Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia

2000, Vol. 15, No. 3, 332 - 338

PENDEKATAN PENILAIAN PROPERTI


UNTUK ESTIMASI NILAI SEWA TANAH DAN BANGUNAN
PT. KA (PERSERO) DAOP VI GUNA PENINGKATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
R. Edi Rianto
PPE FE-Universitas Gadjah Mada

Wihana Kirana Jaya1


Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) akhir-akhir ini banyak mendapat


sorotan karena ternyata penilaiannya terhadap aset-aset bank terlikuidasi tidak sesuai
dengan penilaian aset oleh bank-bank itu sendiri (pihak bank banyak yang telah me-
mark-up asetnya). Sebenarnya bagaimanakah cara penilaian aset-aset tersebut
dilakukan? Secara teori ada tiga pendekatan dalam penilaian properti yaitu:
pendekatan perbandingan data pasar (market data comparison approach), pendekatan
biaya (cost approach) dan pendekatan pendapatan (income capitalization approach).
Ketiga pendekatan tersebut akan dicoba untuk diterapkan dalam praktek penilaian
properti, yakni pada suatu penelitian untuk menilai aset-aset PT. KA (Persero) Daop VI
Yogyakarta. Penilaian tersebut adalah untuk estimasi nilai sewa yang harus dibayarkan
ke Pemda DIY karena aset (tanah dan bangunan) PT. KA (Persero) Daop VI tersebut
statusnya adalah milik Pemda DIY. Meskipun penuh dengan keterbatasan, tetapi
makalah ini cukup memberikan gambaran bagaimana penilaian suatu aset dilakukan.

PENGANTAR yang dipakai oleh PT. KA (Persero) Daop VI


Yogyakarta.
Dalam rangka menyongsong pemberlakuan
Undang-undang Otonomi Daerah, daerah- Secara umum tanah-tanah Pemda DIY
daerah dituntut untuk lebih mandiri, diantara- yang dimanfaatkan oleh PT. KA (Persero)
nya adalah dengan meningkatkan pendapatan Daop VI Yogyakarta dapat dikategorikan
asli daerahnya. Salah satu upaya yang menjadi 3 (tiga) kelompok besar, yaitu:
dilakukan Pemda DIY dalam meningkatkan 1. Tanah yang dipergunakan untuk jalan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah dengan rel/lintasan kereta api.
menerapkan sistim sewa pada tanah-tanahnya

Penulis mengucapkan terimakasih kepada:


a. PPE FE-UGM dan Dinas Pendapatan Daerah Tk. I Prop. DIY yang telah memberi kepercayaan dalam proyek
penelitian ini.
b. PT. KA (Persero) Daop VI dan Kantor Pelayanan PBB Yogyakarta yang teleh banyak membantu dalam penyediaan
data-data yang diperlukan.
c. Bpk. Drs. Samsubar Saleh, M.Soc.Sc., Bp. Budi Hardjanto, Adv. DEM., Bpk. Drs. Supramono dan pihak-pihak
lainnya yang telah banyak membantu dalam penelitian ini
2000 R. Edi Rianto & Wihana Kirana Jaya 333

2. Tanah yang dibangun oleh PT. KA Rumusan dari pendekatan perbandingan


(Persero) dan dipergunakan untuk penun- secara matematis dapat digambarkan sebagai
jang operasional kereta api. berikut:
3. Tanah yang dibangun dan dipergunakan
MV = VCP ± Adj. Factor (1)
oleh swasta (pihak ketiga)/masyarakat atas
seijin atau tanpa seijin PT. KA (persero). atau
MV = VCP ± [ (a1*Loc) + (a2*Fis) +
PENDEKATAN PENILAIAN PROPERTI
(a3* Use) + (a4*TD) (2)
Penilaian Properti merupakan suatu proses
penentuan nilai, baik nilai pasar, nilai inves- dimana:
tasi, nilai asuransi atau jenis nilai lainnya, dari MV = nilai pasar properti berdasarkan
suatu properti pada suatu tanggal penilaian analisis
tertentu. Penentuan nilai suatu properti menu- VCP = nilai dari properti pembanding
rut American Institute of Real Estate Appraiser a1..a4 = besarnya penyesuaian (dapat
(1987:63) dan Eckert et al. (1991:151) dapat berupa % atau satuan nilai uang)
dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu pen- Loc = jarak lokasi pembanding terha-
dekatan perbandingan data pasar (market data dap objek yang dinilai
comparison approach), pendekatan biaya (cost Fis = perbedaan karateristik fisik pem-
approach) dan pendekatan pendapatan (income banding dengan objek penilaian
capitalization approach). Dalam kaitannya Use = perbedaan kegunaan
dengan penginventarisasian dan penilaian TD = perbedaan waktu transaksi de-
tanah-tanah dan bangunan yang berdiri di ngan tanggal penilaian
atasnya ini akan digunakan tiga pendekatan,
yaitu pendekatan perbandingan data pasar, 2. Metode Penilaian Properti dengan Pende-
pendekatan biaya dan pendekatan pendapatan. katan Biaya
Pendekatan Biaya (Cost Approach) adalah
1. Metode Penilaian Tanah dengan Pende-
penilaian berdasarkan biaya dilakukan dengan
katan Perbandingan
cara memperkirakan biaya-biaya yang dike-
Penilaian terhadap tanah lazimnya dilaku- luarkan untuk membuat baru atau mengadakan
kan dengan menggunakan pendekatan perban- properti yang dinilai. Pendekatan model ini
dingan untuk mengetahui nilai tanah yang biasanya dipergunakan untuk menilai ba-
representatif atau mencerminkan kondisi nilai ngunan, sedangkan untuk menilai tanah saja
pasar (market value). Dalam analisis perban- atau tanah dan bangunan yang menjadi satu
dingan ini nilai tanah suatu objek ditentukan kesatuan, ada beberapa komponen yang harus
oleh nilai tanah dari objek-objek pembanding diperhatikan, yaitu:
yang terdapat pada lokasi yang berdekatan a) Nilai tanah (land value), dilakukan dengan
(neighborhood), mempunyai karateristik fisik menggunakan pendekatan perbandingan
dan kegunaan yang sama serta mempunyai harga pasar.
tanggal transaksi yang tidak berbeda jauh
dengan tanggal penilaian. Untuk mendapatkan b) Biaya investasi (investment value), khusus-
nilai properti dari objek yang dinilai, maka nya untuk konstruksi bangunan, ditentukan
dilakukan penyesuaian terhadap faktor-faktor dengan memperhitungkan seluruh biaya
perbandingan tersebut dengan cara memban- yang telah dikeluarkan untuk mengadakan
dingkan objek yang dinilai dengan objek atau membangun baru bangunan dengan
pembanding. menggunakan standar yang berlaku pada
tanggal penilaian.
334 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

c) Penyusutan (depreciation), dibedakan atas LV = perkiraan nilai tanah (land value)


penyusutan phisik, penyusutan fungsi dan Jika terhadap persamaan (3) diatas dima-
penyusutan ekonomi. Penyusutan fisik di- sukkan unsur penyesuaian, maka rumusan
tentukan dengan memperhatikan penurunan tersebut akan menjadi:
kualitas yang besarnya penyusutan dihitung
dengan menentukan besarnya biaya untuk MV  GQ (BQ x  BA) 
(LQ x  LA)   OA
merenovasi. Penyusutan fungsi adalah ber-
(4)
kurangnya nilai sebagai akibat dari penu-
runan fungsi dari properti yang dinilai.
dimana:
Penyusutan ekonomi adalah berkurangnya
MV = perkiraan nilai pasar (market
nilai sebagai akibat dari perubahan-peru-
value) properti tertentu;
bahan ekonomi. Nilai yang dihasilkan dari
GQ = perkiraan dari komponen kualitas
pendekatan ini didasarkan pada teori
secara keseluruhan;
substitusi. Biaya untuk mendapatkan ba-
rang baru terhadap barang yang dinilai BQ = perkalian dari komponen kualitas
adalah bukan nilai, tetapi biaya adalah bangunan;
proxy dari nilai. BA = penjumlahan biaya komponen
struktur bangunan;
Ada dua cara untuk melakukan penilaian LQ = penjumlahan dari komponen kua-
dengan pendekatan biaya, yaitu: litas tanah;
a) Reproduction cost new, yaitu: pendekatan LA = penjumlahan dari komponen
penilaian melalui perhitungan biaya untuk tanah;
mendapatkan barang tersebut secara baru OA = penjumlahan dari komponen lain-
melalui replikasi dari bangunan yang lain.
dinilai; dan
3. Metode Penilaian Properti dengan Pen-
b) Replacement cost new, yaitu: menghitung dekatan Pendapatan
biaya untuk membangun bangunan baru
tersebut tidak persis sama dengan bangu- Pendekatan Pendapatan (Income Capita-
nan yang dinilai, tetapi fungsi, kegunaan, lization Approach) adalah penilaian berdasar-
dan kapasitasnya berdasarkan standar kan pendekatan pendapatan dilakukan dengan
bangunan saat ini yang dipersamakan cara memproyeksikan seluruh pendapatan dari
dengan struktur bangunan atau properti properti tersebut dikurangi dengan biaya
yang dinilai. operasi, selanjutnya dikapitalisasi dengan
menggunakan suatu tingkat bunga pengem-
Penilaian suatu properti dengan menggu-
balian modal dan keuntungan (return on
nakan pendekatan biaya dirumuskan sebagai
investment). Dalam pendekatan pendapatan,
berikut:
nilai suatu investasi (properti) adalah fungsi
MV = IV + LV (3) dari aliran pendapatan yang dihasilkan, dimana
semakin tinggi aliran pendapatan yang dapat
dimana: dihasilkan oleh suatu properti, maka semakin
MV = perkiraan nilai pasar (market value) tinggi pula nilai properti tersebut. Melalui
properti tertentu. pendekatan pendapatan, nilai suatu properti
IV = perkiraan nilai bangunan atau kons- diperoleh dari pengkapitalisasian pendapatan
truksi lainnya (improvement value) bersihnya (net operating income) dengan suatu
yang merupakan pengurangan mau- tingkat kapitalisasi tertentu dengan memper-
pun peningkatan nilai terhadap hitungkan batas periode penerimaan penda-
tanah; patannya.
2000 R. Edi Rianto & Wihana Kirana Jaya 335

Dalam analisis melalui pendekatan pen- berdasarkan jenis penggunaan dan potensinya
dapatan, nilai investasi (properti) dapat diper- yang tercermin dari nilai pasar tanah dise-
oleh melalui pendekatan konvensional (con- kitarnya. Untuk menentukan nilai tanah secara
ventional approach) atau analisis aliran tunai keseluruhan pada setiap desa/kelurahan yang
terdiskonto (discounted cash flow analysis). dilintasi maka dilakukan analisis terhadap
Dalam kasus ini hanya dipakai pendekatan tanah-tanah di sekitar rel berdasarkan blok dan
konvensional untuk menentukan tingkat kapi- zona nilai tanah (ZNT) yang selanjutnya dihi-
talisasi, dimana tingkat kapitalisasi tersebut tung nilai indikasi rata-ratanya (NIR). NIR
akan digunakan untuk menghitung estimasi diperoleh dengan cara melakukan analisis rata-
nilai sewanya. Melalui pendekatan secara rata tertimbang (weighted mean) dari masing-
konvensional, nilai pasar (market value) inves- masing indikasi nilai tanah yang diperoleh dari
tasi/properti diperoleh melalui proses pengka- analisis perbandingan data pasar (market data
pitalisasian pendapatan bersih operasi melalui approach).
formula sebagai berikut: Penentuan nilai sewa tanah pertahun dapat
MV = NOI x (1/R) (5) dilakukan melalui pendekatan pendapatan
Di mana: (income approach), yaitu melalui proses
pengkapitalisasian nilai properti dengan tingkat
MV = nilai pasar investasi kapitalisasi tertentu untuk menentukan besar-
NOI = pendapatan bersih operasi nya nilai sewa tanah pertahun. Nilai sewa
R = tingkat kapitalisasi untuk tanah rel dapat diestimasi dengan
R dalam hal ini adalah tingkat kapitalisasi yang mengalikan nilai tanah hasil analisis dengan
diperoleh melalui analisis pasar terhadap pro- tingkat kapitalisasinya yang besarnya tergan-
perti yang sejenis melalui rasio antara tingkat tung dari lokasi, jenis pengunaan tanah,
sewa dengan nilai pasarnya. Dalam hal ini, karateristik fisik dan potensinya. Tingkat
NOI diperoleh dengan rumusan berikut: kapitalisasi pada daerah perkotaan atau yang
NOI = ((PGI x ( 1-VR)+OI) - Outgoings) (6) mempunyai aksesibilitas serta fasilitas yang
lebih lengkap akan mempunyai tingkat
dimana:
kapitalisasi yang lebih tinggi daripada daerah
NOI = pendapatan bersih operasi yang mempunyai aksesibilitas dan fasilitas
PGI = pendapatan kotor potensial yang kurang baik. Untuk daerah Kabupaten
VR = tingkat kekosongan Kulonprogo ditentukan tingkat kapitalisasi
OI = pendapatan lain-lain (yaitu rasio yang digunakan untuk mengkon-
Outgoings = biaya-biaya operasional pro- versi nilai properti menjadi nilai sewa per-
perti tahun) adalah sebesar 0,04 atau 4% sedangkan
untuk daerah Kabupaten Sleman ditentukan
ESTIMASI NILAI SEWA rasio sebesar 0,05 atau 5%. Untuk daerah
Dalam mengestimasi nilai sewa yang akan Kotamadya Yogyakarta karena mempunyai
dibayar oleh PT. KA (Persero) Daop VI kepa- aksesibilitas, fasilitas dan potensi ekonomis
da Pemda DIY, maka sesuai dengan pemba- yang lebih tinggi, maka rasio yang dipakai
gian kategorinya, properti tersebut digolong- lebih tinggi daripada daerah/kabupaten lainnya
kan menjadi 3 kelompok besar, yaitu: yaitu sebesar 0,07 atau 7%, sedangkan daerah
Kabupaten Bantul ditetapkan sebesar 0,045
1. Tanah Yang Dipergunakan untuk Jalan atau 4,5%. Cara perhitungannya adalah seperti
Rel/Lintasan Kereta Api terlihat dalam Tabel 1.
Demikian seterusnya nilai properti yang
Untuk tanah yang digunakan untuk jalan
berupa tanah di sepanjang lintasan rel kereta
rel/lintasan kereta api ditentukan nilai sewanya
api yang membujur dari Kabupaten Kulonpro-
336 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

go hingga Kalasan (Kabupaten Sleman) adalah adalah atas tanah dan bangunannya. Untuk
dilakukan dengan menentukan Nilai Indikasi menentukan nilai sewa yang harus dibayar
Rata-rata (NIR) dari blok-blok kawasan yang kepada Pemda, maka perlu dilakukan estimasi
ada pada tiap desa/kelurahan yang dilalui nilai tanah dan bangunan yang selanjutnya
lintasan rel kereta api. Dari hasil analisis NIR dikalikan tingkat kapitalisasinya masing-
tersebut diperoleh nilai properti tanah seluas masing. Penentuan nilai tanah dilakukan mela-
1.765.443 m2 sebesar Rp 68.290.678.025,00 lui perbandingan data pasar (market data
dengan estimasi nilai sewa tanah Rp comparable) dan dengan mempertimbangkan
4.201.371.494,00. potensi dan penggunaan tanahnya pada saat
ini. Nilai bangunan ditentukan melalui perhi-
2. Tanah yang Dibangun oleh PT. KA (Per- tungan dengan menggunakan metode biaya,
sero) dan Dipergunakan untuk Penun- yaitu dengan mengestimasi nilai pembangunan
jang Operasional Kereta Api baru (cost reproduction new) dan kemudian
Untuk nilai sewa atas tanah yang dibangun dikurangi dengan tingkat penyusutannya.
dan dipergunakan oleh PT. KA (Persero) Daop Langkah pertama adalah identifikasi fisik
VI Yogyakarta, nilai sewa yang dikenakan bangunan seperti dalam Tabel 2 berikut.

Tabel 1. Daftar Nilai Tanah Tertinggi dan Terendah untuk Tanah dan Estimasi Nilai Sewa Tanah
Sekitar Rel/Lintasan Kereta Api
Nilai Tanah Nilai Luas Nilai Cap. Estimasi
Kelurahan Blok Sekitar Rel Indikasi Lintasan Tanah Rate Sewa Tanah
Tertinggi Terendah Rata2 (m2) (Rp) (%) (Rp/Thn)
Kab. Kulon Progo
Hargomulyo 11 10000 5000 6000 62763 376578000 0.04 15,063,120
Karangwuluh 1 5000 1700 3650 25301 92348650 0.04 3,693,946
Janten 1 3500 2450 3000 15606 46818000 0.04 1,872,720
Kebonrejo 1& 2 3500 2450 3000 21708 65124000 0.04 2,604,960

Tabel 2. Data Unit dan Identifikasi Fisik Bangunan Penunjang Operasional PT. KA (Persero)
DAOP VI Yogyakarta
Thn Deskripsi Material Bangunan
Luas Jml Kondisi Tele- Listrik
Unit/Bangunan Diba Kons-
(m )
2 Lantai Umum Atap Dinding Lantai Langit2 pon (watt)
ngun truksi
Stasiun Kedundang
Bangunan Stasiun 114 1926 1 Baik Beton Gtg Biasa Batubata Keramik Asbes 1 7000
Rumah Dinas 160 1950 1 Sedang Batubata Gtg Biasa Batubata Ubin PC Asbes 0 450
Rumah Dinas 60 1950 1 Sedang Batubata Gtg Biasa Batubata Ubin PC Asbes 0 450
Genset Room 25 1990 1 Sedang Beton Beton Batubata Semen Tdk Ada 0 0
Kamar Mandi Umum 8 1990 1 Baik Batubata Gtg Biasa Batubata Ubin PC Tdk Ada 0 0

Demikian seterusnya tiap obyek diiden- fasilitas umum, rumah dinas, kantor, balai
tifikasi satu per satu, jumlah keseluruhan diklat dan berbagai operasional pendukung
obyek yang diidentifikasi untuk keperluan lainnya. Identifikasi tersebut diperlukan untuk
penilaian adalah 503 obyek, yakni bangunan mengetahui kegunaan bangunan, karakteristik
penunjang operasional yang meliputi: bangun- fisik, spesifikasi bangunan, umur/kondisi ba-
an stasiun, gudang, bengkel, genset room, ngunan, fasilitas bangunan dan data-data lain
2000 R. Edi Rianto & Wihana Kirana Jaya 337

yang diperlukan untuk mengestimasi nilai pro- sutan bangunan (baik penyusutan fisik, fungsi,
perti. Penilaian properti ini dilakukan dengan maupun ekonomi) terhadap masing-masing
mengestimasi nilai pembangunan baru dari indikasi nilai pembuatan barunya. Nilai ba-
setiap unit bangunan dengan memakai standar ngunan ini selanjutnya dijumlahkan dengan
biaya komponen bangunan yang sesuai dari nilai tanah masing-masing unit bangunan
daerah dimana properti tersebut berada. Untuk untuk menentukan nilai properti secara
memudahkan penghitungan, maka standar bia- keseluruhan.
ya komponen bangunan (DBKB) yang dipakai Analisis penentuan nilai sewa tanah dan
adalah disesuaikan dengan standar yang bangunan adalah serupa dengan analisis penen-
dipergunakan oleh Direktorat Pajak Bumi dan tuan nilai sewa tanah untuk tanah yang dipakai
Bangunan dalam menentukan nilai jual obyek untuk lintasan kereta api, yaitu dengan meng-
pajak, khususnya yang berlaku di wilayah DI alikan nilai properti dengan tingkat kapitalisasi
Yogyakarta. Formulasi biaya reproduksi baru masing-masing unit. Tingkat kapitalisasi ini
bangunan dilakukan dengan mengestimasi bervariasi tergantung dari lokasi obyek yang
biaya komponen utama bangunan, komponen dinilai, kegunaan obyek dan kondisi obyek.
penutup dan fasilitas penunjang bangunan. Cara perhitungannya adalah seperti dalam
Nilai bangunan dari masing-masing unit di- Tabel 3 berikut ini:
tentukan dengan mengurangkan tingkat penyu-

Tabel 3. Penilaian Tanah dan Bangunan dan Estimasi Nilai Sewa Bangunan Penunjang
Operasional dan Rumah Dinas
Cost Depre- Nilai Nilai Nilai Cap. Estimasi
Luas Kondisi
Unit/Bangunan Reproduction siasi Bangunan Tanah Properti Rate Nilai Sewa
(m2) Umum
New (%) (Rp) (Rp) (Rp) (%) Per Thn (Rp)
Stasiun Kedundang
Bangunan Stasiun 114 Baik 40.614.000 25% 30.460.500 233.590.500 264.051.000 0.04 10.562.040
Rumah Dinas 160 Sedang 54.188.000 40% 2.512.800 2.860.000 35.372.800 0.04 1.414.912
Rumah Dinas 60 Sedang 14.988.000 40% 8.992.800 1.072.500 10.065.300 0.04 402.612
Genset Room 25 Sedang 5.650.000 38% 3.531.250 257.400 3.788.650 0.04 151.546
Kamar Mandi Umum 8 Baik 1.792.000 25% 1.344.000 85.800 1.429.800 0.04 57.192

Demikian seterusnya dihitung nilai tanah 3. Tanah yang Dibangun dan Diperguna-
dan bangunan per stasiun yang ada di wilayah kan Swasta (pihak ke tiga)/Masyarakat
DIY berdasarkan identifikasi tanah dan atas Seijin/Tanpa Seijin PT. KA
bangunan sebelumnya (503 obyek), termasuk (Persero) DAOP VI Yogyakarta
di dalamya gudang, rumah dinas dan sebagai-
Untuk nilai sewa atas tanah yang dibangun
nya yang merupakan tanah dan bangunan PT.
dan dimanfaatkan oleh masyarakat, maka sewa
KA yang dibangun oleh PT. KA sendiri,
dikenakan terhadap tanahnya saja, yaitu dila-
karena berdasarkan perjanjian bangunan ter-
kukan dengan analisis perbandingan dan selan-
sebut sudah menjadi hak Pemda dan PT. KA
jutnya dilakukan proses pengkapitalisasian.
berstatus sebagai penyewa. Total keseluruhan
Nilai Tanah dan Bangunan (nilai properti) Identifikasi mengenai tanah yang diguna-
adalah sebesar Rp 118.840.974.865,00 dengan kan oleh masyarakat secara keseluruhan sulit
estimasi nilai sewa per tahun Rp untuk diidentifikasi, karena sebagian ada yang
6.957.617.966,00. dipergunakan tanpa seijin PT. KA. Namun
untuk mengetahui besarnya pendapatan dari
tanah yang dipergunakan oleh masyarakat/
338 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Juli

pihak ketiga dapat dideteksi dari pendapatan KESIMPULAN


yang diterima oleh PT. KA (Persero) yang
Secara keseluruhan estimasi nilai pasar
berasal dari sewa tanah. Berdasarkan hasil
wajar (market value) dan nilai sewa tahunan
laporan pendapatan dari rekening G-215 Non-
(annual rent value) atas tanah dan bangunan
Angkutan PT. KA (Persero) Daop VI
yang digunakan oleh PT. KA (Persero) Daop
Yogyakarta untuk semester I/II tahun 1999
VI D.I. Yogyakarta adalah sebagai berikut:
diperoleh pemasukan dari sewa tanah sebesar
Rp 275.045.781,00.

Estimasi Nilai Properti Estimasi Sewa Tahunan


No. Uraian
(Rp) (Rp)
1 Tanah sekitar rel/lintasan KA 68.290.678.025 4.201.371.494
2 Tanah & Bangunan Penunjang 118.840.974.865 6.957.617.966
operasional & R Dinas
3 Tanah & Bangunan yang digunakan Not Available 275.045.781
oleh pihak ketiga
JUMLAH 11.434.035.241

Beberapa catatan dan rekomendasi berke- tanah-tanahnya oleh PT. KA (Persero)


naan dengan hasil analisis diatas adalah: Daop VI D.I. Yogyakarta ini adalah
1) Hasil penilaian dalam penentuan nilai tergantung pada renegosiasi (negosiasi
pasar (market value) dan nilai sewa ulang) antara kedua belah pihak.
tahunan (annual rent value) atas properti
yang digunakan/dikuasai oleh PT KA DAFTAR PUSTAKA
(Persero) Daop VI D.I. Yogyakarta diatas American Institute of Real Estate Appraisers
adalah berdasarkan standar dan keadaan (1987), The Appraisal of Real Estate,
per 1 Januari 2000. Illinois.
2) Untuk mendapatkan suatu nilai yang “up Clifton Jr, David S (1977), Project Feasibility
to date” pada masa yang akan datang, Analysis, John Wiley & Son, Canada.
maka perlu untuk melakukan penilaian
Eckert, Joseph K (1991), Property Appraisal
kembali (revaluation) karena pergerakan
and Assessment Administration, Internatio-
nilai yang cenderung berubah dan
nal Association of Assessment Officer,
bervariasi seiring dengan keadaan
Illinois.
ekonomi, faktor eksternal dan kebijakan-
kebijakan pemerintah berkenaan dengan Gray, Clive (1997), Pengantar Evaluasi
tata guna/peruntukan tanah dan kebijakan- Proyek, Gramedia, Jakarta.
kebijakan lainnya. Lusht, Kenneth M (1991), Real Estate
3) Hasil estimasi nilai pasar (market value) Valuation–Principle and Applications,
dan nilai sewa tahunan (annual rent value) Irwin, Illinois.
properti diatas adalah didasarkan atas Newment, Donal G (1990), Engineering Eco-
estimasi normal dan wajar yang ada di nomic Analysis, Binarupa Aksara, Jakarta.
lapangan, sedangkan besarnya kontribusi
Sutojo, Siswanto (1991), Studi Kelayakan
yang akan diterima oleh Pemerintah
Proyek – Praktek dan Teori, PPM, Jakarta.
Daerah D.I. Yogyakarta atas penggunaan
2000 R. Edi Rianto & Wihana Kirana Jaya 339

Anda mungkin juga menyukai