Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ANALISIS NILAI ETIK KEPERAWATAN

Disusun olah :
Puteri Agus Setiyowati
202002010042

PRODI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN
PEKALONGAN 2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah memberikan hidayah
dan inayah nya kepada kami ,sehingga kami dapat kan menyelesaikan makalah yang
berjudul “ KODE ETIK KEPERAWATAN“.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnanan dan
banyak kekurangannya, untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhirnya makalah ini dapat memberikan
pemikiran serta kelancaran tugas kami selanjutnya dan dapat berguna bagi semua pihak
Amin.

Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan

Bab 2 Pembahasan
2.1. Pengertian Etik
2.2
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kode etik profesi merupakan pernyataan yang komprehensif dari bentuk


tugasdan pelayanan dari profesi yang memberi tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan praktek dibidang profesinya, baik yang berhubungan dengan
pasien, keluarga, masyarakat dan teman sejawat, profesi dan diri sendiri.
Sedangkan Kode etik keperawatan merupakan daftar prilaku atau bentuk
pedoman/panduan etik prilaku profesi keperawatan secara professional (Aiken,
2003). dengan tujuan utama adanya kode etik keperawatan adalah memberikan
perlindungan bagi pelaku dan penerima praktek keperawatan.

Kode etik profesi disusun dan disyahkan oleh organisasi profesinya sendiri yang
akan membina anggota profesinya baik secara nasional maupun internasional.
Konsep etik yang merupakan panduan profesi merupakan tanggung jawab dari
anggota untuk melaksanakannya. Profesi keperawatan sebagai salah satu profesi
yang professional dan mempunyai nilai-nilai/prinsip moral dalam melakukan
prakteknya maka kode etik sangatlah diperlukan. Perawat sebagai anggota
profesi keperawatan hendaknya dapat menjalankan kode etik keperawatan yang
telah dibuat dengan sebaik-baiknya dengan tetap memegang teguh dan selalu
dilandasi oleh nilai-nilai moral profesionalnya.

B. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata ajar etika dan
hukum keperawatan dan untuk lebih jauh memahami tentang etika dalam
keperawatan dan penyelesaian dilema etik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian

Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat diartikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan, benar
atau tidaknya suatu perbuatan. Dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of
Curret English, AS Hornby mengartikan etika sebagai sistem dari prinsip-prinsip
moral atau aturan-aturan prilaku. Menurut definisi AARN (1996), etika berfokus
pada yang seharusnya baik salah atau benar, atau hal baik atau buruk. Sedangkan
menurut Rowson, (1992).etik adalah Segala sesuatu yang berhubungan/alasan
tentang isu moral.

Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia untuk memilih


tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran yang
sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan (Degraf, 1988).
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan dengan keputusan moral
menyangkut manusia (Spike lee, 1994). Menurut Webster’s “The discipline
dealing with what is good and bad and with moral duty and obligation, ethics
offers conceptual tools to evaluate and guide moral decision making”

2. Pengertian Kode Etik Keperawatan

Kode etik (Burhanuddin, 2000) adalah sistem norma, nilai, dan aturan
profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, serta
apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Untuk perawat di Indonesia
memiliki kode etik yang dikenal Kode Etik Perawat Nasional Indonesia.
Kode Etik Perawat Nasional Indonesia (Putri, 2011) adalah aturan yang berlaku
untuk seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/ fungsi perawat.
Untuk dapat mengambil keputusan dan tindakan yang tepat terhadap masalah
yang menyangkut etika, perawat harus banyak berlatih mencoba menganalisa
permasalahan – permasalahan etis.( Rudi Haryono, 2013)
Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti
penting dalam penentuan, pertahanan, dan peningkatan standar profesi. Kode
etik menunjukan bahwa tanggung jawab kepercayaan dari masyarakat telah
diterima oleh profesi.

3. Kode Etik Keperawatan

Prinsip confidentiality (kerahasiaan), berarti perawat menghargai semua


informasi tentang klien merupakan hak istimewa pasien dan tidak untuk
disebarkan secara tidak tepat. Fidelity / kesetiaan, berarti perawat berkewajiban
untuk setia dengan kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat, meliputi
menepati janji, menyimpan rahasia serta "Carring".Prinsip Justice
(keadilan),merupakan suatu prinsip moral untuk berlaku adil untuk semua
individu.

Semua nilai-nilai moral tersebut selalu dan harus dijalankan pada


setiappelaksanaan praktek keperawatan dan selama berinteraksi dengan pasien
dantenaga kesehatan lain. Kondisi inilah yang sering kali menimbulkan konflik
dilema etik. Maka penyelesaian dari dilema etik tersebut harus dengan cara yang
bijak dan saling memuaskan baik pemberi asuhan keperawatan (perawat), Pasien
dan profesi lain (teman sejawat).Pada penulisan makalah ini dibahas suatu kasus
yang berkaitan dengan dilema etik dalam praktek keperawatan dan bagaimana
penyelesaian dari masalah etik tersebut.

4. Makna dan kegunaan kode etik keperawatan

Manfaat kode etik keperawatan yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan
bagi status profesional dengan cara sebagai berikut :
 Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa
perawat diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan
tanggungjawab yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat
 Menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin hubungan
keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etikal
 Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang
harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien / klien sebagai
advokator, perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai
teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor
dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan
 Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

5. Tujuan dan Fungsi Kode etik keperawatan

Secara umum menurut Kozier (1992). dikatakan bahwa tujuan kode etik profesi
keperawatan adalah meningkatkan praktek keperawatan dengan moral dan
kualitas dan menggambarkan tanggung jawab, akontabilitas serta
mempersiapkan
petunjuk bagi anggotannya. Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk
mengukur prilaku moral dalam keperawatan. Dalam menyusun alat pengukur ini
keputusan diambil berdasarkan kode etik sebagai standar yang mengukur dan
mengevaluasi perilaku moral perawat. Adanya penggunaan kode etik
keperawatan, organisasi profesi keperawatan dapat meletakkan kerangka berfikir
perawat untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab kepada masyarakat
anggota tim kesehatan lain dan kepada profesi. Sesuai tujuan tersebut diatas,
perawat diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan etika profesi secara
terus menerus agar dapat menampung keinginan dan masalah baru dan mampu
menurunkan etika profesi keperawatan kepada perawat-perawat muda.
Disamping maksud tersebut, penting dalam meletakkan landasan filsafat
keperawatan agar setiap perawat dapat memahami dan menyenangi profesinya.

6. Kedudukan kode etik keperawatan

1. Kedudukan keperawatan

 Keperawatan adalah ilmu dan kiat sains terapan (applied


science). Keperawatan bergerak di lapangan bukan di atas
meja atau sekedar monitoring. Perannya bersinggungan
langsung dan berhubungan erat dengan pasien
 Keperawatan adalah profesi yang berorientasi pada
pelayanan helping health illness. Perawat membantu
berbagai masalah yang diderita oleh pasien agar
mendapatkan kesembuhan yang nyata
 Perawatan mempunnyai 4 tingkat klien yaitu individu,
keluarga, kelompok, dan komunitas
 Pelayanan keperawatan mencangkup seluruh rentang
pelayanan kesehatan

2.      Wewenang perawat dalam pelayanan kesehatan

 Authority, wewenang untuk mempengaruhi proses asuhan


melalui peran profesional.
 Akuntabilitas, wewenang dan tanggung jawab untuk
mengambil keputusn terhadap klie, diri sendiri, profesi
 Kolaborasi, wewenang untuk mengadakan hubungan kerja
dan berbagai disiplin dalam mengakses masalah klien dan
membantu klien menyelesaikannya
 Perawat juga memiliki wewenang untuk mengambil
keputusan yang mandiri terhadap hal-hal tertentu yang
diatur dengan  tegas menurut peraturan undang-undang dan
organisasi profesi
 Para perawat memiliki wewenang untuk membela maupun
memberikan dukungan terhadap klien
 Perawat juga memiliki wewenang fasilitasi yaitu
mendesimalkan profesi dengan organisasi dan sistem
keluarga dalam asuhan
 Perawat juga memiliki wewenang mendahulukan
kepentingan kesehatan masyarakat yang  bersifat humanis
yaitu dengan pendekatan holistic dan dilaksanakan
berdarkan ilmu dan kiat keperawatan, berpegang pada
standar pelayanan asuhan keperawatan dan menggunakan
kode etik keperawatan

3. Kedudukan perawat sebagai profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan


badan ilmu sebagai dasar untuk pengembanan teori yang sistematis guna
menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pelatihan dan pendidikan
yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama adalah pada
pelayanan.
4. Konsep Moral dalam praktek keperawatan

Praktek keperawatan menurut Henderson dalam bukunya tentang teori


keperawatan, yaitu segala sesuatu yang dilakukan perawat dalam mengatasi
masalah keperawatan dengan menggunakan metode ilmiah, bila membicarakan
praktek keperawatan tidak lepas dari fenomena keperawatan dan hubungan
pasien dan perawat. Fenomena keperawatan merupakan penyimpangan/tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia (bio, psiko, social dan spiritual), mulai
dari tingkat individu untuk sampai pada tingkat masyarakat yang juga tercermin
pada tingkat system organ. Asuhan keperawatan merupakan bentuk dari praktek
keperawatan, dimana asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian
kegiatan praktek keperawatan yang diberikan pada pasein dengan menggunakan
proses keperawatan berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etika dan
etiket keperawatan. Asuhan keperawatan ditujukan untuk memandirikan pasien.

5. Nilai- nilai Etik dalam Keperawatan dan Penerapanya


 Azaz Otonomi
Prinsip ini berdasarkan keyakinan bahwa individu mampu berpikir secara
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasa individu yang memuntut pembedaan diri, dan
sebagai perawat harus bisa menghormati dan menghargai kemandirian
ini. Misalnya kita sebagai perawat melakukan tindakan, harus memberi
informasi releven yang penting di ketahui olah pasien dan keluarga
pasien / klien dalam membuat suatu pilihan.
Contoh di situasi pandemi: Perawat harus memiliki sikap bijaksana
dalam mengambil keputusan di situasi pandemi ini, keputusan
berdasarkan informasi yang akurat.

 Azaz Benficence ( Manfaat)


Asas ini menekankan bahwa semua tindakan yang diberikan oleh perawat
kepada pasien harus mengandung unsur manfaat, bukan menjadi uji coba,
ekperimentasi, penelitian, sehingga pasien cenderung menjadi korban.
Untuk menunjukkan manfaat dari tindakan yang diberikan perawat kepada
pasiennya, perawat harus mengurangi tindakan yang merugikan pasien,
khususnya hal-hal yang dapat merugikan kesehatan si pasien.

Contoh perawat menasehati pasien dengan penyakit jantung tentang


program latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi
perawat menasehati untuk tidak dilakukan karena alasan resiko serangan
jantung. Hal ini merupakan penerapan prinsip beneficence. Walaupun
memperbaiki kesehatan secara umum adalah suatu kebaikan, namun
menjaga resiko serangan jantung adalah prioritas kebaikan yang haruslah
dilakukan.

Contoh di situasi pandemi: Perawat perlu memberikan edukasi kepada


masyarakat sekitar terkait bahaya covid-19 serta cara pencegahan yang
sekiranya dapat dilakukan baik itu melalui media massa seperti berita
hingga sosial media. Tindakan tersebut harus dilakukan sematang mungkin
untuk mencegah masyarakat menarik kesimpulan yang salah. Jelaskan
secara rinci namun tetap menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
agar pengetahuan masyarakat tidak mengawang dan lebih paham tentang
covid-19.

 Azaz Non-meleficence(tidak merugikan )


Semua perawat yang menjalankan profesinya harus bisa menghindari hal-
hal yang dapat merugikan pasien. Artinya, semua risiko baik fisik,
psikologis, maupun sosial yang bisa muncul akibat tindakan seorang
perawat harus dihindari semaksimal mungkin.
Contohnya ada pasien yang dirawat penurunan kesadaran, maka harus di
pasang side driil.

Contoh di situasi pandemi: Perawat juga memberikan perlindungan


kepada pasien dari tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan
kesehatan secara tidak kompeten, ilegal, dan tidak etis. Misalnya terdapat
tenaga kesehatan lain tidak menggunakan APD dengan baik dan kurang
memantau kondisi pasien, maka perawat perlu bertindak untuk memberi
perlindugan. Penderita yang terinfeksi covid-19 memiliki ruangan khusus
agar proses penyembuhan dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini,
perawat menjalankan kode etiknya untuk membuat kamar rawat pasien
tersebut tetap steril. Perawat juga memberikan energi positif kepada
pasien dan rekan sejawat dengan menularkan semangat positif.

 Azaz Veracity ( Kejujuran)


Kejujuran sangat penting dan harus dimiliki oleh setiap perawat,
khususnya ketika menjalankan profesinya sebagai seorang perawat 
(melayani pasien). Pasalnya, dengan jujur, informasi yang disampaikan
oleh perawat kepada pasien akan dapat dipahami dengan benar sehingga
dapat mengurangi hal yang tidak diinginkan. Perawat harus
menyampaikan informasi kepada pasien dengnan bahasa sederhana
sehingga dapat dimengerti oleh setiap pasiennya.
Contoh nya perawat memberikan informasi kondisi pasien dengan
jujur/benar. Contoh di saat pandemi: Perawat harus memiliki sikap jujur
dalam melakukan apapun guna keselamatan bersama.

 Azaz Kerahasisaan
Setiap pasien tentu memiliki kerahasiaan yang tidak mau diketahui oleh
orang lain. Oleh karena itu, unsur privacy dan kerahasiaan pasien harus
tetap dihormati oleh setiap perawat. Jangan sampai perawat
membocorkannya ke publik, meskipun pasien yang pernah dirawatnya
telah meninggal dunia.
Contoh nya identitas yang terpapar virus corona di jaga kerasahasiaanya.
Contoh di keadaan pandemi: Merahasiakan identitas pasien yang terpapar
virus corona.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat


atas pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh sebab itu pemberian
pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan
etika keperawatan. Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan
untuk melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah
diatur oleh organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit
dilaksanakan dilapangan karena bentuk kode etik yang ada masih belum
dijabarkan secara terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk tehnisnya.

Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat


dipertanggung jawabkan, etik bicara tentang hal yang benar dan hal yang salah
dan didalam etik terdapat nilai-nilai moral yang merupakan dasar dari prilaku
manusia (niat). Prinsip-prinsip moral telah banyak diuraikan dalam teori termasuk
didalamnya bagaimana nilai-nilai moral di dalam profesi keperawatan. Penerapan
nilai moral professional sangat penting dan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi
dan harus dilaksanakan dalam praktek keperawatan.

Dan Kesimpulan yang dapat saya ambil dari kode etik dan hubungannya dengan
pandemi saat ini adalah bahwa perawat harus tetap menjaga kode etik dan
melakukan pengaplikasiannya dalam menangani situasi saat ini. Kode etik sangat
mempengaruhi kinerja dan kualitas perawat serta pandangan pasien serta
masyarakat terhadap perawat. Pasien akan cepat sembuh apabila ditangani
dengan baik oleh perawat. Penanganan berupa praktek yang baik berhubungan
dengan kode etik, yaitu perawat mengembangkan diri melalui kegiatan-kegiatan
peningkatan mutu agar dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan juga harus dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pasien. Selain memberikan asuhan keperawatan secara langsung
kepada pasien, perawat juga memberikan penyuluhan terkait covid-19 agar
masyarakat dapat lebih berhati-hati di tengah situasi genting seperti ini. Perawat
juga memberikan energi positif kepada sekitarnya agar lingkungan kerja menjadi
kondusif.

Anda mungkin juga menyukai