Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

I’JAZ BALAGHI LIL QUR’AN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Ilmu I’jaz Al-Qur’an
Dosen Pengampu : Hafidz Nur Muhammad, S.Ud.,M.Ag.

Disusun Oleh :
Khoirul Amal Zein : 18.02.031
Muhamad Jamaludin : 18.02.038

SEKOLAH TINGGI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


(STIQ) AL-MULTAZAM KUNINGAN
TAHUN 2021

1|P age
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala atas
karunia, rahmat, dan nikmat-Nyalah makalah yang berjudul I‟jaz Balaghi Lil Qur‟an
dapat diselesaikan.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Ilmu I’jaz Al-Qur’an (Semester VI). Dalam penyelesaian makalah ini, penyusun
mendapat banyak dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril
maupun materil.

Semoga Allah SWT, memberikan imbalan yang berlipat ganda. Penyusun


menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dalam
hal isi maupun dalam sistematika penulisannya. Hal ini semata-mata karena
keterbatasan dan kemampuan penyusun itu sendiri, dikarenakan penyusun masih
dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu sangatlah penyusun harapkan kritik dan saran dari semua
pihak khususnya dari para pembaca.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi


penyusun sendiri dan umumnya bagi para pembaca. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kuningan, 18 Februari 2021

Penyusun

2|P age
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 2


BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 5
BAB II ........................................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 5
1.Pengertian ............................................................................................................................................ 5
2. Pandangan Ulama tentang I’jaz Balghy .............................................................................................. 6
3. Aspek Bahasa Dalam Kemukjizatan Al Qur’an .................................................................................. 8
4. Contoh ke-balaghan Al-Qur’an ....................................................................................................... 10
BAB III .................................................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .................................................................................................................................. 11
A. Saran ............................................................................................................................................ 11

3|P age
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al Qur’an kitab yang memiliki kemukjizatan yang sangat luar biasa, dan
kemukjizatan inilah yang membedakan antara ia dengan karya tulis lainnya buatan
manusia. Keinginan untuk mengungkapkan kemukjizatan Al Qur’an tidak akan
mampu terwujudkan, hal ini karena disebabkan keterbatasan dan kesulitan untuk
mengetahui kemukjizatan itu sendiri. Mayoritaas masyarakat Arab saat itu ditantang
untuk 1mendatangkan satu ayat atau satu surah, namun mereka tidak mampu untuk
mendatangkannya, seandainya yang demikian di bawah kemampuannya, maka
niscaya mereka tidak akan lari dari tantangan itu. Kemukjizatan Al Qur’an bisa di
dukung oleh beberapa alasan, diantaranya yang pertama, adanya kabar berita
mengenai hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang, kedua, Al Qur’an
membicarakan sejarah masa lalu, padahal Rasulullah adalah seorang ummiy, bukan
ahli membaca dan menulis, bukan pula seorang yang bergaul dengan rahib sehingga
tidak mungkin mendapatkan informasi sejarah, dan yang terakhir yang merupakan
objek kajian tulisan ini adalah berkenaan dengan keajaiban Balaghah, keunikan gaya
bahasa, dan daya pengaruh yang dalam. Selanjutnya penulis akan coba sedikit kupas
tuntas seputar kemukjizatan Al-Quran dalam segi kebalaghannya Meliputi
Pengertian,Pandangan Ulama, Aspek Bahasa Dalam Kemukjizatan Al Qur‟an
Contoh ke-balaghan Al-Qur’an

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian I’Jaz Balaghi Lil Qur’an?
2. Bagaimana pandangan para ulama tentang I’Jaz Balaghi?
3. Apa saja bukti mukjizat Al-Quran dalam aspek kebahasaan nya?
4. Apa contoh kebalghahan dalam Al-quran?

1
1.Abdul Muthalib, Al Balghah Wa Al Uslubiyyah, Kairo: Syirkah Al Misriyyah,, 1994, cet. Ke-1, hal.
108.

4|P age
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian I’jaz Balaghi lil Quran
2. Untuk mengetahui pandangan para ulama tentang I’jaz Balaghi
3. Untuk mengetahui bukti mukjizat Al-Quran dalam aspek kebahasaan nya
4. Untuk mengetahui ciri kebalagahan dalam Al-Quran

BAB II

PEMBAHASAN

1.Pengertian
Secara harfiah, mu‟jizat mempunyai arti lemah, tidak mampu, tidak berdaya,
tidak sanggup dan tidak kuasa. Al-„ajzu adalah lawan kata dari al-qudroh, yang
berarti sanggup, mampu atau kuasa. 2
Dalam hal ini, istilah mu‟jiz atau mu‟jizat lazim diartikan dengan al-„ajib, artinya
sesuatu yang ajaib (menakjubkan atau mengherankan) karena orang atau pihak lain
tidak ada yang sanggup menandingi atau menyamai sesuatu itu. Dalam al-qur’an,
kata a‟jaza dalam berbagai bentuk terulang sebanyak 26 kali dalam 21 suroh dalam
25 ayat. Dan a‟jaza dalam al-qur’an digunakan dalam beberapa pengertian di
antaranya “tidak mampu”, seperti dalam firman Allah :3

َْ َ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ َ َََْ َ َ َ َ
َ ْ َ َ ُ ُ
َ َ ُ َ ً ُ ُ َ َ َ
‫يه قال يا ويلتا أغجزت أن أكون ِمثل‬ ِ ‫ف َبػث اهّلل غ َرابا َي ْبدث ِفي الأ ْر ِض لِ ي ِر َيه ك ْيف ُيو ِاري َسوءة أ ِخ‬

َ َ َُ ْ َ َ
َ َّ َ َ َ ْ َ َ َ ‫ـذا ال ُغ‬
‫اب فأ َو ِار َي َس ْوءة أ ِخي فأصبح ِمن الن ِاد ِمين‬
ِ ‫ر‬ ‫ه‬

“kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak supaya menggali bumi


(tanah) untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) tentang bagaimana seharusnya ia
menguburkan saudaranya( Habil). Berkata Qabil : “Aduhai, celaka aku, mengapa
2
Muhammad Amin Suma, Ulumul Qur‟an, (Jakarta : Rajawali Pers, Cet I, 2013), Hal.154
3
Ibid

5|P age
aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku pun dapat menguburkan
mayat saudaraku ini ?” karena itu, maka jadilah dia (Qabil) salah seorang di antara
orang-orang yang menyesal.4

Dalam ayat di atas, digunakan untuk pengertian tidak mampu atau tidak
sanggup. Dalam kamus al-mu‟jam al-wasit, mu’jizat dirumuskan dengan :

‫أمر خارق للػادة يظهره اهّلل على يد نبي تأييدا لنبوته‬

“sesuatu yang menyalahi adat kebiasaan yang ditampakkan Allah di atas


kekuasaan seorang Nabi untuk memperkuat kenabiannya.”
Ada juga yang berpendapat bahwa mu’jizat itu adalah “Suatu tindakan di luar
kekuasaan manusia, atau suatu ketidak mungkina menurut akal, sehingga
menimbulkan kekaguman.
Sedangkan balaghah menurut ulama adalah :

‫أن يكون الالكم مطابقا لمقتضى أخوال المخاطبين مع فصاخته‬

“bahwa perkataan (kalam) yang disampaikan sesuai dengan keadaan


pendengarnya dengan kata-kata yang fasih(jelas).5
Jadi, i‟jaz balghi adalah kemukjizatan segi sastra balaghahnya, sebab setiap kalimat
yang ada dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu makna dan maksud dari kalimat
tersebut.6

2. Pandangan Ulama tentang I’jaz Balghy


Para ulama Balaghah memberikan pandangan beragam dalam hal ini,
a) khothoby : kemukjizatan Al Qur’an terletak pada Balaghahnya, apa yang di
dalam nya jika kita hayati maka kan membekas dalam hati. Setiap manusia
menurut beliau kesulitan untuk mendatangkan satu contoh semisal Al Qur’an,
hal ini disebabkan pengetahuan mereka terbatas tentang nama-nama bahasa,

4
Suroh Al-Maidah : 5
5
M.Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur‟an, ( Bandung : Mizan, Cet I, 1997), Hal.23
6
Ahmad Deedat, Al-Qur‟an Mu‟jizat Dari Segala Mu‟jizat, (Yogyakarta : Titian Ilahi Press, Cet I,
1996), Hal.14

6|P age
lafazh-lafazh yang terkandung makna di dalamnya, pemahaman mereka tidak
menyentuh semua makna yang ada di balik lafazh-lafazh tersebut, serta
pengetahuan mereka tidak sempurna dalam merangkai kata, dan
menghubungkan antar satu kata dengan kata lainnya. 7
b) Az Zurqani : kata I’jaz Al-Qur’an bentuk murokkab idopi artinya dari asfek
asal bahasa adalah kata I’jaz Al Qur’an yang mengandung arti: pengokohan
Al Qur’an sebagai sesuatu yang mampu melemahkan berbagai tantangan
untuk menciptakan karya sejenis. Dengan demikian, Al Qur’an sebagai
mu’jizat bermakna bahwa Al Qur’an merupakan sesuatu yang mampu
melemahkan tantangan menciptakan karya serupa dengannya.
Al Qur’an di tinjau dari asfek bahasa memiliki uslub yang indah dan
menarik, bahasa Al Qur’an mempunyai karekteristik tinggi. Bangsa Arab pada
waktu Al Qur’an diturunkan dapat mengetahui kemukjizat Al Qur’an melalui
fitrah yang mereka miliki, hal ini dikarenakan tingkat bahasa mereka yang
tinggi pada saat itu, seperti yang diungkap oleh salah satu tokoh Quraisy yang
bernama Al Walid bin Al Mughirah dengan nada takjub.8
c) Ar Rumani : balaghah Al Qur’an merupakan kategori level balaghah
tertinggi, dan ia tidak hanya sekedar memahamkan arti, lafal dan makna, akan
tetapi lebih dari itu yaitu dengan menghubungkan makna ke dalam hati
dengan ilustrasi yang baik. Senada dengan pandangan para ulama di atas Al
Mathani mengatakan bahwa kei’jazan Al Quran dapatdilihat dari empat aspek.
Keempat asfek itu adalah mazhab shorfah, I’jaz ilmi, ijaz tasyri, dan I’jaz
bayani adabi9
d) Musthofa Sodiq : menjelaskan bahwa Al Qur’an memiliki nilai mu’jizat
dengan pengertian mukjizat yang sesungguhnya. Ia sama dengan tanda
kebesaran tuhan, serta memiliki pengaruh terhadap jiwa manusia. Menurut
beliau ketika Al Qur’an diturunkan, bangsa Arab tengah berada pada puncak

7
Abdul Muthalib, Al Balghah Wa Al Uslubiyyah, Kairo: Syirkah Al Misriyyah,, 1994, cet. Ke-1, hal.
108.
8
Bayanu I’jazul Qur’an, Qahirah: Der El Kutub, h. 24.
9
Manahilul Irfan, h. 45.

7|P age
peradaban bahasa (sastra) yang sebelumnya tidak pernah mereka capai ini
sesungguhnya merupakan penegas dan peretas bagi kedatangan Al Qur’an.
Hal ini menarik menurut beliau karena tidak ada yang lebih mengagumkan
dalam sejarah umat manusia dibandingkan dengan puncak peradaban bahasa
yang diakhiri dengan datangnya suatu mukjizat yang bersifat kebahasaan.10
e) Al Rofi’I : menjelaskan ada beberapa yang menjadi karakteristik yang
menjadi ciri kemukjizatan Al Qur’an adalah uslub Al Qur’an berbeda dari
uslub yang dikenal oleh sastrawan Arab, uslub Al Qur’an terlihat memiliki
suatu pola yang teliti, dan tidak tampak sedikitpun ketidaksesuaian antara satu
dengan yang lain, serta lebih fleksibel,
Banyak isyarat menunjukkan bahwa Al Qur’an tidak bias ditandingi
seperti firman Allah swt:
Artinya: dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang Al Qur’an yang
kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat saja
yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong=penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar. Maka jika kamu tidak dapat membuatnya,
dan pasti kamu tidak akan dapat membuatnya, peliharalah dirimu dari nerakan
yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang
kafir.11

3. Aspek Bahasa Dalam Kemukjizatan Al Qur’an


Al qur’an di tinjau dari gaya bahasanya sangat indah dan mempesona.
Keindahan gaya bahasanya membuat para ahli sastera dari golongan Quraisy tidak
mampu untuk menandinginya. Meskipun bahasa Arab terus terus berkembang dari
segi kata dan kalimat, akan tetapi hingga kini keindahan Al Qur’an tidak ada yang
menandinginya.
Bahkan Al Qur’an dengan lantang menjelaskan kekuatannya dengan
ungkapan Al Qur’an pada surah Al Isro ayat 88

10
Al-Nukat Fi I’jaz Al Qur’an, hal. 75.

8|P age
Artinya; katakanlah jika manusia dan Jin berkumpul untuk membuat yang
serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan
dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.
Sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab untuk saling berlomba dalam syair dan
khutbah, sebab kemahiran dalam bidang bahasa dan sastera merupakan symbol
kebanggaan mereka. Maka tatkala dating Al Qur’an menantang mereka untuk
menandinginya, namun mereka tidak mampu melayani. Dalam banyak ayat Al
Qur’an ada lima fase tantangan yang di catat Al Qur’an yaitu:
Fase pertama, tantangan untuk membuat semacam keseluruhan Al Qur’an seperti
dalam surah At Thur ayat 34
Artinya: maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Qur’an itu
jika mereka orang-orang yang benar.
Fase kedua, tantangan untuk membuat sepuluh surat saja sebagaimana diterangkan
dalam surah Hud ayat 13-14
Artinya: bahkan mereka mengatakan: Muhammad telah membuat-buat Al Qur’an itu”
katakanlah: kalau demikian, maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat
menyamainya, dan pegangilah orang-orang yang kamu sanggup memanggilnya selain
Allah, jika kamu memang orang yang benar. Jika mereka yang kamu seru itu tidak
menerima seruanmu itu
maka ketahuilah, sesungguhnya Al Qur’an itu diturunkan dengan ilmu, Allah dan
bahwasanya tidak ada tuhan selain dia, maka maukah kamu berserah diri kepada
Allah.
Fase ketiga, tantangan hanya membuat satu surat saja. Hal ini dikelaskan dalam surat
Yunus ayat 38.
Artinya : atau patutkah mereka mengatakan” Muhammad membuat-buatnya”
katakanlah: kalau benar yang kamu katakana itu. Maka cobalah datangkan sebuah
surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil untuk
membuatnya selain Allah, jika kamu orang yang benar.
Fase keempat, tantangan membuat lebih kurang satu surat, sebagaiman dapat
difahami dari firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 23-24

9|P age
Artinya : dan jika kamu tetap dalam keraguan tentang Al Qur’an kami wahyukan
kepada hamba kami (Muhammad) buatlah satu surah saja yang semisal Al Qur’an itu
dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.
Maka jika kamu tidak dapat membuatnya dan pasti kamu tidak akan dapat
membuatnya, peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu,
yang disediakan bagi orang-orang kafir.

4. Contoh ke-balaghan Al-Qur’an


Di dalam ayat-ayat yang terdapat di dalam Al-Qur’an, terdapat nama-nama
Allah yang sangat mulia (Asma Al-Husna), seperti Ar-Rahman, Ar-Rahim, yang
artinya Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sekalipun sebenarnya arti Ar-
Rahman dan Ar-Rahim tidak sama dengan makna Pengasih dan Penyayang.
Allah berfirman :
َ ََ ُ ُ ََ ُ َ َ َّ َ ْ ْ ُ َ َ ََ َ َ ْ ُْ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ َُّ َّ ُ
‫نزع ال ُملك ِِمن تشاء َوت ِػ ُز َمن تشاء َوت ِذل َمن تشاء ِب َي ِدك‬
ِ ‫ت‬‫و‬ ‫اء‬ ‫ش‬ ‫ت‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬‫م‬‫ال‬ ‫ي‬ ‫ت‬ ‫ؤ‬
ِ ‫كت‬ ِ ‫ق ِل هَّللا ما ِلك المل‬

ُ َ َ َّ ُ ْ َ ْ
ٌ ‫ك َعل َى كل َش ْي ٍء َق ِد‬
‫ير‬ ‫الخير ِإن‬
ِ

“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau


Berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau Kehendaki, dan Engkau Cabut
kekuasaan dari siapa pun yang Engkau Kehendaki. Engkau Muliakan siapa pun yang
Engkau Kehendaki dan Engkau Hinakan siapa pun yang Engkau Kehendaki. Di
tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu.”.
Shigoh ke balaghoh an ayat tersebut adalah terdapat pada
kalimat qadiir (‫)قدير‬, yang tidak hanya qadir (‫ ) قادر‬mampu atau kuasa, akan tetapi
sangat mampu berbuat dalam hal apapun. Begitu juga dengan sifat-sifat nama-nama
Allah yang lainya, yang menggambarkan betapa dan sangat Allah berkuasa dalam hal
apapun.

10 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara harfiah, mu‟jizat mempunyai arti lemah, tidak mampu, tidak berdaya,
tidak sanggup dan tidak kuasa. Al-„ajzu adalah lawan kata dari al-qudroh, yang
berarti sanggup, mampu atau kuasa. Jadi, i‟jaz balghi adalah kemukjizatan segi sastra
balaghahnya, sebab setiap kalimat yang ada dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu
makna dan maksud dari kalimat tersebut.
Al qur’an di tinjau dari gaya bahasanya sangat indah dan mempesona.
Keindahan gaya bahasanya membuat para ahli sastera dari golongan Quraisy tidak
mampu untuk menandinginya. Meskipun bahasa Arab terus terus berkembang dari
segi kata dan kalimat, akan tetapi hingga kini keindahan Al Qur’an tidak ada yang
menandinginya.

A. Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfa’at bagi pembaca
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema’afkan dan memakluminya,
karena saya hamba Allah yang tak luput dari salah khilf, alfa, dan lupa.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quranul Karim
Abdul Muthalib. 1994. Al Balghah Wa Al Uslubiyyah, (Kairo: Syirkah Al Misriyyah).
Khothoby. 1980. Bayaunu I‟jazul Qur‟an, (Qaherah: Der El Kutub).
Shihab, M. Quraish Mukjizat Al-Qur‟an, : Bandung , 1997
Deedat, Ahmad. Al-Qur‟an Mu‟jizat Dari Segala Mu‟jizat : Yogyakarta , 1996

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai