Disusun oleh :
LAMPUNG SELATAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Gempabumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi ,
patahan aktif aktivitas gunungapi atau runtuhan batuan. Kekuatan gempabumi akibat aktivitas gunungapi
dan runtuhan batuan relatif kecil sehingga kita akan memusatkan pembahasan pada gempabumi akibat
tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif.
Gempa bumi Lombok Juli 2018 adalah sebuah gempa darat berkekuatan 6,4 Mw yang
melanda Pulau Lombok, Indonesia pada tanggal 29 Juli 2018, pukul 06.47 WITA. Pusat gempa berada di
47 km timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat dengan kedalaman 24 km. Guncangan gempa
bumi dirasakan di seluruh wilayah Pulau Lombok, Pulau Bali, dan Pulau Sumbawa. Gempa ini
merupakan rangkaian gempa awal sebelum gempa bermagnitudo lebih besar mengguncang Lombok pada
5 Agustus 2018
Gempa bumi ini berpusat di darat di dekat Gunung Rinjani wilayah Kabupaten Lombok Timur.
Dengan memperhatikan lokasinya dan kedalaman hiposenter, maka gempa bumi ini merupakan jenis
gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis
mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme
pergerakan naik (thrust fault). Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di seluruh Pulau
Lombok, Pulau Bali dan Pulau Sumbawa. Guncangan gempa bumi terkuat berada di seluruh
wilayah Pulau Lombok terutama Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa Barat serta Sumbawa
Besar berupa guncangan V-VI MMI. Sedangkan di Pulau Bali dirasakan kuat berupa III-IV MMI. Serta
di Bima III MMI.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
b. Berdasarkan Kedalamannya
Berdasarkan kedalamannya, jenis-jenis gempa bumi juga dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Gempa bumi dalam : adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300
km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu
berbahaya.
2. Gempa bumi menengah : adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300
km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan
dan getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi dangkal : adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari
permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
3
BAB III
PEMBAHASAN
• Banyak bangunan rusak di Bali. Tembok dua toserba di Kuta runtuh. Beberapa pura juga
rusak. Plafon Bandar Udara Internasional Ngurah Rai rusak, tetapi bandara tetap
beroperasi seperti biasa. Gedung terminal Bandar Udara Internasional Lombok juga rusak
ringan, tetapi landasan pacu, jalan pesawat, dan tempat parkir pesawat tidak rusak dan
tetap beroperasi.Layanan kapal feri antara Bali dan Lombok ditutup sementara dan baru
dibuka kembali tanggal 6 Agustus.Kerusakan luas dilaporkan terjadi di Pulau Lombok.
Pejabat setempat menyatakan bahwa bangunan di Kecamatan Sembalun dan Sambelia,
lokasi episentrum gempa, mengalami kerusakan terparah. Jaringan telekomunikasi dan
listrik padam di seluruh Lombok. Ribuan rumah rusak setelah diguncang gempa pertama.
Kerusakan ini diperparah oleh tidak adanya peraturan bangunan dan pengetahuan teknis
tentang ketahanan terhadap gempa serta kemampuan ekonomi yang rendah. Sedikitnya
tiga jembatan runtuh di Lombok.
• Tidak lama setelah gempa, listrik padam di sebagian besar wilayah Mataram. Meski
beberapa tempat di Lombok masih teraliri listrik, bebannya hanya 50 MW, jauh lebih
rendah daripada 220 MW pada hari biasa. Jalanan di seluruh Lombok macet karena
lampu lalu lintas mati dan jalanan dipenuhi reruntuhan. Perusahaan Listrik Negara
menyatakan bahwa listrik telah dipulihkan di sebagian besar Lombok beberapa jam
setelah gempa, tetapi 25% listrik pulau masih padam.
• Di Gili Trawangan, kafe dan resor di Gili Trawangan rusak parah. Karena banyak
minimarket ditinggalkan oleh pemiliknya, penjarahan dilaporkan terjadi di seluruh pulau
ini. Barang yang dicuri beragam, dari sapi, tabung gas, sampai sepeda motor menjadi
target curian. Di Mataram, sampai informasi bahwa 70 motor telah hilang dicuri. Apalagi
keadaan kampung yang ditinggal memang terlihat sepi dan ada rumah-rumah yang
4
memang terlihat terbuka. Oleh sebab itu, warga berinisiatif untuk patroli bersama untuk
menjaga keamanan di lingkungan pemukiman yang telah ditinggal warganya mengungsi.
5
3.2. Aspek Ekonomi
Pada tanggal 6 Agustus, dalam konferensi persnya, Kepala Pusat Data, Informasi (Pusdatin)
dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan bahwa laporan awal menunjukkan
bahwa lebih dari 50% bangunan di Kabupaten Lombok Utara hancur akibat gempa.
Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Zainul Majdi, mengatakan bahwa lebih dari
80% bangunan di Lombok Utara rusak atau hancur. Sebagai akibat dari bencana ini,
kerugian ekonomi menurut keterangan BPBD Nusa Tenggara Barat ditaksir mencapai Rp1
triliun. Hal yang sama juga diutarakan oleh Sutopo Purwo Nugroho, yang menyampaikan
bahwa secara kasar, kerugian diduga lebih dari 1 triliun. Dalam pada itu, penghitungan
ditilik dari 5 sektor, yakni pemukiman, infrastruktur, ekonomi produtif, sosial budaya, dan
lintas sektor.
Data Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) menyebutkan 259 orang meninggal
dunia, 1.033 luka berat dan 270.168 warga mengungsi. Di Nusa Tenggara Barat berasal
dari Kabupaten Lombok Utara 212 orang, Lombok Barat 26 orang, Lombok Tengah 2
orang, Kota Mataram 6 orang, dan Lombok Timur 11 orang. Di Bali dua orang
dilaporkan meninggal yaitu 1 warga Denpasar dan 1 lainnya merupakan wisatawan asal
Bandung. Sedangkan dan Kabupaten Karangasem sebanyak 20 warga alami luka-luka.
Menurut gubernur terpilih NTB Zulkieflimansyah, warga meninggal mencapai 381 orang,
dan luka-luka 1033 orang. Kerugian rumah mencapai 22.721 unit yang rusak. Sejumlah
data lain disodorkan pihak yang berbeda-beda. TNI menyebut data yang senada dengan
Zulkieflimansyah, yakni 381 orang meninggal. Kabupaten Lombok Utara dan BPBD
setempat mencatat korban mencapai 347, Basarnas menyatakan korban jatuh adalah 226
orang.
6
3.5. Pelanggaran Yang Dilakukan Pemerintah Daerah Lombok
3.5.1 Penggelapan Dana Bantuan Bencana
Penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Kepolisian Resor Mataram, Nusa Tenggara Barat,
mengungkap aliran korupsi dana rehabilitasi dan rekonstruksi rumah korban gempa rusak sedang,
yang berada dibawah pengelolaan Kelompok Masyarakat (Pokmas) Repok Jati Kuning, Desa
Sigerongan, Kabupaten Lombok Barat. Dari hasil penelusurannya, aliran dana korupsi yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan oleh pelaku IN yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka
tersebut bernilai Rp410 juta. Nominal tersebut berasal dari sisa anggaran tahap tiga yang belum
disalurkan pihak pokmas kepada masyarakat penerima bantuan dari Desa Sigerongan, Kecamatan
Lingsar, Kabupaten Lombok Barat. Diketahui bahwa dana rehabilitasi dan rekonstruksi rumah
korban gempa rusak sedang menerima bantuan dari pemerintah senilai Rp25 juta. Dana yang
diterima per-kepala keluarga itu dicairkan dalam tiga tahapan. Untuk kepala keluarga yang ada
dibawah Pokmas Repok Jati Kuning, Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok
Barat, terdapat 70 kepala keluarga dengan jumlah keseluruhan anggarannya senilai Rp1,75 miliar.
Pada tahap pertama, Pokmas Repok Jati Kuning telah menyalurkan anggaran Rp500 juta kepada
20 penerima bantuan. Selanjutnya pada tahap kedua, anggaran yang disalurkan kepada 30
penerima bantuan mencapai Rp750 juta. Namun pada tahap ketiga, Pokmas Repok Jati Kuning
hanya menyalurkannya kepada sebagian dari 20 penerima bantuan terakhir dengan nilainya
mencapai Rp90 juta. Karenanya, sisa anggaran yang belum disalurkan dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan oleh tersangka, yakni Rp410 juta, ditetapkan penyidik sebagai angka
kerugian negaranya
7
mengurangi risiko bencana, baik pembangunan fisik maupun penyadaran masyarakat
melalui sosialisasi terus menerus dan berkelanjutan tentang bencana menyebabkan
informasi kebencanaan belum tertanam. Kurangnya upaya mitigasi bencana ini tidak
dapat dibiarkan, mengingat Indonesia berpotensi mengalami berbagai jenis bencana alam
yang membawa korban jiwa. Salah satu titik penting meningkatkan sosialisasi mitigasi
dan upaya penanggulangan bencana adalah regulasi. Lambatnya upaya mitigasi dan
persiapan tanggap darurat bencana untuk menangani dampak buruk bencana yang
ditimbulkan disebabkan oleh RENAS PB sebagai regulasi perencanaan dasar dalam
penanggulangan bencana masih belum diacu oleh K/L karena masih Perka BNPB
(Rencana Nasional Penanggulangan Bencana Nasional 2015-2019).
Belum Optimalnya Dukungan Anggaran
Berdasarkan Undang-undang penanggulangan bencana, alokasi dana penanggulangan
bencana bersumber dari Pemerintah dan Pemerintah daerah. Selanjutnya, dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2008 Pasal 4 ayat (2) dinyatakan bahwa sumber
pendanaan penanggulangan bencana berasal dari APBN, APBD, dan atau dana
masyarakat yang berasal dari perseorangan, lembaga usaha, lembaga swadaya, baik
masyarakat dalam dan luar negeri. Alokasi dana program penanggulangan bencana pada
BNPB terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun, yaitu Rp 2,83 triliun pada tahun
2015 dan menjadi hanya Rp478,1 miliar pada tahun 2018. Penurunan dana program
penanggulangan bencana tahun 2018 ini akan berdampak pada kegiatan kesiapsiagaan
dalam menghadapi bencana, penyiapan logistik di kawasan rawan bencana, rehabilitasi
dan rekonstruksi bidang sosial ekonomi di wilayah pascabencana, tanggap darurat di
daerah terkena bencana, dan pemberdayaan masyarakat dalam kesiapan menghadapi
bencana di tiap daerah.
8
3.6. Solusi Yang Diambil Oleh Pemerintah Dalam Penanggulangan Bencana
1. Usai melakukan peninjauan kondisi lapangan di Lombok Utara yang porak poranda oleh
gempa berkekuatan 7 SR, Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menggelar rapat terbatas
bersama dengan jajaran terkait. Rapat terbatas soal penanganan gempa Lombok tersebut digelar
di halaman RSUD Tanjung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, pada Senin, 13
Agustus 2018.Jokowi pun memberikan lima arahan dalam rapat terbatas tersebut agar
penanganan pascagempa dapat berjalan dengan baik dan segera memulihkan perekonomian
wilayah setempat, antara lain
- memastikan jumlah rumah rusak berat maupun rusak sedang dan rusak ringan.
- aktivitas perekonomian di daerah terdampak gempa dapat sesegera mungkin
dipulihkan. Kepala negara meminta jajarannya untuk turut memprioritaskan perbaikan fasilitas-
fasilitas penunjang perekonomian
- gempa pernah beberapa kali melanda sejak 1979. Artinya, wilayah Lombok
merupakan kawasan rawan bencana gempa bumi. Maka itu, Presiden ingin agar warga setempat
diberikan edukasi mengenai pembangunan rumah yang tahan gempa untuk meminimalkan
kerusakan yang terjadi, jika bencana tersebut kembali melanda di kemudian hari.
- menginstruksikan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk turut
membenahi fasilitas-fasilitas pendidikan dan kesehatan yang rusak maupun hancur karena gempa
- memerintahkan agar bantuan bagi warga yang tempat tinggalnya mengalami
kerusakan berat untuk dapat diserahkan secepat mungkin. Ia menargetkan sebanyak seribu
kepala keluarga telah mendapatkan bantuan dalam 1 hari.
2. Menko PMK Puan Maharani mengkoordinasikan percepatan penanganan dampak bencana yang
saat ini telah menerjunkan tim gabungan pusat dan daerah terdiri dari Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, dan pemerintah daerah. Selain upaya pencarian
korban, evakuasi dan penyelamatan korban, pemerintah juga membuka Rumah Sakit Lapangan
yang memberikan layanan 24 jam di beberapa kota seperti Mataram, Lombok Timur, Lombok
Barat, Lombok Utara dan Lombok Tengah, pembangunan tenda pengungsian, dan penyaluran
logistik. Pemerintah juga menyediakan pusat pemulihan trauma kepada para korban selamat di
pengungsian.
3. Kejaksaan Mataram menjerat Muhir, anggota DPRD Lombok, dengan pasal 12E UU
20/2001 tentang Tindak Pidana Korupsi, yang melarang pejabat negara menyalahgunakan
kewenangan untuk memaksa seseorang memberikan sesuatu kepada dirinya. Selain itu, Kejaksaan
Negeri Mataram melakukan audit anggaran dan periksaan kepada semua pihak yang terkait seperti
Komisi IV, Sekretariat Dewan, dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
9
BAB III
KESIMPULAN
1. Dalam penanggulangan pasca terjadi nya gempa bumi Lombok, pemerintah daerah dan BNPB
telah melakukan pelanggaran kode etik profesi yang merugikan masyarakat Lombok yang
terkena bencana gempa bumi
2. Dampak yang ditimbulkan dari pelanggaran tersebut adalah dana yang tidak sampai kepada
masyarakat terdampak akibat penggelapan dana, lambatnya upaya mitigasi dan tanggap bencana
oleh masyarakat, dan belum optimalnya dukungan dana.
3. Pemerintah Daerah bersama Pemerintah Pusat telah memberikan upaya untuk mempercepat
penanggulangan bencana gempa bumi. Seperti lima arahan Presiden dan koordinasi antara
Menko dengan BNPB beserta pemerintah daerah.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://bpbd.bandaacehkota.go.id/2018/08/05/pengertian-gempa-bumi-jenis-jenis-penyebab-akibat-dan-
cara-menghadapi-gempa-bumi/
https://news.act.id/berita/upaya-mitigasi-gempa-lanjutan-di-lombok
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-45539980
https://www.rmoljatim.id/2018/09/15/merasa-malu-golkar-pecat-legislator-tilap-uang-proyek-rehabilitasi-
korban-gempa-lombok
https://bnpb.go.id/berita/dampak-gempa-lombok
11
12