Anda di halaman 1dari 4

Asesmen Kemampuan Oral Dan Tulisan Anak Tunarungu

Nera Lestari 1, Miftah Hutda 2


Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang, Indonesia
1
neralestari12@gmail.com
2
miftahhutda08@gmail.com

ABSTRACT
INFO ARTIKEL

Sejarah Artikel: The developmentof oral language and writing is a unity in communication.
Dibuat 14 Mei 2019 Oral ability must first be developed before the development of other aspects and before
Dikumpulkan 15 Mei 2019 development of writing language which is one of the media to convey messages in
written form. Therefore in the development of abilities must be considered the
development of oral langguage and writing.
Keywords: hearing impairments, orals langguage skills, written langguage skills

ABSTRAK

Pengembangan kemampuan bahasa oral dan tulisan merupakan satu kesatuan


dalam berkomunikasi, kemampuan oral terlebih dahulu harus di kembangkan sebelum
pengembangan aspek lainnya serta pengembangan bahasa tulisan yang merupakan salah
satu media untuk menyampaikan pesan dalam bentuk tertulis. Oleh karena itu dalam
perkembangan kemampuan harus diperhatikan perkembangan bahasa oral dan tulisan.
Kata Kunci : Hambatan Pendengaran, Kemampuan Bahasa Oral, Kemampuan Bahasa Tulisan.

Gusua Reza, Hafiza Azzahra 1


ucapnya untuk peningkatan kualitas bicara, pemilihan kata
PENDAHULUAN kelompok kata yang tepat.
Di bidang keterampilan, agar anak terampil mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa indonesia, mengucapkan kata dan kalimat
Anak tunarungu adalah anak yang mengalami
bahasa indonesia, mengevaluasi bicaranya sendiri berdasarkan
ganggua pada organ pendengarannya sehingga mengakibatkan pengamatan visual audiktif dan kinestetik, mengendalikan alat
ketidakmampuan mendengar, mulai dari tingkatan yang ucapnya demi perbaikan dan peningkatan mutu bicaranya,
ringan sampai yang berat sekali yang diklasifikasikan kedalam menggunakan kata-kata kelompok kata dan kalimat sesuai
tuli dan kurang dengar. Hallahan dan Kauffman (1991:266) dengan gagasan dan tata bahasa yang baik dan benar.
dan Hardman, et al (1990:270) mengemukakan bahwa orang Di bidang sikap, agar anak memiliki senang menggunakan
tuli adalah orang yang mengalami ketidakmampuan cara bicara dalam mengadakan komunikasi dengan orang lain,
senang mengadakan evaluasi dan memperbaiki kesalahan-
mendengar, sehingga mengalami hambatan dalam memproses
kesalahan serta berusaha meningkatkan kemampuannya.
informasi bahasa melalui pendengarannya dengan atau tanpa Tujuan akhir bina bahasa oral bagi anak tunarungu agar ia
menggunakan alat bantu dengar. Sedangkan orang yang memiliki pengetahuan keterampilan dan sikap dasar untuk
kurang dengar adalah seseorang yang biasanya menggunakan berkomunikasi di masyarakat, bekerja dan berintegrasi dalam
alat bantu dengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan kehidupan masyarakat serta berkembang sesuai dengan asas
untuk pendidikan seumur hidup.
Dalam pengembangan bicara anak tunarungu, ada
beberapa metode yang didasarkan pada beberapa hal, yaitu
Berdasarkan cara menyajikan materi, metode yang digunakan
1. Metode global berdiferensiasi
keberhasilan memproses informasi bahasa, artinya apabila Metode ini disamping didasarkan pada cara
orang yang kurang dengar tersebut menggunakan alat bantu menyajikan materi juga didasarkan pada perimbangan
dengar, ia masih dapat menangkap pembicaraan melalui kebahasaan. Bahasa pertama nampak dalam ujaran totalitas.
pendengarannya. 2. Metode analisis sintetis
Metode ini merupakan kebalikan dari metode global
Dampak langsung dari ketunarunguan adalah
diferensiasi. Penyajian materi dimulai dari satuan bahasa
terhambatnya komunikasi oral, sehingga kesulitan terkecil menuju kata dan kalimat.
berkomunikasi dengan lingkungan orang yang mendengar Berdasarkan modalitas yang dimiliki anak tunarungu, metode
yang lazim menggunakan bahasa verbal sebagai alat yang dapat digunakan
komunikasi. Hambatan dalam berkomunikasi tersebut, 1. Metode multisensoris
berakibat juga pada hambatan dalam proses pendidikan dan Yaitu menggunakan seluruh sensori untu
pembelajaran anak tunarungu. Namun demikian anak memperoleh kesan bicara.
2. Metode suara
tunarungu memiliki potensi untuk belajar bahasa lisan dan
Yaitu metode pengajaran bicara lebih mengutamakan
tulisan, sehingga dapat meminimalisi dampak dari sisa pendengaran dengan menggunakan sistem amplifikasi
ketunarunguan. pendengaran.
Berdasarkan fonetika, metode yang dapat digunakan adalah
PEMBAHASAN 1. Metode yang bertitik tolak pada fonetik
A. Kemampuan Bahasa Oral Anak Tunarungu Yaitu didasarkan pada mudah sukarnya bunyi-bunyi
Bahasa oral adalah komunikasi yang dilakukan menurut ilmu fonetik dan dianggap sama bagi semua anak.
antara dua orang atau lebih secara oral atau lisan antara 2. Metode tangkap dan peran ganda
sumber pesan dan penerima pesan. Agar pesan atau informasi Metode yang menuntut kepekaan guru menangkap
dapat dipahami oleh penerima pesan, sember pesan fonem yang diucapkan anak secara spontan, yang merupaka
memerlukan kemampuan dan keterampilan titik tolak untuk dikembangkan kedalam kata, kelompok dan
mengkomunikasikan pesan yang disampaikan. kalimat.
Pengembangan kemampuan bahasa oral adalah Untuk keefektifan pelaksanaan pelatihan bahasa oral
serangkaian upaya agar anak memiliki pengetahuan, anak tunarungu dibutuhkan berbagai sarana dan prasarana,
keterampilan dan sikap untuk mengekspresikan pikiran, antara lain
gagasan dan perasaannya dengan cara berbicara. Nugroho a. Alat-alat stimulasi visual, cermin, gambar-
(2004) mengemukakan layanan bina bicara memiliki tiga gambar, kartu identitas, pias kata
tujuan, yaitu b. Alat-alat stimulasi uditoris, speech trainer, alat
Di bidang pengetahuan, agar anak memiliki pengetahuan bantu dengar.
mengucapkan seluruh bunyi bahasa indonesia, cara c. Alat-alat untuk stimulasi vibrasi, vibrator dan
mengucapkan kata kelompok kata dan kalimat bahasa sikat getar
indonesia, mengevaluasi bicaranya sendiri, berdasarkan d. Alat-alat latihan pernapasan: lilin, kapas, minyak
pengamatan visual audiktif dan kinestetik, mengendalikan alat kayu putih, gelembung air sabun, peluit,
terompet, harmonika, saluran kayu dengan bola diucapkan
pingpong.
baik
e. Alat-alat untuk pelemasan organ bicara: permen
bertangkai dan madu. 1.3 mengucapkan
keinginan
B. Kemampuan Menulis Anak Tunarungu
Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola- dengan
pola bahasa dalam penyampaiannya secara tertulis untuk kalimat
menguangkapkan suatu gagasan atau pesan. Menulis juga
dapat artikan sebagai sebuah kemahiran, kemampuan dan sederhana
kepiawaian seseorang dalam penyampaian sebuah gagasan 1.4 Bicara jelas
kedalam bentuk wacana agar dapat diterima oleh pembaca 1.5 Tidak ada
secara intelektual maupun sosial. Jadi kemampuan menulis kesulitan
adalah kesanggupan atau keterampilan yang dimiliki
seseorang untuk mengungkapkan maksud atau pesan tertentu dalam
yang diinginkannya dan diwujudkan dalam sebuah tulisan. pengucapan
Dalam menulis anak tunarungu juga kesulitan hal ini 1.6 Teman-
merupakan dampak dari pemerolehan bahasa reseptif anak
tunarungu yang tidak sempurna atau sepotong-potong karena teman dapat
tidak semua informasi yang dilihatnya dapat dimengerti dan berbicara
dipahami dengan baik, juga kurangnya penguasaan kosa kata
pada anak tunarungu menyebabkan kesulitan dalam denganya
menuangkan ide yang ada dalaa pikirannya sehingga hal ini . 1.7kurang senang
berdampak dalam menyusun kata pada sebuah kalimat. apabila
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengatasi permasalahan menulis pada anak tunarungu adalah orang
metode demonstrasi. Metode demonstari merupakan metode tidak
penyajian pengajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi mengerti
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan bahasanya
(Sanjaya, 2010:152). Metode demontrasi memilki kelebihan 1.8 bicara anak
yaitu:
1. Melalui demonstrasi terjadinya verbalissme akan dimengerti
dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung oleh orang
memperhatikan bahan pengajaran yang dijelaskan
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa baru
tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa dikenal
yang terjadi 1.9 bicara anak
3. Dengan mengamati secara langsung siswa memiliki
kesempatan untuk membandingkan antaraa teori dan tidak
kenyataan. gugup
TABEL 1. Instrumen asesmen kemampuan bahasa oral anak tunarungu

Instrumen Asesmen Kemampuan Bahasa Oral KESIMPULAN


Nama : Pengembangan kemampuan bahasa oral dan tulisan
Tempat tanggal lahir : merupakan satu kesatuan dalam berkomunikasi, kemampuan
oral terlebih dahulu harus di kembangkan sebelum
Kelas :
pengembangan aspek lainnya sebelum pengembangan bahasa
Sekolah : tulisan yang merupakan salah satu media untuk
N Indikator Aspek Penilaian Ket menyampaikan pesan dalam bentuk tertulis. Oleh karena itu
Bisa Tidak dalam perkembangan kemampuan harus diperhatikan
o
perkembangan bahasa oral dan tulisan. Bahasa oral adalah
Bisa
komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih secara
1 Bahasa 1.1 memakai
oral atau lisan antara sumber pesan dan penerima pesan.
. oral bahasa lisa Sedangkan kemampuan menulis adalah kesanggupan atau
1.2 susunan keterampilan yang dimiliki seseorang untuk mengungkapkan
kalimat maksud atau pesan tertentu yang diinginkannya dan
diwujudkan dalam sebuah tulisan. Keduanya harus
ditingkatkan agar seorang anak tunarungu dapat
berkomunikasi dengan baik serta anak tunarungu dapat
menyalurkan gagasan dan ide yang dimilikinya dengan baik.
Anak tunarungu yang bermasalah dalam hal membuat tulisan,
salah satu cara yang dapat mengatasinya yaitu dengan metode
demonstrasi dimana metode demonstrasi adalah metode
penyajian pengajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan

REFERENSI
1. Hallahan, D. P. & Kauffman, J. M. (1990).
Exceptionality Children Introduction To Special
Education. New Jersey: Prentice Hall Internasional,
Inc.
2. Hardman, M. L. (1990). Human Exceptionality.
Massachusetts: A Divison Of Simon & Schuter Inc.
3. Hernawati, T. (2007). Pengembangan Kemampuan
Berbahasa dan Berbicara Anak Tunarungu.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
4. Nugroho, B. (2004). Bina Wicara Anak Tunarungu
Fonetik Khusus Makalah pada Pelatihan Dosen
Pendidikan Luar Biasa, Tidak diterbitkan, Jakarta.
5. Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana
6. Hamidah, I. (2013). Penerapan Metode Demonstrasi
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat
Sederhana Pada Siswa Tunarungu. Jurnal Anakku
Volume 12: Nomor 2 Tahun 2013.

Anda mungkin juga menyukai