Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

Seorang Laki - Laki Usia 61 Tahun dengan Keluhan Telinga Berdenging

Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Penyakit THT-KL


di RSUD Tugurejo Semarang

Disusun Oleh :
Salza Azen Ul Haque
H3A019014

Pembimbing :
dr. Dina Permatasari, Sp. THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROK KEPALA LEHER
RSUD TUGUREJO SEMARANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
BAB I
LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien
Nama : Tn. D
Usia : 61 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Semarang
No CM : 34-15-XX
Masuk Poli Klinik : 16 Maret 2021
TempatPemeriksaan : Poli THT RS Tugurejo Semarang
II. Anamnesis
a. Keluhan utama
Telinga kiri berdenging
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik THT RSUD Tugurejo Semarang
dengan keluhan telinga kiri berdenging sejak 2 minggu yang lalu.
Awalnya pasien mengabaikan keluhan namun lama-lama dirasa
mengganggu, suara denging seperti bunyi “ngiiiiing” dan hilang timbul,
saat muncul bisa sebentar sampai beberapa menit, pasien juga
mengeluhkan penurunan pendengaran di kedua telinga beberapa tahun
kebelakang. Nyeri telinga disangkal, keluar cairan dari telinga
disangkal, riwayat pengobatan telinga atau lainnya disangkal, pusing
berputar disangkal, riwayat bepergian dengan pesawat dan riwayat
berenang pun disangkal. Riwayat pekerjaan dengan intensitas suara
tinggi juga disangkal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat sakit yang sama pada telinga : disangkal
b. Riwayatpenyakit hidung : disangkal
c. Riwayat penyakit tenggorokan : disangkal
d. Riwayat alergi : disangkal
e. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
f. Riwayat diabetes mellitus : disangkal
g. Riwayat penyakit paru : disangkal
h. Riwayat operasi : disangkal
i. Riwayat trauma : disangkal
d. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Riwayat sakit serupa : disangkal
b. Riwayat alergi : disangkal
e. Riwayat Pribadi dan Lingkungan
Pasien memiliki kebiasaan mengorek telinga, kebiasaan saat
berenang tidak memakai penutup telinga, dikeluarga tidak ada yang
memiliki kebiasaan merokok.
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berobat menggunakan biaya BPJS.
g. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
 KU : Baik
 Kesadaran : Kompos mentis
 Status Gizi : BB : 60 kg
TB : 157 cm
IMT : 22,86 (normal)
 Vital Sign : TD : 110/80mmhg
N : 80 kali/menit,
RR : 21 kali/menit,
T : 36,5 °C
 Kulit : Sawo matang
 Kepala : Mesosefal
 Wajah : Simetris
 Mata : Refleks pupil (+/+), pupil BCR (bulat, central,
regular), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 THT : Sesuai status lokalis
 Leher : Pembesaran kelenjar limfe submandibula (-/-),
nyeri tekan kelenjar limfe submandibula (-/-),
pembesaran kelenjar limfe servikal (-/-),
pembesaran kelenjar tiroid (-/-)
 Thorax : Dalam batas normal
 Abdomen : Dalam batas normal
 Ekstremitas : Dalam batas normal, akral hangat

Status Lokalis
Telinga:
Gambar:

Bagian
Telinga kanan Telinga kiri
Telinga
Deformitas (-), hiperemis (-), Deformitas (-), hiperemis (-),
Aurikula edema (-), nyeri tarik aurikula edema (-),nyeri tarik aurikula
(-) (-)
Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-),
Daerah
fistula (-), abses (-), nyeri fistula (-), abses (-), nyeri
preaurikula
tekan tragus (-) tekan tragus (-)
Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-),
Daerah fistula (-), abses (-), nyeri fistula (-), abses (-), nyeri
retroaurikula tekan(-), nyeri ketok mastoid tekan (-), nyeri ketok mastoid
(-) (-)
Canalis Serumen (-), krusta (-), Serumen (-), krusta (-), edema
acusticus edema (-), hiperemis (-), (-), hiperemis (-), furunkel (-),
eksternus furunkel (-), sekret (-) sekret (-)
Perforasi (-), retraksi (-), Perforasi (-), retraksi (+),
Membran bulging (-), granulasi (-), bulging (-), granulasi (-), cone
timpani cone of light (+) posisi jam 7, of light (+) posisi jam 5,
injeksi (-), injeksi (-)

Hidung:
Gambar :

Pemeriksaan Hidung Hidung Kanan Hidung Kiri


Hidung Luar Bentuk (N), Inflamasi (-), Bentuk (N), Inflamasi (-),
nyeri tekan (-), nyeri tekan (-),
deformitas (-). deformitas (-).
Rinoskopi Anterior
Vestibulum N N
Dasar kavum nasi Bentuk (N), mukosa Bentuk (N), mukosa
media hiperemi (-). hiperemi (-).
Meatus nasi media Mukosa hiperemi (-), Mukosa hiperemi (-),
sekret (-), konka nasi sekret (-), konka nasi
media (N), massa (-), media (N), massa (-),
sekret (-). sekret (-).
Meatus nasi inferior Mukosa hiperemi (-), Mukosa hiperemi (-),
edema (-) edema (-)
Konka nasi inferior Mukosa hiperemi (-), Mukosa hiperemi (-),
edema (-) edema (-)
Septum nasi Deviasi (-), benda asing Deviasi (-), benda asing
(-), perdarahan (-). (-), perdarahan (-).

Tenggorokan:
Gambar :
Bagian Keterangan
Mukosa bukal hiperemis (-), massa (-)
Mukosa gigi hiperemis (-), massa (-)
Palatum durum dan
Hiperemis (-), massa (-)
palatu mole
Hiperemis (-), edema (-), massa (-), granul (-),
Mukosa faring
ulkus (-)
Tonsil Hiperemis (-), ukuran T1-T1, permukaan rata

h. Pemeriksaan Penunjang
Audiometri
i. Diagnosis banding
1. Tinnitus e.c suspect otitis media stadium oklusi tuba
2. Prebiakusis
3. Meniere disease
j. Diagnosa kerja
Tinnitus e.c suspect otitis media stadium oklusi tuba

k. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
 HCl efedrin 1% drops 4 gtt 2
 Ciprofloxacin tab 500 mg 2 dd tab 1
b. Non medikamentosa
 Hindari mengorek telinga
 Hindari suara keras
 Edukasi efek samping dekongestan (jantung berdebar)
 Diminta kembali apabila tidak terdapat perbaikan
l. Prognosis
1. Ad vitam : Dubia ad Bonam
2. Ad functionam : Dubia ad Bonam
3. Ad sanationam : Dubiaad Bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI TELINGA

Gambar 1. Anatomi telinga


a. Telingaluar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran
timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang
telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga
bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari
tulang. Panjangnya kira-kira ± 2,5 - 3cm.1 Kulit liang telinga Pada
sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen dan
rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga. Pada dua
pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. Kanalis
auricularis externus dilapisi oleh kulit yang terikat erat pada tulang rawan
dan tulang yang mendasarinya karena tidak adanya jaringan subkutan di
area tersebut. Dengan demikian daerah ini menjadi sangat peka.2
Liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulit yang sama dengan
lapisan kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi epitel skuamosa.
Kulit liang telinga merupakan lanjutan kulit daun telinga dan kedalam
meluas menjadi lapisan luar membran timpani.
Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulang rawan
dari pada bagian tulang. Pada liang telinga tulang rawan tebalnya 0,5 – 1
mm, terdiri darilapisan epidermis denganpapillanya, dermis dan
subkutanmerekatdenganperikondrium. Epidermis dari liang
telingabagiantulangrawanbiasanyaterdiridari 4 lapis yaitusel basal,
skuamosa, selgranuler dan lapisantanduk.
Lapisan liang telingabagiantulangmempunyaikulit yang lebih tipis,
tebalnyakira-kira 0,2 mm, tidakmengandung papilla, melekateratdengan
periosteum tanpalapisansubkutan,
berlanjutmenjadilapisanluardarimembran timpani dan
menutupisuturaantaratulang timpani. Ototdauntelingaterdiridari 3
buahototekstrinsik dan enambuahototintrinsik.
Ototekstrinsikterdirimusculus aurikularis anterior, musculus aurikularis
superior dan musculus aurikularis posterior. Otot-
ototinimenghubungkandauntelingadengantulangtengkorak dan kulitkepala.
Otot-ototinibersifatrudimenter, tetapi pada beberapa orang tertentuada
yang
masihmempunyaikemampuanuntukmenggerakandauntelinganyakeatas dan
kebawahdenganmenggerakanotot-ototini. Ototintrinsikterdiridarimusculus
helisis mayor, musculus helisis minor, musculus tragikus, musculus
antitragus, musculus obligusaurkularis, dan musculus
transpersusaurikularis. Otot-ototiniberhubunganbagian-bagiandauntelinga.
Perdarahan
Arteri-arteridaridauntelinga dan liang telingaluarberasaldaricabang
temporal superfisial dan aurikular posterior dariarterikarotiseksternal.
Permukaan anterior telinga dan bagianluar liang telingadidarahi oleh
cabangaurikular anterior dariarteri temporalis superfisial.
Suatucabangdariarteri auricular posterior mendarahipermukaan posterior
telinga. Banyak dijumpai anastomosis diantaracabang-cabangdariarteriini.
Pendarahankebagianlebihdalamdari liang telingaluar dan
permukaanluarmembrana timpani adalah oleh
cabangaurikulardalamarterimaksilaris interna.
Vena telingabagian anterior, posterior dan
bagiandalamumumnyabermuarakevena jugularis eksterna dan vena
mastoid. Akan tetapi, beberapa vena telingamengalirkedalam vena
temporalis superficial dan vena aurikularis posterior.
Sistemlimfatik
Kelenjarlimfaregio tragus dan bagian anterior dari auricula
mengalirkekelenjar parotid, sementarabagian posterior auricular
mengalirkekelenjarretroauricular. Regio lobulusmengalirkelenjar
cervicalis superior.2
Persarafan
Persarafantelingaluarbervariasiberupatumpangtindihantarasaraf-
sarafkutaneus dan kranial. Cabang aurikular temporalis
daribagianketigasaraf trigeminus (N.V) mensarafipermukaan anterolateral
permukaantelinga, dinding anterior dan superior liang telinga dan
segmendepanmembranatimpani.Permukaan posteromedial dauntelinga dan
lobulusdipersarafin oleh pleksusservikal nervus aurikularis mayor. Cabang
aurikularisdari nervus fasialis (N.VII), nervus glossofaringeus (N.IX) dan
nervus vagus (N.X) menyebarkedaerahkonka dan
cabangcabangsarafinimenyarafidinding posterior dan inferior liang telinga
dan segmen posterior dan inferior membrana timpani.2
b. Telinga Tengah
Telingatengahmerupakanbangunanberbentukkubus yang terdiri dari:1
1. Membran timpani; yaitumembran fibrosa tipis yang
berwarnakelabumutiara. Berbentukbundar dan
cekungbiladilihatdariarah liang telinga dan terlihatoblikterhadapsumbu
liang telinga. Membran timpani dibagiatas 2
bagianyaitubagianatasdisebut pars flaccida (membrane Sharpnell)
dimanalapisanluarnyamerupakanlanjutanepitelkulit liang
telingasedangkanlapisandalamdilapisi oleh selkubusbersilia, dan pars
tensamerupakanbagian yang tegang dan memilikisatu lapis
lagiditengah, yaitulapisan yang terdiridariseratkolagen dan sedikitserat
elastin.
2. Tulangpendengaran; yang terdiridarimaleus, inkus dan stapes.
Tulangpendengaraninidalamtelingatengahsalingberhubungan.
3. Tuba eustachius; yang
menghubungkanronggatelingatengahdengannasofaring.
c. Telingadalam

Gambar 2. Anatomi Telinga Dalam


Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah lingkaran
dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau
puncak koklea disebut helikotrema, yang berfungsi menghubungkan
perilimfa skala timpani dengan skala vestibule.1
Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan
membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea
tampak skala vestibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan
skala media (duktuskoklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala
timpani berisi perilimfa sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar
skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner Membrane)
sedangkan skala media adalah membran basalis. Pada membran ini
terletak organ corti yang mengandung organel-organel penting untuk
mekanisme saraf perifer pendengaran. Pada skala media terdapat bagian
yang berbentuk lidah yang diebut membran tektoria, dan pada membran
basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel rambut
luar dan kanalis Corti, yang membentuk organ Corti.3

B. FISIOLOGI
Proses pendengaran diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang
koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke
telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplikasikan melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian
perbandingan luas membran timpani dan daya tingkap lonjong. Energi getar
yang diamplikasi ini akan diteruskan ke stapes yang akan menggetarkan
tingkap lonjong sehigga perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran ini
diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong edolimfa, sehingga
akan menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran
tektoria. Proses ini proses ini merupakan rangsang mekanik yang akan
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal
ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan lisrik dari badan sel.
Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga
neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi
pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditoris sampai ke korteks
pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.1,3
Gambar 3. Fisiologi Pendengaran

C. OTITIS EKSTERNA DIFUSA


a. Definisi
Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang)
atau telinga cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam
liang telinga akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan
stratum korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel.1
b. Etiologi
Organisme yang paling sering ditemukan pada pasien dengan otitis
eksterna difusa adalah bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa
(Bacillus pyocaneus) dan staphylococci. Yang lebih jarang ditemukan
adalah bakteri streptococci dan Proteus vulgaris. Selain itu, jamur dapat
terlibat dalam infeksi pada telinga luar, yaitu jamur Candida albicans dan
Aspergillus niger. Otitis eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada
otitis media supuratif kronis.2,4
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu : 1,5,6
1. Derajatkeasaman (pH)
pH pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam berfungsi
sebagai protektor terhadap kuman. Peningkatan pH menjadi basa (di
atas 6.0) akan mempermudah terjadinya otitis eksterna yang
disebabkan oleh karena proteksi terhadap infeksi menurun.
2. Udara
Udara yang hangat dan lembablebihmemudahkankuman dan
jamurmudahtumbuh.
3. Trauma
Trauma ringanmisalnyamengorek-
ngorektelingadenganbendatumpulseperti cotton bud
merupakanfaktorpredisposisiterjadinya otitis eksterna.
4. Berenang
Terutamajikaberenang pada air yang tercemar. Air
kolamrenangmenyebabkanmaserasikulit dan
merupakansumberkontaminasi yang seringdaribakteri
c. Patofisiologi
Saluran telinga dapat membersihkan dirinya sendiri dengan cara
membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran
telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud bisa
mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit
yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.2
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan
penimbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau
berenang. Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau
mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi
yang cocok bagi pertumbuhan bakteri. Perubahan ini dapat juga
menyebabkan rasa gatal di liang telinga sehingga menambah kemungkinan
trauma karena garukan.2,5
Gambar 4. Patofisiologi Otitis Eksterna
d. GejalaKlinis
Gejala klinis yang terjadi pada pasien dengan otitis eksterna difusa antara
lain: 4,5
1. Rasa penuh pada telingamerupakankeluhan yang umum pada
tahapawaldari otitis eksternadifusa dan seringmendahuluiterjadinya
rasa sakit dan nyeritekandauntelinga.
2. Gatalmerupakangejalaklinik yang sangatsering dan
merupakanpendahulu rasa sakit yang berkaitandengan otitis
eksternaakut. Pada kebanyakanpenderita rasa gataldisertai rasa penuh
dan rasa tidakenakmerupakantandapermulaanperadangansuatu otitis
eksternaakuta. Pada otitis eksternakronikmerupakankeluhanutama.
3. Rasa sakit di dalamtelingabisabervariasidari yang hanyaberupa rasa
tidakenaksedikit, perasaanpenuh di dalamtelinga,
perasaansepertiterbakarhingga rasa sakit yang hebat, sertaberdenyut.
Meskipun rasa sakitseringmerupakangejala yang dominan, keluhanini
juga seringmerupakangejalaseringmengelirukan. Kehebatan rasa
sakitbisaagaknyatidaksebandingdenganderajatperadangan yang ada.
Iniditerangkandengankenyataanbahwakulitdari liang
telingaluarlangsungberhubungandengan periosteum dan perikondrium,
sehingga edema dermis menekanserabutsaraf yang mengakibatkan rasa
sakit yang hebat. Lagipula, kulit dan tulangrawan 1/3 luar liang
telingabersambungdengankulit dan
tulangrawandauntelingasehinggagerakan yang
sedikitsajadaridauntelingaakandihantarkankekulit dan tulangrawandari
liang telingaluar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebatdirasakan oleh
penderita otitis eksterna. Nyeri terutamaketikadauntelingaditarik,
nyeritekan tragus, dan ketikamengunyahmakanan. Rasa gatal dan
nyeridisertai pula keluarnyasekretencer,
beningsampaikentalpurulentergantung pada kumanataujamur yang
menginfeksi. Pada
jamurbiasanyaakanbermanifestasisekretkentalberwarnaputihkeabu-
abuan dan berbau.
4. Kurang pendengaranmungkinterjadi pada akut dan kronikdari otitis
eksternaakut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorousataupurulen,
penebalankulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama,
seringmenyumbat lumen kanalis dan
menyebabkantimbulnyatulikonduktif. Keratin yang deskuamasi,
rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang
digunakankedalamtelingabisamenutup lumen yang
mengakibatkanperedamanhantaransuara.
e. ManifestasiKlinis
Pemeriksaan fisik pada pasien biasanya menunjukkan:
1. Kulit MAE edema dan hiperemismeratasampaikemembran timpani
dengansekret pada CAE. Jika terjadi edema CAE yang hebat,
membran timpani dapattidaktampak.
2. Nyeri tekan tragus (+)
3. Nyeri tarik auricula (+)
4. Adenopati regional yang nyeri tekan6
Menurut M. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :
1. Otitis EksternaRingan:
Kulit liang telingahiperemis dan eksudat, liang telingamenyempit
2. Otitis EksternaSedang: Liang telingasempit, bengkak, kulithiperemis
dan eksudatpositif
3. Otitis EksternaKomplikasi: Pina/Periaurikulereritema dan bengkak
4. Otitis EksternaKronik: Kulit liang telinga/pina menebal, keriput,
eritemapositif
Otitis eksterna akut berlangsung kurang dari 4 minggu atau terjadi
kurang dari 4 kali dalam setahun, sedangkan otitis eksterna kronis
berlangsung selama lebih dari 4 minggu atau terjadi lebih dari 4 kali dalam
satu tahun. Pada penderita DM atau pasien dengan immunocompromised,
otitis eksterna dapat berkembang menjadi tipe maligna.7
f. Penatalaksanaan
Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat
menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian,
biasanya perlu disisipkan tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang
telinga mengandung obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah
dilumuri obat, tampon kasa disisipkan perlahan-lahan dengan
menggunakan forsep aligator. Penderita harus meneteskan obat tetes
telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari. Dalam 48 jam
tampon akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah besar.
Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotik yang paling efektif
terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik
seperti glikol propilen yang telah diasamkan bahan kimia lain, seperti
gentian violet 2% dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa
diberikan langsung ke kulit liang telinga. Setelah reaksi peradangan
berkurang, dapat ditambahkan larutan burruwi untuk membuat liang
telinga bersih dan kering.5
Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik
khususnya diperlukan jika dicurigai danya perikondritis atau kondritis
pada tulang rawan telinga. 5 Pasien harus diingatkan mengenai
kemungkinan kekambuhan yang mungkin terjadi pada pasien, terutama
setelah berenang. Untuk menghindarinya pasien harus menjaga agar
telinganya selalu kering, dengan cara menggunakan alkohol encer secara
rutin tiga kali seminggu. Pasien juga harus diingatkan agar tidak
menggaruk / membersihkan telinga dengan cotton bud terlalu sering.1,6
g. Komplikasi
1. Perikondritis
2. Selulitis
3. Dermatitis aurikularis5
h. Prognosis
Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya
sembuh dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis
ekserna dapat dengan mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis
eksterna kronis yang mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis
eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka panjang atau serius.7
BAB IV
KESIMPULAN

Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau
telinga cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga
akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit
sehingga menyumbat saluran folikel.
Organisme yang paling sering ditemukan pada pasien dengan otitis eksterna
difusa adalah bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa (Bacillus pyocaneus)
dan staphylococci. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya otitis eksterna
adalah pH liang telinga, udara, trauma, dan berenang.
Gejala klinis dapat berupa rasa penuh pada telinga, gatal, rasa sakit, dan
kurang pendengaran. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kulit MAE edema dan
hiperemis merata sampai ke membran timpani dengan sekret pada CAE. Jika
terjadi edema CAE yang hebat, membran timpani dapat tidak tampak, nyeri tekan
tragus (+), nyeri tarik auricula (+), bisa juga didaptkan adenopati regional yang
nyeri tekan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan TelingaHidungTenggorokKepalaLeher. Jakarta: FK UI. 2008.
2. Enriquez A, et al. Basic Otolaryngology. Manila: Department of
Otorhinolaryngology UP - PGH. 1993.
3. Adams G, Boies L, Higler P. BoiesBuku Ajar Penyakit THT. Jakarta:
EGC.1997.
4. Lee K.J, Essential otolaryngology: head and neck surgery. Stamford: Appleton
& Lange. 1995.
5. Abdullah F. Uji Banding
KlinisPemakaianLarutanBurruwiSaringDenganSalepIchtyol (Ichtammol) Pada
Otitis EksternaAkut. Di akses di:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6423/1/tht-farhan.pdf. Pada
tanggal 2 Februari 2021
6. Becker W, Naumann H, Pfaltz C. Ear, Nose, and Throat, A Pocket Reference.
Second, revised edition. New York: Thieme. 1994.
7. Stoppler M. Swimmer’s Ear Infection. Di akses:
http://www.medicinenet.com/otitis_externa/article.htm Pada Tanggal 2
Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai