Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

AGAMA TENTANG IMAN

Disusun
O
L
E
H

Nama : Kiki Gustina Ningsih


Prodi : Kehutanan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan karunia-Nya
kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Makalah ini..

Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua kami masing-masing dan
terima kasih kepada dosen Pembibingi yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah ini, serta rekan-rekan seperjuangan yang telah
membantu, dan terimakasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak terkait yang telah memberikan
masukan dalam menyusun Makalah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “PENGERTIAN IMAN”, yang
kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh kami dengan
berbagai rintangan, baik suka maupun duka, baik itu yang datang dari diri kami masing-masing
maupun yang datang dari luar. Kendala kami dalam menulis karya tulis ilmiah ini adalah brayawaktu,
serta berbagai hal yang tidak dapat kami sebutkan.

Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya Makalah ini
dapat terselesaikan.

Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja khususnya bagi diri kami sendiri,
para pelajar dan semua yang membaca Makalah ini, dan mudah-mudahan dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam menulis Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurnanya Makalah kami
ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB1PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

Latar Belakang................................................................................................................ 1

Rumusan Masalah................................................................................................................. 1

Tujuan dan manfaat Penulisan.................................................................................................... 1

BABII PEMBAHASAN.................................................................................................................. 2

Pengertian......................................................................................................................... 2

Ruang Lingkup Iman......................................................................................................... 2

C. Rukun Iman...................................................................................................................... 2

BAB III PENUTUP................................................................................................................... 9

A. Kesimpulan..................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tak diragukan lagi bahwa siapapun ingin hidup bahagia. Masing-masing dalam hidup ini
mendambakan ketenangan kedamaian kerukunan dan kesejahteraan. Namun di manakah
sebenarnya dapat kita peroleh hal itu semua?

Sesungguhnya menurut ajaran Islam hanya iman yg disertai dgn amal shaleh yg dapat
menghantarkan kita baik sebagai individu maupun masyarakat ke arah itu.

“Barangsiapa yg mengerjakan amal shaleh baik laki-laki-laki-laki maupun perempuan dalam


keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dgn pahala yg lbh baik dari apa yg telah
mereka kerjakan.”

Dengan iman umat Islam generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil merubah keadaan
duni dari kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman masyarakat mereka menjadi
masyarakat adil dan makmur. Para umara’ melaksanakan perintah Allah para ulama beramar ma’ruf
dan nahi mungkar dan rakyat saling tolong-menolong atas kebajikan dan kebaikan. Kalimatul Haq
mereka junjung tinggi tiada yg mengikat antar mereka selain tali persaudaraan iman.

Namun setelah redup cahaya iman di hati kita lenyaplah nilai-nilai kebaikan diantara kita.
Masyarakat kita pun menjadi masyarakat yang penuh dgn kebohongan kesombongan kekerasan
individualisme keserakahan kerusakan moral dan kemungkaran.Dengan memohon ma’unah Allah
makalah singkat ini mencoba menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan topik tersebut di
atas.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni:

1. Apa pengertian iman?


2. Bagaimana karakteristik iman?
3. Tingkatan iman.
4. Cabang-cabang dari iman.

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini yakni untuk memenuhi kewajiban sebagai pelajar, yakni
membuat tugas yang diberikan oleh dosen, akan pemenuhan dari kewajiban itupula tidak lepas ari
banyaknya manfaat yang bisa didapatkan. Yaitu kita dapat mengetahui apa pengertian dari iman,
karakteristik iman, dan segala sesuatu tentang iman.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Secara etimologis berarti ‘percaya’. Perkataan iman (‫ )إيمان‬diambil dari kata kerja ‘aamana’ (
‫ – )أمن‬yukminu’ (‫ )يؤمن‬yang berarti ‘percaya’ atau ‘membenarkan’.

Menurut hadits, iman merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan
satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu
keyakinan, maka orang – orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya
dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau
orang yang memiliki prinsip. Atau juga pandangan dan sikap hidup.

Menurut para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman:

a. Imam Ali bin Abi Talib: “Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan
hati dan perbuatan dengan anggota.”
b. Aisyah r.a.: “Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati
dan mengerjakan dengan anggota.”
c. Imam Al-Ghazali: “Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati
dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota).”

Berdasarkan hadits Ibnu Majjah Tabhrani:

ِ ‫ان َو َع َم ٌل بِااْل َرْ ك‬


‫َان‬ ِ ‫اَاْل ِ ْي َمانُ َع ْق ٌد بِ ْالقَ ْل‬.
ِ ‫ب َو اِ ْق َرا ٌر بِالِّ َس‬
Artinya: ”Iman adalah tambatan hati, ucapan lisan dan laku perbuatan.”

B. Ruang Lingkup Iman

Adapun batasan ruang lingkup iman adalah isi yang di cakup oleh kata kata iman tersebut.

ِ ‫اَاْل ِ ْي َمانُ = َع ْق ٌد بِ ْالقَ ْل‬


ِ ‫ َو َع َم ٌل بِااْل َرْ ك‬+ ‫ َو اِ ْق َرا ٌر بِالِّ َسا ِن‬+ ‫ب‬
‫َان‬

Artinya: Tambatan hati + Ucapan lisan (Pandangan hidup) + Laku perbuatan(Sikap hidup), Jadi bicara
soal Iman = bicara soal hidup yang mencakup:

 Pandangan hidup
 Sikap hidup

C. RUKUN IMAN
1. Iman kepada Allah SWT

Sudah kita ketahui, Allah SWT adalah Esa/Tunggal. Seperti dalam Q.S Al-Ikhlas: 1-4

Artinya:“Katakanlah: Dia-Lah Allah Yang Maha Esa. Hanya Allah-lah tempat bergantung. Dia
tidak beranak dan tidak pula diperanakan. Tidak ada satupun yang menyamai-Nya.”

Dalam surat tersebut telah jelas dijelaskan bahwa Allah-lah tempat bergantung, bergantung
diatas ialah ketika umat muslim menyembah dan meminta hanya kepada Allah. Seperti Q.S Al-
Fatihah: 5
Allah maha pengasih lagi Maha penyayang. Ia menyuruh manusia agar berbuat kebajikan,agar
kehidupannya bahagia di dunia dan akhirat. Untuk dapat berbuat kebajikan manusia perlu tuntunn
bimbingan dari allah swt. Allah maha adil lagi bijaksana,Allah menjanjikan kepada manusia yang
ikhlas menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya akan mendapat imbalan berupa Surga.
Begitu pula sebaliknya barang siapa berbuat dosa balasannya adalah neraka.

Di antara sifat-sifat Allah yang banya disebut dalam Al-Qur’an adalah “Rabb”: Maha
Memiliki, Mendidik, dan Memelihara. “Rahmaan” dan “Rahiim”: Maha Pemurah dan Maha
Penyayang,. “Ghafuur”: Maha Pengampun. “Malik”: Maha Menguasai, Maha Memiliki.

2. Iman kepada Malaikat-Malaikat Allah SWT

Yang Wajib diketahui oleh umat Islam ada 10.

1) Jibril. Tugasnya menyampaikan wahyu


2) Mikail. Tugasnya memberikan rizki
3) Israfil. Tugasnya meniup sangkakala
4) Izrail. Tugasnya mencabut nyawa
5) Munkar. Tugasnya menanyakan dalam kubur
6) Nakir. Tugasnya menanyakan dalam kubur
7) Raqib. Tugasnya mencatat amal kebaikan
8) Atid. Tugasnya mencatat amal keburukan
9) Malik. Tuganya penjaga pintu neraka
10) Ridwan. Tugasnya penjaga pintu surga

Beriman kepada Malaikat, didasarkan pada:

· Q.S Al-Baqarah: 177

Artinya “Bukanlah menghadapkan wajahmu kearah timur dan barat itu suatu kebaktian,
akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, hari kiamat, Malaikat-Malaikat,
Kitab-Kitab, Nabi-Nabi....................”.

· Q.S Al-Baqarah: 285

Artinya: “Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya
demikian pula orang-orang yang beriman, semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya,
Kitab-KitabNya, Rasul-RasulNya......................”.

Malaikat adalah makhluk halus yang tidak nampak dan mempunyai fungsi-fungsi yang
tertentu. Sebagai konsekuensi beriman kepada Allah, maka umat Islam harus beriman kepada
Malaikat. Malaikat, menurut Hadits yang diwayatkan oleh Aisyah R.A, diciptakan dari nur (cahaya),
sedangkan jin diciptakan dari nar (api).

Adapun Fungsi Malaikat adalah:

a) Sebagai utusan untuk menyampaikan wahyu Allah kepada Rasul-RasulNya.


b) Sebagai perantara untuk memperkuat Para Nabi dan kaum Muslimin.
c) Untuk mendatangkan azab pada umat yang dzalim serta mengingkari zat-zat Allah.
d) Menolong dengan memintakan ampun bagi mereka yang ada dibumi.
e) Membantu meningkatkan kehidupan rohaniah manusia didunia maupun diakhirat, dengan
selalu memberi ilham pada manusia untuk berbuat yang baik.
f) Untuk mencatat semua perbuatan-perbuatan manusia.
Sifat Malaikat :

1) Diciptakan dari nur (cahaya)


2) Taat dan berbakti kepada Allah
3) Dapat menjelma atau berubah bentuknya seperti manusia atau seperti makhluk lainnya.
4) Bersujud kepada allah.
5) Senantiasa mengucapkan tasbih atau mensucikan allah.
6) Tidak pernah merasa letih untuk menyembah allah.
7) Tidak sombong.
8) Memberi salam kepada ahli syurga.
9) Memohon ampunan untuk orang2 yang beriman.
10) Malaikat itu tidak berjenis laki-laki atau perempuan.
11) Tidak memiliki hawa nafsu,tidak membutuhkan makan dan minum,dan sarana-sarana fisik
lainnya.
12) Tidak mati sebelum datangnya hari kiamat.

Hikmah Beriman Kepada malaikat :

a) Iman kepada malaikat adalah salah satu rukun iman. Oleh sebab itu,kita harus mempercayai
adanya malaikat dengan penuh keyakinan. Beriman kepada malaikat dapat mendatangkah
hikmah,antara Lain:
b) Dapat mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada allah swt.
c) Diantara sekian banyak sifat malaikat adalah disiplin dan ikhlas melaksanakan perintah allah.
Sifat yang luhur ini sebaiknya kita jadikan contoh dalam rangka ibadah kita kepada Allah swt.
d) Malaikat ada yang bertugas mengawasi dan mencatat semua perbuatan manusia. Hal ini
merupakan Motivasi (pendorong) bagi kita untuk senantiasa berbuat kebaikan dan menjauhi
perbuatan jahat.
3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah

Iman kepada kitab Allah berarti tidak hanya percaya kepada Al-Quran, tetapi percaya kepada
kitab yang diturunkan dalam semua masa, serta yang diturunkan kepada tiap-tiap umat.

Menurut ajaran Al-Quran tiap-tiap umat, dimanapun ia berada dibumi, kepada umat itu
diturunkan wahyu. Kitab suci yang diturunkan Allah kepada rasul yang wajib kita imani adalah:

1) Kitab Taurat,Diturunkan kepada Nabi Musa AS pada kira-kira abad 12 SM di daerah Israil dan
Mesir.
2) Kitab Zabur,Diturunkan kepada Nabi Daud AS pada kira-kira abad 10 SM di daerah Israil.
3) Kitab injil, diturunkan kepada Nabi Isa AS pada permulaan abad pertama masehi.
4) Kitab Al-Qur’an,diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,abad ke-6 masehi di
Mekkah,Madinah dan sekitarnya (sekarang negara Arab Saudi).

Perbedaan Al-Quran dan kitab-kitab lainnya:

Kitab Taurat,Zabur dan Injil berisi tentang Aqidah (tauhid) dan hukum-hukum syari’at.
Sedangkan kitab Al-Qur’an berisi tentang aqidah,hukum-hukum syari’at dan muamalat. Al-Qur’an
adalah kitab suci yang paling lengkap,yang berisi pokok-pokok keyakinan (aqidah),aturan tata cara
peribadatan (syariah),tata cara dan hukum kemasyarakatan (muamalah).
Sebagaimana Q.S Al-Faathir: 24

Artinya: ”.......... dan tidak ada suatu umat melainkan telah ada dahulu diantara mereka orang yang
memberikan peringatan.”

Al-Quran membenarkan apa yang termasuk dalam kitab-kitab suci lain, tetapi juga menguji
kemurnian dari kitab-kitab suci itu. Karena itu Al-Quran memuat kisah-kisah Nabi untuk mengambil
pelajaran juga menunjukkan kejadian yang sebenarnya.

4. Iman kepada Rasul-Rasul Allah

Iman kepada Rasul artinya mempercayai dan meyakini bahwa Allah SWT telah mengutus
Rasul-RasulNya untuk menuntun dan membimbing umat manusia kejalan hidup yang benar dan
diridhai Allah SWT. Rasul adalah manusia biasa pilihan Allah SWT yang diberi wahyu untuk dirinya
dan umatnya.

Sebagai manusia, Rasul pun memiliki sifat-sifat yang dimiliki manusia lainnya. Misalnya
makan, minum, bekerja, berkeluarga, dan bermasyarakat. Allah SWT berfirman dalam Q.S An-Nahl:
43

Artinya: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali lelaki yang Kami beri wahyu kepada
mereka. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahuinya”

a. Nama-nama Rasul Allah SWT

Jumlah nabi dan rasul sangat banyak, tidak ada seorangpun yang mengetahui jumlahnya
dengan pasti. Hal itu karena sebagian dicantumkan kisahnya dalam Al-Quran dan sebagian lagi
tidak. Sabda Nabi SAW:

Artinya: “(Jumlah nabi dan rasul) adalah seratus dua puluh ribu orang dan para rasul
sebagian dari mereka berjumlah tiga ratus tiga belas orang.” (H.R Bukhari dan Muslim)

Tetapi jumlah nabi dan rasul yang wajib diketahui oleh umat Islam dan diterangkan dalam Al-Quran
ada 25orang, yaitu:

1) Adam AS.

bergelar Abu al-Basyar (Bapak semua manusia) atau manusia pertama yang Allah swt.
ciptakan, tanpa Bapak dan tanpa Ibu, terjadi atas perkenanNya “ Kun Fayakun” artinya “
Jadilah ! , maka terjelmalah Adam.”Usia nabi Adam mencapai 1000 tahun.

2) Idris AS.

adalah keturunan ke 6 dari nabi Adam. Beliau diangkat menjadi Rasul setelah berusia 82
tahun. Dilahirkan dan dibesarkan di sebuah daerah bernama Babilonia. Beliau berguru kepada
nabi Syits AS.

3) Nuh AS.

adalah keturunan yang ke 10 dari nabi Adam. Usianya mencapai 950 tahun. Umat beliau
yang membangkang ditenggelamkan oleh Allah swt. dalam banjir yang dahsyat. Sedangkan beliau
dan umatnya diselamatkan oleh Allah swt. karena naik bahtera yang sudah beliau persiapkan atas
petunjuk Allah swt.
4) Hud AS.

adalah seorang rasul yang diutus kepada bangsa ‘Ad yang menempati daerah Ahqaf,
terletak diantara Yaman dan Aman (Yordania) sampai Hadramaut dan Asy-Syajar, yang termasuk
wilayah Saudi Arabia.

5) Shaleh AS.

Beliau masih keturunan nabi Nuh AS. diutus untuk bangsa Tsamud, menempati daerah
Hadramaut, yaitu daratan yang terletak antara Yaman dan Syam (Syiria). Kaum Tsamud
sebenarnya masih keturunan kaum ‘Ad.

6) Ibrahim AS.

putra Azar si pembuat patung berhala. Dilahirkan di Babilonia, yaitu daerah yang terletak
antara sungai Eufrat dan Tigris. Sekarang termasuk wilayah Irak. Beliau berseteru dengan raja
Namrud, sehingga beliau dibakarnya dalam api yang sangat dahsyat, tetapi Nabi Ibrahim tidak
mempan dibakar, karena diselamatkan Allah swt. Beliau juga dikenal sebagai Abul Anbiya
(bapaknya para nabi), karena anak cucunya banyak yang menjadi nabi dan rasul. Syari’at beliau
banyak diamalkan oleh Nabi Muhammad saw. antara lain dalam ibadah haji dan Ibadah Qurban,
termasuk khitan.

7) Luth AS.

Beliau keponakan nabi Ibrahim, dan beliau banyak belajar agama dari nabi Ibrahim. Diutus
oleh Allah swt. kepada kaum Sodom, bagian dari wilayah Yordania. Kaum nabi Luth dihancurkan
oleh Allah swt. dengan diturunkan hujan batu bercampur api karena kedurhakaannya kepada
Allah swt, terutama karena perilaku mereka yang suka mensodomi kaum laki-laki.

8) Ismail AS.

adalah putra nabi Ibrahim AS. bersama ayahnya membangun (merenovasi) Ka’bah yang
menjadi kiblat umat Islam. Beliau adalah seorang anak yang dikurbankan oleh ayahnya Ibrahim,
sehingga menjadi dasar pensyari’atan ibadah Qurban bagi umat Islam.

9) Nabi Ishak AS.

putra Nabi Ibrahim dari isterinya, Sarah. Jadi nabi Ismail dengan nabi Ishak adalah saudara
sebapak, berlainan ibu.

10) Ya’qub AS.

adalah putra Ishaq AS. Beliaulah yang menurunkan 12 keturunan yang dikenal dalam Al
Quran dengan sebutan al Asbath, diantaranya adalah nabi Yusuf yang kelak akan menjadi raja
dan rasul Allah swt.

11) Yusuf AS.

putra nabi Ya’qub AS.Beliaulah nabi yang dikisahkan dalam al Quran sebagai seorang yang
mempunyai paras yang tampan, sehingga semua wanita bisa tergila-gila melihat
ketampanannya, termasuk Zulaiha isteri seorang pembesar Mesir (bacalah kisahnya dalam Q.S.
surah yusuf).
12) Ayyub AS.

adalah putra Ish . Ish adalah saudara kandung Nabi Ya’qub AS. berarti paman nabi Yusuf
AS. Jadi nabi Ayyub dan nabi Yusuf adalah saudara sepupu. Nabi Ayyub digambarkan dalam Al
Quran sebagai orang yang sangat sabar. Beliau diuji oleh Allah swt. dengan penyakit kulit yang
sangat dahsyat, tetapi tetap bersabar dalam beribadah kepada Allah swt. (bacalah kembali
kisahnya)

13) Dzulkifli AS.

putra nabi Ayyub AS. Nama aslinya adalah Basyar yang diutus sesudah Ayyub, dan Allah
memberi nama Dzulkifli karena ia senantiasa melakukan ketaatan dan memeliharanya secara
berkelanjutan

14) Syu’aib AS.

masih keturunan nabi Ibrahim. Beliau tinggal di daerah Madyan, suatu perkampungan di
daerah Mi’an yang terletak antara syam dan hijaz dekat danau luth. Mereka adalah keturunan
Madyan ibnu Ibrahim a.s.

15) Yunus AS.

adalah keturunan Ibrahim melalui Bunyamin, saudara kandung Yusuf putra nabi Ya’qub.
Beliau diutus ke wilayah Ninive, daerah Irak. Dalam sejarahnya beliau pernah ditelan ikan hiu
selama 3 hari tiga malam didalam perutnya, kemudian diselamatkan oleh Allah swt.

16) Musa AS.

adalah masih keturunan nabi Ya’qub. Beliau diutus kepada Bani Israil. Beliau diberi kitab
suci Taurat oleh Allah swt.

17) Harun AS.

adalah saudara nabi Musa AS. Yang sama-sama berdakwah di kalangan Bani Israil di Mesir.

18) Dawud AS.

adalah seorang panglima perang bani Israil yang diangkat menjadi nabi dan rasul oleh Allah
swt, diberikan kitab suci yaitu Zabur. Beliau punya kemampuan melunakkan besi, suka tirakat,
yaitu puasa dalam waktu yang lama. Caranya dengan berselang-seling, sehari puasa, sehari
tidak.

19) Sulaiman AS.

adalah putra Dawud. Beliau juga terkenal sebagai seorang raja yang kaya raya dan mampu
berkomunikasi dengan binatang (bisa bahasa binatang).

20) Ilyas AS.

adalah keturunan Nabi Harun AS. diutus kepada Bani Israil. Tepatnya di wilayah seputar
sungai Yordan.
21) Ilyasa AS.

berdakwah bersama nabi Ilyas kepada bani Israil. Meskipun umurnya tidak sama, Nabi Ilyas
sudah tua, sedangkan nabi Ilyasa masih muda. Tapi keduanya saling bahu membahu berdakwah
di kalangan Bani Israil.

22) Zakaria AS.

seorang nabi yang dikenal sebagai pengasuh dan pembimbing Siti Maryam di Baitul
Maqdis, wanita suci yang kelak melahirkan seorang nabi, yaitu Isa AS.

23) Yahya AS.

adalah putra Zakaria. Kelahirannya merupakan keajaiban, karena terlahir dari seorang ibu
dan ayah (nabi Zakaria) yang saat itu sudah tua renta, yang secara lahiriyah tidak mungkin lagi
bisa melahirkan seorang anak.

24) Isa AS.

adalah seorang nabi yang lahir dari seorang wanita suci, Siti Maryam. Ia lahir atas kehendak
Allah swt, tanpa seorang bapak. Beliau diutus oleh Allah swt. kepada umat Bani Israil dengan
membawa kitab Injil. Beliaulah yang dianggap sebagai Yesus Kristus oleh umat Kristen.

25) Muhammad SAW.

putra Abdullah, lahir dalam keadaan Yatim di tengah-tengah masyarakat Arab jahiliyah.
Beliau adalah nabi terakhir yang diberi wahyu Al Quran yang merupakan kitab suci terakhir pula.

5. Iman kepada Hari Kiamat

Iman kepada hari kiamat berarti mempercayai dan meyakini adanya hari dimana seluruh
amal dan perbuatan manusia dipertanggungjawabkan.

Hari Kiamat Menurut Tinjauan Ilmu Pengetahuan

Pemikiran tentang terjadinya kiamat menurut sains (ilmu pengetahuan) dibahas dalam
beberapa teori seperti berikut:

a. Sir James Jeinz

Astronom ini berpendapat dalam buku Bintang-bintang dalam Perjalanannya bahwa


bulan itu akan mendekati bumi sedikit demi sedikit, hingga kedekatan itu mengancam
keselamatan bumi. Pada saat itu hari pembalasan akan segera tampak dan bulan akan
terbelah.

b. Prof. Achmad Baiquni Msc. Ph. D

Dalam buku Al-Qur’an; Ilmu Pengetahuan dan Teknologi beliau mengemukakan


bahwa ada beberapa skenario tentang terjadinya kiamat menurut sains, yaitu:

1) Pertama
a) Menggambarkan habisnya bahan bakar termonuklir, yaitu hidrogen di dalam matahari.
b) Menjadikan reaksi nuklir makin berkurang, matahari akan menjadi dingin, dan bumi
akan membeku.
c) Bila begitu tidak ada tanaman yang mampu tumbuh dan kehidupan di bumi akan
berakhir. Waktu yang diperlukan matahari untuk menghabiskan bahan bakarnya sekitar
lima milyar tahun.
2) Kedua
a) Menggambarkan habisnya hidrogen di bumi.
b) Semua makhluk hidup akan mati membeku seperti skenario pertama.
3) Ketiga
a) Menggambarkan mengembangnya matahari
b) Matahari adalah salah satu bintang dalam galaksi kita yang letaknya paling dekat
dengan bumi, yang pada dasarnya merupakan satelit matahari..
c) Evolusi matahari akan mengikuti kehidupan bintang-bintang lainnya, yaitu bila ia telah
padam ia akan menyusut terus menjadi kecil sampai pada suatu saat ketika energi
gravitasi berubah menjadi panas dan mengubahnya menjadi bintang raksasa merah.
d) Pada kondisi itu sistem tata surya sebagian (termasuk bumi kita) akan tertelan oleh
apinya.
e) Semua makhluk hidup akan mati tebakar.

Fungsi Iman Kepada Hari Akhir

1) Memperkuat keyakinan bahwa Allah Mahakuasa dan Mahaadil.


2) Kuasa menghancurkan alam semesta dengan segala isinya (terjadinya kiamat kubra).
3) Kuasa mengadili makhluk dengan seadil-adilnya, berdasarkan perbuatan manusia di dunia,
pada Yaumul Hisab.
4) Mendorong untuk berdisiplin menjalankan ibadah, seperti shalat lima waktu.
5) Memberi dorongan untuk membiasaka diri dengan sikap dan perilaku terpuji (akhlakul
arimah) dan menjauhkan dari sikap tercela (akhlakul mazmumah).
6) Memberi dorongan untuk bersikap optimis dalam hidup.

Tanda-tanda Hari Kiamat

Diantara tanda-tanda tibanya hari kiamat ialah apabila para pemegang pemerintahan adalah
orang-orang dari golongan rendah, baik ditinjau dari segi akhlaknya, tingkat keimanannya
(agamanya), maupun pendidikannya, sehingga mereka berbuat zalim, menganiaya, dan
memperlakukan orang lain seperti memperlakukan budak. Juga apabila pengembala kambing sudah
berlomba-lomba membangun gedung-gedung tinggi dan hidup di dalamnya dengan cara yang sangat
mewah.

Ada 2 macam kiamat yang kita kenal dan kita alami,yaitu :

a) Kiamat sugra (Kiamat Kecil)

Merupakan kehancuran,kematian atau berakhirnya kehidupan setiap makhluk yang


bernyawa. Firman allah:

“semua yang ada di bumi itu akan binasa,tetapi jawab tuhanmu yang memiliki kebesaran
dan kemuliaan tetap kekal” (QS. Ar-Rahma (55):26-27)

b) Kiamat Qubro (Kiamat Besar)4

Merupakan peristiwa besar atau hancur binasanya alam semesta beserta isinya (makhluk)
sebagai awal di mulainya kehidupan akhirat. Kiamat pasti terjadi tetapi tak seorangpun yang tahu
kapan kiamat akan terjadi. Termasuk para nabi dan rasulnya.
Allah berfirman dalam surat al-A’raf 07:187 :

”Mereka menanyakan kepadamu (muhammad) tentang kiamat,”kapan terjadi?” katakanlah


“sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu ada pada tuhanku; tidak ada (seorangpun) yang
dapat menjelaskan waktu terjadinya selain dia. (kiamat) itu sangat berat (huru-hara nya bagi
makhluk)yang di langit dan di bumi,tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba” mereka
bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (muhammad) “sesungguhnya
pengetahuan tentang (hari kiamat) ada pada allah,tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Ada beberapa hal yang memiliki kaitan dengan peristiwa haris akhir kiamat,yaitu:

1) Yaumul Ba’ats, yaitu hari kebangkitan semua makhluk yang setelah mengalami kematian.
2) Yaumul Mahsyar, yaitu dimana semua makhluk akan berkumpul pada suatu tempat yang
luas (terutama manusia).
3) Yaumul Hisab, yaitu hari perhitungan atas segala amal manusia selama hidup di dunia.
4) Mizan, yaitu timbangan amal.
5) Surga dan neraka

Surga adalah tempat yang menyenangkan yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwan dan
beramal sholeh.

Neraka adalah tempat pembalasan paling berat bagi orang-orang yang ingkar,durhaka dan suka
melanggar aturan-aturan allah swt.

6. Iman kepada Qada dan Qadar

Menurut bahasa Qadha memiiki beberapa pengertian yaitu: Hukum, ketetapan, pemerintah,
kehendak, pemberitahuan,penciptaaan. Menurut Islam yang dimaksud dengan Qadha adalah
ketetapan allah sejak jaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenaan
dengan makhluk.

Sedangkan menurut bahasa Qadhar adalah: Kepastian,peraturan,ukuran. Menurut Islam


Qadar perwujudan atau atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan
bentuk sesuai dengan iradah-Nya.

Iman kepada Qada dan Qadar berarti mempercayai dan meyakini akan ketentuan-ketentuan
atau takdir yang telah Allah berikan kepada masing-masing umat Islam.

Dalam Firman Allah QS.Al-Ahzab 33:38: ”Tidak ada keberatan apapun pada nabi tentang apa
yang telah di tetapkan Allah baginya (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah allah
pada nabi-nabi yang telah terdahulu. Dan ketetapan allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku.”

Jelaslah hubungan antara Qadha dan Qadar dimana mengacu pada hukum,undang-
undang,peraturan dan ketetapan Allah yang berlaku atas semua makhluk-Nya. Sedangkan Qadar
mengacu pada pelaksanaan dari rencana allah atas hukum,undang-undang dan ketetapannya.

a. Kewajiban beriman kepada dan qadar

Dalamsuatu hadist diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh
seorang laki-laki yang berpakaian serba putih , rambutnya sangat hitam. Lelaki itu bertanya
tentang Islam, Iman dan Ihsan. Tentang keimanan Rasulullah menjawab yang artinya:
Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaekat-malaekat-Nya, kitab-kitab-Nya,rasul-
rasulnya, hari akhir dan beriman pula kepada qadar(takdir) yang baik ataupun yang buruk.
Lelaki tersebut berkata” Tuan benar”. (H.R. Muslim)

Seorang laki-laki tersebut adalah Malaekat Jibril yang sengaja datang pada saat itu untuk
memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad SAW. Jawaban Rasulullah yang selalu
dibenarkan oleh Malaekat Jibril itu berisi tentang rukun iman. Salah satunya dari rukun iman
tersebut adalah iman kepada qadha dan qadar. Dengan demikian , bahwa mempercayai qadha dan
qadar adalah merupakan pengakuan hati kita. Kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala
sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan
adalah atas kehendak Allah.

b. Hikmah beriman kepada Qadha dan Qadar

Dengan beriman kepada qadha dan qadar, banyak hikmah yang amat berharga bagi kita
dalam menjalani kehidupan dunia dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Hikmah
tersebut antara lain:

1) Melatih diri untuk banyak bersyukur dan bersabar

Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia
akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri.
Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian

Firman Allah:

Artinya:”dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah( datangnya), dan bila
ditimpa oleh kemudratan, maka hanya kepada-Nya lah kamu meminta pertolongan. ”( QS. An-
Nahl ayat 53).

2) Menjauhkan diri dari sifat sombong dan putus asa

Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia
menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia pun merasa
dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa ,
karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah.

Firman Allah SWT:

Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. (QS.Yusuf ayat 87)

Sabda Rasulullah: yang artinya” Tidak akan masuk sorga orang yang didalam hatinya ada
sebiji sawi dari sifat kesombongan.”( HR. Muslim)

3) Memupuk sifat optimis dan giat bekerja

Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu
menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi
harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa
optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu.
Firaman Allah:

Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan. (QS Al- Qashas ayat 77)

4) Menenangkan jiwa

yang beriman kepada qadha dan qadar senangtiasa mengalami ketenangan jiwa dalam
hidupnya, sebab ia selalu merasa senang dengan apa yang ditentukan Allah kepadanya. Jika
beruntung atau berhasil, ia bersyukur. Jika terkena musibah atau gagal, ia bersabar dan berusaha
lagi.

Takdir ada 2 macam,yaitu:

a) Takdir Mubran adalah Qadha dan Qadar allah yang tidak dapat di elakkan dan pasti terjadi,dan
manusia tidak dapat menghindarinya,seperti contoh: Jenis kelamin laki-laki/perempuan,hari
kiamat,datangnya ajal seseorang,dll
b) Takdir Muallaq adalah Qadha dan Qadar allah yang di gantungkan pada ikhtiar seseorang atau
usaha-usahanya,menurut kemampuan yang ada pada manusia. Seperti orang ingin pandai harus
belajar,orang ingin kaya harus giat bekerja,dll

Bagi orang yang beriman segala kejadian yang menimpa selain disebabkan karena
perbuatannya sendiri juga terjadi karena kehendak allah swt. Menurut Syeh Muhammad saleh Al
Usaimin,mengemukakan bahwa takdir itu mempunyai 4 tingkatan,yaitu :

1. Al ilmu (pengetahuan)

Seorang harus meyakini bahwa Allah swt mengetahui segala sesuatu baik secara global
maupun terperinci.

2. Al Kitabah (Catatan)

Allah swt mencatat semua itu di dalam sebagai ketetapan disisinya.

3. Al Masyiah (Kehendak)

Kehendak allah itu bersifat umum,tidak ada sesuatu dilangit maupun dibumi melainkan
terjadi dengan iradah atau kehendak allah swt.

4. Al khalku (Ciptaan)

Tidak sesuatupun dilangit dan dibumi melainkan allah sebagai pencipta, memiliki,
pengatur, dan penguasaannya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan ini, maka dapat disimpulkan Pengertian iman secara bahasa menurut Syaikh
Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin adalah pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk.
Kata beliau makna ini cocok dengan makna iman dalam istilah syari’at. Dan beliau mengkritik orang
yang memaknai iman secara bahasa hanya sekedar pembenaran hati (tashdiq) saja tanpa ada nsure
menerima dan tunduk. Kata ’iman’ adalah fi’il lazim (kata kerja yang tidak butuh objek), sedangkan
tashdiq adalah fi’il muta’addi (butuh objek) (Lihat Syarh Arba’in, hal. 34)

Perkataan iman yang berarti ‘membenarkan’ itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya
dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: “Dia (Muhammad) itu membenarkan
(mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman.” Iman itu
ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.

Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan
merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama
dalam satu keyakinan, maka orang – orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap
ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang
jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.

Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh
Imam Ali bin Abi Talib: “Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan
perbuatan dengan anggota.” Aisyah r.a. berkata: “Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan
membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota.” Imam al-Ghazali menguraikan makna
iman: “Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan
mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota).”

Berbicara tentang iman, tentu berbicara tentang keyakinan. Maka secara mutlak orientasi
pembahasan dititik beratkan pada jiwa seseorang atau lazimnya di sebut “qalbu”. Hati merupakan
pusat dari satu keyakinan, kita semua sepakat bahwa dalam diri manusia terdapat dua unsur pokok
kejadian, terbentuknya jazad dan rohani, apabila keduanya pincang atau salah satu di antaranya
kurang, maka secara mutlak tidak mungkin terbentuk makhluk yang bernama manusia.

B. Saran

Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari, oleha karena itu
penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT agar
hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita terhadap
malaikat, kitab, rasul, hari akhir dan takdir senantiasa harus ditingkat demi meningkatkan amal
ibadah kita.
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuni, Dwi. 2010. Pendidikan Agama Islam. Surakarta: CV. Mediatama

Majid, Al-Zandaniy, Abdul, dkk. 1991. Al Iman. Jakarta: Pustaka Al Kautsar

Umary, Barmawie, Drs. 1991. Materi Akhlak. Solo: Ramdhani

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 1993. Ensiklopedia Islam. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve

Fachrudian, HS, H. 1992. Ensiklopedia Al Qur’an. Jakarta: Rineka Cipta

Bahreisy, Salim. 1985. Riadlus Shalihin (terjemahan). Bandung.

Sabiq, Sayid. 1980. Aqidah Islam. Bandung: Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai