.3.2 Tujuan Khusus

.3.2.1 Melihat stressor apa saja yang dapat menimbulkan masalah kesehatan

jiwa dan psikososial pada mahasiswa

.3.2.1 Mengetahui masalah kesehatan jiwa dan psikososial yang dapat muncul

pada mahasiswa selama pandemik Covid 19

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat Literature Riview ini bagi mahasiswa keperawatan adalah

mahasiswa mengetahui dampak masa pandemik Covid 19 terhadap kesehatan

jiwa dan psikososial mahasiswa dan menjadikan acuan diri untuk

mengendalikan diri dalam menjalani pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai