Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan taufiq danhidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.Penulisan makalah ini merupakan salah
satu kegiatan dalam matakuliah sebagai tugas yang harus diselesaikan. Makalah juga
menjadisalah satu aspek penilaian dalam nilai akhir yang digunakan sebagai nilait ambah. Kami
membuat makalah ini berdasarkan sistematika yang diberikan Dosen Pembimbing dengan
menggunakan Buku Panduan dandari berbagai literatur sebagai sumber referensi utama.
Penulisan makalah ini juga sebagai pelatihan bagi kami sebagai bekal untuk pembuatan Karya
Tulis Ilmiah yang nanti akan berguna bagi kami dan menjadi dasar dari nilai akhir . Oleh karena
itumakalah merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalamkegiatan belajar di lingkungan
pendidikan kami.Kritik dan saran yang membangun selalu diterima demi sempurnanya makalah
ini. Akhirnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak dan
instansi yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
tersusun dengan baik.

Mojokerto, 20 Oktober 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang........................................................................................... 1

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Fungsi............................................................................... 4

42.2 Prinsip Kerja....................................................................................... 8

82.3 Produksi Oksitosin............................................................................... 9

92.4 Efek Samping Oksitosin..................................................................... 10

BAB III : PENUTUP

Simpulan................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

System endokrin terdiri terutama dari kelenjar-kelenjar tanpasaluran keluar yang


sekretnya (hormone) dicurahkan langsung kedalamsirkulasi darah atau limfe. Kelenjar endokrin
mempunyai asal embriologikyang berbeda, kelompok kelenjar endokrin berasal dari ketiga
lapisanembrional:

 Hipofisis, medula suprarenal dan badan kromafin berasal ectoderm

 Ovarium, testis dan kortek suprarenal berasal dari mesoderm.

 Sel parenkim tiroid, paratiroid, dan pulau langerhans berasal dariendoderm.

Setiap kelenjar endokrin mensekresikan atau lebih substansikhusus yang disebut hormone.
Hormon berasal dari kata homaein yangberarti memacu. Hormon dibentuk pada suatu kelenjar
akan tetapimenjalankan fungsinya di tempat lain. Umumnya, hormon dihasilkan olehkelenjar
endokrin dan masuk ke dalam sistem peredaran darah. Hormonmerupakan senyawa protein atau
senyawa steroid.

Di dalam tubuh, hormon berperan dalam mengatur metabolisme,pertumbuhan dan


perkembangan, reproduksi, keseimbangan internal,reaksi terhadap stres serta tingkah laku.
Dalam kegiatan tubuh, hormonhanya sedikit diperlukan, akan tetapi mempunyai pengaruh yang
sangatluas.Salah satu macam dari kelenjar adalah hipofisis. Hipofisis terdiridari dua jaringan
berbeda, yaitu Adenohipofisis (lobus kelenjar) yangterdiri dari Pars Distalis, Pars Tuberalis, Pars
Intermedia. Dan Neurohipofisis yang terdiri dari Pars Nervosa, Tangkai Infundibulum,Eminensia
Mediana. Dua hormon yang disekresikan oleh neurohipofisis adalahVasopresin dan Oksitosin.

Kelenjar hipofisis mempunyai dua komponen dan kedua komponenini mempunyai fungsi
yang tidak sama. Dua komponen ini adalahadenohipofisis (hipofisis anterior) dan neurohipofisis
(hipofisis posterior).Hipotalamus berhubungan dengan hipofisis posterior melalui
sistempersarafan, sedangkan hubungannya dengan hipofisis anterior adalahmelalui pembuluh
darah. Hormon hipofisis posterior dihasilkan olehhipotalamus, kemudian melalui akson dari
saraf di bawah dan disimpan kedalam kelenjar hipofisis posterior.Darah yang mengalir ke dalam
kelenjar hipofisis anterior harusmelewati hipotalamus terlebih dahulu. Hipotalamus
mengendalikanhipofisis anterior dengan menghasilkan dan mengeluarkan hormonreleasing atau
inhibiting ke dalam darah. Melalui peredaran darah, hormonini disimpan ke dalam hipofisis
anterior.
Kelenjar hipofisis anterior dapatmenstimulasi keluarnya (release) atau mencegah (inhibit)
keluarnyahormon tertentu. Enam hormon releasing atau inhibiting yang sudahdiketahui adalah:

1. Growth hormone-releasing hormone (GHRH)

2. Growth hormone-inhibiting hormone (GHIH)

3. Thyrotropin releasing hormone (TRH)

4. Corticotropin releasing hormone (CRH)

5. Gonadotropin releasing hormone (GnRH)

6. Prolactin-inhibiting hormone (PIH

Hormon dikeluarkan sebagai respons atas rangsangan syaraf secara langsung kepada kelenjar
yang cocok. Hormon oksitosin disimpandi hipofiis posterior dan dilepaskan ke dalam darah oleh
ransangan dalamserat saraf dar hipotalamus. Sebagian besar serat dari nukleusparaventrikuler
berhubungan dengan sekresi oksitosin. Hormon oksitosinkhususnya, dihasilkan oleh kelenjar
hipotalamus dan berfungsi untukmerangsang kontraksi pada rahim saat proses persalinan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DAN FUNGSI

Hormon Oksitosin dihasilkan oleh kelenjar hipotalamus.Hipotalamus adalah pemimpin


umum sistem hormon, ia memilikitugas penting memastikan kemantapan dalam tubuh manusia.
Setiapsaat, hipotalamus mengkaji pesan-pesan yang datang dari otak dandari dalam tubuh.
Setelah itu, hipotalamus menjalankan beberapafungsi, seperti menjaga kemantapan suhu tubuh,
mengendalikantekanan darah, memastikan keseimbangan cairan, dan bahkan polatidur yang
tepat.Hipotalamus terletak langsung di bawah otak danukurannya sebesar biji kenari. Sejumlah
besar informasi sehubungan dengan keadaan tubuh dikirim ke hipotalamus. Informasi
inidisampaikan ke sana dari setiap titik dalam tubuh, termasuk pusatindra dalam otak. Kemudian
hipotalamus menguraikan informasi yang diterimanya, memutuskan tindakan yang mesti diambil
dan perubahanyang harus dibuat dalam tubuh, serta membuat sel-sel tertentumenjalankan
keputusannya.

Sebagian besar informasi tentang tubuh manusia ada di hipotalamus.


Dua hormon yang disekresi hipotalamus adalah oksitosin dan vasopressin. Dan disini
yang akan kita bahas adalah mengenai hormone oksitosin. Oksitosin adalah hormon yang
bertanggungjawabuntuk merangsang kontraksi pada rahim saat proses persalinan,terutama
mempengaruhi otot polos uterus. Oksitosin disintesis terutama oleh badan sel syaraf nucleus
paraventrikularis. Oksitosin menyebabkan otot polos uterus berkontraksi dalam stadium akhir
kehamilan, selain itu juga memulai kontraksi sel mioepitel pada alveolidan saluran keluar
kelenjar mammae.

Bagi perempuan yang mengalami kontraksi lambar, tetesanoksitosin dapat digunakan


untuk membantu kontraksi lebih kuat danteratur. Selain itu, hormon oksitosin juga memainkan
peranan pentingsaat setelah proses melahirkan. Yakni, merangsang rahimberkontraksi lagi untuk
mengeluarkan plasenta.

Oksitosin terutama mempengaruhi otot polos uterus. Oksitosinmeningkatkan baik


frekuensi dan durasi potensial aksi. Jadipemberian oksitosin merangsang timbulnya kontraksi
otot uterus yangbelum berkontraksi dan meningkatkan kekuatan serta frekuensikontraksi otot
pada uterus yang sudah berkontraksi. Estrogenmemperkuat kerja oksitosin dengan cara
menurunkan otensialmembran sel otot polos, jadi merendahkan ambang eksitasi. Saatakhir
kehamilan, sering terjadi peninggian kadar estrogen, potensialmembrane sel otot polos uterin
berkurang negatifnya, sehinggamembuat uterus makin sensitive terhadap oksitosin. Jumlah
reseptor oksitosin di uterus juga makin bertambah pada saat ini, dan aktivasimereka
menyebabkan kalsium selular di mobilisasi melalui hidrolisapolifosfatidilinositol.

Pelepasan hormon oksitosin berlangsung secara alami, namunterdapat suatu cara untuk
mendorongnya lebih cepat. Diantaranya,melalui proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
Meletakkan bayi di atasperut ibu, agar bayi mencari payudara ibunya sendiri, dapatmerangsang
pelepasan oksitosin. Sehingga, wanita disarankan untukmelakukannya secepat mungkin setelah
melahirkan, untuk membantukeluarnya plasenta. Jika plasenta gagal keluar, ibu akan
diberikanhormon sintetis yang mereplikasi efek oksitosin untuk membanturahim berkontraksi.

Oksitosin juga memainkan peranan penting di luar proses melahirkan. Setiap kali
menyusui, ibu akan melepaskan hormone eoksitosin yang menyebabkan ibu mengeluarkan
putting susu ke mulutbayi. Hal ini, akan membantu rahim menciut dan kembali ke ukuran
normal.
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI
mengalir dari dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals ) menuju reservoir susu
{sacs} yang berlokasi dibelakang areola, lalu ke dalam mulut bayi.

Ketika pengeluaran air susu, oksitosin menimbulkan kontraksi sel-sel mioepitel di


payudara sebagai respon terhadap penghisapanputing, berkat reflex neurogenik yang dihantarkan
ke hipotalamusmelalui medulla spinalis. Kadar oksitosin meningkat dalam 2 menitpengisapan
puting dan mencapai puncak dalam 10 menit. Oksitosin juga dilepaskan ketika sanggama.

Selain itu oksitosin juga berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat
melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalamorgasme.Setelah melahirkan, oksitosin juga
mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin
berperan dalam proses turunnya susu let-down / milk ejection reflex.

Sekresi oksitosin dirangsang oleh peregangan vagina atau serviks uteri dan oleh tindakan
menyusui. Hal ini terjadi melalui traktussyaraf yang mempengaruhi hipotalamus. Oksitosin
dilepaskan sepanjang masa melahirkan sewaktu janinmenstimulasi leher rahim dan vagina. Dan
hal itu meningkatkan kontraksi otot halus kandungan agar terjadi proses melahirkan.

Pada kasus dimana kontraksi tidak cukup agar terjadi kelahiran,dokter terkadang
memberikan Oksitosin untuk menstimulasi lebihlanjut kontraksi kandungan- perhatian besar
harus dilakukan padabeberapa situasi untuk memastikan janin keluar dengan baik danmencegah
pecahnya uterus.
2.2 PRINSIP KERJA

Prinsip kerja hormon Oksitosin adalah dengan cara menstimulasi kontraksi sel otot polos
pada rahim wanita hamil selama melahirkan dan menstimulasi kontraksi sel-sel kontraktil dari
kelenjar susu agar mengeluarkan air susu. Air susu yang keluar pertama inilah yangmengandung
antibody yang sangat penting untuk bayi. ASI yangkeluar pertama ini mengandung kolostrum,
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih
dan antibodi yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah
kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama
setelah melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.

 Proses Kelahiran

Saat fetus masuk dalam jalan lahir, segmen bawah uterus, serviksdan vagina berdilatasi,
dan ini menyebabkan reflex pelepasan oksitosin. Kontraksi uterus yang kuat, lebih jauh
menyebabkan penurunan fertus, distensi, dan pelepasan oksitosin lebih jauh lagi.

 Laktasi

Oksitosin juga terlibat pada laktasi. Perangsangan putting susu menghasilkan reflex
neurohumoral. Berikutnya, oksitosin meyebabkan kontraksi sel. Mioepitel dari duktus
mamilaris dan pengeluaran susu.

 Kerja lainnya
Sejumlah stimulus juga merangsang pelepasan ADH seperti peningkatan osmolalitas
plasma dan hipovolemia menyebabkan sekresi oksitosin. Sejak aliran urin rendah-yang
dapat mempengaruhi pengaturan kesetimbangan natrium.

Gambar mengenai mekanisme kerja oksitosin:

2.3 PRODUKSI OKSITOSIN

Dalam tubuh orang normal, hormon diproduksi dalam jumlah sesuai kebutuhan. Jadi
dapat dipastikan kadarnya tentu akan meningkat secara normal pada ibu yang akan melahirkan
dan menyusui.Pada tubuh manusia oksitosin dibuat oleh sel-sel saraf khusus di regiotertentu di
otak. Di luar sel saraf, oksitosin diproduksi juga di kelenjar telur dan sel-sel di testis spesies
tertentu (bukan manusia). Saat ini, berkat kemajuan teknologi, hormon ini sudah dapat dibuat
sintetiknya. Hormon ini ternyata mudah dihancurkan oleh salurancerna kita, sehingga hormon
sintetik ini dibuat dalam bentuk sediaan injeksi/suntik dan "nasal spray". Cara pembuataannya
tentu melalui "genetic engineering" yang rumit, sehingga dapat dihasilkan sediaan yang stabil
dan dapat berfungsi seperti hormon aslinya.

Hormon oksitosin dibentuk dari prohormon, berupa nonapeptida. Berat molekulnya


adalah 1007. Disekresikan turun sepanjang akson-akson dari neuron-neuron yang badan selnya
terletak di nucleussupraoptikus dan paraventrikularis. Dalam perjalanannya oksitosin terikat pada
protein pembawa yang dikenal sebagai neurofisin I dan II (estrogen dan nikotin masing-masing
merangsang neurofisin) yang memiliki berat molekul sekitar 10.000, disekresikan lebih langsung
kedalam sirkulasi portal daripada sirkulasi perifer. Sejumlah keciloksitosin juga dilepaskan ke
dalam sirkulasi portal. Waktu pro-oksitosin sekitar 10 menit.
2.4 EFEK SAMPING OKSITOSIN

Bila oksitosin sintetik diberikan, kerja fisiologis hormon ini akan meningkat sehingga
dapat timbul efek samping yang berbahaya, efek samping tersebut dapat dikelompokkan
menjadi:

a. Stimulasi berlebih pada uterus

b. Konstriksi pembuluh darah tali pusat

c. Kerja anti diuretika

d. Kerja pada pembuluh darah ( dilatasi )

e. Mualf. Reaksi hipersensitif


BAB III

PENUTUP

SIMPULAN

Oksitosin berperan penting dalam proses melahirkan. Oksitosin membantu mengencangkan


otot halus pada rahim dan merangsang terjadinya kontraksi uterus pada saat melahirkan.

Oksitosin juga berperan dalam proses menyusui.Oksitosin merangsang putting susu


menghasilkan reflex neurohumoral yangdipacu oleh tindakan menyusui (Refleks Ejeksi-
Susu).

 Hipotalamus adalah kelenjar penghasil hormon oksitosin yang berperan menghasilkan


hormon-hormon lain yang berperan dalam sistem reproduksi.

 Hormon oksitosin disimpan di hipofiis posterior dan dilepaskan kedalam darah oleh
ransangan dalam serat saraf dar hipotalamus.
DAFTAR PUSTAKA

WWW.google.com
WWW.Wikipedia.com
Tambajong, jan. 1995. Sinopsis Histologi. Jakarta: EGC.
Prawiroharjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
L. Carlos Junqueira, Jose Carneiro,Robert O . Kelley.1997. Histologi Dasar. Jakarta: EGC
Francis S.Greenspen,John D.Baxter.1998. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai