Kata Pengantar
Kata Pengantar
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan taufiq danhidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.Penulisan makalah ini merupakan salah
satu kegiatan dalam matakuliah sebagai tugas yang harus diselesaikan. Makalah juga
menjadisalah satu aspek penilaian dalam nilai akhir yang digunakan sebagai nilait ambah. Kami
membuat makalah ini berdasarkan sistematika yang diberikan Dosen Pembimbing dengan
menggunakan Buku Panduan dandari berbagai literatur sebagai sumber referensi utama.
Penulisan makalah ini juga sebagai pelatihan bagi kami sebagai bekal untuk pembuatan Karya
Tulis Ilmiah yang nanti akan berguna bagi kami dan menjadi dasar dari nilai akhir . Oleh karena
itumakalah merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalamkegiatan belajar di lingkungan
pendidikan kami.Kritik dan saran yang membangun selalu diterima demi sempurnanya makalah
ini. Akhirnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak dan
instansi yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
tersusun dengan baik.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................... 1
BAB II : PEMBAHASAN
Simpulan................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Setiap kelenjar endokrin mensekresikan atau lebih substansikhusus yang disebut hormone.
Hormon berasal dari kata homaein yangberarti memacu. Hormon dibentuk pada suatu kelenjar
akan tetapimenjalankan fungsinya di tempat lain. Umumnya, hormon dihasilkan olehkelenjar
endokrin dan masuk ke dalam sistem peredaran darah. Hormonmerupakan senyawa protein atau
senyawa steroid.
Kelenjar hipofisis mempunyai dua komponen dan kedua komponenini mempunyai fungsi
yang tidak sama. Dua komponen ini adalahadenohipofisis (hipofisis anterior) dan neurohipofisis
(hipofisis posterior).Hipotalamus berhubungan dengan hipofisis posterior melalui
sistempersarafan, sedangkan hubungannya dengan hipofisis anterior adalahmelalui pembuluh
darah. Hormon hipofisis posterior dihasilkan olehhipotalamus, kemudian melalui akson dari
saraf di bawah dan disimpan kedalam kelenjar hipofisis posterior.Darah yang mengalir ke dalam
kelenjar hipofisis anterior harusmelewati hipotalamus terlebih dahulu. Hipotalamus
mengendalikanhipofisis anterior dengan menghasilkan dan mengeluarkan hormonreleasing atau
inhibiting ke dalam darah. Melalui peredaran darah, hormonini disimpan ke dalam hipofisis
anterior.
Kelenjar hipofisis anterior dapatmenstimulasi keluarnya (release) atau mencegah (inhibit)
keluarnyahormon tertentu. Enam hormon releasing atau inhibiting yang sudahdiketahui adalah:
Hormon dikeluarkan sebagai respons atas rangsangan syaraf secara langsung kepada kelenjar
yang cocok. Hormon oksitosin disimpandi hipofiis posterior dan dilepaskan ke dalam darah oleh
ransangan dalamserat saraf dar hipotalamus. Sebagian besar serat dari nukleusparaventrikuler
berhubungan dengan sekresi oksitosin. Hormon oksitosinkhususnya, dihasilkan oleh kelenjar
hipotalamus dan berfungsi untukmerangsang kontraksi pada rahim saat proses persalinan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pelepasan hormon oksitosin berlangsung secara alami, namunterdapat suatu cara untuk
mendorongnya lebih cepat. Diantaranya,melalui proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Meletakkan bayi di atasperut ibu, agar bayi mencari payudara ibunya sendiri, dapatmerangsang
pelepasan oksitosin. Sehingga, wanita disarankan untukmelakukannya secepat mungkin setelah
melahirkan, untuk membantukeluarnya plasenta. Jika plasenta gagal keluar, ibu akan
diberikanhormon sintetis yang mereplikasi efek oksitosin untuk membanturahim berkontraksi.
Oksitosin juga memainkan peranan penting di luar proses melahirkan. Setiap kali
menyusui, ibu akan melepaskan hormone eoksitosin yang menyebabkan ibu mengeluarkan
putting susu ke mulutbayi. Hal ini, akan membantu rahim menciut dan kembali ke ukuran
normal.
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI
mengalir dari dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals ) menuju reservoir susu
{sacs} yang berlokasi dibelakang areola, lalu ke dalam mulut bayi.
Selain itu oksitosin juga berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat
melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalamorgasme.Setelah melahirkan, oksitosin juga
mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin
berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.
Sekresi oksitosin dirangsang oleh peregangan vagina atau serviks uteri dan oleh tindakan
menyusui. Hal ini terjadi melalui traktussyaraf yang mempengaruhi hipotalamus. Oksitosin
dilepaskan sepanjang masa melahirkan sewaktu janinmenstimulasi leher rahim dan vagina. Dan
hal itu meningkatkan kontraksi otot halus kandungan agar terjadi proses melahirkan.
Pada kasus dimana kontraksi tidak cukup agar terjadi kelahiran,dokter terkadang
memberikan Oksitosin untuk menstimulasi lebihlanjut kontraksi kandungan- perhatian besar
harus dilakukan padabeberapa situasi untuk memastikan janin keluar dengan baik danmencegah
pecahnya uterus.
2.2 PRINSIP KERJA
Prinsip kerja hormon Oksitosin adalah dengan cara menstimulasi kontraksi sel otot polos
pada rahim wanita hamil selama melahirkan dan menstimulasi kontraksi sel-sel kontraktil dari
kelenjar susu agar mengeluarkan air susu. Air susu yang keluar pertama inilah yangmengandung
antibody yang sangat penting untuk bayi. ASI yangkeluar pertama ini mengandung kolostrum,
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih
dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah
kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama
setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
Proses Kelahiran
Saat fetus masuk dalam jalan lahir, segmen bawah uterus, serviksdan vagina berdilatasi,
dan ini menyebabkan reflex pelepasan oksitosin. Kontraksi uterus yang kuat, lebih jauh
menyebabkan penurunan fertus, distensi, dan pelepasan oksitosin lebih jauh lagi.
Laktasi
Oksitosin juga terlibat pada laktasi. Perangsangan putting susu menghasilkan reflex
neurohumoral. Berikutnya, oksitosin meyebabkan kontraksi sel. Mioepitel dari duktus
mamilaris dan pengeluaran susu.
Kerja lainnya
Sejumlah stimulus juga merangsang pelepasan ADH seperti peningkatan osmolalitas
plasma dan hipovolemia menyebabkan sekresi oksitosin. Sejak aliran urin rendah-yang
dapat mempengaruhi pengaturan kesetimbangan natrium.
Dalam tubuh orang normal, hormon diproduksi dalam jumlah sesuai kebutuhan. Jadi
dapat dipastikan kadarnya tentu akan meningkat secara normal pada ibu yang akan melahirkan
dan menyusui.Pada tubuh manusia oksitosin dibuat oleh sel-sel saraf khusus di regiotertentu di
otak. Di luar sel saraf, oksitosin diproduksi juga di kelenjar telur dan sel-sel di testis spesies
tertentu (bukan manusia). Saat ini, berkat kemajuan teknologi, hormon ini sudah dapat dibuat
sintetiknya. Hormon ini ternyata mudah dihancurkan oleh salurancerna kita, sehingga hormon
sintetik ini dibuat dalam bentuk sediaan injeksi/suntik dan "nasal spray". Cara pembuataannya
tentu melalui "genetic engineering" yang rumit, sehingga dapat dihasilkan sediaan yang stabil
dan dapat berfungsi seperti hormon aslinya.
Bila oksitosin sintetik diberikan, kerja fisiologis hormon ini akan meningkat sehingga
dapat timbul efek samping yang berbahaya, efek samping tersebut dapat dikelompokkan
menjadi:
PENUTUP
SIMPULAN
Hormon oksitosin disimpan di hipofiis posterior dan dilepaskan kedalam darah oleh
ransangan dalam serat saraf dar hipotalamus.
DAFTAR PUSTAKA
WWW.google.com
WWW.Wikipedia.com
Tambajong, jan. 1995. Sinopsis Histologi. Jakarta: EGC.
Prawiroharjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
L. Carlos Junqueira, Jose Carneiro,Robert O . Kelley.1997. Histologi Dasar. Jakarta: EGC
Francis S.Greenspen,John D.Baxter.1998. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC