Anda di halaman 1dari 5

Tugas Review Buku

ASPEK HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA SECARA MEDIASI DI


PENGADILAN

Penulis: Dr. Abdurrahman Konoras, S.H., M.H.

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Alternatif Penyelesaian Sengketa

Dosen: Erik Sabti Rahmawati, MA

Nama Penyusun :

Muhammad Zulfa F (18210109)

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

2021
A. INFORMASI BUKU
Judul Buku : Aspek Hukum Penyelesaian Sengketa Secara Mediasi Di Pengadilan
Penulis : Dr. Abdurrahman konoras, S.H., M,H.
Penerbit : PT RajaGrafido Persada
Cetakan : Cetakan ke-1, September 2017
Jumlah halaman : 125

B. DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

BAB II KONSEP DAN TEORI PERADILAN

1. Konsep dan Teori Negara Hukum...................................................

2. Konsep dan Teori Perlindungan Hukum.........................................

3. Konsep dan Teori Pengayoman.......................................................

4. Konsep dan Teori Cara Menyusun Gugatan ke Pengadilan............

BAB III DARI SENGKETA PERDATA KE GUGATAN PERDATA

1. Pengertian dan Pokok-pokok Sengketa Perdata..............................

2. Proses dan Prosedur Sengketa Perdata ke Gugatan Perdata...........

3. Penyelesaian Sengketa Secara Ligitasi dan Non-Ligitasi...............

4. Upaya Perdamaian dalam Penyelesaian Sengketa..........................

BAB IV BEBERAPA ASPEK TENTANG MEDIASI

1. Pengertian Mediasi..........................................................................

2. Ketentuan dan Kelemahan Mediasi.................................................

3. Mediasi dan Hukum Nasional.........................................................

4. Mediasi dan Hukum Perdagangan Internasional..............................

BAB V MEDIASI: DARI LUAR PERADILAN KE DALAM PERADILAN

1. Pengintregasian Mediasi ke Lembaga Peradilan.............................

2. Tahanan Mediasi Menurut PERMA No. 01 Tahun 2008................

3. Kesepakatan atau Ketidaksepakatan Mediasi.................................

4. Kekuatan Mengikat Mediasi...........................................................

DAFTAR PUSTAKA

Alternatif Penyelesaian Perkara 2


BIODATA PENULIS

C. RESENSI
Istilah “hukum’ dalam bahasa Inggris disebut “law” dalam bahasa Belanda disebut
“recht” dalam bahasa Perancis disebut ”droit”, istilah “hukum” sebenarnya merupakan istilah
bahasa Arab “hukm” kata jamaknya “ahkam”. Hands Wehr mengartikannya sebagai putusan
(jundgement, verdice, decision), ketetapan (provision), perintah (command), pemerintah
(government) dan kekuasaan (authority). Menurut istilah hukum adalah himpunan peraturan-
peraturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu
masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.
Dalam buku ini penulis juga menjelaskan pengertian dari sengketa, sengketa di sini
adalah suatu pertikaian atau perselisihan yang dapat berkembang menjadi suatu konflik baik
yang terjadi antara warga masyarakat seperti konflik antar tetangga (konflik vertikal) maupun
konflik antara warga masyarakat dengan penegak hukum atau (konflik horizontal). Pada
dasarnya berkembang di luar pengadilan. Sengketa, perselisihan, pertikaian, atau konflik
semacam ini belum sampai ke ranah pengadilan karena terjadi dan/atau berlangsung sebelum
diajukannya gugatan ke pengadilan.
Menurut Sarwono, Suatu gugatan yang diajukan oleh penggugat agar dapat diterima
oleh pengadilan haruslah mempunyai alasan-alasan yang kuat, yang mana salah satu alasan
yang harus dipenuhi adalah adanya pelanggaran hak dan telah merugikan penggugat. Apabila
dalam gugatan yang diajukan oleh penggugat ke pengadilan tidak mempunyai alasan-alasan
yang kuat tentang terjadinya peristiwa, maka dalam persidangan akan berakibat dinyatakan
tidak dikabulkan oleh hakim yang memeriksa perkaranya. Gugatan harus memiliki alasan-
alasan yang kuat dan jelas karena dapat dipenuhinya syarat-syarat tersebut akan memudahkan
rangkaian proses dan prosedur beracara di pengadilan lebih lanjut. Gugatan terhadap
pelanggaran hak seseorang yang menimbulkan kerugian kepada yang bersangkutan,
mendapatkan gugatan perkara perdata di pengadilan memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda dari perkara yang bersifat permohonan yang hanya ada satu pihak saja. M. Yahya
Harahap, menjelaskan, putusan yang berisi pertimbangan dan diktum penyelesaian
permohonan dituangkan dalam bentuk penetapan. Tentu ini membedakan penyelesaian yang
dijatuhkan pengadilan dalam gugatan contentiosa. Dalam gugatan perdata yang bersifat
partai, penyelesaian yang dijatuhkan bentuk keputusan atau vonis (award).

Alternatif Penyelesaian Perkara 3


Perdamaian (Dading) adalah cara menyelesaikan sengketa di antara para pihak yang
bersengketa, yang dapat terjadi sebelum persengketaan masuk ke pengadilan. Kedudukan dan
peran para pihak yang bersengketa dapat memungkinkan terwujudnya kesepakatan bersama
secara damai dan pokok persengketaan pun tidak sampai ke ranah penyelesaian secara
hukum. Menurut M. Marwan dan Jimmy P, perdamaian diartikan sebagai persetujuan untuk
menyelesaikan suatu perselisihan sengketa atau perkara supaya tidak usah diperiksa atau
diputus oleh pengadilan. Pasal 1851 KUH perdata, merumuskan bahwa perdamaian adalah
suatu perjanjian dengan mana kedua belah pihak dengan menyerahkan menjanjikan atau
menahan suatu barang mengakhiri suatu perkara yang sedang bergantung ataupun mencegah
timbulnya suatu perkara. Penyelesaian sengketa dengan cara damai merupakan proses
penyelesaian persengketaan yang terjadi diluar forum resmi atau bersifat informal. Proses ini
berlangsung lebih banyak berlandaskan pada kehendak bersama para pihak yang bersengketa,
dalam arti bahwa itikad baik para pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan
persengketaan secara damai turut menentukan. Satu pihak yang terus-menerus memaksakan
kehendak atau keinginan yang mengenai objek yang dipersengketakan tanpa alasan dan dasar
hukum yang jelas tentunya dipertanyakan itikad baiknya.
Mediasi adalah istilah yang lazim dipakai di dalam penyelesaian sengketa, baik itu
sengketa bisnis, sengketa vertikal maupun horizontal, dan lain-lainnya. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, mediasi diartikan sebagai proses pengikutsertaan pihak ketiga dalam
penyelesaian suatu perselisihan sebagai penasehat. Menurut rachmadi Usman, mediasi adalah
cara menyelesaikan sengketa diluar pengadilan melalui perundingan yang melibatkan pihak
ketiga yang bersikap netral dan tidak berpihak kepada pihak-pihak yang bersengketa serta
diterima kehadirannya oleh pihak-pihak yang bersengketa. Rumuskan bahwa mediasi adalah
proses penyelesaian perkara secara damai dengan melibatkan pihak ketiga yang netral dan
memiliki kualifikasi tertentu.
Ketika membantu menyelesaikan sengketa mediator atau penengah harus:
1. Fokus pada persoalan bukan terhadap kesalahan orang lain
2. Mengerti dan menghormati terhadap perbedaan pandangan
3. Memiliki keinginan berbagi dan merasakan
4. Bekerjasama dan menyelesaikan masalah.

D. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU


a) Kelebihan

Alternatif Penyelesaian Perkara 4


1. Buku ini sangat detail dalam menjelaskan materi, sehingga baik untuk
dijadikan reverensi.
2. Selalu ada perbandingan pendapat sehingga tidak terbatas pada satu pendapat
saja
b) Kekurangan
1. Bahasa yang digunakan terlalu ribet.
2. Bahasa kurang mudah dipahami.
3. Terdapat kesalahan ejaan kata pada buku ini.

Dosen Pengampu
Hj. Erik Sabti Rahmawati, M.A., M.Ag.
NIP. 19751108 200901 2 003

Alternatif Penyelesaian Perkara 5

Anda mungkin juga menyukai