Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tematik Sosial dan Politik
Disusun oleh :
Mujibulloh Al Wahid
191111039 IAT 4B
Alhamdulillah, segala puji kita haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tugas mata Kuliah Tafsir
Tematik Sosial dan Politik yang berjudul Tafsir Tematik Birr Walidaini. Sholawat dan salam
tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW. Dan juga penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada Prof. Dr. Hj Erwati Aziz, M.Ag selaku Dosen Mata
kuliah Tafsir Tematik Sosial Politik yang telah memberikan tugas ini.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca,
khususnya penulis. Penulis mengakui bahwa dalam pembuatan makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis berharap memohon kritik dan saran dari
pembaca. Dengan kritik dan saran tersebut, penulis berharap mampu membuat makalah yang
lebih baik untuk kedepannya.
Harapan makalah ini dapat menjadi bahan bacaan yang baik dan menjadi refrensi
dikemudian hari. Penulis berharap makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14
3
.BAB I
PENDAHULUAN
4
Melihat fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia pada zaman sekarang ini
sudah jauh dari nilai-nilai al-Qur‟an, maka bentuk penyimpangan terhadap nilai tersebut
mudah ditemukan di lapisan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai peristiwa
yang terjadi yang menunjukkan penyimpangan terhadap nilai yang terdapat di dalamnya.
Minimnya pengetahuan manusia terhadap pemahaman al-Qur‟an, akan semakin
memperparah kondisi manusia yang berupa kerusakan moral. Untuk itu kali ini makalah
ini membahas tentang ayat yang berhubungan dengan Birr Walidaini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Birr Walidaini.
2. Mengumpulkan ayat serta asbabun Nuzulnya.
3. Munasabah ayat.
4. Penafsiran ayat dan hadis yang terkait serta analisa.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari Birr Walidaini.
2. Mengumpulkan dan mencari asbabun ayat-ayat Al Qur’an yang berhubungan
dengan Birr Walidainii.
3. Mengupas dengan mencari munasabah ayat yang terkumpul.
4. Mengetahui penafsiran ayat dan hadisnya dengan tujuan analisa.
5
BAB II
PEMBAHASAN
َ ك أَاَّل تَ ْعبُد ُٓو ۟ا إِٓاَّل إِيَّاهُ َوبِ ْٱل ٰ َولِ َدي ِْن إِحْ ٰ َسنًا ۚ إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِعن َد
ك ْٱل ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َمٓا أَوْ ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُل لَّهُ َمٓا أُفٍّ َواَل تَ ْنهَرْ هُ َما َ ََوق
َ ُّض ٰى َرب
ص ِغيرًا ُّ
َ ٱخفِضْ لَهُ َما َجنَا َح ٱلذ ِّل ِمنَ ٱلرَّحْ َم ِة َوقُل رَّبِّ ٱرْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانِى ْ ۞ َوقُل لهُ َما قَوْ اًل َك ِري ًما ۞ َو َّ
Yang Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
1
Widya Yulianti, Konsep Pendidikan Birrul Walidain Dalam QS Luqman(31) ; 14, dan QS Al Isra’ (17) :
23-24, Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Agustus 2017 VOL. 18, NO. 1, hal 17-19.
http://repository.iainbengkulu.ac.id/4825/1/TESIS%20DELVI%20OCTATIANTI.pdf
6
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. (23) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Yang Artinya : Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang
ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.
Adapun dari surat Al Ankabut ayat 8 memiliki Asbabun Nuzulnya yaitu berhubungan
dengan peristiwa Sa’ad bin Abi Waqqas dan ibunya ketika masuk Islam. Beliau adalah
salah seorang sahabat Nabi yang paling awal masuk Islam (assabiqunal awwalun).
Ibunya bernama Hamnah binti Abi Sufyan. Sebagai seorang anak, Sa‟ad telah berbakti
kepada ibunya sesuai kemampuannya. Setelah Hamnah mengetahui bahwa Sa‟ad secara
sembunyi-sembunyi masuk Islam, maka sang ibu sama sekali tidak rela anaknya
meninggalkan agama berhala. Ia memprotes tindakan Sa‟ad dan bersumpah, “Hai Sa‟ad,
agama apa pula yang baru engkau ikuti itu? Demi Allah aku tidak akan makan dan
minum sampai engkau kembali kepada agama leluhurmu. Atau relakah aku mati sedang
engkau menanggung malu sepanjang zaman gara-gara engkau meninggalkan agama kita?
Engkau pasti dicap orang kelak sebagai pembunuh ibu kandungmu sendiri.”
Hamnah mencoba untuk tidak makan dan minum selama sehari semalam dengan
harapan anaknya keluar dari Islam. Sa‟ad tampaknya tidak menghiraukan protes ibunya
itu. Di hari yang lain, kembali Hamnah meninggalkan makan dan minum. Waktu itu
Sa‟ad datang menengok ibunya dan berkata, “Ibuku, andaikata engkau punya seratus
nyawa, dan nyawa itu keluar dari tubuhmu satu persatu, namun aku tetap tidak akan
meninggalkan keyakinanku.” Lalu Sa‟ad berkata dengan tegas, “Terserah pada ibu, apa
ibu mau makan atau tidak.” [ CITATION Wid17 \l 1057 ][ CITATION Asy08 \l 1057 ]
Akhirnya Hamnah putus asa, tidak ada harapan lagi anaknya akan berbalik kepada
agama berhala.
Karena tak tahan, ia kembali makan dan minum seperti biasa. Peristiwa tersebut
diabadikan dengan menurunkan ayat ini. Allah membenarkan tindakan Sa‟ad, yakni
tetap berbuat baik kepada orang tua, tapi tidak boleh mengikutikemauannya andaikata itu
perintah untuk syirik.2
2
Jalaludin Asy-Suyuthi, Lubanun Nuqul Fii Asbabin Nuzuul, (Jakarta : Gema Insani) 2008, hal 427-428.
7
Yang berikutnya yaitu QS Al Luqman ayat 14-15 :
Yang Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (14) Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku,
kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan.(15).
Dari Asbabun Nuzul surat Al Isra’ dan Surat Luqman karena tidak ada bahan yang
bisa digunakan, ayat tersebut tidak memiliki sebab-sebab diturunnya ayat tersebut.
3
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirannya, jil. V, hlm 459.
4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirannya, jil. V, hlm 464.
8
keduanya.5 Selanjutnya ayat sesudahnya menjelaskan bahwa orang yang berbuat baik
akan termasuk ke dalam barisan para Nabi dan wali Allah dengan segala kemuliaannya.6
Yang terakhir dari QS Luqman ayat 14-15 :
Pada ayat yang lalu dijelaskan tentang nikmatnikmat Allah yang tidak tampak, berupa
hambahamba-Nya yang memiliki ilmu, hikmah dan kebijaksanaan seperti Lukman.
Dengan pengetahuan itu, ia telah sampai kepada kepercayaan yang benar dan budi
pekerti yang mulia, tanpa ada Nabi yang menyampaikan dakwah kepadanya. 7 Kemudian
pada ayat ini menjelaskan kepercayaan dan budi pekerti yang mulia itu oleh Lukman
diajarkan pada putranya agar ia menjadi hamba yang shaleh di muka bumi ini.
Selanjutnya ayat sesudahnya masih berkaitan dengan kepercayaan dan budi pekerti yang
baik yang oleh Lukman diajarkan kepada putranya.8
Dapat diambil kesimpulan bahwa dari ayat-ayat tersebut memiliki munasabah yang
dikatakan yaitu dijanjikan kepada orang yang berbuat baik kepada orang tua. Dan
ditegaskan untuk berbakti kepada orang tua karena mereka yang melahirkan seorang
dirimu karena itu merupakan budi pekerti bagi seseorang. Apab [ CITATION Dap10 \l 1057 ]
ila kamu tidak berbakti kepada keduanya maka ada ancaman atau balasan bagi orang-
orang yang durhaka kepada orang tuanya.
2.4 Penafsiran Ayat, Hadis dan Analisa Ayat
َ ك أَاَّل تَ ْعبُد ُٓو ۟ا إِٓاَّل إِيَّاهُ َوبِ ْٱل ٰ َولِ َدي ِْن إِحْ ٰ َسنًا ۚ إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِعن َد
ك ْٱل ِكبَ َر أَ َح ُدهُ َمٓا أَوْ ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُل لَّهُ َمٓا أُفٍّ َواَل َ ََوق
َ ُّض ٰى َرب
َ ٱلذ ِّل ِمنَ ٱلرَّحْ َم ِة َوقُل رَّبِّ ٱرْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانِى
ص ِغيرًا ُّ ٱخفِضْ لَهُ َما َجنَا َح ْ ۞تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُل لَّهُ َما قَوْ اًل َك ِري ًما ۞ َو
Yang Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.
Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia. (23) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan
penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al Isra’ :23-24)
9
Ayat yang selanjutnya yaitu QS Al Ankabut ayat 8 :
Yang Artinya : Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang
ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan aku dengan sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, yakni
Jika kedua orang tuamu memaksamu untuk mengikuti agama mereka jika mereka
musyrik, maka janganlah kamu melakukan hal itu.
Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan, yakni sesungguhnya kalian semua akan kembali kepada-Ku pada hari kiamat,
baik dia orang yang beriman diantara kalian maupun yang kafir, baik yang berbakti
kepada kedua orang tuanya atau durhaka. Kemudian Aku akan memberi balasan kepada
kalian atas amal yang telah kalian lakukan orang yang berbuat kebaikan akan dibalas
dengan kebaikan, dan orang yang berbuat keburukan akan dibalas sesuai dengan
haknya.10
Yang Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (14) Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah
keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kemb [ CITATION MQu05 \l
1057 ][ CITATION Ahm93 \l 1057 ] ali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(15). (QS
Luqman :14-15).
10
Ahmad Musthofa al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maragh,i terj. Bahrun Abu Bakar, dkk, (Semarang:
PT Karya Toha Putra, 1993), juz 20, hlm. 205-207.
10
Di dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan - .Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
Keadaan lemah yang bertambah- tambah. Mujahid berkata: “Beratnya kesulitan
mengandung anak”. Qatadah berkata: “Keberatan demi keberatan”. Sedangkan Atha al-
Khurasa berkata: “Kelemahan demi kelemahan”.
Dan menyapihnya dalam dua tahun. Yakni, mengasuh dan menyusuinya setelah
melahirkannya setelah dua tahun.
Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. Yaitu sesungguhnya Aku akan membalasmu atas semua itu secukup-cukup
balasan.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya.
Yakni, jika keduanya begitu antusias untuk memaksakan agamanya, maka janganlah
engkau menerimanya dan hal itu pun tidak boleh menghalangimu untuk berbuat baik
kepada keduanya di dunia secara ma‟ruf, yaitu secara baik kepada keduanya.
Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku.Yaitu orang-orang yang beriman.11
Serta hadis yang terkait dalam Birr Walidaini yaitu Di riwayatkan pula oleh Abu
Sa‟ad bin Abu Bakar Al - Ghazi berkata bahwa Muhammad bin Ahmad bin Hamdan
telah berkata kepada kami dan berkata bahwa Abu Ya‟la telah memberitahu kami bahwa
Abu Qutsaimah telah memberi tahu kami dan berkata bahwa Al - Hasan bin Musa telah
memberitahu kami dan berkata bahwa Juhair telah memberitahu kami dan berkata bahwa
Samak bin Harb telah memberi tahu kami dan berkata bahwa Mus‟ab bin Sa‟ad bin Abi
Waqash dari ayahnya berkata, “lalu dia berkata” ibu Sa‟ad telah bersumpah untuk tidak
bicara selama-lamanya sehingga dirinya (Sa’ad) mengingkari agamanya (Islam). Dia
tidak makan dan minum. Ibu berada dalam keadaan seperti itu selama tiga hari sehingga
tampak kondisinya menurun lalu turunlah firman allah swt “ dan kami perintah hak
kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapak). (Hr. Muslim dari Abu
Khutsaimah). Dalam hadis ini dijelaskan bahwa memiliki sifat Amr yaitu untuk berbakti
kepada orang tua.12
Dari berbagai pendapat para mufassir di atas mengenai pendidikan birr al-walidain,
maka dapat disimpulkan bahwa Allah SWT. telah memberikan perintah kepada kita,
perintah yang pertama yaitu tidak boleh menyembah selain Dia, kemudian dilanjutkan
dengan perintah yang kedua yaitu untuk berbuat baik kepada kedua orang tua
sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. al-Isra’ (17) : 23-24, yang mana dalam ayat
tersebut dijelaskan cara berbuat baik kepada kedua orangtua mulai dari hal yang paling
kecil yaitu dilarang berkata “Ah” ketika diperintah atau ada sesuatu yang sekiranya tidak
kita sukai dari apa yang telah orang tua kerjakan. Namun sebaliknya, kita diperintahkan
11
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman Alu Syaikh, Tafsir Ibnu Katsir, terj. M. Abdul Ghoffar,
(Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi‟i, 2008), hlm. 255-256.
12
Ibid, hal 24.
11
untuk berkata y[ CITATION Abd08 \l 1057 ]ang baik, lemah lembut, sopan serta
merendahkan diri kepada kedua orang tua apalagi ketika mereka telah berusia lanjut.
Kewajiban berbuat baik tersebut dikarenakan jasa-jasa mereka yang begitu banyak
terhadap kita tercantum pada QS Luqman ayat 14. Namun ada satu hal yang tidak boleh
untuk dituruti dan bahkan wajib ditolak, yaitu ketika orang tua memerintahkan kita untuk
menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain termaktub dalam ayat 15 dari surat
Luqman. Namun meski demikian, kita sebagaimana anak tetap diwajibkan untuk berbuat
baik kepada kedua orang tua selama dalam hal duniawi bukan dalam hal akidah.
BAB III
PENUTUP
12
3.1 Kesimpulan
Dalam kajian tafsir tematik ini mengupas ayat-ayat yang berhubungan dengan tema
yang ditenttukan. Untuk mengulas semuanya yaitu dengan mengumpulkan ayat-ayat
yang berkesinambungan, lalu menghubungkan ayat tersebut dengan munasabah ayat,
tafsir dari ulama’ tafsir terdahulu, dan hadis yang terkait dari itu bisa diketahui untuk
mengulas kajian tafsir tematik tersebut. Dari munasabah tersebut kandungan ayat bisa
dijadikan analisa atau ditarik kesimpulan menjadi satu.
Biir Walidaini yaitu berbakti kepada orang tua atau berbuat baik kepada orang tua.
Dalam berbakti orang tua akan ada imbalannya ketika di akhirat nanti itu tertera pada Al
Isra’ ayat 23-24. Beperilaku sopan, dan berakhlak pada orang tua juga termaktub pada
QS Al-Ankabut ayat 8, berdosa besar apabila seorang anak yang berkata ah kepada orang
tuanya. Diwajibkan juga bagi anak untuk berbakti dan mengikuti perintahnya dalam
tanda kutip bukan hal akidah itu juga tercantum pada QS Luqman ayat 14-15. Dapat
diambil kesimpulan bahwa ayat dari surat yang lain pasti berkesinambungan antar satu
dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi, A. M. (1993). Terjemah Tafsir Al Maraghi terj, Bahrun Abu Bakar dkk.
Semarang: PT Karya Toha Putra.
13
Asy-Suyuthi, J. (2008). Lubanun Naqul Fii Asbabin Nuzul. Jakarta: Gema Insani.
Syaikh, A. b. (2008). Tafsir Ibnu Katsir terj, M Abdul Ghoffar. Jakarta: Pustaka Imam Asy-
Syafi'i.
http://repository.iainbengkulu.ac.id/4825/1/TESIS%20DELVI%20OCTATIANTI.pdf
diakses pada 23:34 6 April 2021.
14