Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
T
DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II
Disusun oleh :
Lia Anis Syafa’ah
G3A020069
C. Pengelolaan Pasien
1. Penerimaan pasien baru
Pasien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 3 Desember 2019
pukul 05.00 WIB melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat) karena pasien
merasa badannya merasa lemas sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk
rumah.
Setelah menandatangani formulir persetujuan rawat inap dan
terpasang gelang identitas, klien dan keluarga lalu diantar oleh petugas
IGD ke ruang Ayyub 2 dengan menggunkan bed. Pasien dan keluarga tiba
di ruang Ayyub 2 tgl 3 Mei pukul 05.00 dan diterima oleh perawat
penanggung jawab. Kondisi pasien saat tiba di ruangan, pasien tampak
lemas dengan kesadaran composmentis dengan skore GCS 15 (E4-M6-
V5).
Sistem penerimaan pasien oleh petugas IGD kepada perawat
penanggung jawab disertai dengan menyertakan lembar formulir transfer
pindah antar ruang dimana dalam formulir tersebut terdapat poin-poin
seperti ruang rawat asal, disini pasien berasal dari IGD, ruang rawat tujuan
yaitu ruang Ayyub 2 bed nomor 5.
Proses penyerahan atau transfer pasien dilakukan secara detail dan
terperinci menggunakan metode komunikasi efektif yakni SBAR
(Situation, Backgroud, Assesment, Recommendation). Situation berisi
identifikasi data pasien dengan jelas termasuk keluarga pasien dan nomor
telepon yang dapat dihubungi untuk mencari informasi sehubungan
dengan keadaan pasien. Background berisi tentang riwayat, kesehatan
pasien, hasil pemeriksaan penunjang, atau perawatan yang telah dilakukan,
atau perubahan kondisi pasien dari kondisi sebelumnya. Assessment
menjelaskan kentang kondisi pasien saat ini. Recommendation
mendiskusikan rencana perawatan selanjutnya. Keluarga dimintai tanda
tangan di lembar edukasi. Berikut ini hasil pendokomentasian komunikasi
SBAR oleh perawat:
S : Pasien baru dari IGD tampak lemas dan sakit E4-M6-V5,
B : DM tipe II, ulkus. Hasil pemeriksaan vital sign tekanan darah
140/90 mmHg, nadi 78 x/m, RR 20 x/m, dan suhu 36,5°C. BB
klien 62 kg, TB 168 cm, IMT 21,9, GDS pagi 320 mg/dl.
A : Keadaan umum tampak lemas, composmentis E4-M6-V5, pucat,
konjungtiva anemis, BB 62 kg, TB 168 cm, IMT 21,9, terdapat
luka pada kaki sebelah kiri, berbau khas, balutan kotor berwarna
kuning
R : cek laboratorium lengkap, RO
Mobilitas 0 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2 : Berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri
Kesimpulan :
1) Sound A Like
Amlodipine Nifedipin
Ceftriaxone Cefotaxim
Chlorpropamide CHLORPROmazine
Ciprofloxacin Levofloxacin
Depakote DEPAkene
EphineFRINE EPhedRINE
Farmalat FARMAsal
Farmo.ten NoperTEN
FlamiCORT PulmiCORT
GlibenklaMIDE GLImepiriDe
GLUCObay GLUCOphage
KETOPAIN TOPAIN
LanzoPRAZOLE Omeprazole
MeloXICAM CapTROPIL
MeTamiZOLE PiroXICAM
NuCEF METronidaZOLE
PIROxiCAM SoCEF
PromeDEX PIRacetam
TaxeGRAM SofraDEX
TraMADOL TetaGAM
VaLSARTAN PriMADOL
VENtolin IrbeSARTAN
LisinoPRIL FENtayl
2) Look A Like
Aqua Pro inj MgSO4inj
3) High Alert
N Obat
o
1 INSULIN
Novomix 30 inj Flexpen, DOS 5
Levemir Inj Flexepen, DOS 5
Latus Solostra, DOS 5
Novorapid Inj Flexepen, DOS 5
Humalog Mix 25 100UI, DOS 5
Humalog Cart 100 UI, DOS 5
2 KCL
KCL 25 ML
3 HERPARIN
Inviclot inj
4 HULMAN ALBUMIN
Albapure 20%, 100 ML
Albapure 20%, 50 ML
Plasbumin 20%, 100 ML
Plasbumin 20%, 50 ML
5 NARKOTIKA
Codein tab 10 Mg, DOS 10
Fentanyl inj 2 ml, DOS 5
Morphin inj 10 mg, DOS 10
Pethidin inj 50 mg, DOS 10
6 ELEKTROLIT KONSENTRAT
Dextrose 5% 100 ml
Dextrose 5% 50 ml
Magnesium Sulfat inj 20%
Magnesium Sulfat inj 40%
Meylon inj 25 ml
NACL 3% 500 ml
d. Safety surgery
Di rumah sakit RS Roemani Muhammadiyah terdapat cheklis
keselamatan bedah atau instrumen yang dilakukan apabila klien akan
dilakukan tindakan bedah. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalkan
resiko kesalahan pada tindakan operasi.
e. Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksi yang dilakukan di RS Roemani Muhammadiyah
adalah dengan menerapkan cuci tangan 6 langkah 5 moment. Tujuannya
adalah untuk mencegah penyebaran infeksi. Cuci tangan dapat dilakukan
dengan air mengalir + sabun atau menggunakan handsrub. Selain itu
terdapat wastafel dan poster cuci tangan di atas wastafel. Cuci tangan ini
tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit tetapi juga
diharapkan dilakukan oleh klien dan keluarga klien. Oleh karena itu saat
orientasi klien, keluarga diajarkan untuk cuci tangan 6 langkah 5 momen.
Dengan tujuan untuk menghindari infeksi.
f. Pencegahan pasien jatuh
Pencegahan klien jatuh yang dilakukan adalah dengan melakukan
pengkajian yang berisi ceklis klien jatuh saat klien akan dilakukan rawat
inap. Pengkajian yang dilakukan menggunakan The Morse Fall Scale
(MFS). Apabila terdapat resiko jatuh maka akan ditempel stiker resiko
jatuh pada gelang pengenal klien. Berikut ini merupakan pengukuran
resiko jatuh pada Tn. T :
SKOR RESIKO JATUH
Tanggal
PenilaianResikoJatuh Score 17/11/20
Jam 18.30
Normal 0 0
Agitasi/ konfusi 15 0
Status Mental
Dimensia 15 0
Infus RL 20 tpm
Menanyakan
Menanyakan keluhan
dan perkembangan
kondisi pasien
6. Kebutuhan SDM
7. Kebutuhan Logistik Pasien
8. Edukasi Pasien dan Keluarga
9. Discharge planning
a. Peralatan yang dibutuhkan
b. Tingkat Kepuasan pasien
Indicator discharge planning
a. Pengkajian
b. Perencanaan
c. Pelaksanaann
d. Evaluasi
10. Kepuasan pasien dan keluarga