Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

Jaringan pada Daun Monokotil dan Dikotil

NAMA : Alexander Sardi

NIM : F1071151046

KELOMPOK : 3 (TIGA)

PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017
ABSTRAK
Ilmu mengenai struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan merupakan
ilmu dasar yang penting untuk mengetahui mengenai tumbuhan beserta
penerapannya dalam kehidupan manusia. Sebagai bagian dari tumbuhan, daun
merupakan organ fotosintesis utama pada tumbuhan. Daun adalah organ
fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan, meskipun batang yang
berwarna hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk daun sangat bervariasi,
namun pada umumnya terdiri dari suatu helai daun (blade) yang pipih dan
tangkai daun yang disebut petiole, yang menyambungkan daun dengan buku
batang.. Pada daun tumbuhan monokotil dan dikotil terdapat perbedaan susunan
jaringan penyusunnya. Sehingga perlu dilakukan pengamatan terhadap
beberapa awetan tumbuhan untuk mengetahui perbedaan sistem dan jenis
jaringan daun, tipe dan struktur anatomi daun tumbuhan monokotil dan dikotil.
Pengamatan dilakukan dengan preparat daun monokotil Zea mays, dan preparat
daun dikotil Ficus sp., preparat segar daun dikotil Annona muricata L dan
preparat segar daun monokotil Caladium sp. yang digunakan sebagai
perbandingan. Berdasarkan data hasil pengamatan terlihat bahwa pada daun
tumbuhan monokotil letak berkas pengangkutnya tersebar sedangkan pada
tumbuhan dikotil letak berkas pengangkutnya teratur. Adapun bagian anatomi
tumbuhan yang terlihat yaitu, epidermis (atas dan bawah),berkas pengangkut,
stomata, palisade dan jaringan spongy.
Pada daun dikotil, epidermis terletak pada lapisan permukaan atas dan
bawah daun. Jaringan mesofil terletak diantara lapisan epidermis atas dan
bawah dan memiliki ciri-ciri yaitu Terdiri dari sel parenkim, banyak ruang antarsel.
Kebanyakan berdiferensiasi menjadi palisade (jaringan tiang) dan spons
(jaringan bunga karang), Sel-sel jaringan tiang berbentuk silinder, tersusun rapat,
dan mengandung klorofil, Sel-sel jaringan bunga karang bentuknya tidak teratur,
bercabang- cabang dan berisi kloroplas, susunannya renggang urat daunnya
menyirip atau menjari. Sedangkan pada daun monokotil epidermisnya berada
lapisan permukaan atas dan bawah daun, stomatanya berderet diantara urat
daun, jaringan mesofilnya terletak pada cekungan urat antara urat daun dan tidak
mengalami diferensiasi bentuknya seragam kecuali mesofil berkas pengangkut
lebih besar. dan urat daunnya terletak pada helai daun yang sejajar.

Kata kunci: berkas pembuluh, daun dikotil, daun monokotil, epidermis,


jaringan mesofil, jaringan palisade, jaringan spons

ABSTRACT
Studies on the structure and function of tissues in plants is a basic
science that is important to know about plants and their application in human life.
As part of the plant, the leaf is the main organ of photosynthesis in plants. Leaves
are the primary photosynthetic organs in most plants, although the stems are
green also perform photosynthesis. Leaf shape varies greatly, but generally
consists of a leaf blade (blade) to be flattened petiole called petioles, which
connect the leaves with stems book .. In the leaves of monocots and dicots there
are differences in the composition of the constituent networks. So that needs to
be carried out observations of several preserved plants to determine differences
in the system and the type of leaf tissue, the type and the anatomical structure of
the leaves of monocots and dicots. Observations made with the leaves of
monocots Zea mays preparations, and preparations dikotil leaves Ficus sp.,
Fresh preparations dikotil Annona muricata L leaves and fresh preparations leaf
monocots Caladium sp. which is used as a comparison. Based on the observed
data shown that the leaves of monocots layout transporter beam spread while the
dicotyledonous plants where the file is a regular transporter. As part of the visible
plant anatomy, namely, the epidermis (top and bottom), beam transporter,
stomata, palisade and spongy tissue.
In dicotyledonous leaves, lies in the epidermis layer of upper and lower
leaf surfaces. Mesophyll tissue located between the upper and lower layers of the
epidermis and have characteristics that consists of parenchymal cells, plenty of
space between cells. Most differentiate into palisade (pole network) and sponges
(spongy tissue), tissue mast cells cylindrical, compact, and contain chlorophyll,
cells spongy tissue shape is irregular, branching and contain chloroplasts,
tenuous arrangement pinnate leaf veins. While the leaves are monocots
epidermisnya layer of upper and lower leaf surface, stomata rows between leaf
veins, located in the basin mesofilnya network of veins between the leaf veins
and do not undergo differentiation uniform shape except mesophyll files larger
carrier. and the leaf veins on the leaf blade lies parallel.

Keywords: vascular bundle, dikotil leaves, leaf monocots, epidermis,


mesophyll tissue, palisade tissue, spongy tissue

Pendahuluan
Ilmu mengenai struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan merupakan
ilmu dasar yang penting untuk mengetahui mengenai tumbuhan beserta
penerapannya dalam kehidupan manusia. Sebagai bagian dari tumbuhan, daun
merupakan organ fotosintesis utama pada tumbuhan. Hal tersebut sesuai
dengan pernyataan Syarif (2009) dimana daun berfungsi untuk transportasi dan
menangkap cahaya untuk fotosintesis, yaitu perubahan energi matahari menjadi
energi kimia. Daun memiliki struktur morfologi yang beragam. Oleh karena itu
para ahli kemudian membagi struktur morfologi dan anatomi nya kedalam 2
kelompok besar,yaitu daun monokotil dan dikotil.
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan,
meskipun batang yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk daun
sangat bervariasi, namun pada umumnya terdiri dari suatu helai daun (blade)
yang pipih dan tangkai daun yang disebut petiole, yang menyambungkan daun
dengan buku batang.  Rumput dan banyak tumbuhan monokotil lainnya diketahui
tidak memiliki tangkai daun ; Sebaliknya tangkai daun tersebut membentuk suatui
pelepah yang membungkus batang. Beberapa tumubuhan monokotil termasuk
palem memiliki tangkai daun (Campbell, 2003).
Tumbuhan monokotil dan dikotil sendiri memiliki struktur anatomi organ
yang berbeda-beda terutama pada bagian daun. Berdasarkan Soerga (2011)
Pada tumbuhan monokotil dan dikotil memiliki struktur anatomi organ yang
berbeda-beda. Mulai dari akar,batang,daun,hingga organ reproduksinya. Dapat
diketahui bahwa perbedaan yang paling mencolok antara tumbuhan monokotil
dan dikotil terletak pada berkas pembuluh, berkas pembuluh pada tumbuhan
dikotil terlihat lebih teratur, sedangkan berkas pembuluh pada tumbuhan
monokotil terlihat tidak teratur.
Mengacu kepada Syarif (2009) secara morfologis pada umumnya daun
berbentuk tipis melebar, berwarna hijau, duduk daun pada batang menghadap ke
atas. Bentuk daun umumnya tipis, datar dan diperkuat oleh tulang daun dan
memiliki permukaan luas untuk menerima cahaya. Berdasarkan Campbell (2003)
Pada tumbuhan dikotil, daun terdiri atas tangkai (petiola) dan helai daun (lamina),
sedangkan daun monokotil tidak bertangkai, langsung melekat pada batang.
Daun secara histologis tersusun atas 3 tipe sistem jaringan, epidermis,
parenkim dan jaringan pembuluh. Mengacu kepada Fahn (1991) epidermis at
various plants vary in layers, form, structure, arrangement of stomata, the
emergence of trichomes, its structure and the presence of a special cell.
Mesophyll occur from tissue that are parenchyma in the epidermis. Mesophyll is a
major part of the leaves because they contain chloroplasts and the space
between cells. Files in the vessel and is usually called bone leaves and the
system is the system leaves the bone. There seems to be two kinds of patterns
that system leaves the bone and skeletal system leaf nets parallel leaf.
Epidermis daun merupakan jaringan terluar pada tumbuhan, epidermis
daun mengandung kipas-kipas dan stomata yang terdapat pada kedua
permukaan bawah saja,dibawah epidermis biasanya terdapat hipodermis,yang
merupakan derivat dari epidermis. Epidermis atas biasanya dilindungi oleh
kutikula atau lilin sebagai penahan terjadinya penguapanyang terlalau besar.
Epidermis juga dapat termodifikasi menjadi trikoma yang berasal dari penonjolan
epidermis, dapat berbentuk rambut, duri, gelembung atau tabung, yang berfungsi
untuk melindungi dan memantulkan radiasi cahaya matahari. Selain itu pada
epidermis juga terdapat stomata, yaitu celah yang dibatasi oleh sel penutup.
Lapisan epidermis atas berfungsi melindungi bagian dibawahnya. Stomata
berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara dan dengan menghubungkan
ruang-ruang antar sel di dalam jaringan parenkim dengan atmosfer. Pada
tumbuhan darat, stomata terletak dipermukaan bawah daun, sedangkan pada
tumbuhan air terdapat di atas permukaan daun (Lakitan, 1996).
Daun juga memiliki berkas pengangkut dimana yang fungsinya mirip
seperti pembuluh darah pada makhluk hidup. Campbell (2003) menyatakan
bahwa berkas pengangkut yaitu yang terdiri dari xilem dan floem,pada daun
terdapat tulang daun dan mempunyai susuna seperti pada batang, walaupun
tidak selalu terdapat pada batang. tulang-tulang cabang dan urat-urat daun yang
terlihat menonjol pada permukaan bawah daun.
Pembuluh pengakut ini merupakan lanjutan pembuluh angkut pada
batang walaupun tidak seluas pada batang.
Jaringan daun utamanya terdiri dari 3, yaitu:
a. Epidermis
Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami
penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis
terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata
ada yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang
daunnya terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah
saja, dan ada pula yang terdapat dikedua permukaan daun (atas dan
bawah). Tanaman Ficus mempunyai epidermis yang tersusun atas dua
lapis. Alat-alat tambahan yang terdapat diantara epidermis daun, antara
lain trikoma (rambut) dan sel kipas.
b. Mesofil (jaringan dasar)
Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan
banyak ruang antar sel. Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang
terdapat di sebelah dalam epidermis, mesofil mengalami diferensiasi
membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas (Randa,2012). Pada
kebanyakan daun Dicotyledoneae, mesofil terdiferensiasi menjadi
parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons bentuknya tidak
teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun
renggang (Kartasaputra, 1998).
c. Berkas pengangkut
Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai
alat transpor dan sebagai penguat daun. Berkas pengangkut terdiri dari
xilem dan floem. Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garam
yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai
bahan fotosintesis). Sedangkan floem berfungsi untuk mengangkut hasil
fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan (Ross, 1995). Pada tumbuhan
dikotil memiliki berkas pembuluh yang terdiri dari xilem dan floem yang
letaknya teratur. Tumbuhan dikotil, di antara xylem dan floem terdapat
kambium. Sedangkan,pada tumbuhan monokotil berkas pembuluh yang
terdiri dari xilem dan floem yang letaknya tidak teratur. Tumbuhan
monokotil di antara xylem dan floem tidak di jumpai kambium (Eti, 2011).
Metodologi
Dalam praktikum kali ini yang berjudul Jaringan pada Daun Monokotil dan
Dikotil,yang dilaksanankan pada 7 Maret 2017,pukul 7.30-9.30 WIB di
Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura dimana yang bertujuan untuk mempelajari sistem dan
jenis-jenis jaringan daun, mempelajari tipe daun monokotil dan dikotil,
mempelajari posisi dari berbagai jaringan daun dan membandingkan struktur
anatomi daun monokotil dan dikotil. Pada praktikum kali ini kami menggunakan
bahan berupa awetan daun Ficus, awetan daun jagung (Zea mays), preparat
segar daun sirsak (Annona muricata L) dan preparat segar daun keladi
(Calladium sp). Pengamatan ini dilakukan menggunakan mikroskop sebagai alat
bantu pengamatan.
Cara kerja dari praktikum kali ini adalah setiap preparat diletakkan
dibawah mikroskop. Kemudian diperiksa dengan perbesaran lemah untuk
mengamati susunan jaringan terdapat pada daun. Salah satu sektor dari irisan
dibesarkan dengan perbesaran kuat yang kemudian digambarkan pada buku
gambar dan diberi keterangan. Tipe dari masing-masing daun beserta ciri-ciri nya
di deskripsikan.

Hasil dan Pembahasan


Preparat Awetan : Daun Zea mays Keterangan :
Perbesaran : 40 x 10
1. Epidermis
Adaxial ;
2. Xylem ;
3. Floem ;
4. Jaringan
Spongy ;
5. Epidermis
Abaxial ;
6. Jaringan
Mesofil ;
7. Stomata

Gambar : Tipe Daun Monokotil

Preparat Awetan : daun Ficus sp. Keterangan:


Perbesaran : 10 x 10
1. Epidermis
Adaxial ;
2. Epidermis
Abaxial ;
3. Jaringan
Mesofil ;
4. Floem ;
5. Jaringan
Palisade ;
6. Xilem ;

Gamb
ar : Tipe Daun Dikotil
Preparat Segar : Daun Annona Muricata L Keterangan :
Perbesaran : 40 x 10
1. Epidermis
Adaxial ;
2. Epidermis
Abaxial ;
3. Jaringan
Palisade ;
4. Jaringan
Mesofil ;
5. Floem ;
6. Xilem.
7. Jaringan
Spongy ;
8. Stomata
Gambar : Tipe Daun Dikotil
Preparat Segar : Daun Caladium sp. Keterangan:
Perbesaran : 40 x 10
1. Epidermis
Abaxial ;
2. Epidermis
Adaxial ;
3. Jaringan
Mesofil ;
4. Jaringan
Spongy ;
5. Xylem ;
6. Floem ;

Gambar : Tipe Daun Monokotil

Pada praktikum kali ini pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan


terhadap preparat segar daun tumbuhan monokotil dan dikotil serta awetan dari
tumbuhan monokotil dan dikotil. Adapun preparat yang digunakan adalah daun
jagung (Zea mays L) dan beringin (Ficus sp.). Sementara itu untuk pengamatan
preparat segar digunakan daun pada tanaman keladi (Caladium sp.), dan daun
sirsak (Annona muricata L.). Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah
mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan daun, mempelajari tipe daun
monokotil dan dikotil, mempelajari posisi dari berbagai jaringan daun dan
membandingkan struktur anatomi daun monokotil dan dikotil.
Pada pengamatan daun tumbuhan monokotil dan dikotil dengan
menggunakan mikroskop.
Preparat awetan:

Daun Ficus sp.


Gambar pengamatan gambar dari literatur

(Sanjaya,2010)
Pada gambar daun Ficus sp. diatas terlihat sel-sel yang tersebar. Sel-sel tersebut
adalah mesofil.
Beringin banyak ditemukan di tepi jalan, pinggiran kota atau tumbuh di
tepi jurang. Pohon besar, tinggi 20 - 25 m, berakar tunggang. Batang tegak,
bulat, permukaan kasar, cokelat kehitaman, percabangan simpodial, pada
batang keluar akar gantung (akar udara). Daun tunggal, bertangkai pendek, letak
bersilang berhadapan, bentuknya lonjong, tepi rata, ujung runcing, pangkal
turnpul, panjang 3 - 6 cm, lebar 2 - 4 cm, pertulangan menyirip, hijau. Bunga
tunggal, keluar dari ketiak daun, kelopak bentuk corong, mahkota bulat, halus,
kuning kehijauan. Buah buni, bulat, panjang 0,5 - 1 cm, masih muda hijau,
setelah tua merah. Biji bulat, keras, putih.
Daun Ficus sp. dengan perbesaran 40 x10 dapat dilihat jaringan
epidermis, mesoofil dan jaringan pengangkut, epidermis terdiri dari epidermis
atas dan epidermis bawah, pada Ficus (tumbuhan dikotil) terdapat sel-sel
parenkim yang akan membentuk menjadi jaringan palisade jaringan parenkim
pada daun yang memiliki banyak kloroplas sehingga pada jaringan ini terjadi
proses fotosintesis. Sel pada parenkim palisade tersusun sangat rapat dan
jaringan spons yang merupakan jaringan yang di dalamnya terdapat pembuluh
pengangkut. Pada jaringan ini terdapat kloroplas, namun jumlahnya lebih sedikit
dibandingkan dengan kloroplas dalam parenkim palisade.stomata terdapat
diantara sel epidermis bawah ,sedangkan untuk jaringan pengangkut nya terdiri
dari xilem dan floem.
Pengamatan berikutnya menggunakan preparat awetan daun Zea mays
Gambar pengamatan gambar dari literatur
Zea mays termasuk kedalam golongan tumbuhan monokotil. Memiliki sel kipas
atau buliform yang fungsinya untuk perlekukan pada saat musim kemarau.
Terdapat juga seludang pembuluh. Jaringan mesofilnya tersusun atas sel-sel
yang seragam dan tidak terdiferensiasi menjadi palisade dan spons. Daun ini
termasuk dalam golongan daun unifasial.
Epidermis dan kutikula terdapat pada lapisan permukaan atas dan bawah daun
dengan bercirikan terdiri dari satu sel dengan penebalan dari zat kitin, stomata
berderet diantara urat daun dengan ciri mulut daun dengan dua sel penutup,
mesofil terdapat pada cekungan di antara urat daun dengan ciri tidak mengalami
diferensiasi , bentuknya seragam sehingga disebut daun unifacial, kloroplasnya
lebih sedikit dan dindingnya lebih tebal serta urat daun yang terletak pada
helaian daun dengan ciri sejajar sesuai menurut. Tumbuhan ini merupakan
tumbuhan monokotil dan memiliki tipe daun isobilateral karena memiliki
permukaan adaxial dan abaxial yang secara morfologi sama. Memiliki sistem
jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pembuluh. Pada preparat
daun Zea maysmemiliki epidermis atas dan epidermis bawah. Epidermis bawah
terdapat celah yang di batasi sel penutup yaitu stomata. Pada jaringan mesofil
pada preparat daun Zea mays hanya terdapat jaringan spongy (jaringan bunga
karang). Jaringan spongy pada tumbuhan monokotil terdapat berkas vaskuler,
yaitu terdiri dari xylem dan floem. Berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil ini
sangat banyak dan tidak sejajar. Tipe daun monokotil pada tumbuhan ini ialah
system pertulangan daun sejajar.
Pengamatan selanjutnya menggunakan preparat segar daun Annona
muricata L
Gambar pengamatan
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan dikotil. Pada preparat daun Annona
muricata L memiliki epidermis. Jaringan epidermis ini berfungsi untuk melindungi
jaringan-jaringan di dalamnya dari gangguan mekanis.). Pada tumbuhan dikotil,
dibawah epidermis terdapat sel-sel parenkim. Sel-sel parenkim tersebut
membentuk jaringan parenkim palisade dan jaringan spons. Jaringan parenkim
palisade merupakan jaringan parenkim pada daun yang memiliki banyak
kloroplas sehingga pada jaringan ini terjadi proses fotosintesis. Sel pada
parenkim palisade tersusun sangat rapat. Jaringan spons pada tumbuhan ini
merupakan jaringan yang di dalamnya terdapat pembuluh pengangkut. Pada
tumbuhan dikotil terdapat berkas vaskuler (pembuluh angkut), yaitu terdiri dari
xylem dan floem. Berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil ini sedikit dan berkas
pembuluh yang terlihat jarang susunannya.
Pengamatan yang terakhir menggunakan preparat segar daun Caladium
sp.
Gambar pengamatan

Caladium sp. termasuk kedalam daun monokotil sama seperti daun Zea
mays yang memiliki sistem jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan
pembuluh. Pada preparat daun Zea mays memiliki epidermis atas dan epidermis
bawah. Epidermis bawah terdapat celah yang di batasi sel penutup yaitu
stomata. Pada jaringan mesofil pada preparat hanya terdapat jaringan spongy
(jaringan bunga karang). Jaringan spongy pada tumbuhan monokotil terdapat
berkas vaskuler, yaitu terdiri dari xylem dan floem. Berkas pembuluh pada
tumbuhan monokotil ini sangat banyak dan tidak sejajar.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap preparat awetan Zea mays, Ficus
sp. dan preparat segar Caladium sp., Annona muricata L dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan antara struktur anatomi daun pada monokotil dan
dikotil. Daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki 3 sistem jaringan,
yaitu jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pembuluh. Jaringan
epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan yang berada di dalamnya dari
gangguan mekanis. Jaringan mesofil terdiri dari jaringan palisade dan spongy
yang berfungsi untuk fotosintesis. Dan pada jaringan pembuluh yang terdiri dari
xylem dan floem. Tipe daun Zea mays, Caladium sp. adalah isobilateral karena
memiliki permukaan adaxial dan abaxial yang secara morfologi sama. Epidermis
pada daun monokotil dan dikotil terdiri dari satu sel dengan penebalan zat kutin
kecuali pada Ficus sp. terdiri atas dua sel. Jaringan mesofil pada daun monokotil
tidak mengalami diferensiasi dan bentuknya seragam sedangkan daun dikotil
mesofilnya mengalami diferensiasi menjadi palisade (jaringan tiang) dan spons
(jaringan bunga karang). Letak berkas pengangkut pada monokotil terletak
tersebar dan tidak beraturan serta tidak adanya. Sedangkan pada dikotil susunan
berkas pembuluhnya terletak rapi. Stomata pada monokotil berderet diantara urat
daun sedangkan dikotil terletak melapisi permukaan atas dan bawah daun.

Daftar Pustaka
Campbell, dkk. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta. Erlangga

Eti, Suryani. 2011. Anatomi Daun.. (online)


http://suryanieti.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-antum-anatomi-
daun.html Diakses tanggal 26 Maret 2014
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi
Ketiga. Gadjah MadaUniversity Press.  Bandung

Kartasaputra,A.G.1998. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta : Bina


Aksara.
Randa, 2012. Jaringan Tumbuhan. (download). http://randa.net63.net/ratri-
pdf/rJaringan%20Tumbuhan.pdf Diakses pada tanggal 26 Maret 2014.
Ross, C. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Bandung Wikipedia
Sanjaya, Ade .2010. Jaringan Hewan dan Tumbuhan .(online)
http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/10/jaringan-hewan-dan-
tumbuhan.html Diakses tanggal 21 Maret 2014
Syarif. 2009. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Bandung : Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai