Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Arif Rahmawan

NIM : 041476484

TUGAS 1 AKUNTANSI PERPAJAKAN

1. Pada prinsipnya wajib pajak di indonesia yang melakukan kegiatan usaha harus
menyelenggarakan pembukuan ataupun pencatatan. Maka :
a. Jelaskan pengertian pembukuan dan apa syarat dalam pembukuan !
Jawab :
Pembukan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk
periode Tahun Pajak tersebut.
Syarat dalam penyelenggaraan pembukuan :
- Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau
kegiatan usaha yang sebenarnya.
- Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata
uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan
oleh Menteri Keuangan.
- Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.
- Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat
diselenggarakan oleh WP setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
- Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku harus mendapat persetujuan
dari Direktur Jenderal Pajak.
- Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan yang dikerjakan secara teratur keadaan kas dan bak,
daftar utang-piutang, daftar persediaan barang dan membuat neraca dan perhitungan laba
rugi pada setiap akhir tahun pajak.
- Dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan pencatatan serta dokumen lain yang
berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas WP wajib disimpan selam 10
(sepuluh) tahun.

b. Siapakah wajib pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan tetapi
wajib menyelenggarakan pencatatan ?
Jawab :
Kewajiban pembukuan dikecualikan bagi wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas yang sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan
diperbolehkan menghitung penghasilan neto dengan menggunakan norma penghitungan
penghasilan neto (NPPN). Hal ini sesuai dengan Pasal 28 ayat (2) UU KUP.
Wajib pajak yang dimaksud antara lain wajib pajak orang pribadi yang menjalankan usaha
atau melakukan pekerjaan bebas dengan jumlah bruto dalam setahun kurang dari Rp. 4,8
miliar. Sebagai penggantinya, wajib pajak dengan kriteria di atas tetap wajib melakukan
pencatatan. Kewajiban pencatatan ini juga berlaku bagi wajib pajak yang tidak melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Pengecualian tersebut dilakukan berdasarkan prinsip kesederhanaan, terutama bagi
pengusaha skala kecil dan menengah. Sebab, dari sebagian dari mereka umumnya tidak
mengetahui adanya kewajiban menyelenggarakan pembukuan, tidak memahami bagaimana
menyelenggarakan pembukuan, atau tidak mempunyai karyawan yang berkompetensi dalam
membuat pembukuan. Untuk itu, mereka hanya diwajibkan untuk melakukan pencatatan yang
lebih sederhana dibanding pembukuan.

2. PT Jaya Motor pada bulan Juni 2019 melakukan impor suku cadang motor dari Jepang dengan
harga $200.000. Asuransi sebesar 2% dan biaya angkut pengapalan barang dari Australia ke
dalam daerah pabean (Indonesia) adalah 5% dari harga. Tarif bea masuk sebesar 25% CIF. Kurs
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat itu adalah $1 = Rp. 13.500.
Instruksi !
a. Hitunglah PPh Pasal 22 Impor atas pembelian diatas jika perusahaan mempunyai API dan
tidak mempunyai API !
Jawab :

Cost = $200.000 x Rp. 13.500 = Rp. 2.700.000.000

Asuransi = 2% x Rp. 2.700.000.000 = Rp. 54.000.000

Biaya angkut = 5% x Rp. 2.700.000.000 = Rp. 135.000.000

Bea masuk = 25% x Rp. 2.889.000.000 = Rp. 722.250.000 +

Nilai Impor = Rp. 3.611.250.000

- Jika mempunyai API


PPh Pasal 22 Impor = 2,5% x Rp. 3.611.250.000 = Rp. 90.281.250

- Jika tidak mempunyai API


PPh Pasal 22 Impor = 7,5% x Rp. 3.611.250.000 = Rp. 270.843.750 PPN

masukan = 10% x Rp. 3.611.250.000 = Rp. 361.125.000

b. Buatlah jurnal pencatatan PT Jaya Motor atas pembelian diatas jika perusahaan mempunyai
API dan tidak mempunyai API !
Jawab :
- Jika mempunyai API
Pembelian Rp. 3.611.250.000
Kas Rp. 3.611.250.000
PPh Pasal 22 Rp. 90.281.250
dibayar dimuka
PPN masukan Rp. 361.125.000
Kas Rp. 451.406.250

- Jika tidak mempunyai API


Pembelian Rp. 3.611.250.000
Kas Rp. 3.611.250.000
PPh Pasal 22 Rp. 270.843.750
dibayar dimuka
PPN masukan Rp. 361.125.000
Kas Rp. 631.968.750

Anda mungkin juga menyukai