Anda di halaman 1dari 5

Assalammua'laikum warrohmatuloh wabarokatuh…

Allhamdulillah hirobbil a'lamiin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang
telah memberikan Rohmat, taufiq, serta hidayahnya kepada kita.
Sholawat serta salam haruslah kita berikan kepada rosululloh muhammad saw. Semoga
syafaatnya kita dapatkan kelak di yaumul qiamah, Aamiin yaa robbal'alamiin..

Hay ukhti Iis hidayah, Apa kabarnya? Semoga baik-baik saja, dan senantiasa diberikan
perlindungan oleh Allah Swt. Aamiin yaa robbal'alamiin..

Hay ukhti, pasti bingungkan ini tulisan apa? Dan untuk apa sih tulisan ini?
Sebenarnya ini adalah tulisan yang berisi tentang isi hati dari penulis yang ingin diutarakan
kepada ukhti dari dulu isi hati ini ingin diutarakan namun bingung ingin diutarakan melalui apa,
dan akhirnya penulis putuskan untuk diutarakan melalui surat saja, dan inilah jadinya.
Namun penulis tidak memaksa ukhti untuk membacanya. Jika memang tulisan ini menurut ukhti
tdk penting dan hanya menghabiskan waktu ukhti saja jika membacanya, maka silahkahkan
langsung dibuang saja surat ini. Dan jika memang menurut ukhti tulisan ini penting dan tidak
mengganggu waktu ukhti, maka lanjutkan lah membacanya dan penulis mohon simpanlah surat
ini.

Hay ukhti, terimakasih karna telah mau membaca dan menyimpan surat ini, penulis
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya karna telah menganggap tulisan ini penting.
Terimakasih banyak ukhti..

Hay ukhti, ini sekedar pendahuluan saja, ukhti masih ingat nda waktu pertama kali Allah
pertemukan kita dalam pandangan pertama? Jika ukhti masih ingat syukur Alhamdulillah, Jika
ukhti sudah lupa yaa ingat-ingat kembali hehe..
Pertemuan yang tak disangka-sangka, penulis masih ingat betul kajadiannya bahkan sampai
sekarang pun masih tergambar jelas realita kejadiannya di fikiran penulis.
Jika ukhti sudah lupa nda apa, penulis ceritakan sedikit hehe.. "Pada waktu itukan posisi penulis
dengan ukhti masih kelas 8 smp, penulis kelas 8c dan ukhti kelas 8a. Pada saat itu kls 8a ada
moving class (perpindahan kelas) karna kelas 8a lagi di renovasi waktu itu, dan kls 8a diharuskan
menempati kls 9f (kls yang deket kantin pak rasmo).
Nah,, kejadiannya dimulai ketika penulis datang ke kls 8a hendak mengembalikan sesuatu punya
temen penulis. Namun setelah sampai di kls 8a orang yang bersangkutan dengan penulis ternyata
nda ada sedang keluar kelas, dan yang menjadi menarik disini adalah ketika dalam satu kelas 8a
masih terdapat beberapa anak, namun yang peduli terhadap penulis yang sedang kebingungan
hanya 1 anak yaitu ukhti. Ukhti memberitahukan sedang dimana dan juga tempat duduk teman
penulis tersebut. Masya Allah,, waktu itu penulis sangat berterimakasih terhadap ukhti karna
telah menolong penulis yang sedang kebingungan, dan setara berkata di dalam hati "ya Allah,,
cantik dan manisnya perempuan ini, dia juga baik yaa Allah, yaa Allah jika perempuan ini
mempunyai Akhlaqul karimah yang baik maka kenalkanlah dan dekatkanlah dia padaku. Semoga
kls 9 nanti satu kls denganku ya Allah.. Aamiin.." Ucapan serta doa penulis dalam hati."
Nah itu diatas adalah sedikit cerita dari penulis tentang pertama kali Allah pertemukan kita.
Sudah ingat toh?? Hehe.. Syukur Akhamdulilah jika ukhti sudah ingat.

Hay ukhti, jika boleh diutarakan, penulis ingin bilang "penulis sangat mengagumi ukhti".
Kenapa penulis sangat mengagumi ukhti? Itu karna ukhti memang perempuan yang istimewa
bagi penulis, dan juga karna Allah telah memberikan rasa kagum penulis untuk ukhti dan ini
adalah anugrah dari Allah.
Ukhti pasti bertanya-tanya dalam hati "kenapa anda bisa mengagumiku? Padahal banyak wanita
diluar sana, koq bisa anda mengagumi aku?".
Pertanyaan semacam itu akan penulis jawab tentunya, namun izinkan penulis jawab melalui
biografi berikut ini.
"Awalnya rasa kagum datang saat Allah pertemukan kita pada pandangan pertama (yang sudah
penulis ceritakan singkat sebelumnya.) hingga akhirnya Allah mengijabah doa dari penulis yaitu
mendapat satu kls dengan ukhti yakni kls 9b. Dimana penulis merasa sangat senang serta bahagia
dan akhirnya penulis mengetahui nama dari pada ukhti.
Iya ukhti bernama "Iis Hidayah". Penulis menyimpulkan "duh, dilihat dari namanya saja sudah
islami, apalagi orangnya.."
Nah disinilah kisah dimulai dimana penulis mendapat banyak sekali perasaan yang dialami oleh
penulis selama satu kls bersama ukhti. Dari yang awalnya mengagumi, hingga setelah sampai
dipertengahan Allah memberikan rasa keraguan kepada penulis akan ukhti keraguan yang amat
terasa, namun alkhamdulillahnya Allah tdk sampai memberikan rasa benci kepada penulis untuk
ukhti, hingga setelah sampai diakhir, Allah kembali memberikan rasa kagum kepada penulis
untuk ukhti.
Ukhti pasti bertanya dan bingung "lah kenapa awalnya rasa kagum, kemudian pertengahan rasa
keraguan, dan akhirnya rasa kagum lagi?"
Jika tdk keberatan izinkan penulis ceritakan sedikit, awalnya rasa kagum datang ketika Allah
mempertemukan kita pada pandangan pertama, hingga setelah menginjak bangku kls 9 pada
awal-awal sampai mendekati pertengahan. Namun kenapa dipertengahan Allah berikan rasa ragu
kepada penulis, itu karena pada waktu pertengahan itulah ukhti mendiamkan penulis bahkan
seakan-akan ukhti seperti membenci penulis tanpa penulis tau sebab dan kesalahan penulis itu
apa sampai waktu berbulan-bulan ukhti bersikap seperti itu pada penulis.
Hingga akhirnya penulis tau sebabnya, yakni hal tersebut terjadi setelah ukhti menjalani
hubungan dengan salah seorang teman dalam satu kelas. Sehingga penulis merasa sangat sedih,
kecewa, dan ragu yang amat mendalam. Hingga setelah kejadian tersebut penulis tidak lagi
mengagumi ukhti dan selalu berkata dalam hati "ya Allah, ternyata aku mengagumi orang yang
salah, tunjukan kebesaranmu ya Allah.. jika menurut engkau dia perempuan yang baik maka
dekatkanlah kembali dia padaku, namun jika menut engkau dia perempuan yang tidak layak aku
kagumi jauhkanlah dia dariku.." dan tak lupa penulis selalu mendoakan ukhti "ya Allah, jika
laki-laki itu adalah laki-laki baik untuk Iis, maka bahagiakanlah mereka, langgengkanlah
hubungan mereka, dan buatlah iis tidak mendiamkanku seperti ini. Namun jika laki-laki itu
adalah laki-laki yang kurang baik untuk iis, kumohon jauhkanlah dia dari iis, karna aku nda mau
iis kenapa-napa ya Allah.."
Setelah sekian lama ukhti menjalin hubungan dengan laki-laki itu, selama itu mungkin penulis
sudah tidak lagi memperdulikan ukhti karna penulis mempunyai prinsip "yang baik akan
mendapatkan yang baik, yang kurang baik akan mendapat yang kurang baik"
Disinilah jawaban yang ketiga ditemukan ketika Allah memberikan anugrahnya kepada penulis
sehingga penulis mengagumi ukhti lagi hingga waktu yang sekarang ini. Apa alasannya?
Yakni dimulai ketika penulis mendengar kabar dari salah seorang teman ukhti yang mengatakan
bahwa ukhti sudah tidak menjalin hubungan lagi dengan laki-laki itu dengan alasan apa entah
penulis tidak mengerti karna tidak dikatakan olehnya. Sepontan penulis menggerutu dalam hati
"apa putus? Kenapa yah koq bisa putus? Apa karna apa yang ku takutkan beneran terjadi, karna
dia lai2 yang kurang baik? Pokoknya kalau iis kenapa-napa laki-laki itu bakalan tak cari.. Yaa
Allah semoga iis nda kenapa-napa ya Allah.." ribuan pertanyaan itu selalu muncul dlm benak
dan fiikiran penulis.
Hingga setelah sekian waktu, keajaiban pun terjadi yakni ketika ukhti bersikap seperti biasa lagi
kepada penulis, yakni tidak seperti hari-hari biasanya ukhti tidak lagi mendiamkan penulis.
Penulis pun merasa sangat senang dan berkata pula dalam hati "ya Allah yang membolak balikan
hati, aku nda tau kejadian apalagi setelah ini, aku berterimakasih karna doaku untuk dia telah di
ijabah, semoga dia memang benar-benar perempuan yang layak aku kagumi, ku kejar, dan ku
pertahankan. Aamiin.."
Nah itulah jawaban yang dijawab melalui tulisan biografi,Ukhti berani meninggalkan laki-laki
itu karna ukhti tau dia mempunyai sikap yang kurang baik dan ukhti yakin bahwa diluaran sana
masih banyak laki-laki yang baik yang pantas buat ukhti miliki. kesimpulannya adalah sekarang
penulis kembali lagi mengagumi ukhti itu karna Akhlaqul karimah yang dimiliki ukhti, ukhti ini
cantik namun bukan itu alasan utamanya karna alasan utamanya adalah akhlakul karimah.
ketaqwaan ukhtilah yang menjadikan alasan utama bagi penulis mengagumi ukhti.

Hay ukhti, inilah perasaan penulis yang sesungguhnya yang ingin penulis utarakan
kepada ukhti. Penulis hanya ingin bilang "penulis sangat mencintai ukhti" dan juga "penulis
sangat menyayangi ukhti".
Mohon maaf penulis lancang bilang seperti ini, karna inilah perasaan penulis sesungguhnya
untuk ukhti, penulis tidak ingin kehilangan ukhti, bahkan penulis ingin sekali memiliki ukhti.
Walau jarak dan waktu memisahkan kita untuk kesekian kali, lagi, dan lagi, namun tidak
menjadikan alasan bagi penulis untuk menjauh dari ukhti. Namun justru jarak dan waktu inilah
yang membuat penulis semakin merasa dekat dengan ukhti.
Penulis senantiasa menunggu dan menunggu ukhti, tanpa adanya kepastian ini dan tanpa tau
apakah benar ukhti ini kelak jodohku atau bukan, namun itulah hal yang selalu penulis
semogakan dan doakan agar kelak ukhtilah benar-benar jodoh yang telah Allah siapkan untuk
penulis.
Hati penulis selalu terjaga untuk ukhti, ukhtilah satu-satunya perempuan selain keluarga penulis
yang selalu dan selalu penulis ceritakan kepada teman dan kerabat penulis. Ukhtilah alasan
utama setelah Allah, rosululloh, dan keluarga untuk bersemangat setiap hari menjalankan
aktivitas sehari-hari.
Ukhti, perasaan penulis terhadap ukhti tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, karna hati
inilah yang hanya mampu bisa menjelaskan akan perasaan ini, karna tingkah laku yang tanpa
sadar telah menggambarkan perasaan penulis terhadap ukhti.
Penulis percaya akan ukhti, akan perasaan ukhti,
Penulis percaya bahwa kelak uktilah yang telah tertulis dalam lauh mahfuz untuk dijadikan
pendamping hidup dunia dan akhirat penulis. Karna penulis percaya kita akan berada dalam satu
naungan, satu atap, dan satu kebersamaan dalam ikatan yang dinamakan keluarga.
Walaupun diantara kita Sekarang tidak ada ikatan yang pasti, namun perasaan penulis terhadap
ukhti itu pasti dan tanpa ada keraguan didalamnya. Penulis percaya Allah telah mempersiapkan
hal yang sangat indah untuk kita kelak.
Penulis percaya ukhti, dan penulis harap ukhtipun sama percaya pada penulis.
Ukhti, tetaplah menjadi Iis hidayah yang penulis kenal, jangan pernah mencoba untuk berubah.
Berubahlah untuk agama Allah agar lebih baik lagi. Tunggu penulis yang sedang berusaha untuk
mengkhalalkan sebuah hubungan, jaga hati ukhti untuk penulis karna disini penulis pun sama
menjaga selalu hati ini untuk ukhti.

because i love you, and because only you in my heart. Keep spirit for
life in islamic word, don't forget Allah Swt and me..

Wassalammua'laikum warrohmatulloh wabarikatuh…

Penulis mu,

Na’im Nur Fadilah

From: penulis dan pejuang khalalmu


To: my heart Iis hidayah

Anda mungkin juga menyukai