Anda di halaman 1dari 8

Healing Architecture: Desain Warna pada Klinik Kanker Surabaya

(Rahma Purisari)

HEALING ARCHITECTURE: DESAIN WARNA


PADA KLINIK KANKER SURABAYA

Rahma Purisari
Universitas Pembangunan Jaya
rahma.purisari@upj.ac.id

ABSTRAK. Arsitektur rumah sakit/ klinik merupakan bangunan fisik dimana dalam perancangannya
didekati dengan indikator kenyamanan, keindahan, serta keberpihakan pada lingkungan, yang dapat
membangun citra layanan kesehatan rumah sakit/ klinik itu sendiri. Pada kasus penyakit kanker,
kondisi psikis pasien memiliki karakteristik cukup berbeda dengan pasien penyakit lainnya, yaitu
tingkat kecemasan dan depresi yang cukup tinggi akan penyakitnya. Keberhasilan proses
penyembuhan kanker tidak hanya ditentukan oleh kondisi fisiologis saja, tetapi juga kondisi psikologis.
Dalam kaitannya dengan tujuan mengembalikan keseimbangan antara kondisi fisik dan psikologis
pasien, maka isu healing architecture dipilih dengan warna sebagai komponennya pada Klinik Kanker
yang berlokasi di Perumahan Citra Raya Surabaya. Berdasarkan studi literatur dan wawancara
dengan pasien kanker, maka didapatkan bahwa warna hijau, biru, kuning, dan cokelat merupakan
warna-warna yang dapat membantu proses penyembuhan pasien.

Proses desain pada rancangan ini menggunakan Design Development Spiral, dimana terdapat
imaging, presenting, dan testing pada tahap perancangannya, sedangkan metode desain adalah
dengan menggunakan alam sebagai cara untuk menghadirkan kreatifitas dalam arsitektur. Konsep
rancangan dikaitkan dengan kriteria desain: warna sebagai representasi dari alam, warna sebagai
elemen estetika, dan warna sebagai representasi dari material pembawanya, yang kemudian
diwujudkan pada rancangan tapak, denah, bentuk dan facade bangunan, serta interior. Bangunan
yang dihasilkan adalah sebuah Klinik Kanker dengan massa yang dipisahkan oleh void sebagai
taman dan kolam yang terbuka dengan alam, serta ruang-ruang yang berorientasi pada warna yang
diperoleh dari properti alam dimana pasien dapat mengakses alam tersebut dari dalam dan luar
bangunan.

Kata kunci: healing architecture, klinik kanker, warna

ABSTRACT. Healthcare buildings are the physical buildings that have been approached with indicator
of comfort, beauty, and in the context of environment. In the case of cancer, patient’s psychological
condition has quite different characteristic―the level of anxiety and depressions are quite high about
this disease. The success of cancer curing process is not only determined by physiological conditions,
but also the psychological state. In the aim of restoring the balance between physical and
psychological condition, the healing architecture was selected with the color as its component in
Cancer Clinic design located in Citra Raya Residence of Surabaya. Based on literature and interviews
with cancer patients, it was found that green, blue, yellow, and brown are the colors that help the
healing process.

Design process that has been used is Design Development Spiral, which have imaging, presenting,
and testing on the stages, then the design method has used nature as a way to create architectural
creativity.The design concept is connected to the design criterias: color as a representation of the
nature, color as aesthetic elements, and color as a representation of its material, which are presented
in the site plan, floor plan, form and building façade, and interior. The building form is separated by
void as garden space and pond that blending with the nature and the treatment areas are oriented to
the color taken from the nature’s color properties. Thus, the patients could access those natures from
inside and outside of the building.

Keywords: healing architecture, cancer clinic, color

55
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 15 No 1 Januari 2016:55-62

PENDAHULUAN untuk diaplikasikan pada interior suatu


bangunan kesehatan. Begitu pula dengan
Healing adalah proses membangun kembali Mahnke mengatakan bahwa warna harus
harmoni dalam diri individu dan merupakan diatur secara spesifik pada interior [6]. Warna
hubungan timbal balik antara individu, mempunyai permainan psikologis dan estetis
keluarga, masyarakat, lingkungan, dan yang berbeda pada tiap ruang, dimana pada
semangat hidup. Healing bukanlah proses ruang tertentu terdapat warna-warna yang
mengobati, tetapi lebih kepada mampu menstimuli penyembuhan,
mengembalikan keseimbangan antara seluruh memberikan keceriaan, serta meningkatkan
komponen tersebut. Jika tubuh sehat maka konsentrasi pekerjaan bagi staf medis dan
dapat diartikan bahwa terdapat keseimbangan, administrasi.
sebaliknya jika sakit maka tidak terdapat
keseimbangan [1]. Terdapat temuan bahwa Tujuan desain adalah untuk mengembangkan
terdapat tingkat kecemasan karakteristik desain skematik dari Klinik Kanker yang
pasien kanker yang berbeda dari pasien mampu mengeksplorasi warna sebagai cara
dengan penyakit lain, sehingga kebutuhan untuk mendesain. Terdapat tiga kriteria desain
untuk kehadiran lingkungan yang dapat untuk melakukan penelitian ini, yaitu (1) Warna
mengurangi faktor stres selama periode sebagai representasi dari alam, dimana pasien
pemulihan. Lingkungan yang menyembuhkan dapat mengakses dan melihat warna langsung
merupakan hasil desain yang ditunjukkan dari objek baik dari dalam ruang perawatan
dengan adanya peningkatan positif atas maupun di luar; (2) Warna sebagai estetika,
kondisi fisik dan psikologis dari pasien, dokter, dimana kolaborasi warna dengan komposisi
maupun pengunjung [2]. tertentu digunakan dengan cara menempatkan
sumbu, simetri, hirarki, ritme/ pengulangan,
Hosking dan Haggard [3] mengemukakan datum, transformasi, skala, keseimbangan; (3)
komponen healing architecture antara lain: Warna sebagai representasi dari material
lansekap (taman) dan ruang diantara pembawanya, dimana pasien dapat
bangunan; interior, yang meliputi penutup mengakses alam baik secara langsung
lantai, dinding, langit-langit, wallpaper, cat, maupun representasi dari material
fabric, furnitur, noticeboards, pencahayaan, pembawanya.
desain pintu dan jendela; material bangunan;
seni dan dekorasi; faktor manusia, yang METODE PERANCANGAN
meliputi panca indera (pendengaran,
penciuman, penglihatan, peraba, dan Rancangan ini menggunakan proses desain
pengecap). Zeisel yaitu: imaging, presenting, dan
testing.[7]. Imaging adalah menawarkan suatu
Warna diambil sebagai isu utama dalam hal baru yang mampu memberikan kriteria
perancangan karena warna merupakan seperti apa arsitektur kedepannya. Imaging
bahasa jiwa yang mampu mempengaruhi dalam hal ini adalah segala sesuatu yang
suasana hati dan emosi kita. Warna memiliki berkaitan dengan aspek psikologis, meliputi
dampak terhadap kesejahteraan manusia, dan identifikasi masalah, pengumpulan data,
dapat mengubah persepsi pandangan analisis, dan sintesis. Masalah yang muncul
kita. Warna memiliki makna simbolik yang adalah bagaimana menghadirkan warna-warna
diakui oleh alam bawah sadar kita, yang tertentu dalam sebuah desain yang secara
mempengaruhi aliran dan jumlah energi dalam psikologis mampu memberikan stimulus positif
tubuh kita [4]. Hosking dan Haggard bagi kesehatan pasien. Ada empat pendekatan
menyebutkan bahwa warna adalah interpretasi untuk mengumpulkan data: studi literatur, studi
visual dari pigmen yang menyangkut semua preseden, studi tapak, dan wawancara. Lokasi
material dan hanya dapat dilihat jika ada tapak adalah pada perumahan Citra Raya
cahaya. Dengan demikian warna memiliki Surabaya, dimana fungsi tapak sesuai dengan
pengaruh pada volume, bentuk, ruang, dan yang direncanakan yaitu sebagai fasilitas
perspektif. [3] umum. Lokasi ini mudah diakses karena
terletak di jalan utama perumahan dengan
Menurut Gray, tidak ada satupun warna yang bangunan eksisting adalah Rumah Sakit
menjamin secara spesifik mampu memberikan Ortopedi dan Traumatologi Surabaya. Imaging
dampak kesembuhan terhadap pasien [5]. dilanjutkan dengan wawancara yang dilakukan
Namun berdasarkan penelitian yang telah dengan pasien kanker di Yayasan Kanker
dilakukan, untuk menciptakan atmosfer yang Indonesia, Surabaya. Tahap ini dilanjutkan
mampu meningkatkan kenyamanan pasien dengan analisis untuk menetapkan kriteria
terdapat warna-warna yang direkomendasikan desain, kebutuhan luasan ruang, karakter zona
56
Healing Architecture: Desain Warna pada Klinik Kanker Surabaya
(Rahma Purisari)

klinik kanker untuk mendapatkan rencana tapak, ruang, bentuk dan façade, serta interior.

Gambar 1. Design Development Spiral (Zeisel, 1984)[7]

Presenting merupakan hasil dari kriteria yang warna yang diinginkan oleh pasien dengan
diterapkan pada rancangan. Meskipun hasil teori mengenai efek psikologis warna yang
yang diharapkan adalah tidak keseluruhan mampu memberikan penyembuhan. Testing
desain merupakan reaksi dari alam, namun dilanjutkan dengan mengomparasikan hasil
sebagian besar metode ini digunakan untuk desain klinik kanker dengan studi preseden,
membentuk sebuah kreatifitas arsitektur. dengan tujuan mengetahui persamaan dan
Dengan mengadaptasi metode Antoniades [8] perbedaan dalam mendesain sebuah layanan
maka metode yang digunakan dalam kesehatan (tapak, denah, bentuk dan facade,
merancang Klinik kanker adalah sebagai dan interior) dalam kriteria warna sebagai
berikut: (1) Memperhatikan konteks tapak representasi dari alam, warna sebagai elemen
terhadap lingkungan sekitarnya, melihat estetika, dan warna sebagai representasi dari
potensi untuk memberi bentuk sebuah material pembawanya.
rancangan tapak; (2) Memasukkan view di luar
tapak yang dianggap baik ke dalam tapak, PEMBAHASAN
sehingga terbentuk hubungan outside-in
dengan merancang bukaan jendela lebar, Rancangan Tapak
dengan tetap memperhatikan iklim tropis Warna sebagai representasi dari alam
setempat; (3) Menginterpretasi alam dengan ditunjukkan dengan menciptakan zona tenang
membuat kolam dan taman sebagai (hijau dan zona biru) untuk memberikan
representasi lautan dan taman; (4) Merancang kesempatan bagi pasien untuk menikmati area
denah dengan memperhatikan kebutuhan ruang luar bangunan sebanyak mungkin.
pasien untuk selalu dapat mengakses alam, Konsep zona hijau ditunjukkan dengan akses
dengan menata area hijau, ketenangan langit, warna hijau dari sisi timur, sedangkan zona
maupun hangat matahari berdekatan dengan biru terletak di area selatan dengan
area dimana pasien sebagian besar dirawat; menyediakan akses untuk menikmati warna
(5) Mengimitasi elemen tiruan terhadap alam, langit, serta merancang kolam (sebagai
baik material asli alam (bebatuan, kayu, representasi dari laut) yang dapat dinikmati
rerumputan) maupun benda buatan manusia oleh para pengunjung. Kolam dan juga
(wallpaper, cat, aplikasi warna alam pada berfungsi sebagai area transisi antara dalam
furnitur) pada interior maupun eksterior; (6) dan luar bangunan.
Merancang bentuk bangunan dengan
mengutamakan integrasi bangunan dengan Warna sebagai elemen estetika ditunjukkan
alam, dengan cara menaik-turunkan dan dengan memberikan akses kepada
melubangi pada beberapa bagian bangunan pengunjung untuk menikmati estetika gerbang
untuk dapat mengakses alam tersebut secara atau pintu masuk utama dari Perumahan Citra
maksimal. Raya. Dengan demikian pintu masuk utama
bangunan ini terletak di sisi timur.
Testing merupakan evaluasi atas desain yang
telah dihasilkan berdasarkan kriteria-kriteria, Warna sebagai representasi dari material
yang ketiganya dilakukan berdasar pembawanya ditunjukkan dengan mengatur
pengetahuan empiris. Testing dilakukan zona kuning dan cokelat di sisi utara dan barat.
dengan verifikasi terhadap hasil wawancara Zona cokelat ditempatkan di sisi barat karena
dengan studi literatur dan evidence-based area ini jarang digunakan atau dikunjungi oleh
design mengenai kesesuaian antara warna- pasien. Zona kuning terletak di utara dan timur,
57
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 15 No 1 Januari 2016:55-62

berfungsi sebagai zona yang secara psikologis digunakan sebagai area sun corner, dimana
dapat memberikan semangat dan merangsang pasien secara fisik dapat menikmati
kreativitas, digunakan oleh tenaga medis dan kehangatan sinar matahari.
administrasi. Bagian lain dari sisi timur

Gambar 2. Site Plan Gambar 3. Denah Lt. 1

Gambar 4. Denah Lt. 2 Gambar 5. Denah Lt. 3

58
Healing Architecture: Desain Warna pada Klinik Kanker Surabaya
(Rahma Purisari)

Denah menciptakan kolam sebagai representasi


Zona warna dibagi menjadi empat, yaitu hijau, warna biru yang dapat diakses oleh pasien,
biru, kuning, dan cokelat. Zona warna secara pengunjung, dan tenaga medis di lantai satu
horisontal telah dijelaskan dalam rancangan (a); sun corner dilengkapi dengan kursi, lantai
tapak sedangkan zona secara vertikal diatur parket kayu, taman vertikal, dan tanaman
dengan menyesuaikan karakter, kebutuhan, sebagai penghalang dari pandangan langsung
dan korelasi antara ruang. Konsep warna luar sekaligus sebagai representasi dari
untuk denah dihadirkan dengan memisahkan kehangatan matahari yang secara psikologis
ruang satu dengan yang lain dengan koridor memberikan semangat kepada pasien (b);
sebagai transisi. Luas total bangunan Klinik warna hijau berupa taman mini sebagai vista
2
Kanker adalah 2.301,9 m , terdiri dari fasilitas (c); ruang recovery terletak di zona kuning
2
medis (1.176,1 m ), fasilitas non-medis (171,6 sehingga pasien dapat menikmati hangatnya
2 2
m ), fasilitas pendukung non medis (426,4 m ), matahari yang secara psikologis mampu
2
area manajemen dan administrasi (279,5 m ), membangkitkan semangat mereka (d). Desain
2
dan area servis (248,3 m ). Warna sebagai warna sebagai representasi dari alam dapat
representasi dari alam disajikan dengan dilihat pada gambar 6.

Tabel 1. Pengelompokan Ruang

ZONA WARNA ZONA KLINIK


LANTAI
HIJAU BIRU KUNING COKELAT 1 2 3 4 5 6
Entrance Kolam Laboratorium Cafeteria
Lobby Ruang Tunggu Area Servis Poliklinik
1 — — — —
Resepsionis Nurse Station
Rawat Inap
Rawat Inap R. Kemoterapi Sun Corner R. Radiologi
Koridor Ruang Tunggu Apotek
2 Nurse Station Nurse Station R. Administrasi — — — — —
Rekam Medik
Area Servis
Staf Medik One Day Care R. Recovery R. Operasi
3 Ruang Tunggu Ruang Tunggu — — — —
Nurse Station

*catatan: Zona Klinik: (1) publik, (2) rawat inap, (3) rawat jalan, (4) servis, (5) ruang operasi, (6) staf

(a) (b) (c) (d)

Gambar 6. Warna sebagai Representasi dari Alam pada Denah

Warna sebagai elemen estetika disajikan koridor (a); desain tanaman di muka bangunan
dalam komposisi warna hijau pada taman yang difungsikan sebagai elemen estetika yang
terintegrasi dengan kolam yang digunakan dapat diakses dari dalam kamar kemoterapi ke
sebagai pembatas antara area hijau dan luar bangunan (b). (gambar 7)

(a) (b)

Gambar 7. Warna sebagai Elemen Estetika pada Denah

Warna sebagai representasi dari material menempatkan kolam di lantai dasar sebagai
pembawanya ditunjukkan dengan representasi dari laut sekaligus sebagai
59
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 15 No 1 Januari 2016:55-62

pembatas pandangan antara luar dan dalam matahari di siang hari sekaligus menikmati
(a); area kemoterapi ditempatkan di sisi warna biru langit (b). (gambar 8)
selatan untuk memaksimalkan perolehan sinar

(a) (b)

Gambar 8. Warna sebagai Representasi dari Material Pembawanya pada Denah

Bentuk dan Facade Bangunan kesederhanaan, sedangkan warna cokelat


Bentuk dan façade bangunan adalah dirupakan dalam penggunaan kayu mosaik
perwujudan dari desain warna dimana pasien, yang mampu memberikan kesan
staf klinik dan pengunjung dapat mengakses kesederhanaan dan kekuatan bangunan.
warna yang ditentukan dari dalam dan luar Warna hijau berupa taman pada kanopi
bangunan. Dari luar , warna yang dipilih adalah diletakkan di pintu masuk utama yang mampu
putih tulang, cokelat, dan hijau. Warna putih memberikan kesan menyegarkan bagi
pada façade secara psikologis mampu pengunjung ketika memasuki bangunan.
menciptakan kesan harmonis, elegan, dan

Tampak Selatan Tampak Timur

Tampak Barat Tampak Utara

Gambar 9. Tampak Bangunan

Warna sebagai representasi dari alam dengan kaca dalam bentuk mosaik (b).
disajikan dengan menciptakan gerbang masuk (gambar 11).
dengan taman atap yang mampu membawa
warna hijau ke dalam façade (a); warna biru Warna sebagai representasi dari material
dirupakan sebagai dinding lebar pada sisi pembawanya ditunjukkan dengan
selatan ruang kemoterapi (b). (gambar 10). menghadirkan tanaman rambat di sepanjang
Warna sebagai elemen estetika disajikan balkon kamar rawat inap sehingga dapat dilihat
dengan merancang one day care setenang langsung dari tempat tidur pasien (a); ruang
mungkin untuk mendukung proses kemoterapi (zona biru) dirancang dengan
penyembuhan dengan bentuk langit-langit dinding lebar sebagai akses untuk menikmati
yang disusun horizontal (a); warna cokelat taman dan langit biru, sekaligus horizontal
diaplikasikan pada facade bangunan dengan blinds yang dirakit menjadi tirai untuk
menggunakan kayu yang disusun bersama mengurangi sinar matahari yang berlebih (b).
(gambar 12)

60
Healing Architecture: Desain Warna pada Klinik Kanker Surabaya
(Rahma Purisari)

(a) (b)

Gambar 10. Warna sebagai Representasi dari Alam pada Bentuk dan Facade

(a) (b)

Gambar 11. Warna sebagai Elemen Estetika pada Bentuk dan Facade

(a) (b)

Gambar 12. Warna sebagai Representasi dari Material Pembawanya pada Bentuk dan Façade

Interior didominasi dengan warna-warna monokrom


(a); area resepsionis dirancang dengan
Warna sebagai representasi alam disajikan mengaplikasikan material beludru sebagai
dengan mengaplikasikan wallpaper bertema representasi rumput (b); warna kuning secara
alam pada langit-langit ruang rekam medis (a); psikologis dihadirkan pada ruang administrasi
elemen kayu dan batu sebagai representasi dengan menciptakan bukaan lebar agar
dari warna cokelat disajikan di area kafetaria pengguna dapat menikmati sinar matahari
dengan bukaan lebar yang dapat diakses oleh sekaligus pada furnitur dan pencahayaan
pasien, tenaga medis dan pengunjung (b). dekorasi yang diharapkan dapat memberikan
Warna sebagai elemen estetika dihadirkan semangat dan mampu meningkatkan
dengan menempatkan tanaman atau hiasan produktivitas kerja dari para staf administrasi
bunga sebagai aksen di ruang rawat inap yang (c). (gambar 14)

(a) (b)

Gambar 13. Warna sebagai Representasi dari Alam pada Interior

(a) (b) (c)

Gambar 14. Warna sebagai Elemen Estetika pada Interior

61
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 15 No 1 Januari 2016:55-62

Warna sebagai representasi dari material disajikan dengan mengaplikasikan parket di


pembawanya disajikan dengan merancang koridor (b); poliklinik (zona cokelat) merupakan
kolam dan akuarium sebagai latar belakang zona pribadi dimana pasien tidak dapat
area tunggu untuk mengalihkan perhatian mengakses alam dari dalam ruangan , dengan
pengguna dari kebosanan (a); warna cokelat demikian ornamen batu diterapkan di ruangan
sebagai representasi dari tanah dan hutan ini (c). (gambar 15)

(a) (b) (c)

Gambar 15. Warna sebagai Representasi dari Material Pembawanya pada Interior

KESIMPULAN REFERENSI

Pembahasan dan hasil desain di atas [1] Stark, Alex. (2009). Buildings that Heal:
menunjukkan bahwa lingkungan fisik Energetic Criteria in the Design of
merupakan hal penting dalam proses Healing Environments.
penyembuhan, sehingga semakin jelas bahwa http://www.alexstark.com. Accessed
healing architecture harus mampu memberikan November, 27 2011.
solusi dalam mengembalikan keseimbangan [2] Hamilton, D.K. and Watkins, David H.
antara kondisi fisik dan psikologis pasien. (2009). Evidence-based design: For
Kebutuhan non-medis dapat dipenuhi dengan multiple building types. New Jersey:
mengubah lingkungan menjadi suasana yang John Wiley & Sons Inc.
mampu mengalihkan perhatian pasien akan [3] Hosking, Sarah and Haggard, Liz. (1999).
penyakit yang dideritanya dengan Healing the Hospital Environment:
menghadirkan lingkungan yang ramah Design, Management, and Maintenance
terhadap semua pengguna yang terlibat of Healing the Hospital Environment.
(pasien, keluarga, staf medis, dan non-medis). New York: E & FN Spon.
[4] Pile, John F. (1995). Interior Design. New
Selama ini persepsi orang terhadap warna York: Abrams Inc.
hanya sebatas memberikan suasana hati dan [5] Novak, Celeste A. and Richardson, Barbara
efek psikologis tertentu yang dapat diterapkan (2012, September). Functional Color and
pada interior bangunan. Namun penelitian Design in Healthcare Environment:
desain ini membuktikan bahwa warna dapat Color and nature provide healing
mempengaruhi bentuk hingga susunan ruang benefits in hospital setting. Architectural
di dalam maupun luar bangunan. Komposisi Record. New York: McGraw Hill,.
dan konsep penggunaan warna tertentu di [6] Mahnke, Frank H. (1996). Color,
Klinik Kanker didasarkan pada alasan untuk Environment, and Human Response.
mengakses warna yang dibutuhkan untuk New York: John Wiley Sons Inc.
memberikan kesembuhan psikis terhadap [7] Zeisel, John. (1984). Inquiry by Design:
pasien kanker. Hijau, biru, kuning, dan cokelat Tools for Environment-Behavior
adalah warna yang mampu mendukung proses Research. Cambridge: Cambridge
penyembuhan yang disajikan dalam kriteria University Press.
warna sebagai representasi dari alam, warna [8] Antoniades, Anthony C. (1992). Poetics of
sebagai elemen estetika, dan warna sebagai Architecture: Theory of Design. New
representasi dari material pembawanya. York: John Wiley & Sons.
Dengan desain yang dihasilkan, maka pasien [9] Ulrich, Roger S. (1984). “View through a
akan dapat merasakan perbedaan suasana di Window May Influence Recovery from
Klinik Kanker ini, sehingga secara psikologis Surgery”. Science. New Series, Vol. 224,
mendapatkan energi positif untuk hal 420 – 421.
membangkitkan semangat mereka dari
perasaan yang tidak nyaman.

62

Anda mungkin juga menyukai