Proposal Tak Keswa
Proposal Tak Keswa
DI SUSUN OLEH :
PUTU IRIANTA
HERU PRASETYO
PARIES SUSANTO
MADE YULIA RAHAYU
PONCO YULIANTO
MA’RUF SAHRONI
YUSUF WAHYUDI
MULYONO
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini
Kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang membaca,
serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa, dan pembaca.
Penyusun
A. Latar belakang
B. Tujuan ujuan
1. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kernampuan dalam mempersepsikan simulasi yang dilakukan
Sehingga dapat mengontrol halusinasinya.
2. Tujuan khusus
a. Klien mampu mengekspresikan pikiran dan perasaanya
b. Klien mampu meyebutka cara mengontrol halusinasinya
c. Klien dapat memilih cara mengontrol cara halusinasinya
d. Klien dapat melaksanakan cara baru yang dipilih untuk mengontrol halusinasinya
C. Waktu dan tempat
Hari/tanggal :
Jam :
Tempat :
D. Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan Tanya jawab
CL L O
P F
P
G. Pembagian tugas F
P F P F P F
1. Leader
Tugas:
a. Memimpin jalannya TAK
b. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
d. Memimpin diskusi kelompok
2. CO leader
Tugas:
a. Membuka acara
b. mendapingi leader
c. mengambil alih posisi leader jika leader bloking
d. meneyerahkan kembali posisi kepada leader
e. menutu acara diskusi
3. fasilitator
tugas:
a. memberikan stimulus dan memotifator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalan terapi
4. Observer
Tugas:
A. Tujuan
1. Klien mengenal isi halusinasi
2. Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
3. Klien mengenal frekuensi halusinasi
4. Klien mengenal perasaan bila mengalami halusinasi
B. Setting
1. Kelompok berada dirang yang tenang
2. Klien duduk melingkar
C. Alat
1. Sound system
2. Spidol
3. Papan tulis (white board)
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi:
Halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi validasi: terapis menanyakan perasaan peserta hari ini.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main
a) Masing-masing klien memperkenalkan diri: nama, nama panggilan
3. Kerja
a) Jik a klien yang mau meninggalkan kelompok harus meminta izin pada
a terapis
ad b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
a. Terapi memperkenalkan diri (nama, dan nama paggilan) terapi meminta klien
memperkenalkan nama dan nama panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang
berada di sebelah kiri terapis, searah jarum jam
b. Terapis menjelaskan yang akan dilaksanakan, yaitu masing-masing klien membagi
pengalaman tentang halusinasi yang mereka alami dengan menceritakan.:
1) Isi halusinasi
2) Waktu terjadinya
3) Frekuensi halusinasi
4) Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara berurutan dimulai
dari klien yang ada disebelah kiri terapis, seterusnya bergiliran searah jarum jam.
d. Saat seorang klien menceritakan halusinasi, setelah cerita selesai terapis
mempersilahkan klien lain untuk bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat giliran.
f. Setiap kali klien bias menceritakan halusinasinya, terapis memberikan pujian.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota kelompok.
b. Rencana tindakan lanjut
1) Terapi menganjurkan kepada peserta jika mengalami halusinasi segera
menghubungi perawat atau teman lain .
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapi membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK berikutnya yaitu
belajar mengontrol halusinasi.
2) Terapis membuat kesepakatan dengan klien dan tempat TAK berikutnya.
F. Evaluasi dan dokumentasi
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
1. Menyebutkan isi halusinasi
2. Menyebutkan waktu halusinasi
3. Menyebutkan frekuensi halusinasi
4. Menyebutkan perasaan bila halusinasi timbul
A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusnasi.
2. Klien dapat memahami dinamika halusinasi
3. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
4. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok ditempat yang tenang
C. Alat
1. Sound system
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langakh-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mempersiapkan alat
b. Mempersiapkan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapi mengucapkan salam
b. Evaluasi/validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang telah terjadi.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main
a) Lama kegiatan 45 meint
b) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal dan akhir
c) Jika akan meninggalkan kelompok, klien harus meminta izin.
3. Kerja
a. Terapi meminta masing-masing klien secar berurutan searah jarum jam menceritakan
apa yang dilakukan jika mengalami halusinasi dan apakah itu bias mengatasi
halusinasinya.
b. Setiap selesai klien menceritakan pengalamannya, terapis memberikan pujian dan
mengajak peserta lain memberikan tepuk tangan.
c. Terapi menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi saat
halusinasi muncul.
d. Terapi memperagakan cara menghardik halusinasi
e. Terapi meminta masing-masing klien memperagakan menghardik halusinasi dimulai
dari peserta disebelah kiri terapi berurutan searah jarum jam sampai semua peserta
mendapat giliran.
f. Terapi memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan saat setiap klien
bertepuk tangan saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapi menyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapi memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1) Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang sudah dipelajari jika
halusinasi muncul
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapi membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya yaitu belajar
mengontrol halusinasi dengan cara lain
2) Terapi membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
F. Evaluasi dan dokumentasi
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
1. Menyebutkan cara yang selama ini digunakan
mengatasi halusinasi
2. Menyebutkan efektifitas cara
3. Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan
menghardik
4. Memperagakan menghardik halusinasi
A. Tujuan
1. Klien dapat mengetahui jenis-jenis obat yang harus diminumnya
2. Klien mengetahui perlunya minum obat secara teratur
3. Klien mengetahui 5 benar dalam minum obat
4. Klien mengetahui efek terapi dan efek samping obat
5. Klien mengetahui jika putus minum obat
B. Setting
1. Klien duduk melingkar
2. Kelompok berada diruang yang tenang dan nyaman
C. Alat
1. Contoh obat-obatan
2. Spidol white board
3. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
3. Simulasi
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Terapi mempersiapkan alat dan temapat
b. Terapi embuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam kepada klien
b. Evaluasi/validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien hari ini.
2) Terapi menyakan apakah jadwal aktivitas telah dikerjakan (TL TAK sebelumnya)
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan TAK
2) Terapis menjelaskan aturan main TAK
a) Klien mengikuti dari awal sampai akhir
b) Jika klien akan keluar dari kelompok, harus meminta izin kepada terapis
c) Lama waktu TAK 60 mnt
3. Kerja
a. Terapi mebagikan contoh obat, sesuai obat yang diberikan kepada masing-masing
klien
b. Terapi menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur, sesuai anjuran
c. Terapi meminta klien klien untuk menjelaskan ulang pentingnya minum obat, secara
bergantian, searah jarum jam, dimulai dari klien yang berada disebelah kiri terapis
d. Terapi menjelaskan akibat jika tidak minum obat secra teratur
e. Terapis meminta klien menyebutkan secara bergantian akibat jika tidak minum obat
secara teratur
f. Terapi menjelaskan lima benar ketika menggunakan obat: benar obat, benar klien,
benar wakru, benar cara, benar dosis.
g. Terapi menjelaskan efek terapi dan efek samping masing-masing obat sesuai contoh
obat yang ada pada klien
h. Terapi meminta klien untuk menyebutkan jenis obat, dosis masing-masing obat, cara
menggunakan, waktu menggunakan, dan efek obat (efek terapi dan efek samping)
sesuai dengan contoh obat yang ada ditangan klien masing-masing. Secara berurutan
searah jarum jam, dimulai dari sebelah kiri terapis
i. Terapi memberikan pujian dan mengajak klien bertepuk tangan setiap kali klien
menyebutkan dengan benar
4. Terminasi
a. Evalusi
1) Menanyakan perasaan klien setelah mengikut TAK
2) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien untuk minum obat secara teratur
2) Menganjurkan jika ada pertanyaan lain tentang obat, klien dapat
menghubungi perawat yang saat itu bertugas
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapi menyepakati tempat dan waktu TAK
F. Evaluasi/dokumentasi
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
1. Menyebutkan pentingnya minum obat secara teratur
2. Menyebutkan akibat jika tida minum obat secara
teratur
3. Menyebutkan jenis obat
4. Menyebutkan dosis obat
5. Menyebutkan cara minum obat yang tepat
6. Menyebutkan efek terapi obat
7. Menyebutkan efek samping obat
A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan aktifitas untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal aktivitas dari pagi sampai tidur malam.
B. Setting
1. Klien duduk melingkar mengelilingi meja
2. Lingkungan tenang dan nyaman
C. Alat
1. Kertas HVS sejumlah peserta
2. Pensil
3. Spidol white board
4. White board
D. Metode
1. Diskusi
2. Latihan
E. Langkah-langkah kegiatan
1. Pesriapan
a. Terapi mempersiapkan alat dengan tempat TAK
b. Terapi membuat kontrak dengan klien
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi/validasi
1) Terapi menanyakan keadaan klien hari ini
2) Terapi menyakan pengalaman klien menerapkan cara meghardik halusinasi
c. Kontrak
1) Terapi menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapi menjelaskan aturan permainan
a) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b) Jika klien ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis
c) Waktu TAK adalah 90 menit
3. Kerja
a. Terapi menjelaskan langkah-langkah kegiatan
b. Terapi membagikan kertas satu lembar dan masing-masing sebuah pensil untuk
masing-masing klien
c. Terapi menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur dalam mencegah terjadinya
halusinasi
d. Terapi member contoh cara menyusun jadwal dengan menggambarkannya
dipapan tulis
e. Terapi meminta masing-masing klien menyusun jadwal aktivitas dari bangun pagi
sampai dengan tidur malam
f. Terapi membimbing masing-masing klien sampai berhasil menyusun jadwal
g. Terapi memberika pujian kepada masing-masing klien setelah berhasil
menyusun jadwal
4. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapi menanyakan perasaan klien setelah bias menyusun jadwal
2) Terapi memberikan pujian atas leberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut: terapi menganjurkan klien melaksanakan jadwal aktivitas tersebut
c. Kontrak yang akan dating
1) Terapi membuat kesepakatan dengan klien TAK berikutnya
2) Terapi mebut kesepakatan tampat dan waktu TAK
F. Evaluasi dan dokumentasi
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
1. Menyebutkan pentingnya aktivitas dalam mencegah
halusinasi
2. Membuat jadwal kegiatan harian
Disusun Oleh :
PUTU IRIANTA
HERU PRASETYO
PARIES SUSANTO
MADE YULIA RAHAYU
PONCO YULIANTO
MA’RUF SAHRONI
YUSUF WAHYUDI
MULYONO
REGULER 1
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2021
KONSEP TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
A. TOPIK
Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) perilaku kekerasan
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
a. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
b. Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan saat marah ( tanda dan gejala
marah)
c. Klien dapat menyebabkan reaksi yang dilakukan saat marah ( perilaku kekerasan)
d. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
2. Tujuan khusus :
a. Sesi 3 : Mencegah Perilaku Kekerasan Dengan Cara Interaksi Sosial Asertif
( Cara Verbal )
b.
C. LANDASAN TEORI
1. Defenisi Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
Sering juga disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon
terhadap suatu stressor dengan gerakan motoric yang tidak terkontrol (Yosep, 2010)
2. Rentang Respon Marah
Menurut Yosep (2010), rentang respon dari marah seperti pada gambar berikut :
Respon Adaptif......................................................Respon Maladaptif
a. Asertif, adalah perilaku yang bias menyatakan perasaan dengan jelas dan lansung, jarak
bicara tepat, kontak mata tapi tidak mengancam, sikap serius tapi tidak mengancam,
tubuh lurus dan santai, pembicaraan penuh percaya diri, bebas utnuk menolak permintaan
bebas dalam mengungkapkan alasan pribadi kepada orang lain, bias menerima penolakan
orang lain, mampu menyatakan perasaan kepada orang lain, mampu menyatakan cinta
pada orang terdekat, mampu menerima masukan/kritik dari orang lain.
b. Frustasi, merupakan respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan yang tidak realistis
atau hambatan dalam mencapai tujuan.
c. Perilaku pasif, orang yang pasif merasa haknya dibawah hak orang lain. Bila marah orang
ini akan menyembunyikan marahnya sehngga menimbulkan gangguan pada dirinya.
d. Agresif, merupakan perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk
bertindak destruktif tapi masih terkontrol.
e. Amuk (perilaku kekerasan) yaitu perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai
kehilangan control diri, sehingga individu dapat merusak diri sendiri, orng lain dan
lingkungan.
6. Penatalaksanaan Keperawatan
Seseorang perawat harus berjaga – jaga terhadap adanya peningkatan agitasi pasien,
hirarki perilaku agresif dan kekerasan.Disamping itu, perawat harus pula mengkaji efek
pasien yang berhubungan perilaku agresif.Kelengkapan pengkajian dapat membantu perawat
dalam membina hubunga terapeutik dengan pasien, mengakaji perilaku yang berpotensi
kekerasan, mengembangkan suatu perenacanaan, dan mencegah perilaku kekerasan (Yosep,
2010).Perawat dapat mengimplemtasikan berbagai intervensi untuk mencegah dan
mengelolah perilaku agresif.Intervensi dapat melalui rentang intervensi keperawtan.
a. Kesadaran Diri
Perawat harus menyadari bahwa stress yang dihadapi dapat mempengaruhi
komunikasinya dengan pasien. Bila perawat tersebut merasa letih, cemas, marah atau
apatis maka akan sulit baginya membuat pasien tertarik.
b. Pendidikan Pasien
Pendidikan yang diberikan cara berkomunikasi denga cara mengekspresikan marah
yang tepat. Banyak pasien yang mengalami kesulitan mengekspresikan perasaan,
kebutuhan, hasrat, dan bahkan kesulitan mengkomunikasikan semua ini pada orang
orang.
c. Latihan asertif
Kemampuan dasar inter personal yang harus dimiliki oleh perawat yaitu mampu
erkomunikasi secara lansung dengan setiap orang, mengatakan tidak untuk sesuatu
yang tidak beralasan, sanggup , melakukan complain, dan mengekspresikan
penghargaan dengan tepat.
d. Komunikasi
Strategi komunikasi dengan pasien agresif adalah bersikap tenang, bicara lembut,
bicara dengan tidak menhakimi, bicara netral dengan cara yang kongkrit, tunjukkan
dengan sikap respek, hindari kontak mata lansung, fasilitasi pembicaraan, dengarkan
pembicaraan, jangan terburu-buru menginterpretasikan, dan jangan membuat janji
yang tidak dapat ditepati.
e. Perubahan lingkungan
Unit perawatan sebaikna menyediakan berbagai aktivitasi seperti: membaca
kelompok program yang dapat mengurangi perilaku pasien yang tidak sesuai dan
meningkatkan adaptasi sosialnya seperti terapi aktivitasi kelompok, terapi aktivitasi
kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat
kepada sekelompok pasien yang mempunyai masalah yang sama.
f. Tindakan Perilaku
Tindakan perilaku pada dasarnya membuat kontrak dengan pasien mengenai perilaku
yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, konsekuensi yang didapat bila
konrak yang dilanggar.
E. PROSES SELEKSI
1. Hasil observasi sehari – hari diruangan
2. Informasi dari perawat ruangan
3. Hasil diskusi kelompok
4. Kontrak dengan klien untuk mengikuti kegiatan berdasarkan kesepakatan mengenai
kegiatan, tempat, dan waktu
F. STRUKTUR KELOMPOK
1. Tempat pelaksanaan
Dirumah sakit jiwa Tampan di ruangan Kuantan
2. Waktu
30 menit
3. Jumlah Anggota
Adapun jumlah seluruh anggota kelompok 14 orang yang terdiri dari
Perawat : 9
Pasien : 5
4. Alat Bantu
a. Papan tulis
b. Buku catatan
c. Jadwal kegiatan harian klein
5. Perilaku yang diharapkan.
Klien mampu :
a. Menyebut kemarahannya
b. Menyebut respon yang dirasakan saat marah ( tanda dan gejala marah)
c. Menyebut reaksi saat marah
d. Menyebut akibat perilaku kekerasan
G. PENGORGANISASIAN
Keterangan :
Leader : Mulyono
Ma’ruf Sahroni
Putu Irianta
Paries Susanto
Ponco Yulianto
H. DESKRIPSI TUGAS
1. Leader
Katalisitator, yaitu mempermudah komunikasi dan interkasi dengan menciptakan
situasi dan kondisi yang memungkinkan klien termotifasi untuk mengekspresikan
perasaannya, auxilergy Ego yaitu sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah
atau mendominasi dan koordinasi, yaitu mengarahkan proses kegiatan pencapain
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat dalam kegiatan.
2. Co Leader
Membuka acara, mendampingi leader, mengambil posisi leader jika leader blocking,
menyerahkan posisi kembali keleader dan menutup acara diskusi.
3. Terapis
Mempertahankan kehadiran peserta, mempertahankan dan meningkatkan motivasi
peserta, mencegah gangguan dan hambatan terhadap kelompok baik luar maupun
dalam kelompok, dan memberi terapis.
4. Fasilitator
Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan peserta, menuntun peserta apabila ada yang
kurang jelas, dan membantu dalam mengantisipasi masalah klien.
5. Observer
Mengidentifikasi kedalam kegiatan, mengidentifikasi strategi yang digunakan leader,
mengamati dan mencatat(jumlah anggota yang hadir
siapa yang terlambat daftar hadir siapa yang memberi pendapat atau ide topik
diskusi), mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang,
memprediksi respon anggota kelompok pada sission berikutnya.
I. KEGIATAN
a. Setting tempat
CO
LF F
Px Px
Px Px F Px F F
Keterangan :
Leader : Mulyono
Ma’ruf Sahroni
Putu Irianta
Paries Susanto
Ponco Yulianto
b. Persiapan
a. Megingatkan kembali kontrak dengan klien yang telah ikut sesi tiga
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
c. Menyiapkan media
d. Menyiapkan pasien
e. Menyiapkan tempat
c. Proses
a. Orientasi
1) Salam Terapeutik
2) Salam dari terapis kepada klien
3) Klien dan trapis memakai papan nama
b. evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta
perilaku kekerasan yang dilakukan klien sebelum TAK saat ini
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah
dilakukan
c. Kontrak
(1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara verbal untukmencegah perilaku
kekerasan
(2) Menjelaskan aturan main berikut
(a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada
terapis.
(b) Lama kegiatan 30 menit
(c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
4. Tahap kerja
a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang
lain
b. Menuliskan cara-cara yng disampaikan klien
c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan, yaitu “ saya
perlu / ingin / minta…., yang akan saya gunakan untuk …”.
d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin
c
e. Ulangi poin d sampai semua klien mencoba
f. Memberikan pujian pada peran serta klien
g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati pada
orang lain, yaitu “ Saya tidak dapat melakukan…” atau “ Saya tidak dapat
menerima jika dikatakan….”atau “ Saya kesal dikatakan seperti ….”.
h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara pada poin
d
i. Ulangi h sampai semua klien mencoba
j. Memberikan pujian terkait peran serta klien
5. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah TAK
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari
3) Memberikan pujian dan penghargaan untuk jawaban yang benar
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan interaksi sosial yang
asertif (cara verbal ), jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi
2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif
( cara verbal ) secara teratur
3) Memasukan interaksi sosial yang asertif ( cara verbal ) pada jadwal kegiatan
harian
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati untuk belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah
2) Menyepakati wakyu dan tempat TAK berikutnya
J. Proses Evaluasi
Sesi 3 : TAK
Stimulus Persepsi Perilaku Kekerasan
Kemampuan mencegah [erilaku kekerasan cara interaksi sosial asertif ( cara verbal )
No Nama klien Memperagakan Memperagakan Memperagakan cara
cara meminta cara menolak yang mengungkapkan
baik marah yang baik
1
2
3
4
5
6
7
Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan
perilaku kekerasan secara sosial : meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,
mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda (v ) jika klien mampu dan
tanda ( - ) jika klien tidak mampu
Dokumentasi :
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 3, TAK stimulasi persepsi perilaku
kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak dengan
baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien mempraktekan di ruang rawat ( buat
jadwal ).