DI MUARO BUNGO
PEMBAHSAN
Dari data tersebut kita dapat menentukan tipe iklim menurut beberapa
teori:
1. Menurut MOHR bahwa:
BB (Bulan Basah) CH > 100 mm ; CH > E
BK (Bulan Kering) CH < 60 mm ; CH < E
BL (Bulan Lembab) 60 < CH < 100 mm.
Dari data tersebut diketahui BB= 12 Bulan, BK= 0 Bulan dan BL= 0
Bulan. Sehingga di MUARO BUNGO menurut MOHR termasuk kelas iklim I
dengan tingkat kelembapan basah.
3. Menurut OLDEMAN
Dalam metode ini, dasar penentuan bulan basah, bulan lembap, dan bulan
kering sebagai berikut.
a. Bulan basah, apabila curah hujannya > 200 mm.
b. Bulan lembap, apabila curah hujannya 100–200 mm.
c. Bulan kering, apabila curah hujannya < 100 mm.
Berdasarkan bulan basah, Oldeman menentukan lima klasifikasi iklim atau
daerah agroklimat utama seperti tabel berikut ini.
TIPE Kriteria
A >9 Bulan basah berurutan
B 7-9 Bulan basah berurutan
Maka, dari curah hujan yang
C 5-6 Bulan basah berurutan
diketahui di Muaro Bungo menurut
D 3-4 Bulan basah berurutan
E <3 Bulan basah berurutan OLDEMAN termasuk iklim tipe D
karena ada Bulan basah yang berurutan
yaitu bulan Maret , April , dan Mei
KESIMPULAM :
Berdasarkan data dan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
1. Berdasarkan teori MOHR bawah Kabupatan Muaro Bungo termasuk
kedalam iklim I yang berartikan memiliki tingkat kelembapan basah
2. Berdasarkan SCHMIDT-FERGUSON maka dapat disimpulkan bahwa
kabupaten Muaro Bungo termasuk kedalam iklim A yang berartikan
sangat basah
3. Dan terakhi dapat disimpilkan menurut teori OLDEMAN bahwa
kabupaten Muaro Bungo termasuk kedalam iklim tipe D, yang berartikan
terdapatnya 3 bulan basah yang berurutan yaitu bulan Maret , April , dan
Mei.